Tahapan Proses Perencanaan | Secara mendasar kegiatan perencanaan mempunyai 4 tahapan seperti ulasan berikut:
Baca juga:
Oleh : Khusuma Ari Suatu organisasi dapat bergerak dengan baik apabila memiliki pedoman dengan perencanaan yang matang. Perencanaan ini dilakukan melalui penilaian, evaluasi, dan pengambilan keputusan yang menghasilkan pedoman kerja bagi organisasi untuk kurun waktu 3 sampai 5 tahun ke depan yang dikenal dengan nama perencanaan strategis. Dasar dari perencanaan strategis adalah kemampuan organisasi dalam mengelola dan mengidentifikasi kelemahan secara internal untuk melakukan perubahan perencanaan dan manajemen secara cepat dan tepat. Hal ini merupakan upaya agar organisasi tetap berjalan strategis dan relevan. Di Indonesia, berbagai organisasi telah menerapkan perencanaan strategis dalam pengelolaan mereka. Namun tidak sedikit juga yang masih beranggapan bahwa perencanaan strategis termasuk dalam perencanaan jangka panjang (konvensional) sehingga perencanaan strategis tidak dilakukan. Penggunaan perencanaan strategis dinilai mampu menetapkan isu dalam permasalahan program, menyadarkan dan mengingatkan kembali seluruh pelaksana program ataupun pemangku kepentingan organisasi terhadap visi dan misi organisasi. Serta berkontribusi terhadap meningkatnya partisipasi keseluruhan pelaku organisasi dalam proses pengambilan keputusan di organisasi tersebut. Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan rencana strategis dalam suatu organisasi, yaitu : Rencana strategis dimulai dengan pembahasan organisasi melalui fasilitator diskusi dengan melibatkan pemangku kepentingan. Pembuatan struktur organisai dengan mencantumkan nama staf beserta perananannya dalam bidang dan tanggungjawabnya.
Melakukan identifikasi kelebihan dan kelemahan organisasi dengan mengelompokkan berbagai permasalahan dalam beberapa kategori misalnya masalah intenal, eksternal dan zona abu-abu /greyzone.
Analisis sebab akibat dilakukan dengan menyusun masalah dalam skala prioritas dengan menuliskan rencana jangka pendek yang relevan sebagai penyelesainnya. Kemudian dilanjutkan dengan mengkaji ulang setiap permasalahan yang timbul dengan menyertakan perencanaan tambahan.
Membuat penyusunan MPP mengenai pembenahan manajemen, beserta pengembangan sarana pendukung untuk memberikan gambaran kondisi organisasi dan disajikan dalam bentuk tabel. Contoh Format :
Mengkategorikan penyusunan rencana kerja yang mengacu pada isu-isu strategis dan dengan kesepakatan pendapat yang relevan dengan visi dan misi organisasi. Mengetahui tingkat kemajuan atau kegagalan dari program. Penyusunan ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada seluruh pelaksana program dan pemangku kepentingan di organisasi sehingga keberhasilan perencanaan strategis menjadi lebih besar. Selanjutnya untuk memonitor dan mengevaluasi hasil kerja, perlu dilakukan pertemuan rutin untuk membahas berbagai permasalahan di lapangan dan memberikan alternatif untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara membuat perencanaan stategis dalam organisasi, kamu dapat unduh artikel lengkapnya pada tautan berikut : CARA MEMBUAT PERENCANAAN STRATEGI UNTUK ORGANISASI Referensi :
Perencanaan serta langkah-langkahnya Perencanaan dalam sebuah perusahaan dan oprganisasi merupakan hal penting yang harus dilakukan agar program-program tersebut dapat menunjang terlaksananya tujuan dari perusahaan atau organisasi yang tentunya ditentukan bagaimana cara seorang manager menyusun sebuah perencanaan tersebut. Seperti halyang yang dikatakan oleh Stephen Robins dan Mary Coulter perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi. Menurut Robbins dab Coulter perencanaan tersebut ada dua macam bentuknya yaitu :
Pada sebuah rencana formal atau rencana bersama tentunya memiliki tujuan tertentu agar mengikat anggota untuk tetap berada pada komitmen menjalankan sebuah tugas bersama. Oleh karena itu perencanaan tersebut memiliki tujuan seperti yang dikemukakan lagi oleh Robbins dan Coulter yaitu :
Melalui sebuah perencanaan, anggota sebuah organisasi atau karyawan sebuah perusahaan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Perencanaan menghasilkan usaha yang terkoordinasi, dimana dengan sebuah perencanaan seorang manager dengan sendirinya akan bekerja sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan termasuk dalam mengarahkan anggotanya dalam target yang ditentukan. Sehingga anggota dan karyawan bekerja sesuai arah koordinasi seorang manager yang tidak terlepas dari perencanaan awal. Karyawan dan anggota pun akan melakukan apaupun untuk mencapai sasaran program.
Perencanaan yang dibuat dapat mengurangi ketidakpastian dengan mendorong seorang manajer untuk melihat arah kedepan. Artinya seorang manager dapat mengantisipasi perubahan, mempertimbangkan dampak perubahan, dan menyusun tanggapan yang tepat terhadap perubahan tersebut. Perencanaan juga dapat menjelaskan akibat dari berbagai tindakan yang mungkin dilakukan oleh manajer dalam rangka menanggapi perubahan. Meskipun perencanaan tidak dapat menghapuskan perubahan, merencanakan supaya dapat mengantisipasi perubahan dan membuat tanggapan yang paling efektif dan tepat.
Perencanaan yang terarah dan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan maka anggota atau karyawan akan bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Perencanaan juga dapat mengurangi kegiatan-kegiatan yang tumpang tindih dan sia-sia. Jika berbagi kegiatan kerja dikoordinasikan perencana yang mapan, pemborosan waktu dan sumber daya serta berbagai kegiatan rangkap dapat diminimalkan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan ketidakefesiensian dalam perusahaan.
Perencanaan juga bertujuan agar dalam menentukan standar pada tahap selanjutnya berjalan dengan baik, karena melaui perencanaan yang matang secara tidak langsung akan ditemukan proses pengontrolan dan pengevaluasian yang matang pula. Perencanaan digunakan sebagai sasaran atau standar untuk mengendalikan. Apabila kita tidak pasti mengenai apa yang ingin kita capai, kita tidak akan mengetahui apakah kita sudah benar-benar mencapainya atau belum. Dalam perencanaan, kita menyusun sasaran dan rencana itu. Kemudian melalui fungsi pengendalian, kita memperbandingkan kinerja aktual terhadap sasaran tersebut, mengindentifikasi setiap penyimpangan yang besar, dan mengambil tindakan koreksi yang perlu. Tanpa perencanaan tidak akan ada cara untuk mengendalikan.
Perencanaan yang baik dan efektif akan berjalan baik dan baik atau tidaknya menurut George R Terry dapat diketahui melalui pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu 5W+1H : Membicarakan masalah tentang apa yang menjadi tujuan sebuah perencanaan dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut. Membicarakan masalah mengapa tujuan tersebut harus dicapai dengan mengapa beragam kegiatan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut Membicarakan masalah dimana program dalam perencanaan tersebut dilaksanakan Membicarakan masalah kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan diakhiri. Membicarakan masalah siapa yang akan melaksanakan program tersebut. Membicarakan masalah bagaimana cara melaksanakan program yang direncanakan tersebut. Dengan melakukan kategori di atas, maka seorang manager akan mudah dalam melaksanakan program atau kegiatan yang direncanakannya. Hal ini dikarenakan, metode yang dilakukannya terpola secara baik dan berkesinambungan yang melibatkan berbagai macam objek penunjang pelaksanaan program atau kegiatan. Perencanaan yang Efektif mencakup dua hal penting: Tujuan merupakan hasil utama yang diinginkan sebuah perusahaan atau organisasi, baik itu dalam bentuk apapun seperti tujuan perusahaan atau organisasi (visi dan misi), tujuan program, atau tujuan berjangka. Tujuan dijadikan arah bagi semua keputusan manajemen dan membentuk kriteria yang digunakan untuk mengukur hasil pencapaian kerja. Jika tidak mengetahui apa target atau hasil yang inginkan, maka tidak akan bisa menetapkan rencana untuk mencapainya. Untuk menetukan sebuah tujuan maka tujuan tgersebut harus diklasifikasikan agar tidak terjadi percampuran tujuan yang tidak sesuai dengan program yang tel;ah direncanakan. Tujuan tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan tujuan riil. Stated goals merupakan tujuan yang dinyatakan organisasi kepada masyarakat luas. tujuan seperti ini dapat dilihat di piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas, atau pernyataan publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya untuk memenuhi tuntutan stakeholder perusahaan. Sedangkan tujuan riil adalah sasaran yang benar-benar dinginkan oleh perusahaan yang hanya dapat diketahui dari tindakan-tindakan organisasi beserta anggota atau karyawan sebuah perusahaan atau organisasi. Untuk menentukan sebuah rencana yang baik dan efektif, maka diperlukan sebuah penentuan rencana yang merupakan hal pokok sebuah perusahaan atau organisasi. Hal ini dikarenakan rencana adalah dokumen yang merangkum cara mencapai sasaran dan biasanya menggambarkan alokasi sumber daya, penyusunan jadwal, dan tindakan lain yang diperlukan untuk mencapai sasaran itu. Ketika para manajer merencana, mereka membuat sasaran dan sekaligus rencana. Efisiensi rencana diukur berdasarkan jumlah kontribusinya kepada maksud dan sasaran setelah biaya ditutupi dan berdasarkan konsekuensi lainnya yang tidak dicari, yang diperlukan untuk memformulasi dan mengoperasikannya. Adapun jenis-jenis rencana menurut menurut Stoner dan Wenkel adalah rencana strategis (strategic plan) dan rencana operasional (operational plan). Rencana strategis merupakan rencana yang ditentukan untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih luas yang memuat visi dan misi organisasi atau perusahaan. Sedangkan rencana operasional adalah rencana yang berfungsi sebagai pelaksanaan dari rencana strategis. rencana operasional juga merupakan rencana sekali pakai (single use plan); dikembangkan untuk mencapai tujuan khusus dan dibubarkan bila rencana ini telah selesai dilaksanakan, dan juga termasuk rencana tetap (standing plan); untuk menangani keadaan yang selalu berulang-ulang dan dapat diperkirakan seperti legitimasi, undang-undang sebagai sebuah peraturan dan prosedur-prosedur lainnya. Perencanaan yang efektif dan baik memiliki langkah-langkah sebagai berikut
Dilain hal, sebeuh perencanaan yang baik dan efektif haruslah memiliki criteria-kriteria sebagai berikut :
Hambatan Perencanaan Yang Efektif Dan Baik
Manajer disini, tidak memikirkan kebutuhan karyawan hanya megutamakan aturan yang mengikat karyawan dalam membuat perencanaan Kurangnya koordinasi antara atasan dengan bawahan sehingga menyebabkan perncanaan kurang terarah
Sumber daya manusia dalam kategori jumlah dan keterampilan
Perencanaan yang baik dapat dinilai jika adanya :
Dengan kriteria-kriteria tersebut seorang manager akan dapat melakukan dan melaksanakan dari perencanaan yang telah disusun, dan menjadi patokan bagi perusahaan, organisasi, kelompok, atau individu lain sebagai penilaian yang baik terhadap perusahaan atau organisasi dalam James A.F Stoner. Manajemen Eisi Kedua, jilid I. Erlangga, Jakarta. 1996 www.wikipedia.com. Perencanaan, diakses tanggal 24 November 2013 Stephen P Robbins & Mary Coulter, Manajemen, Jakarta, Indeks Group Garamedia. 2004 Susmitro, Andi. 2007. Manajemen perencanaan. Jakarta. www.wikepedia.com diakses tanggal 01 November 2009 |