Brilio.net - Saat sakit melanda, cara yang tepat untuk segera sembuh ialah periksa ke dokter atau istirahat yang cukup. Makan makanan penuh nutrisi juga jadi solusi untuk tangkal penyakit. Tidak lupa minum obat untuk menangkal bakteri atau virus dalam tubuh. Sayangnya, nggak semua orang doyan mengonsumsi obat. Pasalnya, rasa obat kebanyakan sangat pahit dan baunya tak jarang bikin mual. Namun mau bagaimana lagi, minum obat wajib agar segera sembuh dan dapat melanjutkan aktivitas. Show Obat normalnya dikonsumsi bareng dengan air mineral agar mudah ditelan. Namun beberapa orang memilih konsumsi obat dengan minuman lain. Salah satu alasannya agar rasa pahit dalam obat dapat berkurang. Ternyata, beberapa minuman tidak boleh dikonsumsi dengan obat. Pasalnya beberapa jenis minuman dapat mengurangi kinerja obat atau bahkan menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan lho. Berikut brilio.net merangkum beberapa minuman yang berbahaya dikonsumsi bareng obat dilansir dari berbagai sumber, Senin (4/3). 1. Susu foto: downtoearth.org.in Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap obat dengan baik, termasuk keasaman relatif di perut, ada atau tidaknya nutrisi lemak atau nutrisi lainnya, serta unsur-unsur tertentu di dalam tubuh. Selain itu, beberapa obat seperti keluarga antibiotik yang mengandung tetrasiklik akan bereaksi dengan susu. Kalsium yang terdapat dalam susu akan mengikat obat atau antibiotik sehingga mencegah penyerapan obat tersebut di dalam tubuh. 2. Kopi foto: azcentral.com Kopi adalah salah satu minuman yang mengandung kafein. Kafein dapat menimbulkan ancaman kesehatan yang serius jika diminum dengan stimulan. Hindari meminum secangkir kopi saat mengonsumsi efedrin (penekan nafsu makan), obat asma dan amfetamin. Beri jarak 2-3 jam setelah minum obat, baru kamu boleh minum kopi. 3. Minuman isotonik BACA JUGA : foto: healthkart.com Saat kamu merasa lelah dan haus selesai beraktivitas, tentunya kamu ingin meneguk minuman yang segar dan mampu mengembalikan stamina tubuh dengan cepat. Maka, minuman isotonik menjadi salah satu pilihan.Tetapi, kamu harus menghindari minum isotonik bersamaan dengan obat untuk gagal jantung dan obat-obatan hipertensi. Hal ini lantaran minuman isotonik mengandung kalium yang tinggi. Kalium berguna bagi penderita hipertensi, tetapi jika berlebihan justru membahayakan si penderita. 4. Minuman bersoda foto: ketelone.com Soda memang bukan minuman yang baik untuk kesehatan karena bisa menyebabkan kegemukan, osteoporosis bahkan mengurangi jumlah sperma. Apabila kamu meminum obat dengan minuman bersoda, bisa jadi penyerapan obat oleh tubuh menjadi tidak sempurna. 5. Alkohol foto: medicalnewstoday.com Minuman keras atau alkohol tidak baik dikonsumsi bareng obat-obatan. Pasalnya alkohol bisa menambah tekanan dalam hati. Mengonsumsi alkohol dengan obat anti histamin atau anti alergi (seperti obat alergi, flu, dan batuk) dapat menambah rasa kantuk dan memperlambat performa motorik dan mental. Konsumsi alkohol yang bersamaan dengan parasetamol juga dapat meningkatkan pendarahan pada lambung. 6. Jus jeruk foto: foodviva.com Minum obat dengan jus jeruk sebaiknya tidak dibarengi dengan obat tekanan darah, kanker, dan penurun kolesterol statin, atau obat yang digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh pascatransplantasi organ. Jus jeruk juga bahaya dikonsumsi bareng obat yang mengandung parasetamol dan propifenazon. Pasalnya jeruk mengandung furanocoumarins yang dapat menghapus enzim pemecah obat dalam tubuh. Jus jeruk yang bersifat asam kurang tepat diminum dengan propifenazon karena punya efek samping utama yaitu gangguan lambung. 7. Teh foto: Healthline.com Kandungan zat tanin yang terdapat dalam teh dapat mengikat senyawa aktif obat sehingga sukar untuk di absorpsi dan diserap tubuh. Beberapa jenis antibiotik, seperti enoxacin dan ciprofloxacin, dapat menurunkan kemampuan dan kecepatan memproses dan mengeluarkan kafein dari tubuh. Makanya minum antibiotik bareng teh, punya efek samping, seperti sakit kepala, cemas, dan peningkatan detak jantung. 8. Jus yang kaya vitamin K foto: foodviva.com Beberapa sayur dan buah seperti brokoli, kubis, selada, bayam, dan alpukat kaya akan Vitamin K. Sayur dan buah ini juga sehat dibuat jus. Namun perlu diingat, jangan minum jus yang mengandung vitamin K bersamaan dengan obat. Pasalnya obat bekerja mengencerkan darah, sedangkan vitamin K dapat membekukan darah. 9. Es cokelat atau cokelat panas. foto: foodretro.com Oabt memang pahit, tapi jangan hilangkan rasa pahit itu dengan minum es cokelat atau cokelat panas ya. beberapa jenis obat seperti Ritalin tidak boleh dikonsumsi dengan cokelat. Cokelat mengandung kafein dan theobromine. Akibat minum es cokelat atau cokelat panas usai konsumsi obat berjenis ritalin akan membuat efek cepat marah, lemas, dan meletup-letup. Jakarta - Seorang wanita di Ciputat, Tangerang Selatan, tengah dirawat karena berusaha bunuh diri dengan membakar dirinya. Hal itu ia lakukan karena usaha bunuh diri sebelumnya dengan minum obat dicampur soda gagal.Inspirasi sang wanita untuk bunuh diri dengan minum obat dan minuman bersoda kemungkinan datang dari anggapan populer bahwa dua hal tersebut berbahaya bila dicampur. Apa kata ahli tentang hal ini? Ahli ginjal dr Tunggul D. Situmorang, SpPD, KGH, mengatakan bahwa obat dan minuman bersoda pada dasarnya memang bisa menimbulkan reaksi. Hanya saja reaksi antara keduanya tidak akan menimbulkan efek fatal. "Memang ada reaksinya, tapi nggak ada ceritanya seperti itu (minum obat dengan soda -red) bikin mati," kata dr Tunggul beberapa waktu lalu dan dikutip Kamis (8/11/2018). Dijelaskan lebih jauh bahwa minuman bersoda kemungkinan bisa mengganggu proses penyerapan obat ke dalam tubuh. Nah hal yang sama juga bisa terjadi dengan susu, kopi, atau teh oleh karena itu dianjurkan minum obat dengan air putih.Air putih bisa membantu melarutkan obat yang dikonsumsi di dalam lambung sehingga proses penyerapannya menjadi lebih baik dan lebih mudah. Selain itu air putih juga tidak mengandung kalori ekstra dari gula yang mungkin tidak baik bagi beberapa orang seperti pasien diabetes contohnya.(fds/up)
Sekarang ini semakin banyak merek serta varian dari minuman bersoda. Penggemar dari jenis minuman ini juga tidak sedikit, dari anak kecil hingga kelompok usia lanjut sering mengonsumsi serta menyukai rasanya. Rasanya yang manis dan hadir dengan berbagai rasa membuat minuman ini semakin digemari dari tahun ke tahun. Bahkan diketahui bahwa rata-rata konsumsi dari minuman bersoda yaitu 9,5 galon per orang per tahun pada 1997 dan meningkat menjadi 11,4 galon per orang per tahun pada 2010. Hal ini menunjukkan bahwa minuman bersoda semakin disukai oleh banyak orang. Telah banyak memang penelitian yang menyatakan bahwa kebiasaan minum minuman bersoda mempunyai dampak buruk bagi kesehatan, seperti obesitas, yang kemudian orang yang mengalami obesitas berisiko tinggi untuk mengalami berbagai penyakit degeneratif, misalnya penyakit jantung koroner, diabetes melitus, penyakit ginjal, dan sebagainya. Tetapi apakah Anda tidak penasaran apa yang terjadi pada tubuh Anda bahkan sesaat setelah meminum minuman bersoda? Minuman soda memang tidak baik untuk dikonsumsi dan akan timbul berbagai dampaknya, malah dampaknya sudah muncul beberapa menit setelah Anda mengonsumsi minuman bersoda. Berikut adalah dampak yang disebabkan oleh minuman bersoda sesaat setelah Anda meminumnya. BACA JUGA: Benarkah Soda Buat Menstruasi Semakin Deras? Dampak minum soda 10 menit pertamaBiasanya, dalam satu kaleng minuman bersoda terdapat minimal 10 hingga 15 sendok teh gula yang setara dengan 160 sampai 240 kalori. Jumlah gula yang Anda dapatkan dari satu kaleng minuman bersoda merupakan jumlah kebutuhan gula dalam satu hari, bahkan jumlah pada minuman tersebut telah melebihi kebutuhan Anda. 10 menit pertama, mungkin beberapa dari Anda akan merasa mual karena gula yang menimbulkan rasa yang sangat manis. 20 menit kemudian, gula darah meningkatJumlah gula yang sangat banyak tersebut akan mempengaruhi kadar gula dalam darah Anda. Setelah 20 menit Anda mengonsumsi minuman bersoda, maka gula darah Anda meningkat sangat cepat. Hal ini kemudian menyebabkan peningkatan produksi hormon insulin dalam tubuh untuk merespon gula darah yang tinggi.
Bukan dengan soda atau teh, obat seharusnya diminum dengan air putih. Air putih tidak mengandung zat yang menunda penyerapan obat atau bereaksi secara negatif. Oleh sebab itu, dokter biasanya sangat menganjurkan Anda untuk minum obat dengan air putih. Selain tak menimbulkan efek negatif, air putih juga membantu menelan obat dengan lebih mudah dan mencegahnya terjebak di kerongkongan. Obat yang tersangkut di kerongkongan biasanya bisa membuat Anda mengalami peradangan dan iritasi. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk minum segelas air saat minum obat agar pil masuk dengan sempurna. Selain itu, jangan minum obat sambil berbaring. Meski Anda merasa sangat lemas untuk duduk untuk berdiri, paksakan dan minta bantuan orang lain untuk membantu Anda bangun. Berbaring membuat risiko tersedak semakin meningkat. Usahakan untuk minum obat tidak mepet dengan waktu tidur. Paling tidak, Anda perlu meminumnya 15 menit sebelum tidur untuk memberikan waktu bagi obat berjalan di kerongkongan dan masuk ke lambung. |