Batik yang sistem pewarnaannya dengan menggunakan kuas atau non celup disebut

MODUL BATIK

KELAS 8

Oleh : Liliek Parjono R

SMP N 1 Piyungan Bantul

DAFTAR ISI

Hal Judul ……………………………………………………………………………………………………1

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………….2

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………….3

BAB  I

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..…4

BAB  2

MEMBATIK DENGAN PASTEL……………………………………………………………….…5

BAB  3

BATIK CELUP IKAT…………………………………………………….…………………………6

BAB  4

BATIK TULIS…………………………………………………………………………………………………………7

BAB  5

BATIK KLASIK, SEMI KLASIK DAN KONTEMPORER/MODERN…………………….…..16

BAB 6

CONTOH MOTIF BATIK……………………………………………………………….………..18

BAB 7

PERAWATAN BATIK……………………………………………………………………………19

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, rasa syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga kami dapat menyelesaikan modul batik ini. Kami berharap modul ini dapat memberi andil dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran mulok batik di sekolah dimana tujuannya adalah  untuk melestarikan budaya adiluhung bangsa/kearifan lokal yang telah diakui keberadaannya oleh UNESCO tanggal 28 September 2009

Materi dalam modul ini disajikan dengan bahasa yang insya Allah mudah dipahami disertai gambar gambar penjelas sehingga siswa mampu mengetahui apa itu batik sekaligus mampu untuk membuat batik secara sederhana

Kami menyadari bahwa modul ini belum lengkap sedetailnya tentang batik. Kritik dan saran utuk perbaikan modul ini sangat kami nantikan.Terima kasih

Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

Batik adalah karya seni rupa yang berupa gambar pada bahan tertentu (kain, kayu dll) yang dalam proses pembuatannya dengan menghalang halangi sebagian warna agar tidak meresap ke bahan  batik

Macam macam batik :

  1. Batik Celup Ikat adalah batik yang paling sederhana, proses pembuatannya cukup diikat dan dicelup warna
  2. Batik Tulis adalah batik yang dalam proses pembuatannya menggunakan alat bernama canting yang berfungsi untuk menulis/melukis  pada media batik
  3. Batik Cap adalah batik yang dalam pembuatan gambar menggunakan cap batik berwujud seperti stempel bergambar motif batik
  4. Batik printing adalah kain yang dicetak/diprint bergambar motif batik (Batik Bukan Batik)

Motif yang dipakai dalam batik terbagi menjadi :

  1. Motif geometris
  2. Motif non geometris

Perbedaan motif geometris dan non geometris adalah

Motif Geometris

Motif Non Geometris

1. Motif menggunakan ukuran yang pasti  1. Tidak menggunakan ukuran tertentu
2. Pengulangan bentuk motif, contoh : bentuk      kubus, bentuk lingkaran, segi tiga  2. Bentuk motif tidak beraturan atu berfariasi. Contoh : motif sekar jagad (terdiri dari kombinasi berbagai motif) 

Contoh motif  batik geometris

  1. Motif kawung
  2. Motif Ceplok
  3. Motif Parang
  4. Motif Truntum, dll

Contoh motif  batik non geometris

  1. Motif semen
  2. Motif Sekar Jagat
  3. Motif Wahyu Truntum
  4. Motif Leng – lengan
  5. Motif Boketan, dll

BAB 2

MEMBATIK DENGAN PASTEL

Prinsip kerja batik adalah menghalang halangi warna agar  tidak meresap pada bahan yang akan dibatik, sebelum mempelajari lebih lanjut tentang batik perlu mengetahui dahulu sistem kerjanya. Untuk itu latihan membatik dengan media pastel  adalah latihan yang paling sederhana dan paling mudah dilakukan

Bahan dan alat yang digunakan adalah kertas gambar, pensil, pastel, cat air/tinta, palet dan kuas

Langkah langkah pembuatannya adalah sebagi berikut :

  1. Membuat sket desain pada kertas gambar dengan pensil
  2. Mewarnai sket desain menggunakan pastel dengan tebal dan padat agar tidak tertembus cat
  3. Bila pewarnaan telah selesai maka kuas atau semprotkan cat air atau tinta ke atas kertas secara merata. Bagian warna pastel tidak terkena cat karena pastel mengandung minyaak yang anti air
  4. Untuk memperjelas motif jika menggunakan warna pastel terang atau warna muda catnya menggunakan warna gelap demikian juga sebaliknya jika warna pastelnya gelap menggunakan cat air yang warna terang

BAB 3

BATIK CELUP IKAT

Batik Celup Ikat adalah batik yang paling sederhana, proses pembuatannya cukup diikat dan dicelup warna, fungsi ikatan adalah untuk menghalang halangi agar warna tidak masuk pada kain.

Bahan yang dipakai adalah

  1. Kain mori
  2. Pewarna tekstil (napthol batik)

Alat yang dipakai adalah

  1. karet atau tali pengikat
  2. Jepitan pakaian
  3. Bak atau ember untuk mewarna

Macam macam teknik pembuatan batik celup ikat :

  1. Tie/Ikat dengan cara mengikat kain, didalamnya bisa diisi kelereng atau kerikil atau benda lain yang kecil. Teknik ini menghasilkan bentuk lingkaran
  2. Stitch/jahit jelujur menghasilkan bentuk garis
  3. Fold/simpul dengan cara menggulung kain atau melipat kain kemudian mengikatnya dengan tali
  4. Marbling dengan cara membentuk kain seperti bola atau kelereng kemudian diikat dengan tali menyilang
  5. Press dengan cara menlipat kain dan menjepinya dengan jepitan jemuran
  6. Knot./kancing yaitu teknik tie tetapi pengikatnya menggunakan kain itu sendiri
  7. Pleat/lipat yaitu dengan cara melipat lipar kain

Teknik pewarnaan batik celup ikat adalah :

  1. Dye yaitu dengan cara dicelup pada pewarna
  2. Colet yaitu dengan disiram atau disemprot
  3. Tabur yaitu gabungan dye dan colet

BAB  4

BATIK TULIS

Batik Tulis adalah batik yang dalam proses pembuatannya menggunakan alat bernama canting yang berfungsi untuk menulis/melukis  pada media batik

  1. Wajan kecil : adalah tempat yang digunakan untuk melelehkan lilin/malam berbahan alumunium, baja atau besi bekas   dengan ukuran kurang lebih 20 cm
  1. Kompor/Anglo : digunakan untuk memanasi wajan, kompor batik berukuran kecil dengan sumbu 4 atau 6 agar    api menyala  kecil
  1. Canting : yaitu alat untuk membatik/menuangkan malam pada kain terbuat dari lembaran kuningan atau tembaga yang dibentuk menyerupai mangkuk dan diberi pipa kecil pada ujungnya, tangkainya terbuat dari kayu

Macam macam canting :

  • Canting pola/klowong digunakan untuk membuat pola sesuai motif
  • Canting isen-isen/ceceg digunakan untuk mengisi bagian-bagian dengan motif titik-titi
  • Canting popok/tembok digunakan untuk menutup bagian motif apabila menghendaki   warna  lebih   dari satu
  1. Gawangan : adalah tempat untuk membentangkan kain jika kain yang dibatik lebar, terbuat dari kayu atau bambu tinggi kurang lebih 75 cm dan panjangnya 125 cm
  1. Kerokan : untuk mengupas lilin/malam yang tidak dikehendaki warna
  1. Dandang/panci : adalah tempat untuk merebus air saat melorod kain terbuat dari tembaga atau alumunium
  1. Sarung tangan : untuk pengamanan tangan pada saat proses pewarnaan
  1. Kayu jemuran : untuk menjemur  pada proses penjemuran

9.  Ember cuci : digunakan untuk proses pewarnaan dan pencucian kain batik

  1. Celemek : untuk alas agar malam tidak menetes di pakaian, untuk mencoba panas tidaknya malam dan untuk membersihkan sisi bawah canting
  1. Tempat duduk kecil/dingklik : digunakan untuk duduk saat membatik
  1. Solet : adalah alat untuk mengaduk larutan pewarna dan untuk membantu proses nglorod, terbuat dari kayu 40 cm
  1. Gelas Ukur : digunakan untuk mengukur isi bahan bahan warna
  1. Jegul : adalah alat untuk mewarna colet terbuat dari bambu, rotan atau kayu
  1. Spanram : adalah alat untuk merentangkan kain yang akan diwarna colet, terbuat dari kayu lunak sehingga mudah dipines, berbentuk seperti biingkai
  1. Kuas : a
  2. dalah alat untuk melukis malam pada kain, fungsinya sama dengan canting

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam membuat batik antara lain:

a.   Malam/wax/lilin

Malam merupakan bahan yang sangat berperan sekali dalam membuat batik. Sebelum digunakan membatik malam berbentuk padat setelah ditaruh dalam wajan dan dipanasi dengan kompor maka malam tersebut akan mencair. Konsentrasi cairan malam harus dijaga dengan cara mengatur besar kecilnya api kompor.

Malam memiliki beberapa jenis yang diantaranya yang biasanya dipakai adalah

  • Lilin Klowong yaitu lilin yang biasanya dipakai untuk ngengrengi berwarna coklat dengan daya rekat yang bagus
  • Lilin Tembokan yaitu lilin untuk nembok atau ngeblok, lilin berwarna kuning gelap atau coklat
  • Parafin yaitu lilin yang biasanya menimbulkan efek pecah berwarna putih dll

Untuk batik tulis kain yang digunakan sebagai media tulis dan lukis dalam membatik menggunakan kain mori yang bahan dasarnya 100% dari kapas (kain mori katun). Beberapa alasan pengrajin menggunakan kain mori diantaranya:

  • Kain mori ini tergolong kain yang cukup tipis, jika dibatili akan tembus atau batiknya akan terlihat jelas sehingga mudah untuk di terusi.
  • Memiliki penyerapan terhadap zat warna sangat bagus. Selain itu sangat mudah didapat sebab banyak terdapat dipasaran.
  • Bila kain mori tidak 100% kapas, atau bercampur bahan lain seperti nylon, biasanya kalau terkena malam panas akan mengkerut, selain itu tidak dapat menyerap zat warna dengan sempurna.

Macam macam kain mori :

  • Primisima yaitu kain yang sangat halus untuk kain batik alusan
  • Prima yaitu kain halus no 2 untuk kain batik dan cap
  • Biru (medium) yaitu kain yang sedang / agak kasar berwarna putih kebiruan untuk bahan sandang
  • Blacu yaitu kain yang kasar untuk sandang kasar berwarna agak kecoklatan
  • Birkolin yaitu kain yang halus dan kuat untuk batik lukis

Yaitu zat yang dipergunakan untuk mewarnai kain batik, zat pewarna ini dibedakan atas zat pewarna buatan/sintetis (hasil proses kimiawi) dan zat pewarna alami (dari tumbuh – tumbuhan)

C. LANGKAH PEMBUATAN BATIK TULIS

Pembuatan desain/pola batik dilakukan untuk merencanakan gambar yang akan dibuat supaya dalam proses pembatikan tidak terjadi kekeliruan

Cara pembuatan pola yaitu

  • Pola langsung  yaitu pembatik langsung mengunakan canting pada kain, biasanya dilakukan oleh  pembatik yang sudah profesional
  • Pola tidak langsung yaitu desain dibuat diatas kertas gambar (yang paling baik adalah kertas transparan/kalkir). Untuk mempermudah pemindahan keatas kain sebaiknya disain dibuat dengan tinta dan diberi keterangan warna warnanya. Setelah proses pembuatan desain selesai maka desain dipindahkan keatas kain dengan cara diblat.Disain diletakkan dibawah kain kemudian digambar dengan pensil.Untuk lebih jelas bisa  menggunakan meja kaca yang diberi lampu.

Perhatikan gambar berikut :

Sebelum membatik pada kain sebaiknya  diperhatikan hal hal sebagai berikut :

  1. Dalam proses pembatikan langkah pertama yang harus dilakukan adalah memasak malam diatas kompor dengan wajan sampai kondisi cukup panas (tidak sampai mendidih), maka sebelum dibatik diatas kain mori perlu dicoba dulu pada celemek.
  2. Malam diambil dari wajan kira kira ½ dari canting jangan sampai penuh untuk menghindari tumpah dan jangan meniup bagan atas canting
  3. Dalam membatik sebaiknya     setelah mengambil malam,  sisi bawah canting digoreskan pada tepi wajan atau pada celemek agar tidak ada tetesan malam
  4. Posisi kain kira kira 45 derajad agar malam tidak menetes namun tetap mengalir

Berikut ini hasil goresan dan kondisi malam :

Kurang panas, garis terlalu kecil dan tidak tembus

Api dibesarkan

Cukup panas, goresan sesuai ukuran canting, tembus

Api didiamkan

Terlalu panas (malam dalam wajan mengeluarkan asap), begitu digores langsung melebar (mblobor), tembus

Api dikecilkan

Langkah pembatikan pada kain :

  • Membatik klowong  : adalah membatik bagian garis pokok motif (garis kontur) dengan canting klowong, sebaiknya arah goresan dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas.

Perhatikan gambar berikut :

  • Membatik Isen Isen yaitu membatik menggunakan canting isen isen/ceceg yang lubangnya kecil untuk gambar motif, garis pendek pendek, lingkaran, titik titik
    Perhatikan gambar berikut :
  • Tembokan yaitu menutup motif agar kelihatan putih (memblok) dengan menggunakan kuas/ canting tembokan, yang baik adalah dengan lilin tembokan, untuk mendapatkan unsur pecah pecah dapat menggunakan parafin
  • Nerusi yaitu merekatkan lilin pada sisi sebaliknya untuk mendapatkan batik yang berkualitas dengan cara membalik kain dan dicanting sebagaimana proses batik

3        PEWARNAAN

Proses pewarnaan kain batik menggunakan 2 macam pewarna yaitu pewarna alami dan pewarna sintesis (kimia)

Berikut ini perbedaan antara pewarna alami dan pewarna kimia

Pewarna alami     ( batik klasik )

Pewarna Kimia

  • Aman, tidak beracun
  • Mudah didapat di alam
  • Ramah lingkungan
  • Pengerjaan agak sulit
  • Untuk mendapatkan warna tua harus dicelup berulang ulang
  • Berbahaya, beracun
  • Tahan lama, praktis
  • Tidak ramah lingkungan
  • Pengerjaan  mudah
  • Cukup sekali celup

Pewarna kimia terdiri dari 2 bagian :

  1. Asam atau naptol  (bagian 1) dengan ditambah TRO (Trukish Red Oil) dan Kostik Soda (kristal putih)
  2. Garam atau diazol ( bagian 2)

Cara kerja pewarna adalah sebagai berikut

  1. Siapkan larutan pewarna sebagai berikut :

300 gram  asam, 1 gram TRO dan 1 gram kostik soda dimasukkan dalam ember plastik dan dituangi 1 sendok air kemudian diaduk  dengan solet sampai kental seperti pasta Setelah itu dituangi air panas ½ gelas kemudian diaduk lagi. Setelah selesai tuangi dengan air satu gelas lagi maka jadilah larutan asam.

  1. Larutan Garam ( bagian 2 )

6 gram Diazol dimasukkan ember plastik kemudian dituangi air dingin sebanyak 1 ½ gelas dan diaduk sampai rata maka jadilah larutan garam

  1. Kain yang sudah diberi gambar dengan malam dibasahi dengan air (boleh dengan   air deterjen) supaya kain dapat menyerap larutan pewarna dengan rata kemudian ditiriskan tidak dijemur sampai airnya tidak menetes.
  2. Masukkan kain kedalam larutan asam ( bagian 1 ) dibolak balik sampai rata kemudian ditiriskan, dalam memasukkan kain sebaiknya tangan menggunakan sarungtangan dari karet
  3. Masukkan kain ke dalam larutan garam ( bagian 2 ) dibolak balik hingga rata sehingga timbul warna
  4. Kain dibilas dengan air bersih

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan adalah sebagi berikut :

  1. Biasanya penjual warna batik sudah menyediakan 1 paket warna untuk kain 1 meter persegi sehingga pemakai lebih mudah memilih dan mencampur warna
  2. Selama proses berlangsung diusahakan tidak terkena sinar matahari langsung
  3. Jika larutan asam dan garam tercampur atau terbalik memasukkan kainnya makan warna akan mati dan tidak bisa digunakan

Khusus pewarnaan untuk dua macam warna (batik klasik) biasanya ada proses sbb :

  1. Wedel : yaitu memberi warna dasar pada batik dengan memberi warna biru dengan cara dicelup
  2. Khusus untuk batik colet pewarnaan tahap pertama cukup menggunakan kuas dengan cara dikuas bagian bagian tertentu
  3. Pengerikan / kerok (jika diperlukan) yaitu langkah melepas malam  dengan menggunakan alat seperti pisau tumpul yang dibengkokkan seperti huruf ‘U”. langkah ini diperlukan agar batik dapat diberi warna soga
  4. Mbironi yaitu menutup bagian yang dikehendaki agar tetap berwarna biru (dengan menggunakan malam, seperti proses pembatikan awal)
  5. Nyoga yaitu memberi warna coklat

Adalah mewarna batik dengan bahan alami seperti daun daunan atau biji bijian

Terdiri 2 bagian yaitu :

1. Bahan pewarna berupa daun atau biji bijian misalnya : daun teh, daun jati, kunyit, tingi dll

2. Bahan pengunci warna misalnya ; cuka, tunjung, air kapur, kapas

Cara kerja pewarna adalah sebagai berikut

misalnya dengan daun jati muda untuk menghasilkan warna merah caranya adalah dengan  merebus daun jati kemudian setelah airnya disaring kain dimasukkan dalam air, diaduk dan ditiriskan. Untuk mendapatkan warna tua maka proses pencelupannya perlu berkali kali. Setelah itu kain dimasukkan ke dalam bahan pengunci warna dan dicuci

Hal yang perlu diperhatikan dalam mewarna alam adalah : Untuk mendapatkan warna tua maka proses pencelupannya perlu berkali kali. warna alam mudah pudar maka mencucinya memakai lerak dan dihindari menjemur di pakaian langsung di sinar matahari cukup diangin anginkan

Melorod adalah menghilangkan lilin yang menempel dalam kain dengan air panas dan soda api  atau soda abu

Adapun cara melorod adalah sebagai berikut :

  1. Siapkan air dalam wadah alumuniun dan dipanaskan sampai mendidih
  2. Masukkan soda abu dalam air dan diaduk sampai rata
  3. Masukkan kain batikan dan dicelup celupkan sampai lilinnya larut

4        Adalah membilas kain dengan air sampai bersih kemudian diangin anginkan  sampai kering

BAB  5

BATIK TULIS KLASIK, SEMI KLASIK DAN KONTEMPORER/MODERN

1. Batik tulis klasik adalah batik tulis yang pada masa dahulu pernah mengalami masa kejayaan kemudian menurun seiring kemajuan zaman. Ciri batik tulis klasik adalah : menggunakan bahan dan alat yang sederhana ( menggunakan anglo, pewarna alam) motifnya penuh makna, biasanya menggunakan warna biru, coklat dan putih, harga mahal

2. Batik tulis semi klasik adalah batik yang telah mengalami perubahan/kemajuan dalam bahan, alat, proses pembuatan dan  motifnya namun tidak meninggalkan ciri khas batik  misalnya : menggunakan kompor minyak, menggunakan pewarna kimia, motifnya ada yang mempunyai makna atau tidak, warnanya bermacam macam, harganya tidak terlalu mahal

Contoh batik semi klasik adalah batik cap

Pada awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting cap” (biasanya disebut hanya“cap” saja) mulai dikembangkan.

Canting cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola batik. Pada umumnya pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar pola atau desain di atas kain.

Batik cap juga mengalami pekembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang terbuat dari kayu ini lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang menempel pada kayu lebih tipis, dan hasil pengecapannya yang terbentukpun memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya.

Gambar cap batik

Batik Remukan

Kekayaan variasi batik memang sangat luas. Salah satu jenis teknik pembuatan batik yang cukup unik adalah batik remukan. Disebut remukan karena proses pembuatan batik ini telah dimodifikasi, yaitu dengan memecahkan malam jenis parafin pada pola batik yang telah kering, sehingga pada proses pencelupan warnanya meresap pada retakan malam yang telah terbentuk, seperti yang terlihat pada contoh gambar

3. Batik kontemporer/modern adalah batik yang telah mengalami perubahan/kemajuan dalam bahan, alat, proses pembuatan dan  motifnya misalnya : tidak ada proses penutupan kain dengan malam,menggunakan mesin pencetak baik manual/modern, menggunakan pewarna kimia, motifnya ada yang mempunyai makna atau tidak sangat beragam, warnanya bermacam macam, harganya lebih murah

Misalnya batik printing

Batik print merupakan salah satu jenis batik yang baru muncul. Tidak diketahui pasti kapan mulai dikenal, tetapi kini menjadi produksi batik dengan jumlah paling banyak jika dibanding batik cap apalagi batik tulis.

Teknik pembuatan batik print relatif sama dengan produksi sablon, yaitu menggunakan klise(kassa) untuk mencetak motif batik di atas kain. proses pewarnaannya sama dengan proses pembuatan tekstil biasa yaitu dengan menggunakan pasta yang telah dicampur pewarna sesuai keinginan, kemudian diprintkan sesuai motif yang telah dibuat. Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak melalui proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik pada umumnya, hanya saja motif yang dibuat adalah motif batik. oleh karena itu batik print merupakan salah satu jenis batik yang fenomenal, kemunculannya dipertanyakan oleh beberapa seniman dan pengrajin batik karena dianggap merusak tatanan dalam seni batik, sehingga mereka lebih suka menyebutnya kain bermotif batik.

Secara kasat mata kita dapat membedakan batik print dan batik tulis/cap dengan melihat permukaan di balik kain, biasanya kain batik print warnanya tidak meresap ke seluruh serat kain, dan hanya menempel pada permukaan kain, sehingga di balik kain masih terlihat sedikit berwarna putih.

Belakangan muncul perkembangan baru pada batik print, dengan adanya metode print malam.Metode ini dapat dikatakan perpaduan antara sablon dan batik. pada print malam, materi yang di printkan pada kain adalah malam (lilin) dan bukan pasta seperti batik print konvensional. setelah malam menempel, kemudian kain tersebut melalui proses pencelupan seperti pembuatan batik pada umumnya

BAB 6

CONTOH MOTIF BATIK

Motif Geometrik

Motif Non Geometrik

BAB 7

PERAWATAN BATIK

Daur ulang malam

Pada umumnya para pembatik dapat mendaur ulang sisa malam yang telah digunakan menjadi malam baru yang dapat dipakai kembali. Setelah batik dilorod (direbus), maka malam akan terlepas dari kain dan terdapat di permukaan air. Hal ini terjadi karena malam (lilin) yang merupakan lemak memilikimassajenis lebih kecil dari air. Jika air telah dingin maka malampun akan beku dan dapat diambil. Diusahakan air yang terbawa seminimal mungkin, kemudian malam bekas tersebut dicampur dengan BPM (Paraffin/kendal) yang merupakan sisa/ampas dari pembuatan minyak goreng. Bahan lainnya adalah Gondorukem yaitu getah pohon pinus. Jika ingin membuat batik dengan motif garis yang sangat tipis dan halus (ngawat)  maka dapat dicampur dengan damar yaitu getah dari pohon meranti. Semua bahan tersebut direbus hingga larut semua yaitu sekitar 5-7 jam. Setelah itu malam yang telah jadi dicetak dan siap digunakan.

Berikut cara perawatan kain batik

Untuk mempertahankan agar warna batik tetap baik dan tidak pudar perlu cara cara tertentu yaitu sbb:

  1. Hindari mencuci menggunakan sabun deterjen karena sifatnya terlalu keras dalam mengikis warna yang paling baik adalah menggunakan lerak, atau shampo rambut
  2. Saat mencucu tidak pelu disikat cukup dikucek secara lembut, tidak perlu diperas dan hindarai menggunakan mesin cuci
  3. Hindari menjemur di terik matahari, cukup diangin anginkan
  4. Hindari menyeretika secara langsung tapi seterika bagian dalam saja atau dilapisi kain bersih lain
  5. Hindari pengharun badan yang merusak warna