Bentuk verba yang berasal dari nomina pada teks tersebut adalah

Bentuk verba yang berasal dari nomina pada teks tersebut adalah
Ilustrasi buku. ©Shutterstock/Maglara

Merdeka.com - Dalam membentuk kalimat, salah satu unsur terpenting adalah verba. Tanpa adanya verba, sebuah kalimat lengkap tidak akan dapat terbentuk.

Hal ini sesuai dengan pendapat Neubold (2008: 64), bahwa “Das Verb spielt eine wichtige Rolle im Satz. Von ihm hängen die inhaltliche Aussage und der Satzbau ab. Als Satzglied hat es die Funktion des Prädikats”.

Berdasarkan kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa, "verba memegang peranan penting di dalam kalimat. Isi berita dan susunan kalimat bergantung pada verba. Sebagai anggota kalimat verba berfungsi sebagai predikat‟. Dalam bahasa Jerman, verba juga merupakan kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan.

Verba adalah sebuah kata yang menyatakan keadaan, perbuatan atau tindakan yang dapat berubah bentuk dengan sistem pengkonjugasian dalam kalimat dan berfungsi sebagai predikator. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai pengertian dan macam verba yang perlu Anda ketahui.

2 dari 6 halaman

Verba merupakan sebuah kata yang menggambarkan proses, perbuatan, keadaan, ataupun kata kerja dari suatu kalimat yang terbentuk. Verba atau kata kerja, pada umumnya, berfungsi sebagai predikat, dapat didahului oleh kata benda yang berfungsi sebagai subjek, dapat diikuti kata benda yang berfungsi sebagai objek ataupun pelengkap, dapat didahului oleh kata seperti sudah dan sedang, dan dapat didahului oleh kata seperti silakan dan tolong (Kentjono, 2010: 31), mengutip dari Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Universitas Malang.

Menurut Finoza (2004:65-66) verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Verba adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat, dalam beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri morfologis, seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah (Kridalaksana, 20011:254).

Secara sintaksis, verba pada sebuah satuan gramatikal dapat diketahui dengan cara melihat kemungkinan kata yang dapat melekatinya ataupun sebaliknya. Kata yang dapat melekatinya yaitu partikel tidak ataupun yang setara dengannya. Sementara itu, kata yang tidak dapat melekat pada kata tersebut yaitu partikel di, ke, dari, ataupun kata yang berkelas sama dengan kata itu (Kridalaksana, 2005: 51).

Jika dilihat dari unsur pembentuknya, ada beragam macam verba, di antaranya adalah macam verba dari bentuk dasar nomina, verba, ataupun ajektif. Jika dilihat dari fungsi pada tataran sintaksis ada beberapa peran, di antaranya verba yang berperan sebagai pelaku, verba yang berperan sebagai verba utama, verba yang berperan dalam perluasan nomina, ataupun verba yang berperan sebagai objek.

3 dari 6 halaman

Menurut Alwi dkk (2010:91) ciri-ciri verba dapat diketahui dengan mengamati (1) perilaku semantik, (2) perilaku sintaktis, dan (3) bentuk morfologisnya. Namun, secara umum verba dapat diidentifikasi dan dibedakan berdasarkan kelas kata yang lain, terutama dari adjektiva karena ciri-ciri sebagai berikut.

  1. Verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat atau sebagai inti predikat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain. Contoh: 
    • Pencuri itu lari.
    • Mereka sedang belajar di kamar.
    • Bom itu seharusnya tidak meledak.
    • Orang asing itu tidak akan suka masakan Indonesia. Bagian yang dicetak miring adalah predikat, yaitu bagian yang menjadi pengikat bagian lain dari kalimat itu. Fungsi dari bagian yang dicetak miring di atas adalah sebagai inti predikat.
  2. Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas.
  3. Verba khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti 'paling', misalnya verba mati atau suka tidak dapat diubah menjadi termati atau tersuka.
  4. Pada umumnya verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna kesangatan. Tidak ada bentuk seperti agak belajar, sangat pergi, dan bekerja sekali meskipun ada bentuk seperti sangat berbahaya, agak mengecewakan, dan mengharapkan sekali.

4 dari 6 halaman

Menurut Alwi dkk (2010:167-171) jika ditinjau dari segi fungsinya, verba (maupun frasa verbal) terutama menduduki fungsi predikat. Walaupun demikian, verba dapat pula menduduki fungsi lain seperti subjek, objek, dan keterangan (dengan perluasannya berupa objek, pelengkap, dan keterangan).

1. Verba dan Frasa Verbal sebagai Predikat

Telah dikemukakan bahwa verba berfungsi terutama sebagai predikat atau sebagai inti predikat kalimat. Marilah amati fungsi itu lebih lanjut.

  • Mereka bersalam-salaman dengan akrab.
  • Pekerjaannya bertani.
  • Rompi yang dikenakannya anti peluru. 

Verba bersalam-salaman, bertani, anti peluru berfungsi sebagai predikat. Verba bersalam-salaman adalah verba reduplikasi yang diikuti dengan keterangan cara dengan akrab, sedangkan verba anti peluru adalah verba majemuk yang terdiri dari dua kata yang menjadi satu kesatuan.

2. Verba dan Frasa Verbal sebagai Subjek

Pada kalimat-kalimat di bawah ini terlihat bahwa verba dan perluasannya (yang berupa objek, pelengkap, dan/ atau keterangan) dapat berfungsi sebagai subjek. Pada umumnya verba yang berfungsi sebagai subjek adalah verba inti, tanpa pewatas belakang. Jika verba ini memiliki unsur lain seperti objek dan keterangan, unsur itu menjadi bagian dari subjek. Lihatlah contoh berikut.

  • Membaca telah memperluas wawasan pikirannya.
  • Bersenam setiap pagi membuat orang itu terus sehat.
  • Makan sayur-sayuran dengan teratur dapat meningkatkan kesehatan. 

Dalam kalimat pertama, subjeknya ialah verba membaca, sedangkan dalam kalimat kedua dan ketiga subjeknya adalah frasa verba bersenam setiap pagi dan makan sayur-sayuran dengan teratur. Verba membaca dan verba berolah raga dalam kedua kalimat tersebut menempati fungsi sebagai subjek.

3. Verba dan Frasa Verbal sebagai Objek

Dalam kalimat berikut verba dan frasa verbal dengan perluasannya berfungsi sebagai objek.

  • Guru itu sedang mengajarkan menyanyi kepada murid-muridnya.
  • Doni mencoba makan tanpa nasi. 

Yang menempati fungsi objek pada kedua kalimat di atas adalah menyanyi dan makan. Verba menyanyi adalah objek dari predikat sedang mengajarkan. Verba makan diikuti oleh keterangan tanpa nasi.

4. Verba dan Frasa Verbal sebagai Pelengkap

Verba dan frasa verbal beserta perluasannya dapat berfungsi sebagai pelengkap dalam kalimat seperti terlihat pada contoh-contoh berikut.

  • Ia tidak merasa beruntung.
  • Orang itu sudah berhenti mencopet. 

Beruntung dan mencopet adalah verba yang berfungsi sebagai pelengkap dari predikat merasa dan berhenti. Masing-masing predikat itu tidak lengkap sehingga tidak dapat diterima bila tidak diikuti oleh pelengkap.

5. Verba dan Frasa Verbal sebagai Keterangan

Dalam kalimat berikut verba dan perluasannya berfungsi sebagai keterangan.

  • Andi pergi berekreasi.
  • Ibu baru saja pulang berbelanja.

Dua kalimat di atas menunjukkan adanya dua verba yang letaknya berurutan. Verba pertama merupakan predikat, sedangkan verba kedua adalah keterangan.

6. Verba yang Bersifat Atributif

Verba (bukan frasa) juga bersifat atributif, yaitu memberikan keterangan tambahan pada nomina. Dengan demikian, sifat itu ada pada tataran frasa. Perhatikan contoh berikut.

  • Anjing tidur tidak boleh diganggu.
  • Negara itu sedang berada dalam situasi berbahaya.
  • Emosi tak terkendali sangat merugikan. 

Verba tidur, berbahaya, mendesak, dan tak terkendali bersifat atributif dalam frasa nominal anjing tidur, situasi berbahaya, dan emosi tak terkendali. Setiap verba tersebut menerangkan nomina inti anjing, situasi, dan emosi. Verba yang berfungsi atributif seperti ini merupakan kependekan dari bentuk lain yang memakai kata yang. Dengan demikian, bentuk panjangnya adalah (anjing) yang tidur, (situasi) yang berbahaya, dan (emosi) yang tak terkendali.

7. Verba yang Bersifat Apositif

Verba dan perluasannya dapat juga bersifat apositif, yaitu sebagai keterangan yang ditambahkan atau diselipkan, seperti yang terdapat dalam kalimat berikut.

  • Pekerjannya, mengajar, sudah ditinggalkan. 
  • Usaha Pak Suroso, berdagang kain, tidak begitu maju.
  • Sumber pencarian penduduk desa itu, bertani dan berternak, sudah lumayan. 

Verba dan perluasannya mengajar, berdagang kain, dan bertani dan berternak dalam kalimat-kalimat di atas berfungsi sebagai aposisi. Konstruksi tersebut masing-masing menambah keterangan pada nomina pekerjaannya, dan frasa nominal usaha Pak Suroso dan sumber pencarian penduduk desa itu. Sebagaiamana dapat dilihat, verba (dengan perluasannya) yang berfungsi sebagai aposisi tersebut terletak di antara koma. Dalam membaca, notasi keterangan yang ditambahkan seperti itu biasanya direndahkan.

5 dari 6 halaman

Verba dilihat dari segi perilaku morfologisnya dibagi menjadi dua (Alwi, dkk. 2010:98) yaitu sebagai berikut;

1. Verba Asal

Verba asal adalah verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks. Hal itu berarti bahwa dalam tataran yang lebih tinggi seperti klausa ataupun kalimat, baik dalam bahasa formal maupun informasl, verba seperti itu dapat dipakai.

2. Verba Turunan

Verba turunan adalah verba yang dibentuk melalui transposisi, pengafiksan, reduplikasi (pengulangan), atau pemajemukan (pemaduan). Transposisi adalah suatu proses penurunan kata yang memperlihatkan suatu kata dari kategori sintaktis yang satu ke kategori sintaktis yang lain tanpa mengubah bentuknya. Dari nomina jalan, misalnya, diturunkan verba jalan.

6 dari 6 halaman

Dari segi sintaksisnya, ketransitifan verba ditentukan oleh dua faktor: (1) adanya nomina yang berdiri di belakang verba yang berfungsi sebagai objek dalam kalimat aktif dan (2) kemungkinan objek itu berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Dengan demikian, pada dasarnya verba terdiri atas verba transitif dan verba taktransitif. Verba taktransitif ada pula yang berpreposisi (Alwi, dkk. 2010:90).

1. Verba Transitif

Verba transitif adalah verba yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek itu dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif. Verba transitif dapat berupa:

  1. Verba Ekatransitif - Verba ekatransitif adalah verba transitif yang diikuti oleh suatu objek. Objek dalam kalimat yang mengandung verba ekatrnsiitif dapat diubah fungsinya sebagai subjek dalam kalimat pasif.
  2. Verba Dwitransitif - Verba dwitransitif adalah verba yang dalam kalimat aktif dapat diikuti oleh dua nomina, satu sebagai objek dan satunya lagi sebagai pelengkap. 
  3. Verba Semitransitif - Verba semitransitif ialah verba yang objeknya boleh ada dan boleh juga tidak.

2. Verba Taktransitif

Verba taktransitif adalah verba yang tidak memiliki nomina di belakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.

[edl]