beda tanda mau haid dan hamil

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Banyak wanita mengalami kesulitan dalam membedakan apakah yang ia alami adalah tanda hamil ataukah tanda haid. Tak heran, karena tanda-tanda dan gejala awal kehamilan memang memiliki kemiripan dengan tanda mau haid; seperti perubahan mood, sakit punggung, sering buang air kecil, dan nyeri payudara.

Meskipun ada kemiripan, namun tanda kehamilan dan haid tersebut tetap memiliki perbedaan. Nah, perbedaan tanda hamil dan haid akan dibahas lengkap dalam artikel berikut ini.

Iklan dari HonestDocs

Gratis Ongkir Seluruh Indonesia ✔️ Bisa COD ✔️ GRATIS Konsultasi Apoteker ✔️

beda tanda mau haid dan hamil

Haid (menstruasi) adalah proses perdarahan dari vagina yang terjadi secara berulang setiap bulannya, rata-rata 28 hari sekali. Siklus menstruasi ini dialami perempuan sejak menginjak usia pubertas dan berlangsung hingga menopause. Baca: Memahami 4 Fase Siklus Menstruasi Secara Berurutan

Darah haid yang keluar sejatinya adalah peluruhan lapisan permukaan rahim karena kehamilan tidak terjadi. Sebelum keluarnya darah haid, banyak wanita mengalami gejala-gejala mau haid seperti kram, kembung, nyeri payudara, dan perubahan suasana hati.

Sekitar 20-30% wanita bahkan mengalami gejala dan tanda haid yang begitu berat, disebut PMS (premenstrual syndrome), gejalanya mencakup aspek psikologis dan fisik, seperti depresi, menangis, kelelahan, kembung, jerawatatan, nyeri payudara, dan perubahan nafsu makan termasuk mengidam makanan.

Apa kesamaan antara tanda hamil dan haid (PMS)?

Tanda-tanda dan gejala awal kehamilan memang memiliki kemiripan dengan gejala yang dialami wanita saat mendekati jadwal menstruasi. Bahkan, ketika hanya berpatokan dengan gejala berikut, maka tidak akan mungkin dapat membedakan keduanya:

  • Sakit kepala. Sakit kepala bisa menjadi gejala kehamilan, tetapi banyak wanita juga mengalami sakit kepala atau migrain sebelum haid biasa ataupun dengan PMS.
  • Nyeri punggung. Gejala ini dapat terjadi jika menstruasi semakin dekat, tetapi juga bisa menjadi tanda awal kehamilan.
  • Perubahan mood. Perubahan suasana hati umum terjadi baik pada PMS ataupun kehamilan awal. Perubahan ini dapat mencakup depresi, kecemasan, lekas marah, dan mood tak menentu.
  • Konstipasi. Hormon progesteron dapat menyebabkan gangguan pencernaan termasuk sembelit. Karena kadar progesteron meningkat selama paruh kedua siklus menstruasi, konstipasi dapat terjadi pada wanita dengan PMS atau periode menstruasi yang mendekat. Demikian juga, perubahan hormonal pada kehamilan awal juga dapat menyebabkan konstipasi.
  • Sering buang air kecil. Sering buang air kecil menjadi tanda hamil dan menstruasi.
  • Nyeri payudara. Nyeri payudara, sensitif, atau membesar, dapat terjadi pada awal kehamilan juga sebelum menstruasi. Payudara mungkin terasa berat, perih, atau lebih sensitif.

Apa perbedaan antara tanda hamil dan haid?

Meskipun terdapat sejumlah kemiripan, di sisi lain perbedaannya dapat diamati dengan memperhatikan tanda dan gejala berikut ini:

  1. Bercak darah atau spotting. Spotting ringan (tidak sampai membasahi celana dalam) kadang-kadang terjadi sekitar waktu implantasi embrio ke rahim pada awal kehamilan. Ini dikenal sebagai pendarahan implantasi. Bercak darah ini tidak sama dengan pendarahan yang banyak pada awal haid. Lebih lanjut, baca: Ciri-Ciri Flek Tanda Hamil dan Bedanya dengan Darah Haid
  2. Kelelahan. Kelelahan umum terjadi pada wanita pada tahap awal kehamilan, tetapi juga terjadi sebagai tanda PMS pada banyak wanita. Namun, kelelahan PMS umumnya hilang begitu darah haid keluar.
  3. Mengidam makanan / keengganan. Banyak wanita mengidam makanan atau nafsu makan meningkat sebelum menstruasi. Mengidam makanan dan keengganan juga khas pada kehamilan, meskipun mengidam makanan pada kehamilan sering lebih spesifik dan intens daripada saat PMS atau sebelum menstruasi.
  4. Mual dan atau muntah. Mual dan muntah lebih sering terjadi pada kehamilan awal dan jarang pada PMS atau jadwal mens yang semakin dekat.
  5. Kram. Kram perut serta rasa sakit terjadi pada banyak wanita sebelum, atau bahkan selama periode menstruasinya. Gejala-gejala ini sering sangat merepotkan bagi wanita dengan PMS. Namun, beberapa wanita biasanya hanya mengalami kram ringan pada tahap awal kehamilan.

Gejala-gejala tertentu lebih khas pada kehamilan awal, dan kurang mungkin terjadi karena mau haid atau PMS. Berikut tanda khas kehamilan:

  • Tidak menstruasi. Tidak adanya menstruasi adalah tanda utama kehamilan.
  • Perdarahan implantasi dan kram. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, selama awal kehamilan beberapa wanita mengalami perdarahan ringan disertai kram pada saat implantasi embrio di rahim. Ini sangat berbeda dengan aliran darah menstruasi biasa.
  • Keputihan. Peningkatan produksi estrogen pada kehamilan dapat menyebabkan peningkatan cairan vagina berwarna putih susu. Baca: Seperti Inilah Perbedaan Keputihan Mau Haid dan Hamil
  • Gelapnya areola atau puting. Puting susu terlihat lebih gelap dan membesar sejak satu atau dua minggu setelah pembuahan. Artinya ini menjadi tanda awal kehamilan, bukan tanda haid ataupun PMS.

Perbedaan tanda hamil dan haid di atas dapat dirasakan sebelum jadwal haid terlewati. Nah, jika jadwal haid terlampau dan hingga saat ini Anda belum menstruasi, maka lakukanlah tes kehamilan. Hasil positif menandakan kemungkinan hamil.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Terima kasih atas saran dan masukannya! Kami akan meningkatkan kualitas layanan kami agar lebih bermanfaat.

Artikel selanjutnya

Buka di app

Jakarta -

Wanita yang sedang dalam program hamil akan menunggu apakah akan segera hamil atau tidak. Sayangnya, ciri-ciri hamil muda, dan sindrom pramenstruasi (PMS) sangat mirip, sehingga sulit untuk dibedakan, Bunda.

Ciri-ciri PMS sendiri bisa dirasakan sangat mirip dengan ciri-ciri awal kehamilan lho, Bunda. Hamil atau tidak, selama seminggu setelah ovulasi setiap wanita akan menghasilkan lebih banyak hormon progesteron yang bertanggung jawab mendukung kehamilan awal serta menyebabkan sebagian besar ciri PMS seperti, nyeri payudara, hingga perubahan suasana hati.

Jika tidak hamil, wanita akan berhenti melepaskan hormon sekitar 10 hari setelah ovulasi. Saat kadar hormonnya berkurang, ciri-ciri atau gejala yang dirasakan akan mereda, lapisan rahim mengelupas, dan wanita akan mendapat menstruasi atau haid. Sementara jika hamil, wanita akan terus memproduksi hormon progesteron, dan mengalami ciri-ciri seperti PMS.

"Perbedaan antara PMS dan gejala kehamilan dini sangat mirip," kata Helen Kim, Profesor Kebidanan dan Kandungan serta Direktur Program Fertilisasi In Vitro di Universitas Chicago, dikutip dari Parents.

Bedanya ciri-ciri hamil, dan PMS

Menjelang menstruasi atau ciri-ciri awal kehamilan adalah meningkatnya kadar hormon progesteron. Tingginya kadar hormon tersebut bisa menyebabkan perubahan fisik, dan emosional. Namun ada beberapa ciri-ciri yang spesifik, yang mengindikasikan kehamilan, bukan PMS.

Mengutip What to Expect dan HealthLine, berikut ini bedanya ciri-ciri hamil muda, dan PMS:

1. Nyeri payudara

PMS: Selama PMS berlangsung, maka payudara akan membengkak serta menimbulkan rasa nyeri selama paruh kedua siklus mesntruasi. Nyeri berkisar dari ringan hingga parah, dan biasanya paling parah tepat sebelum menstruasi.

Selain itu, jaringan payudara mungkin akan terasa lebih lebih penuh, dan berat. Nyeri sering kali membaik selama menstruasi atau setelahnya karena menurunnya kadar progesteron.

Kehamilan: Payudara selama awal kehamilan mungkin terasa sakit, sensitif, atau lembut saat disentuh, serta lebih padatm dan berat. Biasanya ini akan terjadi satu hingga dua minggu setelah hamil, dan dapat berlangsung beberapa waktu seiring dengan meningkatnya kadar progesteron akibat kehamilan.

2. Perdarahan

PMS: Biasanya tidak akan mengalami perdarahan atau bercak darah jika itu PMS. Saat mengalami menstruasi, darah yang keluar terasa lebih berat, banyak, dan bisa bertahan hingga seminggu.

Kehamilan: Bagi sebagian orang, salah satu ciri awal kehamilan adalah perdarahan vagina ringan atau bercak yang biasanya berwarna merah atau cokelat tua. Ini biasanya terjadi 10 hingga 14 hari setelah pembuahan, dan biasanya tidak banyak. Bercak keluar satu-dua hari, atau lebih pendek dari periode menstruasi normal.

"Perdarahan akibat implantasi, cenderung lebih ringan dan durasinya lebih pendek daripada satu periode menstruasi. Warnanya cenderung cokelat atau merah muda, bukan merah," kata Kim.

3. Kram

PMS: Kram yang dialami saat PMS disebut dismenore dan terjadi 24 hingga 48 jam sebelum menstruasi. Rasa sakit mungkin akan berkurang selama menstruasi, dan akhirnya hilang pada akhir aliran menstruasi.

Kram menstruasi pun sering kali berkurang setelah seorang wanita melewati kehamilan pertama atau dengan seiring bertambahnya usia. Bahkan beberapa wanita diketahui mengalami lebih sering kram saat akan memasuki masa menopause .

Kehamilan: pada awal kehamilan, kram yang dialami akan terasa lebih ringan dari yang terjadi saat menstruasi, namun akan terjadi di perut bagian bawah atau punggung bawah. Selain itu, kram yang dialami ini bisa terjadi selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan selama hamil.

Jika selama hamil kram muncul disertai perdarahan atau cairan encer, serta atau dialami oleh wanita dengan riwayat keguguran, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan dan dapatkan perawatan yang tepat.

4. Perubahan suasana hati

PMS: Wanita akan mudah tersinggung, merasa sedikit kesal, sering menangis, dan merasa cemas selama PMS. Namun hal tersebut biasanya hilang setelah menstruasi dimulai. Olahraga dan banyak tidur akan mengurangi suasana yang buruk.

Kehamilan: Perubahan suasana hati selama kehamilan akan terus berlangsung hinga melahirkan. Bahkan, ibu hamil pun cenderung lebih emosional selama menjalani kehamilannya. Ibu hamil bisa saja merasa bahagian, tapi juga mengalami perasaan sedih.

5. Kelelahan

PMS: Kelelahan memang biasa terjadi selama PMS, dan hilang saat menstruasi dimulai. Akibat kelelahan ini bisa menimbulkan masalah kesulitan tidur, dan untuk mengatasinya biasakan untuk berolahraga agar tubuh menjadi lebih rileks.

Kehamilan: Saat hamil tubuh juga mengalami hal yang sama akibat peningkatan kadar hormon progesteron. Kelelahan bisa terasa lebih kuat selama trimester pertama, tetapi juga bisa berlangsung selama kehamilan. Untuk mengatasinya, pastikan untuk makan dengan baik dan banyak tidur.

"Jika Anda biasanya melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang, pertahankanlah. Olahraga adalah cara yang bagus untuk menghilangkan stres, dan stres memengaruhi kesuburan," ucap Kim.

6. Mengidam atau benci makanan

PMS: Saat PMS, wanita mungkin akan menyadari kebiasaan makannya berubah. Mereka mungkin ingin makan cokelat, karbohidrat, gula, permen, atau makanan asin. Selain itu, wanita yang akan menstruasi mungkin memiliki nafsu makan yang sangat besar, namun mengidam saat PMS tidak terjadi pada tingkat yang sama saat wanita hamil.

Kehamilan: Wanita hamil mungkin akan mengidam makanan yang sangat spesifik, dan mungkin sama sekali tidak tertarik pada makanan lain. Wanita hamil mungkin juga tidak menyukai bau, dan rasa tertentu, bahkan yang pernah disukainya. Efek ini bisa bertahan selama kehamilan.

7. Sering buang air kecil

Berbeda dengan wanita yang PMS, mungkin wanita yang sedang hamil muda akan buang air kecil sepanjang waktu. Kebutuhan untuk terus menerus buang air kecil dapat terjadi paling cepat empat minggu setelah pembuahan

Hal itu terjadi karena ginjal pada wanita hamil harus bekerja lebih keras untuk menyaring limbah ekstra dari darah. Rahim juga mulai tumbuh, dan mungkin menekan tepat kandung kemih, sehingga memicu keinginan untuk buang air kecil.

Kapan harus ke dokter?

Untuk membedakan ciri-ciri yang dirasakan PMS atau hamil dapat dilihat dengan melakukan pengujian di rumah atau menggunakan alat tes pack, Bunda. Tes kehamilan di rumah bekerja dengan mengukur kadar human chorionic gonadotropin (hCG) atau hormon kehamilan yang diproduksi plasenta dalam urine.

Meski hasilnya positif sejak pertama kali dicoba, ibu hamil sebaiknya pergi ke dokter kandungan setidaknya setelah jadwal menstruasi terlambat lebih dari satu atau dua minggu. Ini untuk memastikan hasilnya akurat.

Saat pemeriksaan, dokter kandungan akan melakukan tes darah untuk memeriksa kehamilan. Selain itu, mencari kelainan hormon seperti gangguan tiroid yang mungkin dapat mengacaukan siklus menstruasi, dan menyebabkan timbulnya gejala lain.

Jika Bunda dinyatakan hamil, maka hentikan kebiasaan buruk, dan mulailah mengonsumsi makanan bergizi seimbang, ubah pola hidup sehat, serta rutin memeriksakan kandungan ke dokter. Dengan begitu, Bunda dan bayi dalam kandungan diharapkan menjalani kehamilan yang sehat hingga persalinan mendatang.

Bunda, simak juga yuk ciri hamil yang jarang disadari lainnya dalam video berikut:

(AFN/jue)