Bagaimana penggunaan celana yang tepat agar tidak mengganggu organ reproduksi

Bagaimana penggunaan celana yang tepat agar tidak mengganggu organ reproduksi
Bagaimana penggunaan celana yang tepat agar tidak mengganggu organ reproduksi

Vagina merupakan alat reproduksi wanita yang tentunya perlu Anda jaga dengan baik. Salah satu cara merawatnya adalah dengan memilih celana dalam yang tepat. Walaupun banyak jenis celana dalam yang unik dan menarik, jangan lupa kalau prioritas utama Anda adalah kenyamanan serta kesehatan vagina. Berikut adalah cara memilih celana dalam wanita yang tepat!

Mengutip dari Mayo Clinic, kesehatan vagina adalah hal yang sangat penting untuk wanita karena dapat memengaruhi kesuburan.

Oleh karenanya, Anda perlu memikirkan hal yang bagi sebagian orang mungkin tidak terlalu dianggap penting, yaitu cara tepat memilih celana dalam wanita.

Anda perlu melakukannya karena celana dalam berfungsi untuk melindungi vagina dari masalah kesehatan wanita seperti lecet hingga iritasi kulit.

Berikut adalah cara memilih celana dalam wanita yang tepat agar Anda juga nyaman saat beraktivitas, di antaranya adalah:

1. Pilih bahan yang tepat

Pakaian dalam yang berbahan katun adalah pilihan terbaik, baik dari segi kenyamanan maupun kesehatan. Bahan ini lembut, ringan dan sangat nyaman digunakan sehari-hari.

Selain itu, katun dapat menyerap keringat, sehingga dapat mengurangi kelembapan dan mencegah risiko terjadinya masalah kesehatan seperti ruam kulit serta infeksi jamur.

Apabila Anda mempunyai jenis kulit sensitif, sebaiknya berhati-hati dengan bahan sintetis seperti nilon, lycra, spandeks, dan polyester.

Hal ini karena bahan tersebut menahan udara panas di area vagina sehingga memicu timbulnya keringat. Lalu, bahan tersebut juga kurang mampu menyerap keringat sehingga meningkatkan risiko ruam serta iritasi.

2. Jangan terlalu ketat

Memilih celana dalam wanita sebaiknya dengan ukuran yang pas, tidak terasa sesak juga terlalu longgar.

Celana yang terlalu ketat dapat mengakibatkan gesekan dan memicu timbulnya iritasi ringan pada kulit vagina.

Tak hanya itu saja, saat kondisi vagina terlalu lembap karena celana dalam yang ketat, ini juga dapat mengakibatkan infeksi jamur.

Pada kondisi tertentu, tak jarang wanita memilih celana dalam model thong (g-string) atau pun yang berenda.

Meskipun celana dalam ini didesain secara khusus, sayangnya celana model ini dapat memicu iritasi dan peradangan di sekitar area kulit.

Begitu juga dengang-string. Memang belum ada penelitian yang membuktikan bahwa g-string bisa membahayakan kesehatan.

Akan tetapi, bahan g-string yang terbuat dari serat sintetis dan ketat, bisa memicu terjadinya peradangan serta luka pada rektum.

Gunakan g-string hanya pada saat-saat tertentu saja, bukan sebagai celana dalam harian.

4. Gunakan jenis yang sesuai dengan kebutuhan

Ada jenis celana dalam wanita yang dapat Anda sesuaikan dengan kondisi serta aktivitas tertentu.

Sebagai contoh, Anda bisa menggunakan celana dalam khusus menstruasi, kehamilan, hingga untuk menopause.

Biasanya, celana dalam menstruasi mempunyai desain anti bocor serta lebih mudah menyerap.

Sementara untuk ibu hamil, ada pula jenis celana dalam yang lebih panjang di bagian atasnya dilengkapi dengan karet yang sangat elastis.

Jangan lupa juga untuk selalu mengganti celana dalam secara berkala.

Menjaga kebersihan celana dalam demi kesehatan organ intim wanita

Selain memilih celana dalam yang tepat untuk wanita, Anda juga perlu mengetahui cara menjaga kebersihan celana dalam untuk kesehatan vagina.

Berikut adalah cara menjaga kebersihan celana dalam sehingga organ intim wanita pun tetap sehat.

Salah satu cara untuk menjaga kebersihan agar organ intim wanita tetap sehat adalah dengan rutin mengganti celana dalam sebanyak 1 – 2 kali sehari.

Apalagi, saat Anda banyak beraktivitas dan memicu timbulnya keringat atau yang meningkatkan kelembapan di area vagina.

2. Melepas celana dalam saat tidur

Sebagian wanita mungkin tidak melakukan hal ini dan tetap menggunakan celana dalam saat tidur.

Tidak memakai celana dalam di malam hari dapat memberikan ruang bernapas pada vagina sehingga bermanfaat untuk menjaga kelembapan, serta mencegah dari perkembangan bakteri.

Lalu, cara ini juga bisa dilakukan apabila Anda mengalami infeksi jamur atau iritasi pada vagina.

3. Cuci celana dalam dengan sabun hypoallergenic

Selain pentingnya cara memilih celana dalam untuk wanita, Anda juga perlu menjaga kebersihan celana dalam secara tepat.

Celana dalam perlu dicuci secara lembut dengan menggunakan sabun hypoallergenic.

Pasalnya, celana dalam bersentuhan dengan area sensitif kewanitaan. Pemilihan sabun yang salah dapat memicu iritasi pada vulva dan vagina, gatal-gatal, hingga reaksi alergi.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.

Kesehatan Reproduksi Remaja merupakan kondisi kesehatan yang menyangkut masalah kesehatan organ reproduksi, yang kesiapannya dimulai sejak usia remaja ditandai oleh haid pertama kali pada remaja perempuan atau mimpi basah bagi remaja laki-laki. Sistem reproduksi sendiri diperlukan bagi makhluk hidup untuk menghasilkan, melindungi, serta mengangkut sel telur dan sperma.

Perempuan dan laki-laki memiliki sistem reproduksi yang berbeda, baik dari segi bentuk, fungsi, maupun struktur yang mendukungnya.

Organ dari sistem reproduksi wanita meliputi vagina, rahim (uterus), ovarium, tuba falopi, dan vulva. Sementara sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testis, dan skrotum (buah zakar).

Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:

  1. Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab.
  1. Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat.
  2. Pakaian dalam (CD) diganti minimal 2 kali sehari.
  3. Pastikan area organ intim selalu dalam keadaan kering dan tidak lembap.
  4. Bagi wanita, hindari menggunakan sabun wangi, sabun sirih, deodoran, bedak, dan vaginal douche karena dapat menyebabkan kulit kelamin rentan iritasi.
  5. Bagi wanita, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidak masuk ke dalam organ reproduksi.
  6. Bagi wanita yang mulai memasuki masa menstruasi sebaiknya memperhatikan kebersihan alat reproduksi saat menstruasi.

Cara menjaga kebersihan saat menstruasi dapat dilakukan dengan:

  • Pilihlah pembalut yang bebas dari berbagai jenis bahan berbahaya dan nyaman saat dipakai.
  • Ganti pembalut secara berkala, antara 3 hingga 5 kali dalam sehari
  • Bersihkan vagina terlebih dahulu sebelum mengganti pembalut. (Membersihkan vagina sebainya dilakukan dengan air mengalir dan sebaiknya hindari penggunaan sabun).
  • Cuci tangan sampai bersih setelah membuang pembalut serta sebelum mengganti pembalut.
  • Rutin mengganti celana dalam (CD) untuk menghindari resiko tidak nyaman di sekitar vagina.

Bagi wanita yang sering mengalami nyeri saat menstruasi, mengompres perut bagian bawah dengan air hangat, melakukan olahraga yang teratur, dan istirahat yang cukup mampu membantu mengurangi rasa nyeri. Akan tetapi, bila nyeri terjadi hingga berhari-hari dan menggangu aktivitas, sebaiknya hubungi dokter untuk mengonsultasikannya.

  1. Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah terjadinya infeksi bakteri di penis.

Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu, pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dankesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu, peran orang tua, guru dan tenaga kesehatan menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat.

Sumber :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2016).

Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja, Pusat Data dan Informasi (2015).

World Health Organization (2017).