Benjolan di payudara periksa ke dokter apa

Kanker PayudaraKanker payudara merupakan isu yang sangat menarik untuk dibahas dikarenakan angka kejadian paling banyak terjadi pada wanita, disamping kanker serviks. Dahulu kanker payudara ditahun 90an terjadi di usia dekade hanya berkisar sekitar 50-60 tahunan, dan bergeser lagi di awal tahun 2000an ke usia 40-45 tahunanan, setelah itu di tahun 2010an bergeser lagi di usia 35tahun. Saat ini, usia 25 tahun sudah datang ke dokter dengan terdiagnosa kanker payudara, dan pasien yang konsultasi ini  sudah berada di stadium lanjut.

Kenapa kanker payudara ini menjadi sebuah masalah?

Dikarenakan, banyak yang tidak sadar akan gejala yang sudah dirasakan ketika menderita kanker payudara, dan penderita yang datang untuk konsultasi sudah masuk stadium lanjut atau bahkan ada yang sudah di tahap stadium akhir. Di Samarinda sendiri, banyak penderita yang datang untuk memeriksakan payudaranya dalam keadaan yang sudah borok, parah, dan ciri-ciri lainnya yang sudah sangat tampak dan sudah menyebar ke paru-paru, batuk sesak napas, patah tulang, atau menjalar ke tulang belakang yang bisa menyebabkan lumpuh dan sebagainya.

Karena disini kita ini masih dalam tahap pengobatan, dan bagaimana kita memberikan edukasi ke masyarakat dan memberikan tindakan kepada pasien untuk mendeteksi agar tidak sampai ke stadium lanjut.

Kenapa pasien datang pada stadium lanjut?

Problem karena penyakitnya sendiri, keadaan pasiennya, keadaan psikis, dan penyakit penyerta lainnya.

- Faktor dari pasien yang pertama yaitu takut. Takut di operasi, takut di kemoterapi dan karena mereka tidak tahu jika penderita sudah terdiagnosa kanker tersebut

- Faktor keluarga, karena masih ada yang menganggap adat istiadat jika wanita sudah diangkat payudaranya, maka sudah dianggap tidak sempurna lagi

- Faktor ekonomi,tetapi karena sekarang sudah banyak asuransi dan bantuan dari pemerintah maka sudah mulai dikurangi.

- Pemberitaan medis dan non medis yang tak seimbang. berkembangnya pengobatan alternatif (non medis), selain medis. Pengobatan kanker tanpa operasi, kanker tanpa pengobatan medis, dan sebagainya.

- Sarana dan prasana untuk mendeteksi dini kanker payudara ini, yang belum lengkap jika berada diluar jangkauan (rumah sakit di kabupaten dll)

Bagaimana cara deteksi dini ?

Dengan melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Pasien bisa mengenali sendiri apalagi jika ada benjolan, nyeri ada atau tanpa benjolan. Jika ada benjolan, maka segera diperiksakan, atau ada cairan putih disaat mereka tidak dalam masa menyusui.

Pada usia 20an tahun atau masih 16an tahun datang dengan benjolan, itu masih tumor jinak. Luka, kulit payudara menebal seperti kulit jeruk, merupakan tanda benjolan yang menuju ke tahap ganas.

Pasien biasanya datang dikarenakan nyeri. Ketika benjolannya tidak nyeri, tidak datang. Padahal nyeri adalah tanda indikasi ke jaringan sekitarnya dan berarti benjolannya sudah besar.

Buat Sahabat Hermina, jika menemukan gejala yang disebutkan tadi pada area payudara maka harus segera diperiksakan dengan ahlinya. Silakan berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah onkologi kami yang berkualifikasi untuk diagnosis yang akurat sebelum memulai perawatan apa pun.

Benjolan di payudara periksa ke dokter apa

Kanker payudara menyerang secara diam-diam, bahkan tanpa adanya rasa nyeri. Tidak heran, kanker ini menjadi pembunuh kedua bagi wanita setelah kanker serviks.  Oleh sebab itu, penting untuk mengenal kanker payudara terutama untuk para wanita. Dokter Spesialis Radiologi Rumah Sakit Awal Bros Batam, dr. I Putu Widyhantara, SpRad menyatakan, kanker payudara pada umumnya diawali dengan adanya benjolan di payudara. Jika diibaratkan sebuah jam, benjolan cikal bakal penyakit terganas pada perempuan setelah kanker mulut rahim itu, muncul di bagian sisi luar atas. “Di atas angka 9 atau angka 3,” kata dokter Putu.

Umumnya, pasien tidak merasakan nyeri. “Tanda penting jika benjolan itu ganas atau berpotensi kanker adalah keluarnya cairan dari puting susu dan ada kelenjar di ketiak,” ungkapnya. Sedangkan rentang waktunya tergantung dari selnya, termasuk yang invasif atau noninvasif. Jika selnya invasif dalam jangka waktu 6 sampai 12 bulan akan membesar, tapi kalau yang non-invasif bisa lebih lama dari itu.

Menurut dokter spesialis radiologi tersebut, ada beberapa faktor risiko utama penyebab kanker payudara, yakni faktor yang tidak bisa dihindari dan faktor yang bisa dihindari. Faktor yang tidak bisa dihindari, yaitu faktor genetis atau keturunan. “Artinya ada riwayat kanker payudara di dalam keluarga, seperti ibu, nenek, atau saudaranya,” jelasnya. Sedangkan faktor yang bisa dihindari, antara lain, yang berkaitan dengan reproduksi, seperti perempuan yang tidak menikah, tidak hamil, dan tidak menyusui. Faktor risiko yang bisa dihindari lainnya adalah penggunaan KB hormonal (suntik, pil) dalam jangka yang lama. “Itu bisa memicu terjadinya aktivasi atau ketidakseimbangan hormonal di dalam parenkim yaitu kelenjar di payudara,” kata dokter Putu.

Terapi yang menggunakan hormon dan paparan radiasi dalam jumlah yang jumlah yang berulang juga bisa menyebabkan kanker payudara. “Jika terpapar radiasi yang berulang atau kena radiasi nuklir selnya akan bersifat onkogenik, bertransformasi menjadi keganasan,” paparnya.

Mengenal Kanker Payudara: Pencegahan dan Deteksi

Kanker payudara bisa dicegah. Menurut dokter Putu, langkah awal mengenal kanker payudara adalah memahami tiga strategi pencegahan kanker payudara, yaitu: primer, sekunder, dan tertier. Pencegahan primer dilakukan pada wanita sehat, dalam artian wanita yang belum terpapar faktor risiko. Pencegahannya bisa dengan cara pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Pemeriksaan SADARI bisa dimulai sejak remaja. “Pemeriksaan yang baik dilakukan 7-12 hari setelah menstruasi karena saat itu payudara lebih fleksibel dan tidak nyeri lagi,” katanya lagi.

Sedangkan bagi wanita yang telah menopause, atau tidak menstruasi lagi, dapat dilakukan kapan saja. “Usia di atas 40 tahun dianjurkan pemeriksaan mamografi sehingga akan diketahui apakah terdapat kanker jinak atau kanker ganas, sedangkan bagi remaja cukup di-USG (ultrasonografi, red),” ujar dokter spesialis tersebut. Dalam laman wikipedia, mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Sedangkan

USG medis adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ.

Pencegahan sekunder dilakukan pada wanita yang mempunyai faktor risiko. Bagi wanita di atas 35 tahun yang punya faktor risiko, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mammografi. Sedangkan pencegahan tertier dilakukan kepada wanita yang sudah ada tanda-tanda seperti benjolan di payudara, atau penebalan di payudara yang tidak sakit, sakit di payudara, terjadi lekukan di kulit payudara (seperti kulit jeruk), perubahan warna atau tekstur kulit payudara, perubahan bentuk payudara, putting susu tertarik ke dalam, atau putting susu mengeluarkan cairan abnormal. “Jika sudah begitu perlu pemeriksaan lebih spesifik, perlu tindakan operasi atau operasi dengan terapi radio terapi,” ucap dokter Putu.

Radioterapi

Radioterapi merupakan pengobatan dengan sinar- X untuk mematikan sel-sel ganas yang masih ada di area payudara. Putu juga mengingatkan kepada pasien yang pernah dioperasi agar jangan berpuas diri sehingga abai dengan kemungkinan sel-sel kankernya muncul kembali. “Disarankan USG setelah setahun dioperasi untuk memastikan apakah sel-sel kankernya muncul lagi atau tidak,” katanya.

Apakah faktor makanan bisa menyebabkan kanker payudara? “Sampai saat ini belum ada penelitian yang memastikan makanan penyebab kanker payudara, tapi faktor obesitas bisa menjadi penyebab kanker payudara,” bebernya. “Selain itu, alkohol bisa memicu kanker payudara.” Dokter spesialis radiologi tersebut menyarankan bagi wanita yang punya faktor risiko agar menghindari makanan berlemak tinggi, mengandung kolesterol tinggi, dan minuman beralkohol. “Rutinlah berolahraga agar daya tahan tubuh kuat, jika daya tahan tubuh kuat, tubuh kita bisa melawan penyakit,” tutup dokter spesialis radiologi tersebut.

Pencegahan kanker payudara dimulai dari mengenal kanker payudara lebih dalam.

Untuk berkonsultasi mengenai masalah kesehatan dan mendapat informasi paket-paket Medical Check Up, Anda dapat menghubungi Customer Care RS Awal Bros Batam di +62 813 6431 7777 atau 0778-431777 ext 1991/1992. Semoga bermanfaat.

Ilustrasi gambar oleh Annie Spratt

Bagikan ke :

Dimana tempat periksa benjolan di payudara?

Jika ditemukan benjolan di payudara sebaiknya diperiksakan ke dokter spesialis bedah. Nanti spesialis bedah akan mengirim pasien untuk melakukan pemeriksaan, salah satunya permeriksaan USG Payudara, “tutur Dokter Meitty.

Berapa biaya untuk USG payudara?

USG mammae memiliki biaya yang bervariasi, dimulai dari Rp. 250.000 hingga lebih dari Rp. 750.000 tergantung dari rumah sakit.

Periksa tumor ke dokter spesialis apa?

Dokter Spesialis Onkologi juga sering disebut sebagai spesialis kanker. Seperti namanya, onkologi adalah cabang kedokteran yang mengkhususkan diri dalam dalam mendiagnosis dan mengobati penyakit kanker.

Deteksi dini kanker payudara ke dokter apa?

Lakukan SADANIS (Periksa Payudara Klinis) Pemeriksaan dilakukan oleh dokter Spesialis Bedah Onkologi sekurang-kurangnya 3 tahun sekali atau apabila ditemukan adanya kelainan saat dilakukan pemeriksaan SADARI.