Bagaimana pendapat kalian tentang pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung

Kesepakatan yang dibangun harus mencerminkan kehendak bersama antaramanajemen sekolah, guru, orang tua, peserta didik, dan masyarakat. Bukan sebagaisarana untuk memaksakan sebuah kehendak tertentu oleh pihak tertentu. Dalam menyusun sebuah kesepakatan, apalagi yang ditulis menjadi norma bersama,menghargai pendapat orang lain menjadi sangat penting.Semua pihak harus meletakkannorma yang akan dibuat sebagai tanggung jawab bersama. Karena itu, harus merupakankeinginan bersama dan mencerminkan kepentingan semua pihak. Semua bersepakatmembuat norma untuk mencapai tujuan bersama. Sekolah atau lembaga pendidikan model apa pun, hendaknya menjadi contoh ataumodel yang tepat, yang bisa dirujuk oleh masyarakat. Jangan sampai sekolah justrumenjadi contoh buruk dari sebuah pemaksaan kehendak dalam membuat kesepakatannorma. Ini memang bukan sesuatu yang mudah, tetapi justru itu adalah tantangandari sebuah komitmen sekolah untuk melayani. Bukan hanya melayani dalam bentukpengajaran, tetapi juga melayani dalam upaya pembelajaran kepada diri sendiri danmasyarakat luas.3. Lembar Kerja 2 hal yang ingin 1 pendapat saya ditanyakan terkait masalah ini 3 fakta baru yang didapat4. Rangkumana. Kesepakatan atau disebut juga pemufakatan diartikan sebagai sikap yang menyepakati akan satu atau beberapa hal oleh satu pihak dengan pihak lain, di mana kesepakatan tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.b. Norma adalah sebuah kesepakatan yang dibangun oleh masyarakat. Norma dibuat sebagai aturan bersama, sebagai cara hidup bersama, dan sekaligus menjadi pemandu untuk mencapai tujuan bersama.c. Norma harus ditaati. Apabila ada yang melanggar norma, harus siap menerima konsekuensinya. Konsekuensi bukan hanya terhadap pelaku pelanggaran, tetapi juga dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat. Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 91d. Dalam menyusun sebuah kesepakatan, apalagi yang ditulis menjadi norma bersama, menghargai pendapat orang lain menjadi sangat penting. Semua pihak harus meletakkan norma yang akan dibuat sebagai tanggung jawab bersama.e. Sekolah atau lembaga pendidikan model apa pun, hendaknya menjadi contoh atau model yang tepat, yang bisa dirujuk oleh masyarakat. Jangan sampai sekolah justru menjadi contoh buruk dari sebuah pemaksaan kehendak dalam membuat kesepakatan norma.5. Uji Pemahamana. Jelaskan perbedaan antara kesepakatan dengan norma!b. Sebutkan contoh perilaku positif yang menunjukkan taat norma dan kesepakatan!c. Mengapa norma harus ditaat6. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan • Menganalisis permasalahan• Partisipasi diskusi • Observasi guru• Pemahaman materi • Penilaian diri sendiri • Penilaian teman sebaya (esai dan mencatat informasi penting)• Analisis SWOT92 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 4Studi Kasus PelanggaranNorma dan Regulasi Pertanyaan kunci dari Unit 4 yang akan dikaji adalah: 1. Sebutkan beberapa contoh pelanggaran norma dan regulasi dalam masyarakat? 2. Apa konsekuensi pelanggaran terhadap suatu norma dan regulasi? 3. Apa yang kalian lakukan untuk mengatasi pelanggaran norma dan regulasi?1. Tujuan PembelajaranKalian dapat mendiskusikan kasus-kasus pelanggaran terhadap norma dan aturansecara objektif dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi. Selain itu,kalian dapat memahami berbagai macam bahaya dan dampak pelanggaran normayang ada di masyarakat, seperti korupsi, narkoba, kekerasan, tawuran, ketidakadilanhukum, dan seks bebas.2. Aktivitas Belajar 1a. Pertama-tama, kalian akan diajak untuk berefleksi atau diberi pertanyaan oleh guru tentang norma dan regulasi apa yang sering kalian langgar dalam keseharian kalian atau yang sering dilanggar oleh masyarakat umum: (1) Mengapa terjadi pelanggaran norma atau regulasi tersebut? dan (2) Apa dampak dari pelanggaran norma atau regulasi tersebut?b. Kalian akan dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan topik (1) korupsi, (2) narkoba, (3) kekerasan, (4) tawuran, (5) ketidakadilan hukum, dan (6) seks bebas.c. Setelah kelompok kalian mendapatkan salah satu dari topik-topik tersebut, diskusikan dalam kelompok kalian contoh aktual terkait topik tersebut. Misalnya, kalian mendapatkan topik korupsi, berarti kalian memilih sejumlah kasus korupsi di tanah air yang aktual, yang menurut kalian menarik untuk didiskusikan dalam kelompok kalian. Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 93d. Kemudian, cari tahu informasi sebanyak-banyaknya terkait kasus-kasus tersebut. Kalian dapat mencari informasi melalui berbagai kanal, seperti internet, koran, wawancara, dan lain sebagainya.e. Dari kasus tersebut, cari tahu informasi tentang norma/regulasi apa yang dilanggar serta hukuman yang harus diterima; bagaimana penyelesaian kasus tersebut; bagaimana pelanggaran norma dan regulasi ini berdampak pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara.f. Aturlah dalam kelompok kalian tentang pembagian tugas mencari informasi ini.g. Dari hasil pencarian kelompok, buatlah poster tentang kasus tersebut untuk dapat ditampilkan pada pertemuan berikutnya.h. Di akhir kegiatan, refleksikan apa yang telah kalian pelajari pada pembelajaran ini.3. Aktivitas Belajar 2a. Coba ingat kembali apa yang telah kalian pelajari pada pertemuan sebelumnya.b. Berkumpullah bersama kelompok kalian.c. Masing-masing kelompok memajang poster yang telah dibuat di dinding kelas.d. Masing-masing kelompok melakukan kunjungan ke poster kelompok lain sesuai dengan arah jarum jam. Setiap kunjungan ke poster kelompok lain, catatlah tentang (a) informasi baru apa yang diketahui dari poster tersebut dan (b) apa yang perlu diketahui lebih lanjut. Ingat, kalian memiliki keterbatasan waktu untuk melakukan kunjungan ke masing-masing kelompok tersebut.e. Setelah kunjungan ke masing-masing poster kelompok lain, ceritakan tentang informasi baru apa yang telah kalian ketahui.f. Refleksikan tentang bagaimana dampak pelanggaran terhadap norma dan regulasi, baik terhadap diri kalian sendiri, masyarakat, maupun negara.g. Gunakan kolom refleksi 1 dan kolom refleksi 2 untuk menuliskan refleksi dari pembelajaran ini. Contoh Kasus Pelanggaran NormaSebagaimana telah dipelajari pada materi sebelumnya, norma merupakan kesepakatandari berbagai pihak. Karena itu, ia harus kita terima dan patuhi, meskipun kita bukanlahorang yang terlibat langsung dalam proses pengambilan kesepakatan tersebut. Pertanyaannya, bagaimana jika ada seorang warga masyarakat yang melakukanpelanggaran terhadap hasil kesepakatan tentang norma, baik yang bersumber dariagama, hukum, kesusilaan, maupun sosial? Pelanggaran-pelanggaran tersebut, misalnyamelakukan tindakan korupsi, menyalahgunakan narkoba, melakukan tawuran,94 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XImelakukan seks bebas, atau perbuatan-perbuatan lainnya yang dilarang oleh norma.Tentu, segala perbuatan melanggar norma yang telah disepakati akan ada konsekuensiatau akibatnya, baik akibat hukum maupun akibat-akibat lainnya, seperti sanksi sosial. Contoh, ketika seorang warga masyarakat melanggar kesepakatan yang diaturoleh norma agama, dia akan mendapatkan konsekuensi atau akibat yang diatur olehajaran agama tersebut, baik dia akan menerimanya ketika masih hidup di duniaataupun kelak setelah dia meninggal dunia. Contoh lain, ketika warga masyarakatmelanggar kesepakatan yang telah digariskan dalam kehidupan bermasyarakat, yaitunorma kemasyarakatan, dia akan mendapatkan konsekuensi berupa sanksi sosial darimasyarakat tersebut, apakah sanksinya berbentuk pengucilan atau bahkan pengusiran. Berikutnya, contoh yang lebih tegas ialah ketika ada seorang warga masyarakat yangmelanggar kesepakatan sebagaimana diatur oleh norma hukum, dia akan mendapatkankonsekuensi berupa hukuman yang sudah diatur dalam Kitab Undang-Undang HukumPidana (KUHP). Misalnya, seseorang yang melakukan tindak pencurian, maka ia telahmelanggar Pasal 362 KUHP, yang menyatakan, “Barang siapa mengambil barangsesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untukdimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjarapaling lama lima Tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.4. Lembar Kerja 2 hal yang ingin 1 pendapat saya ditanyakan terkait masalah ini 3 fakta baru yang didapatBagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 955. Istilah Penting Arti Ilustrasi Istilah Pelanggaran Norma Dampak Pelanggaran Korupsi Narkoba Kekerasan Tawuran Ketidakadilan Hukum Seks Bebas6. RefleksiSetelah melalui proses belajar hari ini, saatnya kalian melakukan refleksi terhadap dirisendiri dengan menjawab pertanyaan yang dapat membantu kalian untuk berefleksi:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah96 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah / saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari7. Rangkumana. Norma merupakan kesepakatan dari berbagai pihak. Karena itu, ia harus kita terima dan patuhi, meskipun kita bukanlah orang yang terlibat langsung dalam proses pengambilan kesepakatan tersebut.b. Contoh, ketika seorang warga masyarakat melanggar kesepakatan yang diatur oleh norma agama, dia akan mendapatkan konsekuensi atau akibat sebagaimana yang diatur oleh ajaran agama tersebut, baik dia akan menerimanya ketika masih hidup di dunia maupun kelak setelah dia meninggal dunia.c. Seseorang yang melakukan tindak pencurian, maka ia telah melanggar Pasal 362 KUHP, yang menyatakan, “Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima Tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”.8. Uji Pemahamana. Sebutkan contoh pelanggaran norma dan kesepakatan berdasarkan pengalaman di sekolah! Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 97b. Mengapa kita perlu menaati norma dan kesepakatan?c. Apa dampak dari melanggar norma dan kesepakatan?9. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Partisipasi diskusi • Observasi guru • Menganalisis permasalahan• Pemahaman materi • Penilaian diri sendiri • Efektivitas penyajian video • Penilaian teman sebaya (esai dan mencatat informasi penting)• Proyek video98 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIKEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGIREPUBLIK INDONESIA, 2021Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanSMA/SMK Kelas XIPenulis : Tedi Kholiludin, dkkISBN : 978-602-244-656-9 (jil.2) Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika A. Gambaran Umum Pembahasan materi jati diri dan kebinekaan hendak mengajak kalian untuk memahami penjelasan dari pengaruh keanggotaan di level lokal, regional, dan nasional terhadap pembentukan identitas. Apa yang kita kenali sebagai identitas kolektif, tentu tidak lepas dari pengaruh yang diberikan oleh mereka yang ada di dalamnya. Identitas nasional tidak bisa dilepaskan dari pengaruh identitas-identitas kelompok primordial sebagai anggota di dalamnya. Identitas nasional, pada gilirannya, memberikan pengaruh juga terhadap pem- bentukan identitas global. Setiap kelompok kecil yang menjadi bagian dari kelompok besar, memiliki kontribusi atas pembentukan identitas. Jati diri masyarakat global terbentuk dari identitas bangsa-bangsa yang beragam. Kesadaran atas perlunya menghargai keragaman budaya, penting untuk ditumbuhkan. Pembentukan identitas sebuah kelompok masyarakat selalu dilatari oleh hadirnya partisipan yang beragam. Menyadari dan mengenali kebudayaan masyarakat lain dalam dunia yang sudah saling terhubung, meng- hadirkan manfaat yang sangat besar. Kita bisa belajar kearifan serta produk kebudayaan yang lahir dari sejarah panjang masyarakat di dunia. Interaksi antarbudaya dilakukan dengan perantara teknologi informasi yang tersedia. Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 99 99Pada praktiknya, tantangan biasa kita hadapi saat mengelola keragaman. Adasejumlah peristiwa di tanah air yang berpotensi merusak kebinekaan yang ada. Sejumlahfaktor ditengarai sebagai penyebabnya. Mulai dari masalah politik, kesenjanganekonomi, hingga pendidikan.B. Peta Konsep Kampung • Kita dan Masyarakat Global Global • Pertukaran Budaya di Pentas Global Konteks • Kolaborasi Budaya Lokal • Merawat Tradisi Lokal dan Kebinekaan Problem dan • Diskriminasi Tantangan • Stereotyping • Intoleransi • BullyingC. Capaian PembelajaranPembelajaran yang ingin dicapai dalam bagian ini adalah kemampuan peserta didik untuk:1. Menjelaskan pengaruh keanggotaan kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap pembentukan identitas.2. Menemukan manfaat dari pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung.3. Memiliki kebanggaan terhadap kebinekaan, kearifan lokal, dan produk dalam negeri.4. Mengelaborasi secara objektif sejumlah kasus yang merusak kebinekaan.5. Menentukan dan memandang perlunya berespon terhadap kondisi dan keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan keadaan yang lebih baik.100 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XID. Strategi PembelajaranUntuk mencapai capaian pembelajaran di atas, ada beberapa strategi yang dapatdilakukan.1. Group Resume (Resum Kelompok) adalah salah satu model pembelajaran kelompok yang biasanya menggambarkan hasil yang telah dicapai oleh individu. Resume akan menjadi menarik untuk dilakukan dalam grup dengan tujuan membantu peserta didik menjadi lebih akrab.2. Grafik Pengorganisasi TIK: grafik yang digunakan untuk membantu peserta didik mengorganisasikan informasi sebelum, saat, dan setelah pembelajaran. Grafik ini membantu peserta didik untuk mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dan mengaitkan dengan pengetahuan yang baru.3. Refleksi: Kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa pencapaian peserta didik pada akhir pembelajaran. Kegiatan ini membantu proses asesmen pada diri sendiri.4. Proyek: kegiatan yang meminta peserta didik menghasilkan sebuah produk (media visual) dari hasil pengolahan dan sintesis informasi. Kegiatan ini membantu peserta didik mengekspresikan pemahaman dalam bentuk yang variatif.5. Diskusi kelompok: berdiskusi dalam kelompok kecil untuk memaksimalkan peran setiap anggota kelompok. Dilanjutkan dengan berbagi informasi dari kelompok sebelumnya serta berdiskusi dalam kelompok baru untuk memperoleh tanggapan lebih banyak.6. Jurnal harian: mencatat aktivitas sehari-hari yang berkaitan dengan topik yang sedang dibicarakan. Kegiatan ini membantu proses penilaian capaian yang ber- kaitan dengan penerapan nilai.7. Project Based Learning: metode pembelajaran berbasis proyek/kegiatan. Project based learning merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Centered Learning), di mana peserta didik melakukan investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Dalam konteks ini, peserta didik secara konstruktif dan kolaboratif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap suatu permasalahan. Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 101E. Skema Pembelajaran Unit 1 Saran Periode Kita dan 2 x pertemuan,Masyarakat masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran Global Tujuan Pembelajaran Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan kedudukan kita, sebagai bangsa Indonesia, dalam konteks masyarakat global. Peserta didik juga dapat menjelaskan tentang bagaimana globalisasi berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia sekaligus bagaimana tiap-tiap dari masyarakat itu juga turut membentuk identitas masyarakat global. Pokok Materi • Globalisasi dan Pengaruhnya terhadap Pembentukan Identitas • Pancasila di Era Globalisasi Kata Kunci • Globalisasi • Masyarakat Global • Pancasila Metode Pembelajaran • Diskusi Kelompok • Presentasi • Refleksi Alternatif Metode Pembelajaran • Menggali Informasi dari teman • Gallery Walk Sumber Belajar • Bacaan Unit 1 Buku Siswa102 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 2 Saran PeriodeKolaborasi 2 x pertemuan, Budaya masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran Tujuan Pembelajaran Peserta didik diharapkan mampu menemukan manfaat kolaborasi budaya dan cara mengolaborasikan keragaman budaya Indonesia Pokok Materi • Diskusi Kolaborasi Budaya • Membuat Mading “Potret Budaya Nusantara” Kata Kunci • Kolaborasi budaya • Multikultural • Komunikasi lintas budaya • Mading • Modal sosial (social capital) • Prasangka (prejudice) Metode Pembelajaran • Diskusi • Membahas hasil diskusi • Membuat Majalah Dinding • Refleksi Alternatif Metode Pembelajaran 2 Stay 3 Stray / Gallery Walk Sumber Belajar Sumber Utama • Bacaan Unit 2 Buku Siswa Pengayaan • Internet • Media massa • Lingkungan sekitar Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 103Unit 3 Saran Periode Interaksi 2 x pertemuan, Budaya masing-masing pertemuan 2 jam pelajaranNusantara diKancah Dunia Tujuan Pembelajaran Peserta didik belajar aktif mempromosikan kebi- nekaan yang dimiliki bangsa Indonesia, meng- hubungkan kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia menuju kancah dunia, dan menguta- makan produk-produk dalam negeri Pokok Materi • Mengenal Kearifan Masyarakat Dunia • Promosi dan Kolaborasi Budaya dalam Dunia yang Terhubung Kata Kunci • Globalisasi • Kearifan Masyarakat • Teknologi informasi • Komunikasi • Pemahaman lintas budaya • Promosi • Kolaborasi Metode Pembelajaran • Diskusi • Membahas hasil diskusi • Membuat Majalah Dinding • Refleksi Alternatif Metode Pembelajaran • Gallery walk • Sosialisasi booklet di media sosial Sumber Belajar • Bacaan Unit 3 Buku Siswa104 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 4 Saran Periode Merawat 2 x pertemuan, Tradisi masing-masing pertemuan 2 jam pelajaran Lokal danKebinekaan Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menjelaskan tradisi lokal yang ada dalam masyarakat kita. Peserta didik juga mampu menginventarisir berbagai bentuk kearifan tersebut untuk dijadikan pegangan serta dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik juga mampu menjelaskan tentang fungsionalisasi Pancasila sebagai pegangan dalam menghadapi kehidupan global. Pokok Materi • Mengenali Keragaman Kearifan Lokal di Nusantara • Praktik Menjaga Kearifan Lokal Kata Kunci • Kearifan Lokal • Keragaman • Tradisi Metode Pembelajaran • Diskusi Kelompok • Presentasi • Tanya Jawab • Refleksi Sumber Belajar Sumber Utama • Bacaan Unit 4 Buku Siswa Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 105Unit 5 Saran Periode Stereotip, 2 x pertemuan,Diskriminasi masing-masing pertemuan 2 jam pelajarandan Bullying Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu mengkaji secara objektif kasus-kasus yang berpotensi merusak kebinekaan. Peserta didik juga mampu bisa menjelaskan mengapa peristiwa tersebut bisa dikategorikan diskriminasi. Pokok Materi • Diskriminasi dan Intoleransi Sebagai Ancaman Atas Kebinekaan • Kunjungan ke Tokoh Masyarakat/Adat/ Agama Kata Kunci • Intoleransi • Diskriminasi • Pelabelan Negatif Metode Pembelajaran • Diskusi Kelompok • Presentasi • Tanya Jawab • Kunjungan ke Tokoh Sumber Belajar • Bacaan Unit 5 Buku Siswa106 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 1Kita danMasyarakat Global Bagian ini hendak mengkaji tentang kedudukan hubungan antara kita dan masyarakat dunia. Untuk memahami bagaimana hubungan tersebut, kita bisa menelusurinya melalui pertanyaan ini? 1. Bagaimana kedudukan kita dalam masyarakat dunia? 2. Bagaimana masyarakat di berbagai belahan dunia saling berkontribusi pada pembentukan identitasnya masing- masing? Bagaimana globalisasi berkontribusi atas hal ini?1. Tujuan PembelajaranPada unit ini, kalian diharapkan mampu menjelaskan kedudukan kita, sebagai bangsaIndonesia, dalam konteks masyarakat global. Kalian juga dapat menjelaskan tentangbagaimana globalisasi berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di berbagai belahandunia sekaligus bagaimana tiap-tiap dari masyarakat itu turut membentuk identitasmasyarakat global.2. Aktivitas Belajar 1Isilah tabel KWL. KWL adalah kepanjangan What I Know, What I Want to Know,dan What I Learned, yang berarti “Apa yang saya tahu”, “apa yang saya ingin ketahui”,dan “apa yang telah saya ketahui”. Pertama-tama, kalian perlu mengisi 2 kolom di awal pembelajaran. Berikut panduanpertanyaan untuk mengisi tabel KWL tersebut.1. Apa yang kalian pahami mengenai masyarakat global? Apa yang kalian pahami tentang kita dan globalisasi bisa saling mempengaruhi?2. Tuliskan apa yang ingin kalian ketahui tentang Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia dalam konteks masyarakat global. Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 107Aktivitas Belajar Mengisi KWL Saya Tahu .. Saya Ingin Tahu … Saya Telah Ketahuidiisi di awal pembelajaran diisi di awal pembelajaran diisi di akhir pembelajaran Setelah mengisi tabel KWL, mari kita baca artikel berikut untuk mengetahui arti globalisasi, serta bagaimana pengaruhnya ter- hadap kehidupan kita. Era globalisasi telah membawa manusia pada satu tahap peradaban yang cukupmaju. Masa ini ditandai oleh berbagai penemuan baru dan kemajuan di berbagai bidang.Bagi umat manusia, perkembangan pesat ini sangat menguntungkan. Betapa tidak,mereka cukup terbantu karena dipermudah dalam berbagai hal. Batas-batas geografisbukan lagi menjadi penghalang, karena akses informasi bisa didapatkan sedemikianmudah. Berbagai perubahan yang menyertai era globalisasi ini, pada gilirannya juga mem-berikan pengaruh pada cara pandang manusia terhadap kehidupan alam semesta. Nilai,norma, dan pola hidup berubah teramat cepat dan menjadi tatanan baru.Tatanan itulahyang pada akhirnya menjauhkan manusia dari kepastian nilai yang berpuluh-puluhtahun lamanya ia pegang. Dari sini, muncullah perdebatan-perdebatan mengenai bagaimana cara menyikapiera globalisasi ini. Karena bagaimanapun juga, globalisasi beserta masalah yangditimbulkannya merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari, sebagai bagian daridinamika sejarah hidup manusia. Tentunya, dibutuhkan cara yang lebih arif dalammenyikapi berbagai keruwetan era globalisasi ini. Globalisasi berasal dari kata globalization. Global berarti mendunia, sementaraization adalah prosesnya. Dalam Encyclopaedia Britannica (2015) disebutkan kalaufenomena ini bukanlah situasi yang baru, karena banyak kerajaan maupun gerekankeagamaan yang telah menjalani proses globalisasi. Secara sederhana, kita bisamemaknai globalisasi ini sebagai proses masuknya ke ruang lingkup dunia (KBBI). Banyak faktor yang mendorong terjadinya globalisasi. Perkembangan teknologiinformasi dan transportasi adalah di antaranya. Dengan teknologi dan transportasiyang semakin canggih, transaksi dalam bidang ekonomi antarnegara menjadi sangat108 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XImudah. Pengiriman barang dan jasa bisa dengan sangat mudah dilakukan. Inilah salahsatu dampak positif dari globalisasi. Dampak positif lainnya adalah pengembanganilmu pengetahuan, terjalinnya hubungan antarwarga dunia, informasi yang sedemikianmudah diakses, dan aspek-aspek lainnya. Selain berdampak positif, ada juga akibat negatif dari fenomena ini. Kemajuanteknologi informasi dan komunikasi, di satu sisi, memberi kemudahan bagi publik dalammengakses informasi, mengembangkan segenap potensinya serta tuntutan perjuanganhidupnya, tapi di sisi lain, ia telah menjadi instrumen negara-negara industri maju dankekuatan elit minoritas pemilik modal guna melakukan hegemoni dan dominasinyaatas kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. (Korten, 2015) Kekuatan ekonomi yang raksasa bergerak melampaui batas-batas teritorial suatunegara guna melakukan ekspansi ekonomi di berbagai pelosok dunia. Kenyataan inilahyang memberikan dampak akan semakin melemahnya posisi kekuatan ekonomi lokal.Dalam ranah budaya, hegemoni ini tampak dalam penciptaan pola hidup konsumeristikdan pop culture, yang memposisikan manusia sebagai objek distribusi produksi belaka. Kita merasakan bahwa kebudayaan luhur mulai mendapatkan tantangan daribudaya baru. Konsumerisme, hedonisme, serta pudarnya tata krama mulai terasa.Kehidupan pertanian perlahan-lahan mulai ditanggalkan, karena pada saat yang sama,masyarakat kita bergerak menjadi masyarakat industri. Ada tiga respon yang bisa diberikan oleh sebuah kelompok terhadap fenomenaglobalisasi ini. Pertama, kelompok rejeksionis yang menolak mentah-mentah segalabentuk produk pemikiran era globalisasi. Kelompok ini percaya bahwa yang berbauasing harus ditolak, karena tidak sesuai dengan jati diri serat kepribadian bangsanya.Sikap ini sembari dibarengi dengan sikap superior atau mengakui bahwa hanyakebudayaannya saja yang paling adiluhung, sementara yang lain lebih rendah. Kelompok kedua, adalah mereka yang menerima segala bentuk produk globalisasidengan tidak pernah melakukan filter terhadapnya. Ini kebalikan dengan sikapkelompok pertama. Mereka menerima tanpa filter nilai, budaya, serta tradisi yangdatang dari luar kebudayaannya. Sementara yang ketiga adalah mereka yang memilih untuk bersikap adaptif, tidakmenampik tetapi juga tidak menerimanya begitu saja. Dengan kata lain, ada prosesseleksi untuk memilih dan memilah produk mana yang sesuai dengan nafas kehidupanbangsa sembari melakukan refleksi kritis terhadap segala hal yang merupakan bentukandari masa ini. Seperti halnya masyarakat dunia yang memiliki pengaruh terhadap kehidupan kita,begitupun juga sebaliknya. Kehidupan kita sebagai sebuah bangsa turut membentukidentitas masyarakat dunia. Apa yang kita miliki (nilai, tradisi, budaya dan lainnya)menjadi bagian dari kekayaan kebudayaan dunia yang begitu kaya. Di antara kebudayaanitu, semuanya memiliki keunggulan dan kelebihannya. Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 109Buatlah catatan-catatan penting yang bisa disarikan dari artikel ini. Lalu, bagaimana kalian menghubungkan antara posisi kita sebagai bagian dari masyarakat dunia, dengan tiga respon seperti yang dijelaskan di artikel tersebut. Mana dari ketiganya yang lebih cocok dipilih oleh kita sebagai bangsa Indonesia sekaligus bagian dari masyarakat global.3. Aktivitas Belajar 2a. Setelah kalian mendalami artikel di atas, kalian akan dibagi ke dalam empat kelompok.b. Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang tema yang berbeda, tetapi masih berkaitan dengan tema artikel di atas.c. Kelompok pertama mengidentifikasi tentang alasan “Mengapa Kita Menjadi Bagian dari Warga Dunia.”Kelompok kedua menelaah “Aspek-aspek dalam kehidupan kita yang merupakan bagian dari fenomena global.” Kelompok ketiga mendiskusikan “Dampak Positif dan Negatif dari Globalisasi.” Kelompok keempat melihat bagaimana “Pancasila menjadi Jati Diri Bangsa Indonesia di Era Globalisasi.”d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di kelas besar.4. RefleksiSetelah mengikuti pembelajaran hari ini, silahkan kalian melakukan refleksi. Untukmembantu merefleksikan aktivitas yang dilakukan, jawablah pertanyaan-pertanyaandi bawah ini:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalahb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentang110 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari Setelah mengikuti dua kali pertemuan, silahkan kalian untuk membuat infografis tentang “Kita, Masyarakat Global, dan Pancasila.” Infografis Contoh Infografis5. Rangkumana. Sebagai sebuah fenomena, globalisasi adalah fakta. Kita hidup di era tersebut. Tatanan dunia mengalami berbagai perubahan akibatnya.b. Tak bisa dinafikan, ada dampak positif dan negatif dari kemunculannya. Perkem- bangan ilmu pengetahuan yang pesat, kemajuan bidang teknologi dan transformasi adalah contoh bagaimana dampak positif dari globalisasi.Tetapi, dampak negatifnya juga sangat terasa. Nilai-nilai kearifan dan kebudayaan lokal, semakin luntur seiring dengan penetrasi dari kebudayaan yang datang dari dunia luar.c. Ada tiga respon yang bisa diberikan dalam menyikapi fenomena global ini: menolak, menerima, atau menerima dengan membangun kolaborasi. Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 1116. Uji PemahamanUntuk mengetahui sejauh mana pemahamanmu tentang unit ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah.a. Apakah globalisasi berpengaruh terhadap pembentukan identitas kita?b. Ada banyak aspek dalam kehidupan kita yang terpengaruh oleh globalisasi. Berikan analisismu terhadap pengaruh globalisasi dalam aspek ekonomi, teknologi, serta budaya?c. Melalui strategi seperti apa agar generasi muda bisa menjadikan Pancasila sebagai benteng bagi penguatan karakter bangsa?7. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Sikap Penilaian Pengetahuan Penilaian Keterampilan• Kerja sama tim • Konten dan identifikasi • Presentasi di hadapan• Kontribusi terhadap peserta didik terhadap peserta didik yang lain. pengaruh globalisasi apa yang dihasilkan terhadap pembentukan • Efektivitas penyajian oleh tim tersebut. identitas bangsa infografis • Penugasan kepada peserta didik untuk mengelaborasi lebih lanjut contoh-contoh dari dampak positif dan negatif globalisasi • Konten Infografis112 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 2Kolaborasi Budaya Pertanyaan kunci yang akan dikaji pada unit ini adalah: 1. Apa manfaaat kolaborasi budaya bagi bangsa Indonesia? 2. Bagaimana cara mengolaborasikan keragaman budaya Indonesia?1. Tujuan PembelajaranPada unit ini, kalian akan belajar menemukan manfaat kolaborasi budaya dan caramengolaborasikan keragaman budaya Indonesia.2. Aktivitas Belajar IIndonesia merupakan salah satu negara multikultural (majemuk) terbesar di dunia.Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari agama, budaya, bahasa, etnis, dan adatistiadat. Kemajemukan Indonesia tergambar dalam lambang negara Republik Indonesia,yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Keragaman Indonesia di satu sisi membawa berkah, tetapidi sisi lain dapat pula menjadi bencana. Keragaman dapat menjadi berkah jika dapatdikelola dengan baik. Ia dapat menjadi modal sosial (social capital) yang berhargabagi bangsa Indonesia. Sebaliknya, dapat menjadi bencana jika tidak dapat dikeloladengan baik. Keragaman berpotensi menimbulkan konflik antarmasyarakat. Untuk itu,diperlukan berbagai upaya untuk melestarikan keragaman Indonesia agar dapat menjadimodal sosial sekaligus mencegah potensi konflik di tengah masyarakat Indonesia.Salah satunya adalah dengan melakukan kolaborasi budaya. Dengan adanya kolaborasibudaya, antara masyarakat satu dengan masyarakat lain yang berbeda budaya akanterjalin komunikasi lintas budaya. Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 113Komunikasi lintas budaya adalah proses komunikasi yang melibatkan orang-orang yang berasal dari latar belakang sosial budaya yang berbeda. Dengan katalain, komunikasi lintas budaya merupakan komunikasi yang para pesertanya berlatarbelakang budaya berbeda dan terlibat kontak antara satu dengan yang lainnya, baiksecara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi lintas budaya ini diperlukan agarmasyarakat mengenal budaya lain, sehingga muncul sikap saling menghargai perbedaandan keragaman budaya sekaligus mengikis prasangka. Kolaborasi budaya ini dapatdilakukan dalam berbagai bentuk seperti mengadakan pentas budaya dan keseniansecara bersama-sama yang melibatkan berbagai pihak.Perhatikanlah gambar berikut ini! Gambar 3.1 Ilustrasi ragam budaya Sumber: Nata_Zhekova/Thinkstock (2020) Penulis Ayunda Pininta Kasih | Editor Yohanes Enggar Harususilo KOMPAS.com- Penyatuan beragam identitas kebudayaan tak mesti menghilangkan ciri khas satu budaya. Inilah yang ditampilkan dalam pameran seni rupa bertajuk “Integrasi”. Pameran seni rupa yang berlangsung di Bentara Budaya pada 10-15 Januari 2020 pukul 10.00-18.00 WIB itu akan mempertemukan para seniman dan menampilkan karya-karya dengan latar budaya berbeda. Dalam kebudayaan, integrasi dimaknai sebagai proses penyatuan berbagai macam identitas kebudayaan tanpa harus menghilangkan ciri dari budaya tersebut. Kata Integrasi ini dianggap tepat untuk menggambar- kan seniman-seniman yang karyanya mewarnai pameran seni rupa kali ini. Tak hanya suka cita akan keberagaman budaya yang dipamerkan. Pameran seni rupa Integrasi juga mem- beri “ruang” bagi seniman untuk berproses dan menampilkan karya dalam jangka waktu tertentu di suatu tempat. “Ruang” itu bernama residensi Internasional yang saat ini cukup populer di sejumlah negara. Dija- lankan sebagai upaya membangkitkan pengertian dan toleransi antar budaya yang berbeda. Sumber: edukasi.kompas.com/read/2020/01/09/20434641/agenda-bbj-kolaborasi-budaya-dalam-pameran-seni-rupa-integrasi?page=all114 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIGambar di atas merupakan berita yang berisi tentang bentuk kolaborasi budayadalam bidang seni rupa.Tentu saja selain dalam bentuk seni rupa, masih banyak sekalibentuk kolaborasi budaya yang ada.a. Menurut kalian mengapa kita perlu mengadakan kolaborasi budaya?b. Seperti apa bentuk kolaborasi budaya yang ada?c. Apa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan kolaborasi budaya tersebut? Marilah kita bahas pertanyaan-pertanyaan di atas bersama dengan teman-temanmu! • Kalian akan dibagi menjadi 8 kelompok kecil, masing- masing kelompok terdiri dari 4-5 peserta didik. • Berkumpullah dengan teman-teman sekelompokmu! • Diskusikanlah 3 pertanyaan di atas bersama dengan temen- teman sekelompokmu! • Tulislah hasil diskusi kalian di secarik kertas! • Pilihlah salah satu orang untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas! • Dengarkanlah presentasi dari perwakilan masing-masing kelompok! • Berikanlah pertanyaan dan tanggapan kepada teman- teman yang presentasi di depan kelas!3. RefleksiSetelah mengikuti pembelajaran hari ini, silakan kalian melakukan refleksi. Untukmembantu merefleksikan aktivitas yang dilakukan, jawablah pertanyaan-pertanyaandi bawah ini:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 115b. Dari proses belajar hari ini,hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah4. Aktivitas Belajar 2Pada pertemuan sebelumnya kita telah berdiskusi tentang kolaborasi budaya yang adadi Indonesia. Ada 2 pertanyaan yang harus kalian jawab:a. Budaya apa saja yang dimiliki oleh bangsa Indonesia?b. Bagaimana cara menunjukkan budaya yang ada di Indonesia?a. Rancangan Proyek 1) Kalian akan dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 7-10 peserta didik, dan meminta setiap kelompok menunjuk satu ketua kelompok. KETUA KETUA KETUA KETUAAnggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota 6 1 6 1 6 1 6 1 KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK1Anggota Anggota Anggota 2 Anggota Anggota 3 Anggota 4Anggota Anggota 5 2 5 2 5 2 5 2 Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota 4 3 4 3 4 3 4 32) Berkumpullah dengan teman satu kelompokmu!3) Dengarkanlah penjelasan gurumu tentang proyek pembuatan Mading yang bertajuk “Potret Budaya Nusantara”!116 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI4) Setiap kelompok menunjuk 1 (satu) orang pemimpin redaksi (Pemred). 5) Pemred memberikan tugas (job description) kepada setiap anggota kelompoknya untuk menjadi layouter, content writer, editor, dan illustrator. 6) Setiap kelompok menyiapkan bahan yang akan digunakan untuk membuat Mading “Potret Budaya Nusantara”, seperti: kertas manila/asturo/styrofoam, spidol warna-warni, pensil, bolpoin warna-warni, penggaris, penghapus, dan sebagainya.b. Jadwal Pelaksanaan Proyek 1) Pembuatan Mading “Potret Budaya Nusantara” dilakukan selama 2 (dua) minggu, dengan timeline (alokasi waktu) sebagai berikut: a) Perencanaan: 1 hari b) Pencarian konten: 3 hari c) Layouting: 3 hari d) Penulisan konten: 4 hari e) Editing: 1 hari f ) Finishing: 1 hari g) Pemasangan Mading: 1 haric. Pelaksanaan Proyek 1) Berkumpullah dengan tim redaksimu untuk mendiskusikan Mading “Potret Budaya Nusantara” yang akan dibuat! 2) Carilah konten yang akan dimasukkan ke dalam Mading! 3) Buatlah template/layout (tata letak) penulisan konten Mading! 4) Tuliskan konten atau isi Mading “Potret Budaya Nusantara”! 5) Periksalah kembali redaksi konten yang telah kalian tulis! 6) Berilah hiasan pada Mading tersebut agar tampilan lebih menarik! 7) Pasanglah Mading “Potret Budaya Nusantara”yang telah jadi untuk diletakkan atau dipajang di tempat-tempat yang strategis! Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 1175. RefleksiSetelah mengikuti pembelajaran hari ini, silakan kalian melakukan refleksi. Untukmembantu merefleksikan aktivitas yang dilakukan, jawablah pertanyaan-pertanyaanbeikut ini:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalahb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari adalah6. Rangkumana. Kolaborasi budaya antara masyarakat satu dengan masyarakat lain yang berbeda budaya dapat menjalin komunikasi lintas budaya.b. Komunikasi lintas budaya adalah proses komunikasi yang melibatkan orang-orang yang berasal dari latar belakang sosial budaya yang berbeda.c. Beberapa manfaat komunikasi lintas budaya adalah: 1) masyarakat mengenal budaya lain, 2) muncul sikap saling menghargai perbedaan dan keragaman budaya, 3) mengikis prasangka.d. Kolaborasi budaya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti mengadakan pentas budaya dan kesenian secara bersama-sama yang melibatkan berbagai pihak.118 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI7. Lembar KerjaLembar Kerja Diskusi KelompokNama-Nama 1.Anggota 2.Kelompok 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.Hasil Diskusi Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 119Template Mading Judul Mading Nama Mading Konten 2 Konten 3 Konten 4 Pemimpin Redaksi Konten 8 Anggota (Tim) Konten 1Konten 5 Konten 6 Konten 7 MADING POTRET BUDAYA NUSANTARA Gambar 3.2 Ilustrasi Mading “Potret Budaya Nusantara”120 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI8. Uji Pemahamana. Budaya apa saja yang dimiliki oleh bangsa Indonesia?b. Bagaimana cara menunjukkan budaya yang ada di Indonesia?c. Menurut kalian mengapa kita perlu mengadakan kolaborasi budaya?d. Seperti apa bentuk kolaborasi budaya yang ada di Indonesia?e. Apa manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan kolaborasi budaya tersebut? Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 1219. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Sikap Penilaian Pengetahuan Penilaian Keterampilan• Konten atau isi Mading • Kerja sama tim • Pembuatan Mading • Kontribusi masing- masing peserta didik dalam tim • Sikap/prilaku selama pelaksanaan proyek.122 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 3Interaksi Budaya Nusantaradi Kancah Dunia Pertanyaan kunci yang akan menjadi bahan diskusi pada unit ini adalah: 1. Bagaimana cara mengenali kearifan masyarakat yang ada di dunia? 2. Bagaimana cara mempromosikan budaya bangsa Indonesia dalam dunia yang terhubung? 3. Bagaimana cara melakukan kolaborasi budaya dalam dunia yang saling terhubung?1. Tujuan PembelajaranPada bagian ini kalian akan belajar untuk ikut aktif dalam mempromosikan kebhinekaanyang dimiliki bangsa Indonesia, menghubungkan kearifan lokal yang dimiliki bangsaIndonesia menuju kancah dunia, dan mengutamakan produk-produk dalam negeri.2. Aktivitas Belajar IGlobalisasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi membuat duniaseakan tidak berjarak (borderless). Globalisasi membuat batas teritorial negara seolahtidak ada lagi. Globalisasi membuat negara-negara di dunia menjadi semacam globalvillage (desa buana), di mana satu negara dengan negara lain saling terhubung dansaling berinteraksi. Dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat maju,suatu peristiwa atau kejadian di suatu negara dapat diketahui secara cepat di belahanbumi lain. Perkembangan teknologi informasi dan juga transportasi meniscayakanseseorang atau sekelompok orang berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang laindari berbagai belahan dunia. Hal ini membawa konsekuensi adanya pertukaran budayadi kancah global (internasional). Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 123Siapa pun orangnya tidak dapat lepas dari budaya tempat ia dilahirkan dandibesarkan. Dengan budaya yang mengakar di dalam dirinya, ia harus berbagi ruangdengan orang lain dari budaya lain. Pertukaran budaya tersebut sangat mungkinberpotensi menimbulkan konflik. Konflik dapat dicegah dengan munculnya kesadaranbahwa setiap orang harus mampu dan mau memahami budaya orang lain yang berbedadengannya. Cara berkomunikasi sendiri sangat dipengaruhi oleh budaya masing-masing. Oleh karenanya, dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang berbedabudaya, dibutuhkan pemahaman lintas budaya (cross-cultural understanding). Sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia tentu saja tidak dapatmenghindarkan diri dan menutup/mengisolasi diri dari bangsa dan negara lain.Perjumpaan dan interaksi dengan bangsa-bangsa lain merupakan suatu keniscayaan bagibangsa mana pun, termasuk Indonesia. Adanya globalisasi meniscayakan hilir mudiknyabudaya lain dari satu negara ke negara lain sehingga berpotensi mempengaruhi budayanegara setempat. Tidak ada satu pun bangsa yang hidup tanpa pengaruh dari luar. Sebagai bangsa yang besar, kita harus memiliki kelenturan budaya, sehingga mampumengadaptasi budaya-budaya luar yang baik dan sesuai dengan jati diri bangsa. Berbagaibudaya luar yang baik dan sesuai dengan jati diri bangsa dapat memperkaya nilai-nilaidan kearifan lokal bangsa Indonesia. Ketidakmampuan beradaptasi dengan budayaluar akan menjadikan Indonesia terperosok ke dalam kekerdilan identitas. Sebaliknya,terlalu terobsesi dengan budaya luar dan mengabaikan tradisi dan nilai-nilai lokal akanmenjadikan Indonesia kehilangan identitas nasionalnya. Jika demikian yang terjadi,maka bangsa Indonesia tidak akan pernah mampu berdikari secara kultural dan menjadidiri sendiri. Sebagai bangsa yang besar, kita harus mampu bergaul secara global denganbangsa dan negara lain tanpa kehilangan identitas keindonesiaan kita. Berpikir globalbertindak lokal (think globally act locally) merupakan adagium dan sikap moderat yangtepat bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi globalisasi. Melestarikan apa yang baik dan mengadopsi hal-hal yang lebih baik dari bangsalain, merupakan sikap cerdas dan bijaksana. Sebaliknya, menolak atau meniru secaramembabi buta apa saja dari luar, bukanlah sikap bijak. Tidak semua yang berasal dariluar itu baik dan juga tidak semua yang berasal dari luar itu buruk. Kita ambil yang baikdari mereka (baca: bangsa luar) sembari mempertahankan dan melestarikan tradisi dannilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia. Kendati setiap bangsa memiliki keunikanbudaya dan tradisi masing-masing, tetapi tidak menutup kemungkinan bekerja samadan berkolaborasi secara global untuk keadilan dan penciptaan dunia yang lebih amandan manusiawi.124 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIPerhatikanlah dua gambar di bawah ini!Gambar 3.3 Salah satu pantai Gambar 3.4 Salah satu sudut pantai Sumber: Pixabay.com/Astama81 (2010) Sumber: Idntimes.com/Wayan Suyadnya (2021)a. Apa yang terlintas di benak kalian melihat kedua gambar tersebut?b. Apa perbedaan yang mencolok di antara kedua gambar tersebut?c. Mengapa terjadi perbedaan yang sangat mencolok di antara dua gambar tersebut?d. Bagaimana cara mengubah situasi gambar yang ada di samping kanan agar menjadi gambar seperti pada situasi yang ada di sebelah kiri?e. Kearifan (pelajaran) apa yang dapat kalian petik dari melihat 2 (dua) gambar di atas?Diskusikanlah dengan teman-temanmu!a. Buatlah beberapa kelompok kecil, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang!b. Tunjuklah 1 (satu) ketua dan 1 notulis!c. Lihat dan bandingkanlah kedua gambar di atas.Kemudian diskusikanlah pertanyaan di atas!d. Notulis menuliskan hasil diskusi tersebut di atas kertas plano dengan spidol atau alat tulis yang lain.e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.f. Setiap kelompok membuka sesi diskusi dan mempersilahkan peserta diskusi untuk menanggapi atau bertanya kepada kelompoknya.g. Setiap kelompok wajib menanggapi pertanyaan peserta diskusi.h. Setiap kelompok memberikan kesimpulan hasil presentasi dan diskusi kelompoknya.i. Setiap kelompok menutup diskusi. Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 1253. RefleksiSetelah mengikuti pembelajaran hari ini, silakan kalian melakukan refleksi. Untukmembantu merefleksikan aktivitas yang dilakukan, jawablah pertanyaan-pertanyaandi bawah ini:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalahb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari adalah4. Aktivitas Belajar 2Ada beberapa budaya Indonesia yang telah diakui oleh dunia internasional. Di antaranyaadalah wayang, angklung, keris, batik, tari saman, tari kecak, reog ponorogo, tari pendet,lagu rasa sayange, dan lagu jali-jali. Gambar 3.5 Reog Gambar 3.6 Keris Gambar 3.7 Angklung Gambar 3.8 WayangSumber: Wikimedia Commons/ Sumber: Wikimedia Commons/ Sumber: Wikimedia Commons/ Sumber: Wikimedia Sudibyo Saputro (2018) Keris Indonesia (2014) Crisco 1492 (2015) Commons/Asitrac (2004)126 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIGambar 3.9 Batik Gambar 3.10 Tari SamanSumber: Unsplash.com/Camille Bismonte (2020) Sumber: Kompas.com/M. Latief (2017)Sebagai putra-putri bangsa seharusnya kita bangga dengan ke-budayaan yang kita miliki. Sayangnya, tidak sedikit generasimilenial yang justru lebih mengagungkan budaya dan produkbangsa lain yang belum tentu sesuai dengan jati diri bangsaIndonesia. Supaya dalam diri tertanam rasa cinta dan banggaakan budaya yang kita miliki, buatlah poster yang berisi ajakankepada masyarakat untuk mencintai budaya dan produk dalamnegeri, seperti pada contoh di bawah ini.AKU CINTAProdukINDONESIA Contoh Poster Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 1275. RefleksiSetelah mengikuti pembelajaran hari ini, silakan kalian melakukan refleksi. Untukmembantu merefleksikan aktivitas yang dilakukan, jawablah pertanyaan-pertanyaandi bawah ini:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalahb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari adalah6. Rangkumana. Perkembangan teknologi informasi dan juga transportasi meniscayakan seseorang atau sekelompok orang berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dari berbagai belahan dunia. Hal ini membawa konsekuensi adanya pertukaran budaya di kancah global (internasional).b. Dalam berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dibutuhkan pemahaman lintas budaya (cross-cultural understanding).c. Sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dan menutup/mengisolasi diri dari bangsa dan negara lain.d. Melestarikan apa yang baik dan mengadopsi hal-hal yang lebih baik dari bangsa lain merupakan sikap cerdas dan bijaksana. Sebaliknya, menolak atau meniru secara membabi buta apa saja dari luar bukanlah sikap bijak.128 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI7. Uji PemahamanUntuk mengetahui sejauh mana pemahamanmu tentang unit ini, jawablah pertanyaanberikut:a. Bagaimana cara mengenali kearifan masyarakat yang ada di dunia?b. Bagaimana cara mempromosikan budaya bangsa Indonesia dalam dunia yang terhubung?c. Bagaimana cara melakukan kolaborasi budaya dalam dunia yang saling terhubung?8. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Sikap Penilaian Pengetahuan Penilaian Keterampilan• Observasi guru • Partisipasi diskusi • Efektivitas Penyajian• Penilaian diri sendiri • Pemahaman materi poster• Penilaian teman sebaya Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 129Unit 4Merawat Tradisi Lokaldan Kebinekaan Pertanyaan kunci yang akan dikaji pada unit ini adalah: 1. Bagaimana kearifan dan tradisi lokal itu kita kenali dan rawat sehingga ia bisa menjadi pandangan hidup masyarakat kita? 2. Sebagai generasi muda, bagaimana sikap serta tindakan yang harus kita lakukan dalam melestarikan tradisi lokal yang begitu beragam?1. Tujuan PembelajaranPada unit ini, kalian mampu menjelaskan tradisi lokal yang ada dalam masyarakat kita.Tak hanya menjelaskan, kalian juga diharapkan mampu menginventarisir berbagaibentuk kearifan tersebut serta dijadikan pegangan dan dipraktikkan dalam kehidupansehari-hari. Kalian juga dapat menjelaskan tentang fungsionalisasi Pancasila sebagaipegangan dalam menghadapi kehidupan global.2. Aktivitas Belajar 1 Masyarakat Kampung Naga Menjaga Kelestarian Alam Kampung Naga berada di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebagian besar masyarakatnya hidup sebagai petani. Diluar itu, masyarakat Kampung Naga bermatapencaharian sebagai perajin anyaman bambu, pun yang kerajinan rumah tangga atau industri kecil lainnya.130 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIPublik mengenal kampung masyarakat Sunda ini sebagai kampungadat. Penduduk Kampung Naga baik yang masih tinggal di sana atau di luar,menganggap tempat kelahirannya tersebut sebagai warisan leluhur untuk anakcucunya sehingga harus dijaga. Cara untuk menunjukkan hal tersebut ada dalam prilaku maupun upacararitual yang diselenggarakan secara rutin. Mereka juga memberlakukan semacamtabu yang harus dihindari. Salah satu ciri yang melekat pada masyarakat adat Kampung Naga adalahkonsistensinya untuk menjaga lingkungan agar tetap lestari. Mereka melihat alamsebagaimana manusia, yang harus diperlakukan dengan baik.Tidak dieksploitasi,ditebangi pohonnya semena-mena tanpa ditanami kembali. Aktivitas untuk melindungi hutan mereka tunjukkan dengan menetapkansebuah kawasan yang suci. Pada Kawasan tersebut ada yang disebut leuweunglarangan (hutan larangan) dan leuweung tutupan (hutan tutupan). Disebut sebagaihutan larangan, karena disana ada pantangan. Di tempat itu pulalah, leluhurKampung Naga dimakamkan. Selain leuweung larangan, ada juga leuweung tutupan, tempat dimanatumbuh tanaman keras yang usianya sudah mencapai puluhan atau bahkanmungkin ratusan tahun. Hutan tutupan merupakan sumber kehidupanmasyarakat adat Kampung Naga. Harmonisasi dengan lingkungan juga dilakukan dengan cara membuatséngkédan. Melihat topografi wilayahnya yang berbukit-bukit, cara itu dilakukanuntuk mengantisipasi terjadinya longsor atau erosi. Tanah séngkédan tersebutkemudian diperkuat dengan susunan batu kali sehingga terlihat seperti teras. Karena tidak menggunakan campuran pasir dan semen untuk penguat, airdari daerah yang lebih tinggi masih bisa mengalir ke daerah lebih rendah melaluibatu-batu tersebut. Disarikan dari Her Suganda, Kampung Naga Mempertahankan Tradisi, (Bandung: Kiblat, 2006) Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 131Artikel di atas adalah aktivitas masyarakat yang merawat bumi dengan cara memanfaatkan kearifan atau pengetahuan lokal. Di sekeliling kita, ada banyak tindakan serupa, pemanfaatan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian alam. Mari kita temu- kan praktik tersebut, lalu buatlah dalam bentuk poster/grafis yang bisa dikerjakan secara manual, digital, dan sejenisnya. Selain menampilkan gambarnya, berikan penjelasan mengenai filosofi atau nilai yang terkandung dalam kearifan lokal tersebut. "Tugu Satu Tungku Tiga Batu" Potret keharmonisan toleransi beragama di Fakfak. Tugu tersebut terletak di tengah kota Fakfak, Papua Barat Menggambarkan tentang harmoni dari tiga agama yang ada di sana: Islam, Katolik dan Kristen. Juga menjelaskan tentang harmoni Gambar 3.11 Contoh Poster Sumber: Liputan6.com/Hari Suroto dan Katharina Janur (2020)3. Aktivitas Belajar 2“Ada banyak cara yang bisa kalian lakukan sebagai generasi muda untuk menjaga,merawat dan melestarikan kearifan lokal yang kita miliki.Turutlah terlibat dalam prosespelestarian hal tersebut. Buatlah jurnal harian mengenai aktivitas ini.”132 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIHari pertama Ikut gotong royong membersihkan tempat Hari/Tanggal pemakaman desa. Waktu Tempat Deskripsi kegiatanHari Kedua Hari/Tanggal Waktu Tempat Deskripsi kegiatanHari Ketiga Hari/Tanggal Waktu Tempat Deskripsi kegiatanHari Keempat Hari/Tanggal Waktu Tempat Deskripsi kegiatan Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 1334. RefleksiSetelah mengikuti pembelajaran hari ini, silakan kalian melakukan refleksi. Untukmembantu merefleksikan aktivitas yang dilakukan, jawablah pertanyaan-pertanyaandi bawah ini:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalahb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari adalah5. Uji PemahamanUntuk mengetahui sejauh mana pemahamanmu tentang unit ini, jawablah pertanyaanberikut:a. Apa tantangan yang dihadapi oleh generasi muda dalam upayanya melestarikan tradisi lokal? Cara apa yang bisa ditempuh agar tantangan tersebut bisa diatasi?134 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIb. Menurut kalian, masuknya berbagai kebudayaan asing ke Indonesia, apakah menjadi sebab lunturnya kecintaan generasi muda terhadap kebudayaan nusantara? Berikan penjelasan!c. Sebagai jati diri bangsa Indonesia, bagaimana caranya agar Pancasila bisa menjadi pegangan untuk berkolaborasi dengan tradisi atau budaya dari bangsa lain?6. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Sikap Penilaian Pengetahuan Penilaian Keterampilan• Observasi guru • Pengisian jurnal harian • Presentasi di hadapan• Penilaian diri sendiri aktivitas yang memiliki peserta didik yang lain.• Penilaian teman sebaya nilai kearifan lokal • Efektivitas infografis atau • Konten infografis atau poster poster • Partisipasi diskusi • Pemahaman materi Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 135Unit 5Stereotip, Diskriminasi,dan Bullying Pertanyaan kunci yang akan dikaji pada unit ini adalah: 1. Apakah ada tindakan diskriminasi yang terjadi di sekeliling kita? Bagaimana kita mengenali bahwa hal tersebut adalah tindakan diskriminasi? 2, Apa yang membuat seseorang atau sebuah kelompok melakukan tindakan diskriminasi atau pelabelan secara negatif? 3. Bagaimana cara mengikis stereotip, diskriminasi, dan bullying yang terjadi di masyarakat?1. Tujuan PembelajaranPada unit ini, kalian mampu mengkaji secara objektif kasus-kasus yang berpotensimerusak kebinekaan. Kasus tersebut bisa berupa peristiwa yang terjadi di sekitarlingkungan, dengan intensitas kecil atau besar. Kalian juga mampu menjelaskanmengapa peristiwa tersebut bisa dikategorikan diskriminasi.2. Aktivitas Belajar ISebelum kalian membaca studi kasus, pahami dulu beberapa istilah penting dalamunit ini.StereotipIstilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Jumalis Walter Lippmann (1992), yangdimaknai sebagai the little pictures we carry around inside our head, di mana gambaran-gambaran tersebut merupakan skema mengenai kelompok. "Manstead dan Hewstonemendefinisikan stereotip sebagai societally shared beliefs about the characteristics (such aspersonality traits, expected behaviors, or personal values) that are perceived to be true of136 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIsocial groups and their members" (keyakinan tentang karakteristik seseorang (seperti cirikepribadian, perilaku, nilai pribadi) yang diterima sebagai kebenaran kelompok sosial.Stereotip adalah proses kognitif, bukan emosional, sehingga ia tidak selalu mengarahkepada tindakan yang sengaja dilakukan untuk melecehkan. Stereotip ini seringkalidigunakan untuk menyederhanakan dunia tanpa melihat perbedaan-perbedaan yangdetail di dalamnya. Contohnya, seseorang akan terkejut jika menjumpai sopir taksiperempuan, karena profesi sopir taksi biasanya dijalankan oleh laki-laki.Prasangka atau PrejudicePenilaian yang telah dimiliki sebelumnya terhadap suatu kelompok dan masing-masinganggota kelompoknya. Pada dasarnya, prasangka bisa bersifat positif, bisa pula bersifatnegatif.DiskriminasiDiskriminasi merupakan perilaku negatif atau membahayakan terhadap anggotakelompok tertentu semata-mata karena keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut.Swim (dalam (Byrne, 1991) menyatakan bahwa diskriminasi adalah tindakan negatifterhadap orang yang menjadi obyek prasangka seperti rasial, etnik, agama, sehinggadapat dikatakan bahwa diskriminasi adalah prejudice in action.PerundunganIstilah “bully” dalam Bahasa Inggris bermakna menggertak atau menindas. Katabullying ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan perundungan. Secarasederhana, perundungan merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yangdilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atauberkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terusmenerus. Perundungan biasanya dibagi ke dalam 3 (tiga) jenis; fisik, verbal, dan mental. Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 137Agar Diskriminasi Tak Ada Lagi Tahun 1992, untuk pertama kalinya, Indonesia meraih medali emas pada perhelatan olahraga terbesar dunia, Olimpiade. Momen 4 tahunan yang ketika itu diselenggarakan di Barcelona, Spanyol, benar-benar membuat seluruh bangsa Indonesia berbangga. Kontingen Indonesia tidak hanya mendapatkan satu, tetapi dua medali emas. Sepasang medali emas itu disumbangkan oleh atlit dari cabang Badminton yang memang menjadi andalan. Kelak, kedua penyumbang medali emas itu menjadi pasangan suami-istri. Mereka adalah Alan Budikusuma dan Susi Susanti. Sejak keikutsertaan Indonesia di pentas Olimpiade pada 1948, baru tahun 1992 itulah negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia ini mendapatkan emas. Namun, ada kisah tidak mengenakkan yang diterima oleh Susi dan Alan pada masa-masa itu bahkan mungkin hingga sesaat setelah reformasi. Sebagai warga keturunan Tionghoa, keduanya pernah mengalami masa sulit berkaitan dengan dokumen Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI). Dengan menunjukkan SBKRI, itu artinya, mereka seperti orang asing yang datang ke Indonesia dan akan menjalankan naturalisasi. Setiap warga Tionghoa disyaratkan harus memiliki SBKRI untuk mengurus segala jenis dokumen. SBKRI menjadi dokumen penting, terutama bagi etnis Tionghoa, karena dengan itulah mereka baru bisa mengurus paspor dan bukti kewarganegaraan lainnya. Dan itu sekali lagi, hanya berlaku bagi kalangan etnis Tionghoa. Ini artinya bahwa sudah saatnya memutus lingkaran setan prilaku diskriminatif ini. Jadi akar persoalan tentang diskriminasi ini adalah SBKRI.Tak heran ketika muncul peraturan yang esensinya menjelaskan bahwa berbagai kepentingan yang memerlukan bukti kewarganegaraan, cukup menggunakan KTP, Kartu Keluarga, atau Akta Kelahiran, ekspektasi akan hilangnya diskriminasi itu muncul ke permukaan. Susi Susanti pernah berujar, ”kalau ’kami-kami ini’ (sejumlah olahragawan bermedali emas) bisa diperlakukan tidak adil begitu, bagaimana nasib orang- orang lain yang jauh lebih miskin dan kurang dikenal”. (Kompas 2/5/2004). Angin segar kemudian berhembus saat pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden RI Nomor 56 Tahun 1996 tentang Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1999 tentang Melaksanakan Ketentuan Keputusan Presiden Nomor 56 tahun1996 tentang bukti kewarganegaraan Republik Indonesia dan Instruksi Presiden nomor 26138 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XItahun 1998, Direktorat Jenderal Imigrasi kemudian mengambil kebijakan untuktidak mempermasalahkan lagi SBKRI bagi pemohon paspor dari kalangan etnikketurunan. Sebagai gantinya, mereka cukup melampirkan Akta Kelahiran dan KartuTanda Penduduk serta Kartu Keluarga. Sekarang, fasilitasi terhadap kelompokTionghoa sudah jauh lebih baik. Cerita yang berkaitan dengan diskriminasiterhadap kelompok ini, jikapun tetap masih ada, lebih banyak pada relasihorizontal.Reformasi birokrasi dan komitmen pemerintah jauh untuk memenuhihak warganegaranya tanpa pandang bulu menjadi salah satu cara menghilangkandiskriminasi. Ada hal menarik yang penting untuk ditarik pelajaran, terutama daripasangan Alan dan Susi. Betapapun persoalan mendera, tetapi, mereka takpernah luntur semangat nasionalisme. Mereka tidak berpikir untuk berpindahkewarganegaraan misalnya. Cara terbaik seperti yang ditunjukan keduanyaadalah menunjukkan prestasi pada bidangnya masing-masing. Instruksi Belajar 1. Setelah membaca artikel di atas, silakan kalian berdiskusi dalam sebuah kelompok kecil. 2. Silakan berdiskusi tentang bilamana diskriminasi itu terjadi? Atas alasan apa seseorang atau kelompok tertentu mengalami diskriminasi? Apa yang menyebabkan terjadinya diskriminasi? Siapa pelakunya dan siapa yang menjadi korbannya? Apa yang memotivasi seseorang atau sebuah kelompok melakukan tindakan diskriminasi? 3. Masing-masing kelompok melakukan presentasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. 4. Jawaban disajikan dalam bentuk infografis. Bagian 3 Bhinneka Tunggal Ika — 1393. RefleksiSetelah mengikuti pembelajaran hari ini, silakan kalian melakukan refleksi. Untukmembantu merefleksikan aktivitas yang dilakukan, jawablah pertanyaan-pertanyaandi bawah ini:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalahb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari adalah4. Aktivitas Belajar 2Indonesia merupakan negara yang majemuk. Kenyataan ini dapat dilihat dari keragamansuku, agama, suku, bahasa, dan budaya yang ada di Indonesia. Meski dikenal sebagaibangsa yang toleran, tetapi keragaman di Indonesia acapkali menimbulkan konflik dangesekan sosial. Salah satu faktor yang melatarbelakangi konflik adalah mispersepsi danprasangka sosial (social prejudice) terhadap kelompok lain. Untuk mengikis mispersepsidan prasangka sosial diperlukan berbagai upaya. Salah satunya adalah dengan melakukankunjungan dan dialog dengan tokoh masyarakat/adat/agama.

140 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI



Page 2

Ketuhanan Yang Maha EsaSalah satu nilai instrumental dari nilai dasar Ketuhanan adalah Pasal 29 ayat 2 UUD1945 “Negara menjamin kemerdekaan tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanyamasing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”Terhadap nilai instrumental ini, kita dapat mengajukzan pertanyaan mendasar yangreflektif-kritis, “Apakah dalam praktiknya, negara menjamin kemerdekaan tiappenduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurutagamanya dan kepercayaannya itu.” Kalian dapat mencari sejumlah kasus di sekitarkalian yang terkait dengan hal ini. Kasus di bawah ini hanyalah contoh: Belajar Toleransi dari Kaki Gunung Kawi, Warga Beragam Agama Gotong Royong Bangun Masjid BLITAR, KOMPAS.com - Puluhan warga desa di kaki Gunung Kawi bergotong royong saat peletakan batu pertama di sebuah masjid di Dusun Balerejo, Desa Balerejo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Minggu (4/4/2021). Belasan dari warga yang sedang bergotong royong itu beragama Hindu, Buddha, dan Kristen. Mereka terlibat dalam pembangunan masjid dengan alasan sederhana, membantu sesama warga yang sedang membangun tempat ibadah. Mereka bahu-membahu bersama warga muslim di lingkungan Ngembul, Dusun Balerejo sebagai pihak yang memiliki hajat membangun masjid. "Di sini memang hal biasa. Tidak peduli agamanya apa kami selalu saling membantu sesama warga, membantu tetangga," ujar panitia pembangunan masjid, Harianto, kepada Kompas.com, Minggu (18/4/2021). Warga muslim Balerejo, menurut Harianto, juga biasa membantu pembangunan tempat ibadah agama lain, seperti pura. Selengkapnya baca: https://regional.kompas.com/read/2021/04/20/034500578/belajar- toleransi-dari-kaki-gunung-kawi-warga-beragam-agama-gotong-royong?page=all Bagian 1 Pancasila — 41Kemanusiaan yang Adil dan BeradabSalah satu nilai instrumental dari sila kedua ini adalah Pasal 28I ayat 4 UUD 1945,yang berbunyi “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusiaadalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah”. Terhadap nilai instrumentalini, kalian dapat mengajukan pertanyaan mendasar yang reflektif-kritis, “Benarkahnegara telah melakukan perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hakasasi manusia.” Coba perhatikan hal-hal yang terjadi di sekitar kalian. Kasus berikuthanyalah contoh: Penculikan aktivis 1998 Penculikan aktivis 1998 merupakan pelanggaran hak asasi manusia berupa penghilangan secara paksa. Kasus ini terjadi menjelang sidang umum MPR pada tahun 1998. Total korban dari kasus ini adalah satu orang dibunuh, 12 orang dianiaya, 11 orang disiksa, 19 orang dirampas kemerdekaan fisiknya, dan 23 orang dhilangkan secara paksa. Komnas HAM telah menyimpulkan bahwa kasus ini merupakan kasus pelanggaran HAM berat. Pembunuhan Munir Munir Said Thalib merupakan seorang aktivis yang aktif memperjuangkan hak-hak asasi manusia. Munir meninggal dunia dalam perjalanan menggunakan pesawat menuju Amsterdam, Belanda. Uji forensik kepolisian Belanda memperlihatkan bahwa ada jejak senyawa arsenikum dalam proses otopsi. Munir diduga meninggal karena diracun oleh seseorang. Ada pihak yang tidak suka terhadap sepak terjang Munir dalam memperjuangkan hak asasi manusia. Sumbe: https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/01/155130269/pelanggaran-ham-jenis-dan-contoh-kasus?page=all.Persatuan IndonesiaSalah satu nilai instrumental dari sila ketiga adalah penggunaan bendera negaraIndonesia, penggunaan bahasa Indonesia, dan penggunaan lambang negara GarudaPancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Coba kalian cek sekeliling sekolahdan kantor-kantor pemerintahan, apakah kalian menjumpai penggunaan benderaMerah Putih, bahasa Indonesia, dan lambang negara Garuda Pancasila.42 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIKerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam PermusyawaratanPerwakilanSalah satu nilai praksis dari sila keempat ini adalah “memberikan kepercayaan kepadawakil-wakil rakyat yang telah terpilih dan yang menjadi wakil rakyat juga harus mampumembawa aspirasi rakyat”. Nilai praksis ini terkait dengan penyelenggaraan pemilihanumum, baik untuk eksekutif maupun legislatif. Pemilihan umum (pemilu) adalahinstrumen dari sila keempat ini. Mari kita berefleksi praktik penyelenggaraan pemilu,termasuk juga apakah wakil rakyat telah membawa aspirasi rakyatnya. Kalian dapatmencari sejumlah kasus terkait dengan hal ini untuk kemudian didiskusikan di kelas.Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat IndonesiaSalah satu nilai instrumental sila kelima ini adalah Pasal 34 ayat (1), (2), dan ayat (3)UUD 1945, yang berbunyi: (1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipeliharaoleh negara; (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyatdan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabatkemanusiaan; (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanankesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Mari kita telaah, apakah fakirmiskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara? Apakah sistem jaminan sosial,seperti BPJS, sudah sesuai dengan nilai instrumental ini? Apakah fasilitas pelayanankesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak sudah disediakan oleh negara ataubelum?6. Rangkumana. Pada sila pertama, dapat dimaknai bagaimana negara menjamin kemerdekaan bagi warganya untuk memeluk agama yang dipercayai serta kebebasan untuk melakukan ibadah secara aman.b. Sila kedua menjamin pemenuhan hak asasi manusia oleh negara, tetapi pada praktiknya tetap saja ditemukan pelanggarannya dalam kehidupan sehari-hari.c. Salah satu bentuk persatuan masyarakat Indonesia adalah dengan digunakannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan berbagai atribut pemersatu lainnya, seperti bendera merah putih dan lambang negara Garuda Pancasila.d. Sebagai negara demokrasi, rakyat Indonesia memberikan kepercayaan kepada wakil rakyat untuk menjadi perwakilan yang membawa aspirasi rakyat.e. Sebagai bentuk penerapan sila kelima, negara bertanggung jawab atas meratanya bantuan dan jaminan kesehatan serta fasilitas umum lainnya. Bagian 1 Pancasila — 437. RefleksiSetelah melalui proses belajar hari ini, saatnya kalian melakukan refleksi terhadap dirisendiri dengan menjawab pertanyaan yang dapat membantu kalian untuk berefleksi:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalahb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari8. Uji PemahamanSebutkan wujud penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yangada di sekitar kalian dan pelaksanaannya sudah sesuai dengan nilai instrumental dannilai praksis. Sila pertama: Sila kedua: Sila ketiga:44 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XISila keempat:Sila kelima:9. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Partisipasi diskusi • Observasi guru • Melakukan wawancara• Pemahaman materi • Penilaian diri sendiri • Menganalisis permasalahan • Penilaian teman sebaya • Efektivitas penyajian hasil (esai dan mencatat informasi penting) analisis (infografis)• Studi Kasus• Analisis hasil wawancara Bagian 1 Pancasila — 45Unit 3Peluang dan Tantangan PenerapanPancasila dalam Kehidupan Global Pertanyaan kunci yang akan dikaji pada unit ini adalah: 1. Jika dipetakan, peluang apa saja yang ada, serta bagaimana cara meningkatkan atau memperbesar peluang penerapan Pancasila dalam kehidupan global? 2. Jika dipetakan, tantangan apa saja yang dihadapi dalam penerapan Pancasila di kehidupan global, serta bagaimana menghadapi tantangan tersebut?1. Tujuan PembelajaranPada unit ini, peserta didik diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalamkehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik.Selain itu, peserta didik mampu mempresentasikan peluang dan tantangan penerapannilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global.2. Aktivitas Belajar 1 Tantangan Ber-Pancasila dalam Kehidupan GlobalKita sedang berada pada abad ke-21. Abad ini ditandai dengan kemajuan teknologiyang sangat pesat. Pertukaran informasi, penggunaan internet, pemanfaatan data besar(big data), dan teknologi otomatisasi adalah fenomena yang dapat dirasakan, terutamayang berada di perkotaan. Sejauh memiliki perangkat elektronik (devices), sepertismartphone dan laptop ditambah dengan jaringan internet, dapat membawa kalianmelanglang buana, berkomunikasi, berinteraksi dengan orang lain, bahkan denganorang yang sangat jauh sekali. Tiga puluh tahun lalu, akses dan penyebaran informasi tentu tidak secepat sekarangini. Apalagi pada era kemerdekaan Indonesia, di mana teknologi masih sangat terbatas.46 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIFenomena ini tentu menjadi tantangan yang perlu kalian pecahkan. Mari kitamembayangkan hal yang sederhana tentang pekerjaan. Pada tahun 1970an dan 1980an,orang yang memiliki mesin ketik dan kemampuan mengetik cepat akan dicari banyakorang, bisa menjadi pekerjaan yang dapat menghasilkan uang. Begitu juga menjadi loperkoran pada tahun 1990an, merupakan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang. Namun,jika kita hanya memiliki keterampilan itu pada masa sekarang, tentu tidak mudahmencari pekerjaan. Sebab, perkembangan teknologi sedemikian cepat, mengubahpeluang dan tantangan zaman. Banyak pekerjaan yang pada abad sebelumnya masih dibutuhkan,tetapi pada abad inimulai tak lagi dibutuhkan. Salah satu komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pernahmelaporkan bahwa sampai tahun 2030 akan ada 2 miliar pegawai di seluruh dunia yangkehilangan pekerjaan karena digantikan oleh teknologi. Di sisi lain, ada banyak jenispekerjaan baru yang tidak ada pada abad ke-20. Itulah salah satu tantangan yang mesti kita hadapi. Lalu, bagaimana tantangantersebut berhubungan dengan konteks penerapan Pancasila? Mari kita lanjutkanpembahasannya lebih mendalam. Diskusikan lebih mendalam dalam kelompok tentang tantangan- tantangan penerapan Pancasila dalam kehidupan global. Masing-masing kelompok memilih satu topik untuk didiskusikan di kelompoknya. Setiap tantangan yang didiskusikan di masing- masing kelompok, perlu dikaitkan dengan kehidupan masing-masing anggota. Misalnya, ketika kalian memilih topik “tantangan ideologi”, tantangan ideologi seperti apa yang sedang kalian rasakan?Tantangan IdeologiPada era teknologi informasi ini, Pancasila akan diuji seiring dengan masuknyaideologi-ideologi alternatif yang merangsek dengan cepat ke sendi-sendi kehidupanberbangsa dan bernegara. Padahal, Pancasila adalah ideologi negara yang harus dipatuhidan menjadi pemersatu bangsa. Lalu, bagaimana jika ideologi-ideologi lain masuk kemasyarakat Indonesia yang notabene sudah ber-Pancasila. Beberapa ideologi yang mulai masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan ber-bangsa dan bernegara adalah radikalisme, ekstremisme, dan terorisme. Kata radika-lisme seringkali diidentikkan dengan ekstremisme. Ekstremisme kekerasan (violentextremism) adalah pilihan sadar untuk menggunakan kekerasan atau untuk men-dukung penggunaan kekerasan demi meraih keuntungan politik, agama, dan ideologi.Ekstremisme kekerasan juga dapat dimaknai sebagai sokongan, pelibatan diri, penyiap-an, atau paling tidak, dukungan terhadap kekerasan yang dimotivasi dan dibenarkansecara ideologis untuk meraih tujuan-tujuan sosial, ekonomi, dan politik. Bagian 1 Pancasila — 47Sementara itu, terorisme dalam UU Nomor 15 Tahun 2003 didefinisikan sebagaipenggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan situasi teror ataurasa takut terhadap orang secara meluas dan menimbulkan korban yang bersifat massal,dengan cara merampas harta benda orang lain, yang mengakibatkan kerusakan ataukehancuran objek-objek vital strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, dan fasilitasinternasional. Sebagaimana kita tahu, ideologi radikalisme, ekstremisme, dan terorisme mulaimenjangkiti bangsa Indonesia. Ideologi tersebut tentu saja tidak tumbuh dari tradisiluhur bangsa Indonesia karena Indonesia memiliki budaya luhur, seperti kekeluargaan,tenggang rasa, gotong royong, dan lain sebagainya. Selain itu, yang tak kalah membahayakan, adalah konsumerisme. Konsumerismeadalah paham terhadap gaya hidup yang menganggap barang-barang (mewah) sebagaiukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya. Dapat dikatakan pula konsumerismeadalah gaya hidup yang sifatnya tidak hemat. Sering kita saksikan di televisi ataupunmedia sosial perilaku-perilaku konsumtif yang berlebihan. Orang-orang yang terpaparideologi ini cenderung akan senang dan bahagia membeli sesuatu, sekalipun tidakdibutuhkan. Tujuannya bisa beragam, mulai dari pamer, gengsi, mencari perhatian,hingga sekedar ikut-ikutan. Akibatnya, demi mencapai kebahagiannya yang terletakpada aktivitas membeli barang/sesuatu itu, seseorang bisa melakukan apa saja, sekalipunmelanggar norma dan konstitusi. Ekstremisme, radikalisme, terorisme, dan konsumerisme ini tentu bertentangandengan Pancasila.Hoaks dan Post TruthSalah satu dampak lain dari meningkat pesatnya teknologi informasi adalah banjirnyainformasi. Sebelum era media sosial seperti sekarang, informasi disampaikan hanyamelalui lembaga-lembaga tertentu, baik dalam siaran radio, televisi, dan website.Namun, pada era sekarang ini, setiap dari kita menjadi konsumen dan produseninformasi sekaligus. Disebut konsumen, karena kita juga menerima dan menyerapberagam informasi dari berbagai kanal, baik berupa radio, televisi, maupun mediasosial, seperti facebook, twitter dan Youtube. Kita semua juga bisa menjadi produseninformasi karena kita menyiarkan apa yang kita ketahui kepada publik luas melaluimedia sosial yang kita punya. Dampaknya apa? Pertama, karena banjirnya informasi tersebut, kita disuguhibermacam-macam informasi, baik yang penting ataupun yang tidak penting, baik yangvalid kebenarannya ataupun yang tidak. Berada di dalam dunia teknologi informasi yangsangat pesat, ibarat kita berada dalam hutan belantara: kita bisa menjumpai apapun,mulai dari yang kita butuhkan sampai hal-hal yang tidak kita butuhkan, mulai dari halyang bermanfaat sampai hal yang berbahaya. Akibatnya, kita seringkali kebingunganmenentukan mana jalan keluar dan mana jalan yang menyesatkan.48 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIKarena itulah, banyak kita jumpai beredarnya hoaks atau informasi palsu di mediasosial kita. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengidentifikasi3.901 berita palsu atau berita bohong (hoaks) selama periode Agustus 2018 hinggaNovember 2019. Ini tentu berbahaya. Dalam ilmu komputer dikenal istilah garbage in,garbage out, artinya, jika yang kita terima atau kita konsumsi adalah sampah, sampahpulalah yang kita keluarkan. Kedua, dampak lanjutan dari beredarnya hoaks tersebut, membawa kita pada suatukondisi yang disebut dengan post-truth (pasca-kebenaran). Dalam kamus Oxford,makna post-truth adalah dikaburkannya publik dari fakta-fakta objektif. Post-truthadalah kondisi di mana fakta objektif tidak lagi memberikan pengaruh besar dalammembentuk opini publik, tetapi ditentukan oleh sentimen dan kepercayaan. Dalamanggapan mereka, kebenaran itu adalah hal-hal yang disampaikan berulang-berulang,sekalipun salah. Misalnya, ketika seseorang membenci kelompok tertentu, berita tentang keburukandari kelompok tertentu akan dianggap sebagai kebenaran, tak peduli siapa pembuatberita, tak mengecek apakah beritanya benar atau tidak. Sebaliknya, jika ada informasi-informasi baik tentang kelompok yang dibenci tersebut tidak dipercayainya, sekalipunitu benar dan valid. Ketiga, dampak yang lebih jauh adalah masyarakat mudah diprovokasi, diadudomba, dihasut, dan ditanamkan benih kebencian melalui informasi-informasi palsuyang terus-menerus disampaikan sehingga dianggap sebagai kebenaran. Akibatnya,permusuhan sesama bangsa Indonesia, kebencian kepada bangsa lain, upaya untukmemecah belah bangsa, dan sejumlah dampak negatif lainnya, dapat dengan mudahterjadi di tengah-tengah kita.Tantangan GlobalBetul bahwa kita semua adalah warga negara Indonesia.Itu dapat ditandai dengan sejumlahidentitas ke-Indonesia-an, mulai dari Kartu Tanda Penduduk, Bendera Merah Putih,lambang Garuda Pancasila, bahasa Indonesia, serta bahasa daerah yang digunakan. Selain sebagai warga negara Indonesia, kita juga menjadi warga negara dunia.Indonesia sebagai negara dan bangsa tidak dapat mengisolasi diri, tidak bergaul, denganbangsa-bangsa lain dari negara lain. Terlebih dengan bantuan teknologi informasi,sekat-sekat batas negara itu menjadi tipis. Ketika kita dapat menggunakan bahasainternasional, seperti bahasa Inggris, tentunya kita dapat berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain yang menggunakan bahasa yang sama. Tak hanya berkomunikasi, pada saat bersamaan, kita juga bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Persaingan ini juga terjadi dalam bidang pekerjaan. Karena itu, kita harusmemiliki kompetensi dan keterampilan yang setara dengan bangsa-bangsa lain sehinggadapat bersaing pada abad ke-21 ini. Lalu, keterampilan apa saja yang dibutuhkan padaabad ke-21 ini? Bagian 1 Pancasila — 49Kecakapan apa yang diperlukan untuk menghadapi abad 21Literasi Dasar Kompetensi KarakterKemampuan menggunakan Kemampuan peserta Kemampuan peserta didikcore skill untuk kehidupan didik menyelesaikan menghadapi perubahan permasalahan kompleks pesat pada lingkungan sehari-hari • Berpikir Kritis • Ingin tahu • Literasi Membaca • Kreatif • Inisiatif • Numerasi • Komunikasi • Gigih • Literasi IPA • Kolaborasi • Adaptif • Literasi TIK • Kepemimpinan • Literasi Finansial • Kepekaan sosial dan • Literasi Budaya dan budaya Bermasyarakat Untuk dapat bersaing dan berkontribusi dengan baik dalam skala global pada abadke-21 ini, kita perlu memiliki sejumlah kecakapan: literasi, kompetensi, dan karakter.Pada abad ini, kita tidak cukup hanya pintar, menghafal teori-teori, rumus-rumus, dandefinisi-definisi, tetapi juga perlu memiliki kompetensi untuk memecahkan masalah,melakukan kolaborasi dan kerja sama. Kalian juga perlu karakter untuk terus belajardan gigih sehingga bisa beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Tak hanya terkait dengan kompetensi penting pada abad ke-21, dunia hari inimenghadapi sejumlah tantangan global yang tidak bisa diselesaikan sendiri-sendiri.Krisis lingkungan, pemanasan global, pandemi, kekerasan, dan perang global, adalahbeberapa contoh tantangan global yang tidak bisa ditangani sendiri, melainkanmembutuhkan kerja sama dan kolaborasi lintas negara dengan melibatkan semua pihak. Analisis SWOT Pesatnya perkembangan teknologi memberikan banyak peluang sekaligus tantangan, terlebih dalam hal menerapkan Pancasila. Berikan analisismu mengenai kaitannya dengan tantangan dan peluang penerapan Pancasila.50 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIPerkembangan Teknologi dan Penerapan PancasilaStrength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)Opportunity (Kesempatan) Threats (Tantangan) Bagian 1 Pancasila — 513. RefleksiSetelah melalui proses belajar hari ini, saatnya kalian melakukan refleksi terhadap dirisendiri dengan mengisi Tabel Refleksi 3-2-1 di bawah ini:3 fakta baru 2 hal yang ingin 1 pendapat sayayang didapat ditanyakan terkait materi ini4. Rangkumana. Perkembangan teknologi informasi memiliki dampak positif sekaligus tantangan bagi eksistensi ideologi Pancasila. Dengan segala kemudahan akses informasi, menjadikan banyak ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila dapat dengan mudah masuk ke masyarakat Indonesia, contohnya radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme, yang mengancam persatuan Indonesia.b. Pada era digital,setiap orang dapat menjadi produsen sekaligus konsumen informasi. Dalam situasi saat ini, masyarakat mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi yang valid dikarenakan yang banyak beredar adalah post truth yang dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.c. Sebagai warga Indonesia yang menjunjung tinggi nila-nilai Pancasila, kita juga tidak terlepas dari peran sebagai warga dunia yang menuntut kita harus mampu bersaing di kancah global dengan cara membekali diri agar memiliki sejumlah kecakapan: literasi, kompetensi, dan karakter.5. Aktivitas Belajar 2 Peluang Ber-Pancasila dalam Kehidupan GlobalSetelah mengkaji dan mendiskusikan tantangan penerapan Pancasila dalam kehidupanglobal, saatnya kita mengkaji peluang yang kita miliki untuk dapat ber-Pancasila dikehidupan global. Kita perlu terus menampilkan nilai-nilai luhur Pancasila dalamkonteks global sehingga Pancasila dapat hadir memberikan solusi atas masalah-masalahyang dihadapi dalam kehidupan global. Untuk itu, kalian perlu 1) memahami Pancasiladengan baik dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, 2)mampu menggunakan Pancasila sebagai penyelesaian masalah yang terjadi. Ada beberapa langkah yang perlu kalian lakukan:52 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIMari Berefleksia. Secara jujur, kalian perlu bertanya pada diri sendiri: 1) Nilai (value), karakter, kompetensi, dan keterampilan apa yang kalian miliki sehingga dapat menjadi kekuatan bagi kalian untuk ber-Pancasila dalam kehidupan global? 2) Nilai, karakter, kompetensi, dan keterampilan apa yang belum kalian miliki dan perlu kalian miliki pada masa mendatang sehingga kalian dapat menerapkan Pancasila dalam kehidupan global? Tuliskan jawaban pada lembar kerja di bawah ini: KelebihanKarakter: Karakter:Nilai NilaiKompetensi KompetensiKeterampilan Keterampilanb. Kalian perlu menggali kekuatan atau kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia, yang dapat digunakan untuk berkontribusi dalam kehidupan global. Bagian 1 Pancasila — 53Bangsa yang religius, ramah dan damaiKita patut berbangga menjadi bangsa Indonesia.Di antara karakteristik kuat yang dimilikioleh bangsa Indonesia adalah religiusitas, keramahan, dan mencintai perdamaian. Di Indonesia, ada banyak agama/kepercayaan, suku, ras, dan bahasa, yang kesemua-nya dapat hidup rukun. Kita masih memiliki sejumlah tradisi yang memberi semangatkerukunan dan perdamaian. Di Bali, ada tradisi Ngejot, tradisi berupa pertukaranmakanan antarpemeluk agama yang berbeda. Tradisi ini dilakukan menjelang hariraya Galungan. Pertukaran makanan ini hanyalah simbol, esensinya adalah keakrabandan kekeluargaan sesama mereka, sekalipun berbeda agama. Di Maluku, terdapat tradisi Pela Gandong. Pela diartikan sebagai “suatu relasiperjanjian persaudaraan antara satu negeri dengan negeri lain yang berada di pulaulain dan kadang menganut agama yang berbeda”. Sedangkan gandong bermakna “adik”. Perjanjian ini diangkat dalam sumpah yang tidak boleh dilanggar. Pada saat upacarasumpah, campuran soppi (tuak) dan darah dari tubuh masing-masing pemimpin negeriakan diminum oleh kedua pemimpin setelah senjata dan alat-alat tajam lain di celupkan,atau dilakukan dengan memakan sirih pinang. Hubungan Pela ini terjadi karena suatuperistiwa yang melibatkan beberapa desa untuk saling membantu. Dalam ikatan Pelaterdapat rangkaian nilai dan aturan mengikat dalam persekutuan persaudaraan ataukekeluargaan. Di Papua, ada tradisi Bakar Batu. Tradisi ini dilakukan ketika terjadi konflikantarsuku, untuk mencari solusi.Tradisi ini mengandung filosofi kesederhanaan, ucapansyukur, dan perdamaian. Masyarakat Dayak memiliki tradisi Bahaump. Bahaump merupakan kata lain darimusyawarah, sebuah budaya yang dimiliki tiap suku tetapi dengan sebutan yang berbeda.Selain itu, masyarakat Dayak juga memiliki kata yang mempersatukan setiap suku yangada di Kalimantan Barat, "Adil Ka’Talino, Bacuramin Ka’Saruga, Basengat Ka’Jubata”.Artinya dalam hidup ini kita harus bersikap adil, jujur, dan tidak diskriminatif terhadapsesama manusia, dengan mengedepankan perbuatan-perbuatan baik seperti di surgaberdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Masih ada banyak tradisi lain yang menggambarkan perdamaian atau bertujuanmenyelesaikan konflik sehingga warga dapat hidup rukun.Kalian dapat menggali sejumlahtradisi di daerah kalian yang menurut kalian dapat menjadi pemersatu antarbangsa. Selain kekayaan tradisi tersebut, bangsa Indonesia juga bangsa yang religius, bangsayang memiliki spiritualitas tinggi karena keyakinan dan kepercayaannya kepada TuhanYang Maha Esa. Karena keyakinannya yang tinggi kepada Tuhan, ajaran-ajaranNyajuga dilaksanakan dengan baik. Bangsa Indonesia memandang manusia memilikidua dimensi: jiwa dan raga atau jasmani dan rohani. Kedua dimensi tersebut harusseimbang. Karena itulah, bangsa Indonesia tidak pernah mendahulukan raga ataujasmani daripada rohani atau jiwa.54 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIPancasila Sebagai KekuatanJika kita mengkaji nilai-nilai Pancasila secara mendalam, kita akan tahu bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya akan menjadi modal penting dalam kehidupanglobal ini. Dengan nilai ketuhanan, bangsa Indonesia tidak terjebak pada ideologi materialis-me yang menempatkan materi di atas segala-galanya. Nilai-nilai agama yang dipegangteguh bangsa Indonesia menjadikan ia memiliki akhlak yang mulia, baik akhlak kepadasesama, kepada alam semesta, maupun akhlak sebagai warga negara. Dengan sila kedua, bangsa Indonesia memahami dan menghargai setiap orang,sehingga ini menjadi modal penting untuk melawan segala bentuk yang tidakmemanusiakan manusia, seperti melakukan diskriminasi, perundungan (bullying),streotip, dan kekerasan. Kemanusiaan yang diberi sifat “adil dan beradab”akan membawabangsa Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi tradisi, dan adat istiadat yang berlaku. Dengan sila ketiga, bangsa Indonesia memiliki semangat nasionalisme yang tinggi.Sekalipun berbeda suku, etnis, bahasa, dan agama, bangsa Indonesia tetap dapat merajutpersatuan demi kemajuan negara Indonesia. Dengan sila keempat, bangsa Indonesia selalu mendahulukan musyawarah,sehingga segala bentuk perilaku main hakim sendiri tidak dibenarkan. Segala keputusanmenyangkut kepentingan masyarakat luas selalu dilakukan melalui jalan musyawarah. Dengan sila kelima, bangsa Indonesia senantiasa bersikap adil, bahwa setiapmanusia memiliki hak asasi yang sama. Masyarakat mudah membantu orang lainyang berada dalam kesusahan, kemiskinan, dan lemah. Semua nilai-nilai Pancasila tersebut tidak hanya tertulis di buku-buku pelajaranataupun Undang-Undang, tetapi telah menjadi tradisi yang berurat akar dalammasyarakat Indonesia.Meningkatkan Keterampilan DiriUntuk meningkatkan peluang menerapkan Pancasila dalam kehidupan global, kalianperlu membekali diri dengan berbagai keterampilan penting yang dibutuhkan padaabad ini, seperti kolaborasi, komunikasi, literasi, dan lain sebagainya. Kolaborasi sangat dibutuhkan, karena ada banyak hal yang tidak bisa diselesaikansendiri-sendiri. Kehadiran sejumlah start up di Indonesia, misalnya, pada umumnyadilakukan secara kolaboratif, dengan melibatkan banyak orang untuk sama-samaberkontribusi demi mencapai tujuan bersama. Komunikasi juga memiliki peran yang sangat penting. Komunikasi di sini bukanhanya sekedar menguasai bahasa asing, tetapi juga mengerti tradisi tempat bahasa ituberkembang. Karena bahasa adalah salah wujud dari kebudayaan. Dengan kemampuankomunikasi, kalian dapat menyampaikan pesan dengan baik. Dengan kemampuankomunikasi yang baik, kalian juga dapat terhindar dari salah paham dengan orang lainyang dapat menyebabkan perselisihan. Bagian 1 Pancasila — 55Semua yang didapat di bangku sekolah adalah modal awal yang perlu dikembangkanlebih lanjut. Jangan berpuas diri dengan capaian di sekolah. Ada banyak orang suksesyang saat di bangku sekolah tidak termasuk orang yang mendapatkan ranking kelas.Salah satu yang membuat mereka sukses adalah mental untuk terus belajar, selalu ingintahu, dan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Proyek Video Kemajuan teknologi dapat menjadi peluang untuk menye- barluaskan nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila serta mengingatkan kembali pentingnya bernegara yang bercermin pada Pancasila. Mari kita manfaatkan! Tugas kalian saat ini adalah membuat video pendek berdurasi (maksimal 5 menit) dengan tema "Seberapa Pancasila Aku". Standar Penilaian: a. Menjelaskan apa saja tantangan dalam menerapkan Pancasila di Indonesia. b. Menunjukkan strategi menghadapi tantangan. c. Melakukan hal-hal yang menunjukkan penerapan Pancasila.6. Rangkumana. Indonesia memiliki keragaman adat dan budaya, serta dikenal dengan bangsa yang mencintai perdamaian.b. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia menjadi kekuatan bagi rakyatnya untuk menjalankan kehidupan dengan menjunjung nilai-nilai yang luhur agar tetap dapat berkompetisi secara global.c. Masyarakat Indonesia harus membekali diri dengan berbagai keterampilan, seperti kolaborasi, komunikasi, literasi, dan lain sebagainya. Keterampilan ini penting untuk menjadi bekal agar dapat meningkatkan peluang penerapan Pancasila secara global serta berkompetisi dengan warga dunia lainnya.56 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI7. RefleksiSetelah melalui proses belajar hari ini, saatnya kalian melakukan refleksi terhadap dirisendiri dengan menjawab pertanyaan yang dapat membantu kalian untuk berefleksi:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalah ...b. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentang ….c. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari- hari…..8. Uji Pemahamana. Kemajuan teknologi memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan berbangsa, terutama dalam penerapan Pancasila, jelaskan!b. Sebagai warga negara Indonesia,bagaimana sebaiknya kita menyikapi perkembangan teknologi?c. Sebagai pelajar, apa saja yang dapat kalian lakukan untuk meningkatkan peluang penerapan Pancasila dalam kehidupan global? Bagian 1 Pancasila — 57d. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam penerapan Pancasila dalam kehidupan global, serta bagaimana menghadapi tantangan tersebut?e. Sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia, bagaimana sebaiknya sikap kita dalam menghadapi tantangan kehidupan global?9. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Partisipasi diskusi • Observasi guru • Menganalisis permasalahan• Pemahaman materi • Penilaian diri sendiri • Efektivitas penyajian video • Penilaian teman sebaya (esai dan mencatat informasi penting)• Analisis SWOT• Proyek video58 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 4Proyek Gotong RoyongKewarganegaraan Pertanyaan kunci yang akan dikaji pada unit ini adalah: 1. Bagaimana cara membangun sebuah tim untuk mencapai tujuan bersama berdasarkan target yang telah ditentukan? 2. Bagaimana cara membangun kerja sama tim yang solid? 3. Kegiatan penting dan berharga seperti apa yang dapat dilakukan untuk masyarakat luas?1. Tujuan PembelajaranPeserta didik mampu membangun tim dan mengelola kerja sama untuk mencapaitujuan bersama sesuai dengan target yang sudah ditentukan, serta menyinkronkankelompok agar para anggota kelompok dapat saling membantu satu sama lain memenuhikebutuhan mereka, baik secara individual maupun kolektif, mampu mengupayakanmemberi bantuan kepada orang yang membutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara, serta masyarakat yang lebih luas (regional dan global). Pada unit ini, peserta didik diajak untuk melaksanakan proyek gotong royongkeawaraganegaraan yaitu (1) Bersahabat dengan sampah dan (2) Kantin kejujuran.2. Aktivitas Belajar 1Perhatikan gambar di bawah ini! Gambar 1.2 Pemandangan tempat pembuangan akhir (TPA) pada siang hari. Sumbe: Pexels.com/Tom Fisk (2019) Bagian 1 Pancasila — 59Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup di Indonesia. Bahkanmenurut hasil penelitian Jenna Jambeck dari University of Georgia (2017), Indonesiatercatat sebagai penyumbang sampah plastik terbesar di dunia setelah China. Jika tidaktertangani dengan baik, sampah dapat menimbulkan banyak masalah, seperti masalahkesehatan, lingkungan, sosial, dan ekonomi. Negara Penghasil Sampah Plastik Terbesar Jumlah (dalam juta metrik ton) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 China Indonesia Philipina Vietnam Sri Lanka Thailand Mesir Malaysia Nigeria Bangladesh Gambar 1.3 Negara penghasil sampah plastik terbesar Sumbe: Alinea.id/Jenna R. Jambeck, dkk., University of Georgia (2017)Oleh karena itu,marilah kita mengadakan kegiatan/proyek yang penting dan bermanfaatuntuk menjaga lingkungan hidup kita.a. Rancangan proyek 1) Kalian akan dibagi ke dalam 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 8-10 orang. Kelompok 1 membuat tong sampah organik (warna hijau), kelompok 2 membuat tong sampah non organik (warna kuning), kelompok 3 membuat sampah non organik berbahan kertas (warna biru).ORGANIK NON ORGANIK NON ORGANIK KERTASTong Sampah Tong Sampah Tong Sampah Organik Non Organik Non Organik Berbahan Kertas60 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI2) Berkumpullah dengan teman satu kelompokmu dan pilihlah salah satu orang menjadi ketua. 3) Dengarkanlah penjelasan gurumu tentang proyek gotong royong kewarganegaraan bertajuk “Bersahabat dengan Sampah”yang akan dilaksanakan oleh masing-masing kelompok. 4) Masing-masing ketua kelompok membagi tugas (job description) kepada anggotanya untuk membawa alat dan bahan yang diperlukan dalam pelaksaan proyek. 5) Setiap kelompok membawa bahan baku pembuatan tong sampah beserta tutupnya dari barang bekas, seperti drum bekas, ember bekas, bambu, kayu, dan barang lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk membuat tong sampah. 6) Masing-masing kelompok membawa cat sesuai dengan pembagian kelompoknya.Warna hijau untuk sampah organik, warna kuning untuk sampah non organik, dan warna biru untuk non organik berbahan kertas. 7) Setiap kelompok membawa kuas untuk mewarnai tong sampah dan memberi nama sesuai dengan jenis sampahnya. 8) Setiap kelompok membawa alat yang diperlukan dalam pembuatan tong sampah, seperti paku, palu, gunting, dan sebagainya.b. Jadwal Pelaksanaan Proyek 1) Membuat perencanaan: 1 kali pertemuan 2) Mempersiapkan alat dan bahan: 3 hari 3) Pelaksanaan proyek: 1 kali pertemuanc. Pelaksanaan Proyek 1) Berkumpullah bersama teman sekolompok kalian! 2) Keluarkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat tong sampah! 3) Buatlah tong sampah dengan teman-teman sekelompokmu! 4) Jangan lupa membuat tutup untuk menutup tong sampah yang telah kalian buat! 5) Warnailah tong sampah dan tutupnya sesuai pembagioan kelompoknya! 6) Berilah nama pada tong sampah tersebut! 7) Letakkan tong sampah tersebut di depan ruang kelas! 8) Buanglah sampah sesuai dengan nama-nama tong sampah tersebut!3. RefleksiSetelah melalui proses belajar hari ini, saatnya kalian melakukan refleksi terhadap proyekyang telah dilaksanakan: apa pelajaran berharga yang dapat diambil dari kegiatan tersebut.Selain itu, kalian juga dapat mengisi tabel tentang indikator kerja sama tim yang soliddari masing-masing anggota kelompok di kolom refleksi berikut ini: Bagian 1 Pancasila — 61Indikator Tim yang SolidNo. Nama Kerja sama Disiplin Komunikasi Motivasi Koodinasi Kepedulian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.Keterangan:(+) untuk menilai indakor tim yang solid(-) untuk menilai indikator tim yang kurang/tidak solid4. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Respon peserta didik • Observasi guru • Pembuatan tong sampah terhadap instruksi • Penilaian diri sendiri • Komunikasi guru • Penilaian teman sebaya • Koordinasi tentang Kerja sama, kedisiplinan, motivasi, dan rasa kepedulian.5. Aktivitas Belajar 2Fenomena korupsi di Indonesia masih cukup memprihatinkan.Menurut data TransparencyInternational Indonesia (TII),indeks persepsi korupsi Indonesia ada di skor 40 dan ranking85 dari 180 negara. Meski mengalami trend membaik dari tahun-tahun sebelumnya,namun ranking Indonesia masih relatif rendah dibanding negara-negara Asia Tenggaralainnya, seperti Singapura dan Malaysia. Karena korupsi di negeri ini masih berada padalevel akut, penting adanya upaya-upaya strategis untuk memberantasnya. Salah satunyaadalah dengan menanamkan nilai-nilai anti-korupsi sejak dini. Upaya penanaman nilai-nilai anti-korupsi ini dapat dilakukan melalui lembaga-lembaga pendidikan.Salah satunyadengan mendirikan kantin kejujuran. Kantin kejujuran berfungsi untuk memfasilitasi62 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIkebutuhan peserta didik, seperti alat tulis, makanan ringan, dan minuman ringan. Kantinini dibentuk tidak semata untuk mencari keuntungan belaka. Namun, kantin kejujuranberdiri untuk membangun karakter dan budi pekerti yang luhur, seperti bertanggungjawab, disiplin, dan jujur.a. Rancangan Proyek 1) Guru membagi setiap kelas menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 8-10 orang. 2) Masing-masing kelompok dari setiap kelas menghimpun dana untuk modal pembelian barang 3) Masing-masing kelompok dari setiap kelas membeli barang-barang yang akan diperjual-belikan sesuai kebutuhan. Kelompok 1 membeli alat-alat tulis, Kelompok 2 membeli makanan ringan, dan Kelompok 3 membeli minuman ringan. 4) Masing-masing kelompok meletakkan barang dagangannya pada satu tempat yang sama. Sekolah hendaknya memiliki ruangan atau tempat khusus untuk dijadikan sebagai kantin, sehingga setiap kelompok dari masing-masing kelas dapat menitipkan barang dagangannya tersebut. 5) Setiap kelompok dari masing-masing kelas secara berkala mendata: (a) barang- barang yang telah terjual; (b) kebutuhan barang yang akan dibeli; dan (c) menghitung uang hasil penjualan. 6) Salah satu kelompok menyiapkan tempat untuk menaruh uang. 7) Setiap kelompok dari masing-masing kelas secara bergiliran menyiapkan uang kembalian (recehan)b. Jadwal Pelaksanaan Proyek 1) Penghimpunan dana untuk modal usaha: 4 hari. 2) Belanja barang-barang yang akan dijual: 2 hari. 3) Menyiapkan tempat untuk memajang barang dagangan, tempat untuk menaruh uang, dan menyiapkan uang kembalian (recehan): 1 hari (pada saat jam mata pelajaran Pancasila dan kewarganegaraan). 4) Proyek kewarganegaraan bertema “Kantin Kejujuran”berjalan selama satu tahun (2 semester). Setelah kenaikan kelas, kantin kejujuran ini akan dilanjutkan oleh kelas berikutnya.c. Pelaksanaan Proyek 1) Setiap ketua kelompok dari masing-masing kelas membagi tugas dan jadwal kepada anggotanya untuk a) menyiapkan tempat untuk menaruh barang-barang dagangan; b) membereskan barang-barang dagangan; c) menghitung uang hasil penjualan; dan d) mengecek barang apa saja yang habis terjual sehingga perlu belanja lagi. 2) Setiap kelompok membuat daftar harga barang-barang yang dijual. Bagian 1 Pancasila — 636. RefleksiSetelah melalui proses belajar hari ini, saatnya kalian melakukan refleksi terhadap proyekyang telah dilaksanakan: apa pelajaran berharga yang dapat diambil dari kegiatan tersebut.Selain itu, kalian juga dapat mengisi tabel tentang indikator kerja sama tim yang soliddari masing-masing anggota kelompok di kolom refleksi berikut ini: Indikator Tim yang Solid No. Nama Kerja sama Disiplin Komunikasi Motivasi Koodinasi Kepedulian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.Keterangan:(+) untuk menilai indakor tim yang solid(-) untuk menilai indikator tim yang kurang/tidak solid7. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Respon peserta didik • Kerja sama • Pengelolaan Kantin terhadap instruksi • Disiplin Kejujuran guru • Motivasi • Kepedulian • Komunikasi • Koordinasi64 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIKEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGIREPUBLIK INDONESIA, 2021Pendidikan Pancasila dan KewarganegaraanSMA/SMK Kelas XIPenulis : Tedi Kholiludin, dkkISBN : 978-602-244-656-9 (jil.2) Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 A. Gambaran Umum Pada Bagian ini,kalian akan membahas tentang konstitusi dalam hubungannya dengan norma, sejarahnya melalui ide-ide para pendiri bangsa, hubungan antarregulasi, evaluasi pelaksanaan, dan beberapa contoh kasus. Upaya memahami tema ini penting dan sangat strategis, bukan hanya bagi guru, tetapi juga bagi peserta didik dan seluruh warga negara Indonesia. Dengan mempelajari konstitusi, kita akan paham dan mengerti tentang sistem hukum dalam ketatanegaraan negara Indonesia. Pembahasan tema konstitusi lebih ditekankan kepada bagaimana warga negara (termasuk di dalamnya peserta didik) yang sekaligus sebagai warga masyarakat mengimplementasikan konstitusi dalam bentuk kesepakatan dan norma di dalam kehidupan sehari-hari. Pelanggaran terhadap suatu norma, berarti pelanggaran terhadap kesepakatan yang telah dibangun bersama. Setiap pelanggaran terhadap suatu norma, tentu akan ada konsekuensinya. Dari sana, kita membahas tentang konsekuensi apa yang akan diterima atau ditanggung oleh anggota masyarakat yang melanggar kesepakatan tersebut. Melalui tema ini, peserta didik sebagai bagian dari warga negara dan warga masyarakat diharapkan mengerti, memahami, menyikapi, dan mengamalkan bahan materi Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 65 65tentang konstitusi. Jika ini yang terjadi, kita dapat mewujudkan apa yang telah menjadikesepakatan bersama itu (baik di sekolah, keluarga, masyarakat, maupun negara) dantidak melanggarnyaB. Peta Konsep Materi Konstitusi Ide pendiri bangsa Sejarah Konstitusi Indonesia tentang konstitusiUUD NRI Tahun 1945 Dinamika perkembangan Hubungan konstitusi dari masa ke masa antarregulasi Hierarki dan hubungan Norma Konsekuensi antarregulasi pelanggaran kesepakatan Contoh kasus hierarki dan hubungan antarregulasi Contoh kasus pelanggaran norma Antara norma dan kesepakatan dan aturan Norma di sekolah Contoh kasus hierarki dan hubungan antarregulasi Mengatasi pelanggaran norma dan regulasiC. Capaian PembelajaranCapaian Pembelajaran pada bagian ini adalah peserta didik mampu1. mengklasifikasikan ide-ide para pendiri bangsa tentang konstitusi ke dalam beberapa topik bahasan;2. menghubungkan tumpang tindih, kesesuaian, dan pertentangan antarregulasi yang setara dengan regulasi di atasnya;3. mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan bersama di sekolah, hal yang sudah dilaksanakan dan belum dilaksanakan; dan66 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI4. mendiskusikan kasus-kasus pelanggaran terhadap norma dan aturan secara objektif dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi.D. Strategi PembelajaranUntuk mencapai Capaian Pembelajaran di atas, ada beberapa strategi yang dapatdilakukan.1. Teknik Membaca Jigsaw: Teknik membaca dalam kelompok kecil yang fokus pada topik yang sama untuk membangun pemahaman dan kemudian saling berbagi pemahaman dengan anggota kelompok yang lain. Teknik ini membantu peserta didik mengembangkan tanggung jawab atas pemahamannya.2. Grafik Pengorganisasi TIK: Grafik yang digunakan untuk membantu peserta didik mengorganisasikan informasi sebelum, saat, dan setelah pembelajaran. Grafik ini membantu peserta didik untuk mengaktifkan pengetahuan sebelumnya dan mengaitkan dengan pengetahuan yang baru.3. Refleksi: Kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa pencapaian peserta didik pada akhir pembelajaran. Kegiatan ini membantu proses asesmen pada diri sendiri.4. Proyek: Kegiatan yang meminta peserta didik menghasilkan sebuah produk (media visual) dari hasil pengolahan dan sintesis informasi. Kegiatan ini membantu peserta didik mengekspresikan pemahaman dalam bentuk yang variatif.5. 2 Stay 3 Stray: Teknik presentasi dan membagikan hasil diskusi kelompok dengan membagi ke dalam dua peran besar, yaitu ada yang bertugas membagikan hasil diskusi dan ada yang bertugas mendengarkan hasil diskusi kelompok lain. Teknik ini membantu peserta didik untuk berlatih tanggung jawab kelompok dan pemahaman.6. Diskusi kelompok: Berdiskusi dalam kelompok kecil untuk memaksimalkan peran setiap anggota kelompok. Dilanjutkan dengan berbagi informasi dari kelompok sebelumnya serta berdiskusi dalam kelompok baru untuk memperoleh tanggapan lebih banyak.7. Bermain Peran: Kegiatan ini memberikan kesempatan peserta didik untuk secara aktif menempatkan diri sesuai dengan peran/penokohan pada materi yang dibahas sehingga bisa memahami lebih baik.8. Uji Pemahaman: Dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada peserta didik terkait pengetahuan dari topik yang baru saja dibahas.9. Istilah Penting: Sebuah lembar kerja yang dikerjakan peserta didik untuk memahami istilah-istilah penting yang berkaitan dengan topik yang dibahas.10. Studi Kasus: Kegiatan yang mengasah kemampuan analisis sebuah kasus berdasarkan kriteria tertentu untuk menunjukkan pemahaman.11. Lembar Kerja Siswa: Kegiatan yang mengukur pemahaman siswa pada topik - topik tertentu. Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 67E. Skema Pembelajaran Unit 1 Saran PeriodeIde Pendiri 4 jam pelajaran Bangsa tentang Tujuan PembelajaranKonstitusi Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan tentang akar sejarah konstitusi Republik Indonesia, mulai dari ide para perumusnya (pendiri bangsa), jenis konstitusi, dan posisi atau status regulasinya dalam ketatanegaran Indonesia. Pokok Materi • Sejarah konstitusi Indonesia • Dinamika perkembangan konstitusi dari masa ke masa Kata Kunci • Konstitusi • Regulasi • Norma • BPUPK • PPKI • UUD 1945 Metode Pembelajaran • Observasi • Diskusi Kelompok • 2 Stay 3 Stray • Refleksi • Presentasi Kelompok Alternatif Metode Pembelajaran • Team Game Tournament • Presentasi Sumber Belajar • Bacaan Unit 1 Buku Siswa68 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 2 Saran Periode Hubungan 4 jam pelajaranAntarregulasi Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat menjelaskan dan menganalisis tentang hierarki regulasi perundang-undangan, mulai dari UUD 1945 yang menempati posisi paling atas hingga peraturan daerah/kota di posisi paling bawah. Selain itu, peserta didik diharapkan mampu menganalisis beberapa kasus yang menunjukkan ketidakserasian, tumpang tindih dan kontradiksi antaraturan perundang- undangan, serta contoh kasus aturan yang benar, serasi, dan tidak tumpang tindih. Pokok Materi • Hierarki dan hubungan antarregulasi • Contoh kasus hierarki dan hubungan antarregulasi Kata Kunci • Hierarki • Kontradiksi • Regulasi turunan Metode Pembelajaran • Presentasi kelompok • Observasi • Presentasi • 2 Stay 3 Stray • Refleksi Alternatif Metode Pembelajaran • Jigsaw reading • Refleksi Sumber Belajar • Bacaan Unit 2 Buku SiswaBagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 69Unit 3 Saran PeriodeKonsekuensi 2 jam pelajaranPelanggaranKesepakatan Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat mengidentifikasi berbagai jenis kesepakatan bersama yang ada di sekolah. Peserta didik juga dapat mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan bersama di sekolah; hal yang sudah dilaksanakan dan belum dilaksanakan. Pokok Materi • Konsekuensi pelanggaran kesepakatan Kata Kunci • Konsekuensi • Kesepakatan • Norma Sekolah Metode Pembelajaran • Bermain peran • Refleksi • Observasi Sumber Belajar • Bacaan Unit 3 Buku Siswa70 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 4 Saran PeriodeStudi Kasus 4 jam pelajaranPelanggaran Norma dan Tujuan Pembelajaran Regulasi Peserta didik dapat mendiskusikan kasus-kasus pelanggaran terhadap norma dan aturan secara objektif dengan berdasarkan ketentuan normatif dalam konstitusi; memahami berbagai macam bahaya dan dampak pelanggaran norma yang ada di masyarakat, seperti korupsi, narkoba, kekerasan, tawuran, ketidakadilan hukum, dan seks bebas. Pokok Materi • Macam-macam Pelanggaran Norma Regulasi dalam Masyarakat • Mengatasi Pelanggaran norma dan regulasi Kata Kunci • Pelanggaran Norma • Dampak Pelanggaran • Korupsi • Narkoba • Kekerasan • Tawuran • Ketidakadilan Hukum • Seks Bebas Metode Pembelajaran • Presentasi kelompok • Observasi • Refleksi • Gallery Walk Alternatif Metode Pembelajaran • Diskusi Kelompok • Presentasi kelompok Sumber Belajar • Bacaan Unit 4 Buku SiswaBagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 71Unit 1Ide Pendiri Bangsatentang Konstitusi Pertanyaan kunci dari Unit 1 yang akan dikaji adalah: 1. Apa fungsi konstitusi dalam sistem pemerintahan? 2. Bagaimana para pendiri bangsa merumuskan konstitusi Republik Indonesia?1. Tujuan PembelajaranKalian diharapkan mampu menjelaskan tentang akar sejarah konstitusi RepublikIndonesia, mulai dari ide para perumusnya (pendiri bangsa), jenis konstitusi, dan posisiatau status regulasinya dalam ketatanegaran Indonesia.2. Aktivitas Belajara. Untuk memulai topik, jawablah pertanyaan: Apa yang kalian ketahui tentang konstitusi? Coba kalian ingat kembali pelajaran kelas X tentang konstitusi. Kalian dapat memberikan jawaban atas pertanyaan guru dari beragam informasi yang kalian ketahui, baik terkait dengan definisi, historis, ataupun salah satu contoh norma konstitusi.b. Kemudian, diskusikanlah tentang Sejarah Konstitusi Indonesia di dalam kelompok kalian.c. Dalam kerja kelompok ini, kalian perlu menyiapkan lembar kerja untuk mencatat informasi yang kalian baca, lalu diskusikan dalam kelompok kalian. Sepakati bagaimana desain dan format lembar kerja kalian dalam kelompok.d. Lembar kerja, sekurang-kurangnya, memuat tentang (1) definisi konstitusi, (2) timeline (garis waktu) proses pengesahan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia, dan (3) pokok-pokok pikiran/gagasan dari setiap fase proses pengesahan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia.72 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIe. Selesaikan tugas kalian dalam lembar kerja kelompok agar pada pertemuan berikutnya dapat dipresentasikan.f. Lakukan refleksi di kelas tentang apa yang kalian pelajari pada saat ini.g. Ingat, kalian perlu membawa lembar kerja kelompok kalian pada pertemuan berikutnya. Sejarah Konstitusi IndonesiaApa itu konstitusi? Istilah konstitusi dalam banyak bahasa berbeda-beda, seperti dalambahasa Inggris ”constitution”, dalam bahasa Belanda ”constitutie”, dalam bahasa Jerman”konstitution”, dan dalam bahasa Latin ”constitutio” yang berarti undang-undang dasaratau hukum dasar. Jadi, konstitusi merupakan hukum dasar tertinggi yang memuathal-hal mengenai penyelenggaraan negara. Dalam ungkapan lain, konstitusi adalahkerangka kerja (framework) dari sebuah negara yang menjelaskan tentang bagaimanamenjalankan dan mengorganisir jalannya pemerintahan. Konstitusi pada umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu tertulis dan tidak tertulis.Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara, dantata negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukumnegara. Konstitusi tidak tertulis disebut juga konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraanyang sering timbul dalam sebuah negara. Contoh konvensi dalam ketatanegaraan Indonesia, antara lain pengambilankeputusan di MPR berdasarkan musyawarah untuk mufakat, pidato Presiden setiaptanggal 16 Agustus 1945 di depan sidang paripurna DPR, dan sebelum MPR bersidang,Presiden telah menyiapkan rancangan bahan-bahan untuk sidang umum MPR yangakan datang itu. Hampir semua negara memiliki konstitusi tertulis, termasuk Indonesia berupaUndang-Undang Dasar (UUD) 1945. Sedangkan negara yang dianggap tidak memilikikonstitusi tertulis adalah Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan dasar terhadapsemua lembaga-lembaga kenegaraan dan semua hak asasi manusia terdapat pada adatkebiasaan dan juga tersebar di berbagai dokumen. Di Inggris, misalnya, memilikidokumen bersejarah, seperti Magna Charta Libertatum (1215), The Habies Corps Act(1670), dan The Bill of Rights (1689). Dokumen-dokumen ini dikategorikan sebagaikonstitusi tidak tertulis, yang mengatur di antaranya tentang jaminan hak asasi manusiarakyat Inggris. Para pendiri bangsa telah sepakat menyusun sebuah Undang-Undang Dasarsebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan fungsinya. Undang-Undang Dasaradalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badanpemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badantersebut. Di dalam negara yang menganut paham demokrasi, Undang-Undang Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 73Dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan agarpenyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian,diharapkan hak-hak warga negara akan lebih terlindungi. Gagasan ini disebut denganKonstitusionalisme. Konstitusi Indonesia dikenal sebagai revolutiegrondwet, yang bermakna bahwaUUD 1945 mengandung gagasan revolusi yang berwatak nasional dan sosial.Tujuannyaadalah dekolonisasi dan perubahan sosial ke arah terwujudnya keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia. Negara Indonesia menganut paham konstitusionalisme sebagaimana ditegaskandalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-UndangDasar”. Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraanpemerintahan negara. Oleh karena itu, konstitusi bukan undang-undang biasa.Konstitusi tidak ditetapkan oleh lembaga legislatif biasa, tetapi oleh badan khususdan lebih tinggi kedudukannya. Sejarah Konstitutusi Indonesia UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei hingga 16 Juli 1945, bersamaan dengan rencanaperumusan dasar negara Pancasila oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha PersiapanKemerdekaan (BPUPK). Pada 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan,Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya yang pertamakali dan menghasilkan beberapa keputusan penting, seperti pengesahan UUD 1945yang diambil dari RUU yang disusun oleh perumus pada 22 Juni 1945 dan juga dariPanitia Perancang UUD tanggal 16 Juni 1945; memilih ketua persiapan kemerdekaanIndonesia Soekarno sebagai presiden dan Hatta sebagai wakilnya. Naskah UUD 1945 pertama kali dipersiapkan oleh BPUPK. Hal itu dilakukanpada masa sidang kedua tanggal 10 Juli sampai 17 Juli 1945. Saat itu, dibahas hal-halteknis tentang bentuk negara dan pemerintahan baru yang akan dibentuk. Dalam masapersidangan kedua tersebut, dibentuk Panitia Hukum Dasar dengan anggota 19 orangyang diketuai oleh Ir. Soekarno. Kemudian, Panitia ini membentuk Panitia Kecil lagiyang diketuai oleh Soepomo dengan anggota terdiri atas Wongsonegoro, R. Soekardjo,A.A. Maramis, Panji Singgih, H. Agus Salim, dan Sukiman. Panitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, pada 13 Juli 1945, berhasilmembahas beberapa hal dan menyepakati, antara lain ketentuan tentang LambangNegara, Negara Kesatuan, sebutan Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan membentukPanitia Penghalus Bahasa yang terdiri atas Djajadiningrat, Salim, dan Soepomo.Rancangan Undang-Undang Dasar diserahkan kepada Panitia Penghalus Bahasa. Pada 14 Juli 1945, BPUPK mengadakan sidang dengan agenda ”Pembicaraantentang pernyataan kemerdekaan”. Panitia Perancangan Undang-Undang Dasarmelaporkan hasilnya. Pasal-pasal dari rancangan UUD berjumlah 42 pasal. Dari 42pasal tersebut, ada lima (5) pasal masuk tentang aturan peralihan dengan keadaanperang, serta satu (1) pasal mengenai aturan tambahan.74 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIPada sidang tanggal 15 Juli 1945, dilanjutkan sidang tanggal 15 Juli 1945 denganacara ”Pembahasan Rancangan Undang-Undang Dasar”. Saat itu, Ketua PerancangUndang-Undang Dasar, yaitu Soekarno memberikan penjelasan tentang naskah yangdihasilkan dan mendapatkan tanggapan dari Moh. Hatta, lebih lanjut Soepomo, sebagaiPanitia Kecil Perancang Undang-Undang Dasar, diberi kesempatan untuk memberikanpenjelasan terhadap naskah Undang-Undang Dasar. Penjelasan Soepomo, antara lain mengenai betapa pentingnya memahami prosespenyusunan Undang-Undang Dasar. ”Paduka Tuan Ketua! Undang-Undang Dasarnegara mana pun tidak dapat dimengerti sungguh-sungguh maksudnya Undang-Undang Dasar dari suatu negara, kita harus mempelajari juga bagaimana terjadinyateks itu, harus diketahui keterangan-keterangannya dan juga harus diketahui dalamsuasana apa teks itu dibikin. Dengan demikian kita dapat mengerti apa maksudnya.Undang-undang yang kita pelajari, aliran pikiran apa yang menjadi dasar undang-undang itu. Oleh karena itu, segala pembicaraan dalam sidang ini yang mengenairancangan-rancangan Undang-Undang Dasar ini sangat penting oleh karena segalapembicaraan di sini menjadi material, menjadi bahan yang historis, bahan interpretasiuntuk menerangkan apa maksudnya Undang-Undang Dasar ini.”3. Aktivitas Belajar 2a. Coba ingat kembali apa yang telah kalian pelajari pada pertemuan sebelumnya. Sampaikan bagaimana pemahaman kalian tentang materi sebelumnya.b. Berkumpullah bersama kelompok kalian untuk melakukan presentasi.c. Teknik presentasi yang akan digunakan adalah 2 Stay 3 Stray, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Dua orang dari kelompok akan tetap berada di kelompok dan bertugas menjelaskan hasil diskusi kepada para pengunjung dari kelompok lain. 2) Tiga orang lainnya berkunjung dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk mendengarkan dan memberi tanggapan dari presentasi kelompok yang dikunjungi. 3) Waktu kunjungan kalian ke kelompok lain akan dibatasi, gunakan waktu yang diberikan guru sebaik-baiknya.d. Setelah kegiatan 2 Stay 3 Stray ini selesai dilaksanakan, berkumpullah kembali dengan kelompok lain. Tiga teman kalian yang berkeliling perlu menjelaskan hasil kunjungannya. Sementara dua orang yang “menjaga” lembar kerja juga perlu menceritakan bagaimana respons para pengunjung.e. Setelah diskusi dalam kelompok selesai, jawablah pertanyaan guru terkait dengan sejarah dan dinamika konstitusi Indonesia.f. Di akhir sesi, isilah lembar refleksi 3-2-1 sebagai berikut: Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 753 fakta baru 2 hal yang ingin 1 pendapat sayayang didapat ditanyakan terkait masalah ini4. RefleksiSetelah melalui proses belajar hari ini, saatnya kalian melakukan refleksi terhadap dirisendiri dengan menjawab pertanyaan yang dapat membantu kalian untuk berefleksi:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalahb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah/saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari76 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI5. Rangkumana. Konstitusi merupakan hukum dasar tertinggi yang memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara.b. Konstitusi dibagi menjadi dua jenis, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara, dan tata negara yang mengatur perikehidupan satu bangsa di dalam persekutuan hukum negara. Konstitusi tidak tertulis disebut juga konvensi, yaitu kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul dalam sebuah negara.c. Undang-Undang Dasar mempunyai fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintahan agar penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang.d. Konstitusi Indonesia dikenal sebagai revolutiegrondwet, yang bermakna bahwa UUD 1945 mengandung gagasan revolusi yang berwatak nasional dan sosial. Tujuannya adalah dekolonisasi dan perubahan sosial ke arah terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.e. Naskah UUD 1945 pertama kali dipersiapkan oleh BPUPK. Hal itu dilakukan pada masa sidang kedua tanggal 10 Juli sampai 17 Juli 1945. Saat itu, dibahas hal-hal teknis tentang bentuk negara dan pemerintahan baru yang akan dibentuk.6. Uji Pemahamana. Apakah yang dimaksud dengan konstitusi?b. Apa fungsi dari konstitusi?c. Bagaimana sejarah terbentuknya konstitusi Indonesia? Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 77d. Bagaimana pandangan Soepomo tentang pentingnya konstitusi?e. Pesan moral apa yang dapat kita gali dari sejarah konstitusi Indonesia?7. Istilah Penting Arti Ilustrasi Istilah Konstitusi Revolutiegrondwet Konstitusi tertulis Konstitusi tidak tertulis UUD 1945 BPUPK PPKI MPR8. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Partisipasi diskusi • Observasi guru • Kemampuan• Pemahaman materi • Penilaian diri sendiri menyampaikan pendapat • Penilaian teman sebaya (esai dan mencatat • Kemampuan informasi penting) berargumentasi • Menyampaikan pemahaman secara tertulis78 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIUnit 2Hubungan Antarregulasi Pertanyaan kunci dari Unit 2 yang akan dikaji adalah: 1. Sebutkan peraturan perundang-undangan di Indonesia, di tingkat nasional dan daerah? 2. Bagaimana hubungan antarperaturan perundang- undangan? 3. Berikan contoh hubungan antarperaturan perundang- undangan, antarperaturan di tingkat nasional, atau antara nasional dan daerah.1. Tujuan PembelajaranKalian dapat menjelaskan dan menganalisis tentang hierarki regulasi perundang-undangan, mulai dari UUD 1945 yang menempati posisi paling atas hingga peraturandaerah/kota di posisi paling bawah. Selain itu, kalian diharapkan pula mampumenganalisis beberapa kasus yang menunjukkan ketidakserasian, tumpang tindih dankontradiksi antaraturan perundang-undangan, serta contoh kasus aturan yang benar,serasi, dan tidak tumpang tindih.2. Aktivitas Belajar 1a. Jawablah pertanyaan dari guru tentang apa yang kalian ketahui tentang regulasi.b. Coba bandingkan satu regulasi yang kalian ketahui dengan regulasi lain yang berkaitan. Misalnya, regulasi tentang kewajiban belajar di UUD 1945 dengan undang-undang, ataupun regulasi lainnya.c. Simak penjelasan guru tentang bagaimana hierarki dan hubungan antarregulasi.d. Ajukan pertanyaan kepada guru jika ada hal yang kurang jelas, ataupun sekedar untuk konfirmasi pemahaman kalian.e. Sekarang, saatnya kalian bekerja dalam kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari beberapa orang. Perhatikan bagaimana instruksi pembagian kelompok yang diberikan guru. Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 79f. Dalam kegiatan kelompok ini, kalian akan diminta untuk memilih salah satu pasal dari UUD NRI Tahun 1945, kemudian kalian juga mencari regulasi di bawahnya yang mengatur hal yang sama. Misalnya, kalian mengambil Pasal 33 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.” Coba cari regulasi di bawahnya yang berkaitan dengan pasal tersebut, baik dalam bentuk UU, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Daerah.g. Setelah menentukan dan menemukan topik yang hendak dikaji berdasarkan pasal dari UUD NRI Tahun 1945 itu, saatnya kalian menuangkan ke dalam bentuk poster.h. Isi poster tersebut tentang satu (1) pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 serta beberapa regulasi turunannya. Tuliskan regulasi turunannya. Kemudian, dalam kegiatan kelompok, kalian analisis apakah menurut kalian regulasi turunannya “sesuai-kurang sesuai-tidak sesuai” dengan UUD NRI Tahun 1945. Berikan informasi tentang kesesuaian atau ketidaksesuaiannya tersebut.i. Kalian dapat menggunakan salah satu contoh poster berikut,atau kalian menentukan desain dan format poster kalian sendiri.Tidak ada ketentuan terkait dengan desain dan format poster, yang terpenting adalah memuat informasi penting. Salah satu pasal UUD NRI tahun 1945 Regulasi turunannya yang berkaitan dengan salah satu pasal tersebut. Regulasi turunan ini dapat berupa Peraturan Pemerintah/ Peraturan Presiden/atau pun Peraturan Daerah Hasil analisa kelompok tentang "Sesuai- kurang sesuai - tidak sesuai" dengan UUD NRI Tahun 1945, sertakan juga argumentasinya80 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIj. Setelah diskusi kelompok, lakukan refleksi dengan mengisi lembar refleksi untuk kemudian disampaikan di kelas. Gunakan lembar refleksi 3-2-1 berikut:3 fakta baru 2 hal yang ingin 1 pendapat sayayang didapat ditanyakan terkait masalah ini Hierarki dan Hubungan AntarregulasiDalam hierarki hukum, konstitusi merupakan hukum yang paling tinggi danfundamental sifatnya sehingga peraturan-peraturan di bawahnya tidak bolehbertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Hal ini sesuai UU Nomor 12 Tahun2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. UU Nomor 12 Tahun 2011 BAGIAN III JENIS, HIERARKI, DAN MATERI MUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Pasal 7(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas: (a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (b) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; (c) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; (d) Peraturan Pemerintah; (e) Peraturan Presiden; (f ) Peraturan Daerah Provinsi; dan (g) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.(2) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan hierarki seba- gaimana dimaksud pada ayat (1). Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 81Pasal 8(1) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pa- sal 7 ayat (1) mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawara- tan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang diben- tuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rak- yat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.(2) Peraturan Perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diakui ke- beradaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintah- kan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berda- sarkan kewenangan. Pasal 9(1) Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.(2) Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-Undang di- duga bertentangan dengan Undang-Undang, pengujiannya dilakukan oleh Mah- kamah Agung. Dari uraian di atas, tampak jelas bahwa aturan perundang-undangan memilikihierarki, dari UUD 1945 hingga peraturan daerah kabupaten/kota. Peraturan-peraturan itu dalam istilah formal disebut regulasi, yaitu seperangkat peraturan untukmengendalikan suatu tatanan yang dibuat supaya bebas dari pelanggaran dan dipatuhisemua anggotanya. Regulasi berasal dari berbagai sumber, tetapi bentuk yang palingumum adalah regulasi pemerintah. Peraturan pemerintah adalah perpanjangan dariundang-undang.Contoh Kasus Hierarki dan Hubungan AntarregulasiRegulasi UU tidak hanya menunjukkan adanya hierarki, tetapi juga ada relasi atauhubungan yang tidak boleh saling bertentangan atau tidak boleh terjadi tumpangtindih antarperaturan. Jika ini terjadi, akan terjadi kekacauan aturan, yang menyebabkankebingungan bagi warga negara. Jadi, antarperaturan atau UU itu selain menunjukkan hierarki, sebagaimanatertuang dalam pasal 7 UU Nomor 12 Tahun 2011, juga harus “harmonis”dan memilikikorelasi yang positif. Sekadar contoh, untuk melihat bagaimana pola hierarki dan relasiantarperaturan yang serasi, dapat diamati pada kasus otonomi daerah.82 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIMungkin kalian tidak sadar atau heran, mengapa sekarang banyak bermunculantempat-tempat wisata baru di berbagai daerah. Mengapa juga setiap daerah terlihatmemiliki ciri atau kekhasan masing-masing? Ini semua terjadi setelah pemerintahmenerapkan UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah daerah, sejak saat itu hingga kini, diberi kewenangan untuk mengaturdan mengembangkan potensi daerah masing-masing, tetapi harus tetap memperhatikanagar tidak melampaui kewenangan bidang lain. Berikut ini kewenangan pemerintahdaerah, sebagaimana diatur dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang PemerintahanDaerah. BAB IV KEWENANGAN DAERAH Pasal 7(1) Kewenangan Daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintah- an, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.(2) Kewenangan bidang lain, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kebijak- an tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional seca- ra makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pen- dayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional. Pasal 8(1) Kewenangan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam rangka de- sentralisasi harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia sesuai dengan kewenangan yang dise- rahkan tersebut.(2) Kewenangan Pemerintah yang dilimpahkan kepada Gubernur dalam rangka de- konsentrasi harus disertai dengan pembiayaan sesuai dengan kewenangan yang dilimpahkan tersebut. Pasal 9(1) Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom mencakup kewenangan dalam bi- dang pemerintahan yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, serta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya.(2) Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom termasuk juga kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 83(3) Kewenangan Provinsi sebagai Wilayah Administrasi mencakup kewenangan da- lam bidang pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur selaku wakil Pe- merintah. Pasal 10(1) Daerah berwenang mengelola sumber daya nasional yang tersedia di wilayahnya dan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan pera- turan perundang-undangan.(2) Kewenangan Daerah di wilayah laut, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, me- liputi: (a) eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wi- layah laut tersebut; (b) pengaturan kepentingan administratif (c) pengaturan tata ruang; (d) penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh Daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh Pemerintah; dan(3) bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara.(4) Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota di wilayah laut, sebagaimana dimaksud pada ayat (2), adalah sejauh sepertiga dari batas laut Daerah Provinsi.(5) Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 11(1) Kewenangan Daerah Kabupaten dan Daerah Kota mencakup semua kewenangan pemerintahan selain kewenangan yang dikecualikan dalam Pasal dan yang diatur dalam Pasal 9.(2) Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Dae- rah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, per- tanian, perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja. Pasal 12Pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7dan Pasal 9 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 13(1) Pemerintah dapat menugaskan kepada Daerah tugas-tugas tertentu dalam rangka tugas pembantuan disertai pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungja- wabkannya kepada pemerintah.84 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI(2) Setiap penugasan, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan pera- turan perundang-undangan.3. Aktivitas Belajar 2a. Jawablah pertanyaan guru tentang kata kunci penting yang kalian pahami dari pertemuan sebelumnya.b. Presentasikan poster kalian dengan menggunakan metode 2 Stay 3 Stray. Berikut penjelasan teknis 2 Stay 3 Stray tersebut: 1) Dua orang dari kelompok akan tetap berada di kelompoknya dan bertugas menjelaskan hasil diskusi kepada para pengunjung dari kelompok lain. 2) Tiga orang lainnya berkunjung dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk mendengarkan dan memberi tanggapan atas presentasi kelompok yang dikunjungi. 3) Waktu kunjungan kalian ke kelompok lain akan dibatasi, gunakan waktu yang diberikan guru sebaik-baiknya.c. Setelah kegiatan 2 Stay 3 Stray ini selesai dilaksanakan, berkumpullah kembali dengan kelompok lain.Tiga teman kalian yang berkeliling perlu menjelaskan hasil kunjungannya. Sementara dua orang yang “menjaga”poster juga perlu menceritakan bagaimana respons para pengunjung.d. Setelah diskusi dalam kelompok ini selesai, jawablah pertanyaan guru terkait dengan hubungan dan hierarki antarregulasi.e. Di akhir sesi, isilah lembar refleksi 3-2-1 sebagai berikut:3 fakta baru 2 hal yang ingin 1 pendapat sayayang didapat ditanyakan terkait masalah iniBagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 854. Rangkumana. Regulasi adalah seperangkat peraturan untuk mengendalikan suatu tatanan yang dibuat supaya bebas dari pelanggaran dan dipatuhi semua anggotanya.b. Menurut UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan, konstitusi merupakan hukum yang paling tinggi dan fundamental sifatnya sehingga peraturan-peraturan di bawahnya tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar.c. Regulasi UU tidak hanya menunjukkan adanya hierarki, tetapi juga ada relasi atau hubungan yang tidak boleh saling bertentangan atau tumpang tindih antarperaturan.5. RefleksiSetelah melalui proses belajar hari ini, saatnya kalian melakukan refleksi terhadap dirisendiri dengan menjawab pertanyaan yang dapat membantu kalian untuk berefleksi:a. Dari proses belajar hari ini, hal yang saya pahami adalahb. Dari proses belajar hari ini, hal yang belum saya pahami adalah / saya ingin mengetahui lebih dalam tentangc. Dari proses belajar hari ini, hal yang akan saya lakukan dalam kehidupan sehari-hari86 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI6. Uji Pemahamana. Apakah yang dimaksud dengan hierarki dan hubungan antarregulasi?b. Sebutkan contoh adanya hierarki dan hubungan antarregulasi itu!c. Mengapa perlu adanya hierarki dan hubungan antarregulasi?7. Aspek PenilaianPada unit ini, kalian akan dinilai melalui beberapa aspek berikut:Penilaian Pengetahuan Penilaian Sikap Penilaian Keterampilan• Partisipasi diskusi • Observasi guru • Melakukan wawancara• Pemahaman materi (esai • Penilaian diri sendiri • Menganalisis permasalahan • Penilaian teman sebaya • Efektivitas penyajian hasil dan mencatat informasi penting) analisis (infografis)• Studi Kasus• Analisis hasil wawancaraBagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 87Unit 3Konsekuensi PelanggaranKesepakatan Pertanyaan kunci dari Unit 3 yang akan dikaji adalah: 1. Apa yang kalian ketahui tentang kesepakatan? Berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagaimana jika ada pelanggaran atas kesepakatan? 3. Apa konsekuensi atas pelanggaran kesepakatan?1. Tujuan PembelajaranKalian dapat mengidentifikasi berbagai jenis kesepakatan bersama yang ada di sekolah.Kalian juga dapat mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan bersama di sekolah; hal yangsudah dilaksanakan dan belum dilaksanakan.2. Aktivitas Belajara. Untuk menjawab pertanyaan guru, coba kalian refleksikan beberapa kesepakatan yang telah kalian buat, baik pada saat kelas X, di OSIS, ataupun di mata pelajaran lain. Sampaikan kepada guru bentuk dan isi kesepakatan tersebut.b. Sampaikan juga kepada guru, berdasarkan pengalaman kalian, apa manfaat dan kegunaan adanya kesepakatan tersebut.c. Simak penjelasan guru dengan baik tentang arti kesepakatan, contoh-contoh kesepakatan, dan konsekuensi jika terjadi pelanggaran kesepakatan.d. Setelah itu, kalian akan dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk membuat kesepakatan dengan metode bermain peran. Berikut penjelasannya. 1) Masing-masing kelompok akan ditentukan atau memilih peran apa yang akan dimainkan. Berikut opsi peran yang dapat dimainkan: (1) Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan; (2) Sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, Guru BP, dan OSIS;88 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XIdan (3) Perusahaan yang terdiri dari Manager, HRD, karyawan, dan security/ keamanan/satpam. Kalian juga dapat mengajukan salah satu topik peran yang dapat dimainkan. 2) Dalam setiap kelompok, masing-masing dari kalian akan berperan sesuatu dengan kesepakatan di dalam kelompok, apakah menjadi seorang ayah dalam keluarga, kepala sekolah di sekolah, atau manager di perusahaan. Dalam memerankan peran-peran tersebut, kalian perlu menghayati dengan sungguh- sungguh bagaimana, misalnya, menjadi orang tua, kepala sekolah, atau manager. 3) Di dalam kelompok yang terdiri dari beberapa peran yang dimainkan, buatlah kesepakatan dengan disertai konsekuensi atas pelanggaran kesepakatan tersebut.e. Dari kegiatan bermain peran tersebut, coba kalian bayangkan jika kalian sebagai pendiri bangsa. Para pendiri bangsa telah menyepakati Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, dan NKRI sebagai kesepakatan final. Kemudian, kalian bayangkan tentang bagaimana jika ada kelompok yang melanggar kesepakatan tersebut.f. Di akhir sesi, isilah lembar refleksi 3-2-1 sebagai berikut:3 fakta baru 2 hal yang ingin 1 pendapat sayayang didapat ditanyakan terkait masalah ini Konsekuensi Kesepakatan Norma SekolahKesepakatan atau disebut juga pemufakatan diartikan sebagai sikap yang menyepakatiakan satu atau beberapa hal oleh satu pihak dengan pihak lain, di mana kesepakatantersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Kesepakatan memilikiprinsip-prinsip yang adil, tidak memberatkan hanya salah satu pihak, bertanggungjawab, dan memiliki konsekuensi hukum atau sanksi jika terjadi pelanggaran ataupenyelewengan atas kesepakatan yang telah dibuat bersama. Kesepakatan juga berkorelasi dengan norma. Sebab, norma merupakan kesepakatansosial. Kisi-kisi kesepakatan dapat bersumber dari mana pun: dari ajaran agama,adat, atau budaya. Usia norma dapat panjang, dapat pula pendek. Terkadang, normamenyesuaikan perkembangan zaman. Oleh karena itu, aturan main dalam norma dapatberubah setiap saat. Terkadang rigid (kaku), terkadang sangat fleksibel. Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 — 89Antara Norma dan KesepakatanLalu, apa perbedaan norma dengan kesepakatan? Norma adalah sebuah kesepakatanyang dibangun oleh masyarakat. Norma dibuat sebagai aturan bersama, sebagai carahidup bersama, dan sekaligus menjadi pemandu untuk mencapai tujuan bersama.Kesepakatan dibuat melalui beberapa cara, melewati beberapa pertemuan dan diskusiyang mendalam, dan melibatkan banyak orang dengan segala kepentingannya. Sebagai sebuah kesepakatan,norma dibuat untuk dijalankan,bukan untuk dilanggar.Siapa pun anggota masyarakat yang tercakup dalam wilayah geografis ataupun non-geografis norma, harus melaksanakan kesepakatan yang dirumuskan dalam bentuknorma, baik tertulis maupun tidak tertulis. Itulah mengapa norma harus dibuat sebagai cermin dari kehendak bersama. Sebagairefleksi akhir dari berbagai pertimbangan yang melibatkan berbagai tokoh masyarakatdari agamawan, ahli hukum, pemegang adat istiadat, dan ahli moral (etika). Normadibuat bukan sebagai cara untuk melegalkan tindakan yang bertentangan dengansumber-sumber norma itu sendiri, yakni agama, hukum, sosial, dan kesusilaan. Oleh karena itu, norma harus ditaati. Apabila ada yang melanggar norma, harus siapmenerima konsekuensinya. Konsekuensi bukan hanya terhadap pelaku pelanggaran,tetapi juga dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat. Seperti halnya tawuran,sudah barang tentu ada kesepakatan umum bahwa hal tersebut tidak diperbolehkan.Ada banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh perilaku massal tersebut. Secara individu, tentu saja ada luka batin dan lahir. Selalu terpelihara hati yangmendendam, tanpa kasih sayang. Secara lahir, banyak yang harus dirawat di rumahsakit akibat tawuran. Bahkan, ada yang harus dikebumikan. Keluarga kehilangan dandiliputi duka lara. Masyarakat juga menjadi terpecah belah, terkotak-kotak antarapro dan kontra. Selain itu, juga dapat menimbulkan sentimen dalam masyarakat yangberkepanjangan. Kasus seks bebas,misalnya.Secara pribadi,seks bebas memberikan ruang penyaluranhasrat dan keinginan. Namun, seks bebas juga sekaligus merupakan tindakan melanggarterhadap hak orang lain. Orang tua resah dan gelisah. Seks tanpa ikatan perkawinanmenghancurkan cita-cita ketenteraman yang diidamkan oleh masyarakat.Norma di SekolahSeperti halnya di masyarakat, norma di sekolah pun demikian. Norma disepakatioleh berbagai pihak, dari manajemen sekolah, guru, orang tua, peserta didik, hinggamasyarakat. Norma hendaknya disusun dengan melibatkan berbagai pihak secarademokratis. Mereka bersama-sama berdiskusi, semua pendapat ditampung dandidiskusikan secara demokratis pula. Jangan sampai mereka diundang hanya sebagailegitimasi tanpa apresiasi atas aspirasi. Jangan sampai partisipasi diabaikan dalammembuat sebuah kesepakatan norma, termasuk di dalam lembaga pendidikan (sekolah).

90 — Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/SMK Kelas XI