Benda yang bisa dijadikan magnet buatan adalah benda

Magnet adalah sebuah benda (dari bebatuan) yang memiliki sifat dapat menarik besi, baja, atau campuran logam lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari, magnet dimanfaatkan dalam membantu pekerjaan atau aktifitas manusia, misalnya untuk bel sekolah atau di kawasan industri, pengeras suara, pada alat-alat elektronik, dan bermanfaat sebagai penarik barang-barang bekas yang terbuat dari logam.

Tujuan pembelajaran dari materi kemagnetan ini adalah peserta didik diharapkan mampu:

1. Menunjukkan sifat-sifat magnet

2. Memaparkan teori kemagnetan

3. Mendemonstrasikan cara membuat magnet dan cara menghilangkan sifat kemagnetan

4. Menjelaskan sifat medan magnet secara kualitatif di sekitar kawat berarus listrik

5. Menyebutkan alat-alat yang bekerja dengan memanfaatkan kemagnetan

6. Mendeskripsikan cara kerja elektromagnetik dan penerapannya dalam beberapa produk teknologi

7. Menemukan penggunaan Gaya Lorentz pada beberapa alat listrik sehari-hari

Penggolongan Benda Magnetik dan Non-Magnetik

1. Benda Magnetik

Benda Magnetik merupakan benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet. Berdasarkan daya tariknya yang kuat, maka benda-benda tersebut dikenal juga dengan istilah bahan Feromagnetik.

Contoh benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet (bersifat Feromagnetik) yaitu Besi dan Baja.

2. Benda Non-magnetik

Benda non-magnetik merupakan benda-benda yang dapat ditarik oleh magnet, namun tarikannya tidak kuat.

Bersasarkan daya tarik magnetnya, benda non-magnetik dibagi menjadi 2, yaitu: Benda Paramagnetik dan Diamagnetik.

Benda Paramagnetik merupakan benda-benda yang bahannya dapat ditarik oleh magnet, namun tarikannya sangat lemah. Contoh benda-benda yang masuk golongan paramagnetik yaitu aluminium, tembaga, kaca dan kayu.

Sedangkan yang dimaksud dengan benda Diamagnetik yaitu benda-benda yang bahannya apabila didekatkan dengan magnet, maka benda terssebut akan menolak (menjauhinya). Benda yang masuk pada golongan  diamagnetik yaitu emas dan timah.

Cara Membuat Magnet

Magnet dapat dibuat dengan melalui 3 cara, yaitu Menggosok, Mengalirkan Arus DC, dan Induksi Magnet.

1#. Cara Menggosok

Dilakukan dengan cara menggosok besi maupun baja dengan magnet tetap secara searah. Besi maupun Baja dapat dijadikan magnet karena mudah ditarik kuat oleh magnet tetap, sehingga dapat dijadikan sebagai magnet buatan yang baik.

Langkah-langkah membuat magnet dengan teknik msnggosok adalah sebagai berikut:

1).  Ambil batang besi yang akan dijadikan magnet.

2).  Sediakan magnet asli yang akan digunakan untuk menggosok.

3). Arahkan ujung kutub Utara magnet asli ke permukaan batang besi maupun baja tedsebut, kemudian digosokkan secara berulang secara searah.

Dengan cara menggosok beberapa kali pada batang besi maupun baja tersebut, maka terbentuklah magnet buatan dengan masing-masing ujung memiliki kutub yang berlawanan. Ujung kutub yang terakhir bergesekan dengan ujung batang besi atau baja tersebut menjadi kutub Utara.

Lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi berikut.

Benda yang bisa dijadikan magnet buatan adalah benda
Contoh membuat magnet dengan cara menggosok

2#. Cara Mengalirkan Arus Listrik Searah (DC)

Selain dengan cara meggosok, besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan dialiri arus listrik. Besi dan baja dililiti kawat yang dihubungkan dengan sumber tegangan, dalam hal ini baterai misalnya.

Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan terpengaruh aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai. Hal ini menyebabkan magnet elementer letaknya teratur dan mengarah ke satu arah.

Dengan demikian besi atau baja tersebut dapat menjadi magnet dan mampu menarik serbuk besi yang berada di dekatnya. Sehingga magnet yang demikian ini disebut dengan magnet listrik atau elektromagnet.

Berikut ilustrasi pada proses pembuatan magnet meggunakan arus listrik:

Misalnya batang besi yang memiliki ujung A dan B dililiti kawat berarus listrik, kutub yang terbentuk tersebut bergantung pada arah arus ujung kumparan. Sebaliknya, jika arus searah putaran jarum jam, maka ujung besi tersebut terbentuk kutub selatan. Dengan demikian, ujung A menjadi kutub Utara dan B menjadi kutub Selatan atau sebaliknya.

Penentuan arah Kutub Utara dan Selatan dalam proses pembuatan magnet (benda magnetik) ini sesuai dengan kaidah tangan kanan, yang berbunyi:

“Jika arah keempat jari menunjukkan arah arus listrik, arah Ibu jari menunjukkan kutub Utara benda magnetik tersebut.”

3#. Cara Induksi

Pada proses pembuatan magnet melalui induksi, berlaku prinsip memindahkan sifat kemagnetan dari magnet asli terhadap benda yang akan dijadikan magnet buatan, dalam hal ini bisa berbahan besi atau baja.

Besi dan baja dapat dijadikan sebagai magnet buatan yang baik dengan cara induksi magnet. 

Langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

1).  Disiapkan sebuah alat penyangga magnet dan batang besi atau baja untuk proses percobaan, dalam hal ini diperlukan klem penjepit sebanyak 2 buah (penjepit untuk magnet asli dan penjepit untuk magnet buatan).

2).  Magnet asli dijepit berdekatan di atas besi atau baja yang akan dijadikan magnet.

3).  Dibiarkan dalam waktu 15-30 menit

Dengan tiga langkah sederhana di atas, maka magnet elementer yang terdapat pada besi atau baja akan mendapatkan nduksi dari magnet tetap, yang menyebabkan letaknya menjadi teratur dan mengarah ke satu arah. Sehingga besi atau baja akan menjadi maget yang dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya.

Pada pembuatan magnet secara induksi isi, ujung besi atau baja yang berdektan dengan kutub magnet batang akan terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub magnet penginduksi. 

“Apabila kutub Utara magnet batang berdekatan dengan ujung A besi atau baja, maka ujung A benda tersebut menjadi kutub Selatan dan ujung B benda menjadi kutub Utara atau sebaliknya." 

Demikian pembahasan materi kemagnetan tentang 3 cara sederhana dalam pembuatan magnet.

Magnet adalah benda yang memiliki kemampuan menarik benda–benda lain yang ada di sekitarnya. Magnet memiliki sifat kemagnetan yang mampu menarik benda-benda lain yang ada di sekitarnya.[1] Magnet merupakan suatu objek yang di dalamnya terdapat medan magnet. Magnet sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu magnítis líthos yang memiliki arti batu Magnesian. Di wilayah tersebut memiliki kandungan batu magnet, dan Magnesia itu sendiri merupakan sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu saat ini bernama Manisa. Materi pada suatu magnet memiliki wujud yang di dalamnya terdapat magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sering kita jumpai saat ini merupakan magnet buatan. Benda yang dapat ditarik lebih kuat oleh magnet yaitu bahan logam. Contoh objek yang memiliki daya tarik yang tinggi yaitu besi dan baja, sedangkan materi yang memiliki daya tarik yang rendah adalah oksigen cair.

Benda yang bisa dijadikan magnet buatan adalah benda

Pola medan magnet pada pasir besi yang ditaburkan di atas kertas.

Timbulnya gejala kemagnetan pada sebuah paku atau potongan besi yang tertarik oleh batang besi merupakan salah satu contoh adanya sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan yang ada pada batang magnet ini disebut sebagai magnet permanen. Bangsa yang pertama kali memanfaatkan magnet adalah Tiongkok dengan cara menggunakan magnet sebagai penunjuk arah atau kompas.[1] Medan magnet merupakan besaran vektor yang memiliki satuan Tesla. Sifat-sifat medan magnet yang berada di sekitar suatu magnet yaitu arah medan magnet sama dengan arah garis gaya magnet dan besar medan magnet sebanding dengan kerapatan garis gaya magnet.[2] Magnetic flux merupakan banyaknya garis tak terlihat dari gaya magnet yang mengelilingi suatu magnet. Kekuatan suatu medan magnet ditentukan oleh kepadatan medan flux atau jumlah garis per cm². Apabila garis-garis dari gaya magnet yang ditimbulkan banyak, maka hal tersebut dapat menentukan kekuatan suatu medan magnet.[3]

Pada magnet, ada dua kutub yang berlawanan arah, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Apabila suatu magnet dipotong-potong menjadi kecil, maka kutub utara dan kutub selatan akan tetap ada. Adanya kesesuaian dengan kutub utara geografi bumi, sehingga diberikan nama kutub yang mana kutub selatan mengarah ke kutub selatan geografi bumi sedangkan kutub utara mengarah ke kutub utara geografi bumi. Sifat-sifat magnet antara lain:[2]

1. Tidak semua benda dapat ditarik oleh magnet, sehingga magnet hanya bisa menarik benda–benda tertentu yang ada di sekitarnya.

2. Magnet memiliki gaya magnet yang sifatnya dapat menembus benda, yang apabila gaya magnet ini besar maka gaya magnet dapat menembus benda yang tebal.

3. Apabila ada dua magnet yang memiliki kutub berbeda, dan saling didekatkan maka mereka akan saling tarik menarik.

4. Apabila kutub yang sejenis saling didekatkan satu sama lain maka mereka akan terjadi tolak-menolak

5. Medan magnet akan membentuk gaya magnet, yang apabila sebuah benda didekatkan dengan magnet maka gaya magnet yang ditimbulkan magnetnya akan semakin besar dan sebaliknya.

6. Jika suatu magnet terus menerus jatuh dan terbakar, maka Sifat kemagnetan dapat berkurang dan bahkan hilang.

Berikut siifat-sifat medan magnet berdasarkan atomisnya, yaitu:[4]

1. Bahan Ferromagnetik

Bahan ferromagnetik dapat menimbulkan induksi yang besar, dan bahan ferromagnetik ini sangat mudah dipengaruhi medan magnet. Karena bahan ferromagnetik memiliki resultan medan magnet yang atomisnya besar. Elektron-elektron yang ada pada bahan ferromagnetik akan menimbulkan medan magnet atomis jika diberi medan magnet luar. Bahan ini mudah dibuat magnet permanen.[5]

2. Bahan Paramagnetik

Bahan paramagnetik tidak dapat dibuat magnet permanen karena bahan ini dipengaruhi oleh medan magnet luar. Sebagian kecil bahan akan melawan jika diberi medan magnet luar. Bahan parametrik dapat menimbulkan induksi yang besar pada suatu medan magnet, tetapi induksinya lebih kecil daripada bahan ferromagnetik.[6]

3. Bahan Diamagnetik

Bahan diamagnetik bersifat melawan kemagnetan dari luar sehingga sulit dipengaruhi medan magnet luar. Bahan diamagnetik akan menimbulkan induksi magnet yang kecil jika bahan diamagnetik dimasukkan ke dalam medan magnet ini diberi medan magnet.[6]

Magnet tetap merupakan magnet yang sifat kemagnetannya tetap ada kecuali terkena gangguan luar yang cukup besar misalnya pemanasan dengan suhu yang tinggi atau pemukulan yang cukup keras.[7]

Magnet tetap tidak memerlukan tenaga atau bantuan dari luar untuk menghasilkan daya magnet (berelektromagnetik).

Jenis magnet tetap selama ini yang diketahui terdapat pada:

  • Magnet neodimium: Merupakan magnet tetap yang paling kuat. Magnet neodymium (juga dikenal sebagai NdFeB, NIB, atau magnet Neo), merupakan sejenis magnet tanah jarang, terbuat dari campuran logam neodymium.
  • Magnet Samarium-Cobalt: Salah satu dari dua jenis magnet bumi yang langka, merupakan magnet permanen yang kuat yang terbuat dari paduan samarium dan kobalt.
  • Magnet Keramik
  • Plastic Magnets
  • Magnet Alnico

Magnet tidak tetap

Magnet tidak tetap merupakan magnet yang hanya muncul ketika diberi pengaruh dari luar. Jika pengaruh yang diberikan pada magnet, maka sifat magneticnya akan hilang. Misalnya suatu paku yang dililit kawat kemudian diberi aliran listrik, maka paku tersebut akan memiliki sifat kemagnetan. Tetapi apabila paku tersebut tidak dialiri arus listrik, maka sifat kemagnetannya akan hilang.[8]

Magnet tidak tetap (remanen) tergantung pada medan listrik untuk menghasilkan medan magnet. Contoh-contoh magnet tidak tetap adalah:

  • Elektromagnet.
  • Magnet induksi.
  • Magnet menempel.

Magnet buatan

Magnet buatan meliputi hampir seluruh magnet yang ada sekarang ini. Bentuk magnet buatan antara lain:

  • Magnet U
  • Magnet ladam
  • Magnet batang
  • Magnet lingkaran
  • Magnet jarum (kompas)

Jika sebuah gulungan kawat dialiri arus listrik maka gulungan tersebut akan menjadi magnet yang membentuk elektromagnet. Tetapi apabila arus listrik tersebut ditiadakan maka sifat kemagnetannya akan hilang.[9] Untuk meningkatkan medan magnet, maka bahan ferromagnetic seperti baja harus dililit dengan kumparan. Hal tersebut dapat menimbulkan terjadinya peningkatan medan magnet pada suatu kumparan. Dari seluruh kekuatan magnet kemudian diukur dengan momen magnetik. Dalam suatu material, total fluks magnetik yang dihasilkan oleh kekuatan lokal magnet diukur dengan magnetisasinya.

Cara membuat magnet antara lain:

  • Digosok dengan magnet lain secara searah.
  • Induksi magnet.
  • Magnet diletakkan pada solenoida (kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik searah (DC).

Besi merupakan bahan yang biasa dijadikan sebagai magnet, yang mana besi lebih mudah untuk dijadikan magnet daripada baja. Tetapi sifat kemagnetan yang ada pada besi lebih mudah hilang daripada baja, sehingga besi lebih sering digunakan sebagai bahan untuk membuat elektromagnet.

Untuk dapat menghilangkan sifat kemagnetan, maka dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Dibakar atau dipanaskan hingga suhu curie
  • Dibanting-banting
  • Dipukul-pukul
  • Magnet diletakkan pada solenoida (kumparan kawat berbentuk tabung panjang dengan lilitan yang sangat rapat) dan dialiri arus listrik bolak-balik (AC).
  • Antiferromagnet
  • Diamagnetik
  • Elektromagnetisme
  • Ferromagnetisme
  • Generator listrik
  • Magnetisme
  • Magnetosfer
  • Medan magnet
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI)
  • Nonmagnetik
  • Paramagnetik
  • Radiasi elektromagnetik
  • Superdiamagnetik
  • Superparamagnetik
  • Ferrimagnetik

  1. ^ a b Siswanto, Susantini, dan Jatmiko 2018, hlm. 33-34.
  2. ^ a b Siswanto, Susantini, dan Jatmiko 2018, hlm. 34-35.
  3. ^ Setiyo, Muji (2017). Listrik & Elektronika Dasar Otomotif (Basic Automotive Electricity & Electronics) (PDF). Magelang: UNIMMA Press. hlm. 96. ISBN 978-602-51079-0-0.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ Soebyakto 2017, hlm. 40.
  5. ^ Soebyakto 2017, hlm. 40-41.
  6. ^ a b Soebyakto 2017, hlm. 41.
  7. ^ Abdullah 2017, hlm. 282.
  8. ^ Abdullah 2017, hlm. 283.
  9. ^ Fundamentals of Magnetism & Magnetic Materials

  1. Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi Bandung.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  2. Siswanto, J., Susantini, E., dan Jatmiko, B. (2018). Fisika Dasar, Seri: Listrik Arus Searah dan Kemagnetan. Semarang: UPGRIS Press. ISBN 978-602-5784-14-9.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  3. Soebyakto (2017). Fisika Terapan 2 (PDF). Tegal: Badan Penerbit Universitas Pancasakti Tegal. ISBN 978-602-73169-4-2.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  • (Inggris) Cara membuat magnet tetap
  • (Indonesia) Pengertian Solenoid dan Jenis - Jenis Solenoida

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Magnet&oldid=20996085"