Bandingkan negara Indonesia dan Singapura

Kamis, 07 Juli 2022 - 12:42 WIB

Presiden Jokowi meminta, semua pihak termasuk masyarakat untuk tidak puas karena pemerintah berhasil menahan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia agar tidak mengalami kenaikan. Foto/Dok

MEDAN - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) meminta, semua pihak termasuk masyarakat untuk tidak puas karena pemerintah berhasil menahan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia. Pasalnya pada beberapa negara harga BBM sudah melambung tinggi.

Baca Juga: Harga BBM di Indonesia Lebih Murah dari Negara Lain, Jokowi: Karena Kita Tahan Terus

Hal ini disampaikan Jokowi saat menghadiri Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 Tahun 2022 di Lapangan Merdeka, Kota Medan pada hari ini Kamis 7 Juli 2022. Awalnya Jokowi menerangkan, bahwa terjadi kenaikan di berbagai sektor khususnya minyak mentah akibat pandemi dan konflik Rusia-Ukraina.

"Minyak (mentah) saat normal dulu sebelum pandemi harganya USD60 sekarang ini USD110 - USD120 per barel, sudah dua kali lipat hati-hati," ujar Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/7/2022).Jokowi pun mengungkapkan, bahwa saat ini pemerintah masih bisa menahan harga BBM di Indonesia khusus Pertalite agar tidak mengalami kenaikan. Namun, Jokowi meminta semua pihak tidak merasa puas."Negara kita ini masih tahan untuk tidak menaikkan yang namanya Pertalite. Negara lain, bensin itu sudah berada di angka Rp31 ribu, Jerman Singapura sudah Rp31 ribu, Thailand sudah Rp20 ribu, kita masih Rp7.650 karena apa? disubsidi oleh APBN," kata Jokowi disambut tepuk tangan.

Baca Juga: Kenaikan Harga BBM di Depan Mata, Jokowi ke Sri Mulyani: Tahan Sampai Berapa Hari?

Namun, secara tiba-tiba Jokowi memberhentikan euforia tersebut. Dan meminta semua pihak waspada akan adanya kenaikan. "Jangan tepuk tangan dulu ini. Kita masih kuat dan kita berdoa supaya masih kuat memberi subsidi, kalau sudah tidak kuat mau bagaimana lagi, ya kan?," katanya.Jokowi pun mengingatkan, bahwa saat ini Indonesia masih mengimpor minyak dari negara lain. Maka secara tidak langsung kenaikan harga akan terjadi dan bisa berdampak pada Indonesia.

"Artinya apa? kalau harga diluar naik, kita juga harus membayar lebih banyak. Supaya kita semua ngerti masalah ini," katanya.

(akr)

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Nurdadi Saleh mengatakan bahwa pelayanan kesehatan di Indonesia tidak dapat dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura. Selain karena masih kekurangan dokter, kondisi itu juga dipengaruhi oleh situasi Indonesia yang tidak mendukung hal itu.

Hal itu disampaikan Nurdadi menanggapi komentar pendengar Sindo Radio dalam diskusi bertajuk Dokter Juga Manusia yang diselenggarakan Sindo Radio di Jakarta, Sabtu (30/11/2013). Pendengar tersebut mengatakan, dokter di Indonesia cenderung menjejali pasien dengan obat-obatan. Pelayanan dokter di Indonesia dianggap masih kalah dengan dokter-dokter di Singapura.

“Masalahnya dokter Singapura mendapatkan satu hari tiga sampai lima pasien. Di puskesmas di Jakarta, Kartu Jakarta Sehat 200 pasien. Hitung saja kalau pasiennya 100 orang, seorangnya 10 menit, jadi 100 menit. Jadi, jangan mengaca kepada Singapura,” kata Nurdadi.

Ia mengatakan, Singapura tergolong negara maju di Asia Tenggara yang memiliki infrastruktur dan fasilitas kesehatan memadai. Menurut dia, pelayanan di suatu negara juga dipengaruhi oleh keadaan negara tersebut.

“Dokter kan bukan hidup sendiri, di tengah-tengah masyarakat yang jalanannya macet, anggota dewannya masih ada yang tidak beres. “Jangan kita jadikan, ‘Hai dokter, jadilah dewan penyelamat umat manusia yang hidup di gelimangan kacau-balau ini’,” ujar Nurdadi.

Dalam diskusi yang sama, Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia dokter Marius Wijayarta mengatakan, ada 454 pengaduan terkait pelayanan kesehatan yang diterima yayasannya dalam kurun waktu 1999-2012. Dari ratusan kasus tersebut, 66 persen di antaranya merupakan kasus yang berkaitan dengan pelayanan dokter.

Marius mengatakan, sebanyak 40 persen dari total kasus yang diterima YPKKI berasal dari laporan dokter atau keluarga dokter. “Setelah kita pilah-pilah, 40 persen lebih dokter dan keluarga menjadi korban. Nah kalau dokter saja bisa jadi korban, bagaimana masyarakat awam?” kata Marius

Antara/HO/Humas UMY Hamim Thohari

Wakil Presiden Jusuf Kalla

Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kepemimpinan yang kuat sangat berpengaruh dalam membangun kota cerdas. Ia pun mencontohkan peran Lee Kuan Yew, mantan perdana menteri Singapura, yang sukses menjadi pemimpin yang baik dalam membangun Singapura.Menurut dia, majunya negara Singapura tak dapat dilepaskan dari kepemimpinan mantan perdana menteri Singapura tersebut. Kalla menilai Lee berhasil memberikan perintah yang tegas terhadap masyarakatnya sehingga masyarakatnya pun menjadi disiplin dan pembangunan negara menjadi lancar."Singapura adalah negara kota. Kalau bicara kota cerdas, Singapura ini kota yang cerdas. Singapura tidak akan bisa ada seperti itu tanpa leadership. Singapura jalankan hukuman yang keras kepada pelanggarnya," kata Kalla di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (24/3).Menurut Kalla, pembangunan bangsa tak dapat berhasil dengan hanya menggunakan teknologi yang canggih. Namun, juga diperlukan kepemimpinan dan kedisiplinan yang kuat.   Ia pun kemudian membandingkan negara Indonesia dengan negara tetangga itu. Di Singapura, pemerintah lebih banyak menggunakan kata 'tidak' ketimbang mengobral kata 'ya'. Sehingga, ketegasan tersebut membantu terbentuknya masyarakat yang disiplin.  "Buang permen karet tidak boleh, apalagi yang lain. Di Singapura lebih banyak kata tidak dibandingkan ya," ucap Kalla. Kalla pun meminta agar pemerintah tidak memberikan himbauan kepada masyarakat. Sebab, himbauan tidak membentuk masyarakat menjadi disiplin dan tegas.  Pemerintah Indonesia pun seharusnya lebih banyak memberikan perintah daripada memberikan himbauan. "Saya selalu sampaikan jangan pakai kata menghimbau kepada warga. Negeri ini bukan negeri himbauan," ucapnya.

  • wapres jusuf kalla
  • singapura
  • lee kuan yew

Bandingkan negara Indonesia dan Singapura

Oleh : Yuni Retha Hutabarat

sumber : unsplash.com

Pandemi Covid ’19 sudah melanda dunia selama 1 tahun 8 bulan, dan telah mendera Indonesia hampir 1 tahun 6 bulan lamanya. Banyak hal yang terjadi diakibatkan oleh pandemic COVID ’19 ini, tidak hanya krisis kesehatan masyarakat tetapi juga secara nyata mengganggu aktivitas ekonomi nasional dan juga pertumbuhan ekonomi dunia.

Untuk memperlambat dan memutus penyebaran virus ini pemerintah Indonesia membuat kebijakan untuk melakukan lockdown atau disebut dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Dengan diberlakukannya PPKM ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena beberapa usaha tertentu dilarang beroperasi seperti salon, pusat perbelanjaan dan diberikan batasan waktu beroperasi terhadap toko-toko yang menjual kebutuhan sehari hari. Hal ini tentulah sangat berpengaruh negatif terhadap pendapatan dalam negeri (GNP).

Berdasarkan perhitungan Year on Year pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama tahun 2020 menunjukkan adanya pelemahan dengan hanya mencapai 2,97% dibandingkan capaian triwulan pertama tahun 2019 yang sebesar 5.07%. Data pada triwulan kedua juga kurang bersahabat dengan menunjukkan kemunduran yang dalam sebesar -5,32%, terburuk sejak tahun 1999. Data pada triwulan ketiga mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 %, sedangkan pada triwulan keempat mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,19%. Dampak dari menurunnya persentase ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah peningkatan angka pengangguran dan penduduk miskin yang disebabkan karena PHK selama masa pandemi Covid '19.

Bukan hanya di Indonesia, akibat yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-’19 juga dirasakan oleh negara tetangga kita, yaitu Singapura. Singapura merupakan salah satu partner ekonomi utama bagi Indonesia di bidang investasi dan perdagangan. Pada kuartal pertama tahun ini, penanaman modal asing (Foreign Direct Investment) dari Singapura mencapai USD 2,6 Miliar yang tersebar pada lebih dari 3.634 proyek. Nilai perdagangan antar kedua negara tercatat sebesar USD 20,47 Milar di tahun 2020 dan mencapai USD 10,97 Miliar dari awal tahun 2021 hingga Mei tahun ini. Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura mengatakan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal kedua tahun ini tetap 0,9 persen di bawah tingkat pra-pandemi yang terlihat pada kuartal yang sama tahun 2019.

Ekonomi Singapura tumbuh 14,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal kedua tahun ini, sebagian besar disebabkan oleh basis yang rendah pada periode yang sama tahun lalu ketika lockdown diterapkan. Secara keseluruhan, nilai tambah kelompok sektor ini tetap 6,8 persen di bawah tingkat sebelum pandemi. Sektor informasi dan komunikasi, keuangan dan asuransi dan jasa profesional secara kolektif meningkat sebesar 7,8 persen pada kuartal kedua, memperpanjang pertumbuhan 3,2 persen dalam tiga bulan sebelumnya.

Dibandingkan dengan Indonesia, perekonomian Singapura dapat dikatakan jauh lebih baik di masa pandemi ini. Pertumbuhan ekonomi yang kuat yang dialami oleh negara Singapura sebagian besar disebabkan oleh kebijakan circuit breaker yang diterapkan oleh pemerintah Singapura pada awal beredarnya virus Covid ‘19. Adapun kebijakan circuit breaker ini adalah mengacu pada penguncian sebagian wilayah (lockdown) Singapura yang membuat sebagaian besar kegiatan ekonomi ditutup untuk memperlambat proses penyebaran virus corona. Dan negara Singapura juga salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, sehingga lebih mudah bagi masyarakat Singapura untuk kembali beraktivitas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Dan untuk negara Indonesia sendiri, lockdown yang benar-benar dilakukan dengan konsisten dan efektif baru dimulai sejak bulan Januari 2021, dan masih banyak dari penduduk Indonesia yang belum divaksin dan bahkan ada yang belum bersedia divaksin.

Dengan adanya perbandingan ekonomi kedua negara yang ada diatas, maka sangat memberi manfaat terhadap satu negara. Adapun manfaat dari melakukan perbandingan ekonomi adalah :

1. Dengan melakukan perbandingan ekonomi, maka satu negara dapat mengukur laju pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.

2. Dengan melakukan perbandingan ekonomi, maka satu negara dapat menelaah struktur perekonomian dalam negara tersebut.

3. Hasil dari perbandingan ekonomi yang didapat juga berguna sebagai indikator perbandingan kinerja dalam satu negara dengan negara yang dibandingkan.

4. Negara yang melakukan perbandingan mendapatkan informasi tentang tingkat kemakmuran dari negara yang dibandigkannya.

5. Untuk membandingkan kemajuan suatu negara dengan negara lainnya.

Demikian sekilas terkait perbandingan kondisi perekonomian di Indonesia dan Singapura, kiranya dapat bermanfaat sebagai referensi bagi yang menggunakan untuk membantu memulihkan kondisi perekonomian kita yang masih dalam keadaan resesi. Semoga seluruh negara di dunia segera pulih dari pandemi yang menyiksa ini , dan virus Covid ’19 ini segera tiada supaya kita bisa beraktivitas, bekerja seperti sediakala dan ekonomi negara kita kembali normal.

Ekonomi Government. (2021). Singapura merupakan Salah Satu Negara Mitra Ekonomi Utama Indonesia. Diakses pada 29 Agustus 2021, dari https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3142/singapura-merupakan-salah-satu-negara-mitra-ekonomi-utama-indonesia

Lestari,Reni. (2021). Mantap Ekonomi Singapura Tumbuh 143 Persen Kuartal. Diakses pada 29 Agustus 2021, dari https://m-bisnis-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.bisnis.com/amp/read/20210714/620/1417444/mantap-ekonomi-singapura-tumbuh-143-persen-kuartal-ii2021?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D%3D#aoh=16302278199246&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s

Badan Pusat Statistik. (2021). Ekonomi Indonesia Triwulan I 2020 Tumbuh 97 persen. Diakses pada 29 Agustus 2021, dari https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/05/05/1736/ekonomi-indonesia-triwulan-i-2020-tumbuh-2-97-persen.html