Bagaimana sifat orang yang memiliki sifat hubbud dunya?

تعذّرت معالجة طلبك

حدثت مشكلة في هذا الطلب. وإننا نعمل علي إصلاحها بأسرع ما يمكن.

  • عودة إلى الصفحة الرئيسية

  • العربية
  • English (US)
  • فارسی
  • Türkçe
  • Deutsch
  • Français (France)
  • Polski
  • Svenska
  • Azərbaycan dili
  • Español
  • Português (Brasil)

  • إنشاء حساب في فيسبوك
  • تسجيل الدخول
  • Messenger
  • Facebook Lite
  • Watch
  • الأماكن
  • الألعاب
  • Marketplace
  • Meta Pay
  • Oculus
  • Portal
  • Instagram
  • Bulletin
  • حملات جمع التبرعات
  • الخدمات
  • مركز معلومات التصويت
  • المجموعات
  • حول
  • إنشاء إعلان
  • إنشاء صفحة
  • المطوّرون
  • الوظائف
  • سياسة الخصوصية
  • مركز الخصوصية
  • ملفات تعريف الارتباط
  • اختيارات الإعلانات
  • الشروط
  • مساعدة
  • تحميل جهات الاتصال والإشعار غير المتعلق بالمستخدمين
  • الإعدادات
  • سجل النشاطات

Meta © 2022

Oleh: KH Athian Ali Dai

Salah satu hal yang paling dirisaukan oleh Rasulullah SAW adalah ketika umat Islam sudah terjebak ke dalam cinta berlebih-lebihan kepada dunia. Dalam kamus Islam, kondisi ini dikenal dengan istilah hubbud dunya atau gila dunia.

Hubbud dunya adalah sumber kehancuran umat. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat melemahkan dan menggerus keimanan seseorang kepada Allah SWT.

Rasulullah bersabda, “Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (HR Bukhari-Muslim)

Ketika seorang Muslim sudah menjadikan dunia ini sebagai tujuannya, maka itu alamat dia telah terjebak dalam hubbud dunya. Padahal, dalam prinsip akidah Mukmin, dunia ini bukanlah tujuan. Melainkan hanya alat untuk mencapai kebahagiaan di akhirat kelak.

Dalam Alquran Allah SWT berfirman, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS al-Qashash: 77)

Ketika seseorang menjadikan dunia ini sebagai tujuan, maka cintanya kepada dunia akan melebihi cintanya kepada Allah. Dia bakal lalai mengingat Allah. Sebagai konsekuensinya, dia akan mudah tergelincir ke dalam pusaran dosa. Dia juga tidak siap menjalani hidup dengan cara-cara yang diridhai Allah.

Mungkin kita pernah mendengar ada orang yang sampai menghalalkan segala cara demi memperoleh kenikmatan duniawi. Mulai dari merampok, mencuri, membunuh, korupsi, atau juga mengejar jabatan tertentu lewat jalan yang dilaknat Allah.

Mengapa mereka mau melakukan semua perbuatan jahat itu? Itu karena mereka sudah terjebak ke dalam hubbud dunya, sehingga  mereka pun lupa akan adanya kehidupan setelah kematian. Mereka tidak ingat, setiap perbuatan mereka di alam fana ini akan dipertanggungjawabakan di akhirat kelak.

Orang-orang yang gila dunia juga tidak akan pernah siap menghadapi musibah. Jika mereka kehilangan harta sedikit saja, maka mereka akan menyesalinya sejadi-jadinya. Jika mereka gagal meraih sesuatu, maka mereka akan menjadi stres atau bahkan sakit jiwa.

Yang lebih berbahaya lagi, mereka yang begitu mencintai dunia juga akan mudah goyah imannya. Mereka bahkan tak segan-segan lagi menjual agama demi memenuhi hawa nafsu bejat mereka.

Sebagai seorang Mukmin, apa yang mesti kita lakukan agar terhindar dari penyakit ini? Tentunya kita harus senantiasa memantapkan akidah. Salah satunya adalah dengan memperbanyak mengingat kematian. Orang yang rajin mengingat mati, insya Allah akan mampu memelihara hatinya dari hubbud dunya.

loading...

Penyakit cinta duniaatau hubbud-dunya, berarti lebih mementingkan dunia daripada kehidupan akhirat yang dijanjikan Allah Ta'ala. Dia akan mengagumi dunia dan mencintai kemewahan. Yang ada di hatinya bagaimana mengejar harta, tahta, wanita, rumah mewah, kendaraan dan uang.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sejak 1400 tahun yang lalu sudah mengisyaratkan hal tersebut. Beliau sangat mengkhawatirkan umatnya yang terpedaya oleh gemerlapnya dunia. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca juga: Habib Quraisy: Jangan Berlebihan Mencintai Dunia

Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring. Kemudian seseorang bertanya, 'Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?' Rasulullah bersabda, "Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian 'Wahn'. Kemudian seseorang bertanya, 'Apa itu 'Wahn?' Rasulullah berkata, "Cinta dunia dan takut mati." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Apa saja ciri-ciri orang yang terkena penyakit cinta duniaini? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa ciri-cirinya:

1. Tidak senang beribadah

Termasuk dalam hal ini adalah malas beribadah dan ketika beribadah ia melakukannya secara kilat dan ingin cepat-cepat selesai. Seperti orang-orang munafik, orang-orang yang terjangkit penyakit Al-Wahn ini hanya mendirikan shalat dengan malas. Mereka mencoba menipu Allah.

Allah berfirman : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisa : 142)

2. Bakhil dan kikir

Orang yang cinta dunia akan cenderung kikir dan bakhil, ia khawatir jika akan bersedekah nanti akan mengurangi hartanya. Mereka terlalu mencintai dunia, dan terlalu berambisi untuk dunia. Mereka tamak terhadap dunia. Mereka menjadikan dunia yang dicintainya itu sebagai tujuan akhir dari segalanya.

Baca juga: Dunia Ini Penjara Bagi Kaum Mukmin, Begini Maksudnya

Allah berfirman : “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud : 15-16).

3. Suka berdusta

Suka berdusta disini sifatnya umum, baik itu dalam jual beli maupun dalam bidang yang lainnya. Ia tidak takut dengan ancaman dari Allah maka ia berdusta. Mereka bahkan rela berdusta pada dirinya sendiri. Memalingkan wajahnya dari kebenaran yang sebenarnya hatinya mengakui kebenaran tersebut. Namun, kecintaannya terhadap dunia membuat hatinya semakin jauh dari kebenaran.

4. Suka berkhianat atau ingkar janji

Mereka berkhianat kepada Allah demi kepentingan dunia. Mereka mengingkari jani-janjinya untuk memperoleh keuntungan. Padahal yang yang seperti itu merupakan kerugian yang besar.

5. Pengecut dan malu dengan kebenaran

Mereka menolak kebenaran yang datang pada mereka sebab mereka takut. Takut akan kehilangan kekayaannya. Mereka malu untuk menerima kebenaran. Yang demikian itu hanyalah kesombongan mereka, sehingga mereka membodohi diri mereka sendiri.

6. Tidak mau beramar ma’ruf dan nahi munkar

Mereka tidak melakukan kebaikan kecuali hanya mengharap imbalan dan pujian manusia. Tidak ada keikhlasan dalam diri mereka. Mereka pun tidak mencegah perbuatan buruk, mereka telah menganggap hal yang buruk tersebut sebagai hal yang wajar.

Baca juga: Inilah 4 Penyesalan Manusia setelah Kematian

Wallahu A'lam

(wid)