Ucapan atau dialog yang terlantar tempat dilakukan oleh tokoh cerita adalah

h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di perdesaan). Tugas 1. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat! a. Unsur-unsur drama meliputi apa saja? b. Adakah unsur yang berbeda pada drama dengan karya sastra yang lain, seperti novel? 2. Kerjakan latihan berikut sesuai dengan instruksinya! a. Perhatikanlah dengan baik teks drama di atas yang akan dibacakan/ diperankan oleh teman-teman kamu. Bersamaan dengan itu, catatlah hal-hal penting yang ada di dalamnya, terutama berkaitan dengan unsur-unsur intrinsiknya! b. Secara berkelompok, diskusikanlah naskah drama di bawah ini berdasarkan aspek-aspek berikut: a. latar, b. alur, c. penokohan, dan d. tema/amanatnya. c. Sajikanlah pendapat kelompokmu itu di depan kelas untuk ditanggapi oleh kelompok lain! Kegiatan 2 Mengidentifikasi Unsur-unsur Drama Tampak dalam contoh sebelumnya bahwa teks drama ternyata dibentuk oleh banyak unsur. Di dalamnya ada latar, misalnya pada drama tersebut latarnya adalah di rumah Panembahan Reso, pada pagi hari. Di dalamnya juga ada tokoh, yakni Aryo Lembu, Aryo Jambu, Aryo Bambu, Aryo Sumbu, Aryo Sekti, Ratu Dara, dan Panembahan Reso. Ada juga dialog antartokoh. Di samping itu, terdapat juga tema dan amanat. Berikut paparan lebih lengkap tentang unsur-unsur tersebut. 1. Latar Latar adalah keterangan mengenai tempat, waktu, dan suasana di dalam naskah drama. a. Latar tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah drama, seperti di rumah, medan perang, di meja makan. Bahasa Indonesia 245b. Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah drama, seperti pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945. c. Latar suasana/budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama. Misalnya, dalam budaya Jawa, dalam kehidupan masyarakat Betawi, Melayu, Sunda, Papua. 2. Penokohan Tokoh-tokoh dalam drama diklasifikasikan sebagai berikut. a. Tokoh gagal atau tokoh badut (the foil) Tokoh ini yang mempunyai pendirian yang bertentangan dengan tokoh lain. Kehadiran tokoh ini berfungsi untuk menegaskan tokoh lain itu. b. Tokoh idaman (the type character) Tokoh ini berperan sebagai pahlawan dengan karakternya yang gagah, berkeadilan, atau terpuji. c. Tokoh statis (the static character) Tokoh ini memiliki peran yang tetap sama, tanpa perubahan, mulai dari awal hingga akhir cerita. d. Tokoh yang berkembang. Misalnya, seorang tokoh berubah dari setia ke karakter berkhianat, dari yang bernasib sengsara menjadi kaya raya, dari yang semula adalah seorang koruptor menjadi orang yang saleh dan budiman. 3. Dialog Dalam drama, percakapan atau dialog haruslah memenuhi dua tuntutan. a. Dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog haruslah dipergunakan untuk mencerminkan apa yang telah terjadi sebelum cerita itu, apa yang sedang terjadi di luar panggung selama cerita itu berlangsung; harus pula dapat mengungkapkan pikiran-pikiran serta perasaan-perasaan para tokoh yang turut berperan di atas pentas. b. Dialog yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran sehari-hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja; para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan alamiah. 4. Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi drama. Tema dalam drama menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema drama, kita perlu mengapresiasi menyeluruh 246 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKterhadap berbagai unsur karangan itu. Tema jarang dinyatakan secara tersirat. Untuk dapat merumuskan tema, kita harus memahami drama itu secara keseluruhan. 5. Pesan atau amanat merupakan ajaran moral didaktis yang disampaikan drama itu kepada pembaca/penonton. Amanat tersimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi drama. - Tempat Latar Penokohan - Tokoh idaman - Waktu - Tokoh gagal - Suasana Unsur Drama - Tokoh statis - Gagasan - Tokoh umum Tema/ Dialog - Ajaran moral Amanat berkembang didaktis -Menunjang gerak laku - Tajam dan terbit Bagan 8.2 Unsur-unsur drama Tugas Tentukanlah unsur-unsur drama dari pementasan sebuah drama atau dari naskah drama yang dibaca! Bahasa Indonesia 247B. Mempertunjukkan Salah Satu Tokoh dalam Drama yang Dibaca atau Ditonton secara Lisan Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. menelaah bagian-bagian penting dalam naskah drama yang dibaca atau ditonton; 2. menampilkan satu tokoh dalam drama yang dibaca. Kegiatan 1 Menelaah Bagian-Bagian Penting dalam Naskah Drama yang Dibaca atau Ditonton Untuk menulis naskah drama, sekurang-kurangnya kita dapat menggunakan tiga sumber, yakni dari karya sudah ada, semacam dongeng, cerpen, ataupun novel. Bisa juga berdasarkan imajinasi dan pengalaman sendiri ataupun orang lain. Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidak begitu sulit. Hal ini karena ide cerita, alur, latar, dan unsur-unsur lainnya sudah ada. Dalam hal ini, kita hanya mengubah formatnya saja ke dalam bentuk dialog. Seperti yang kita ketahui bahwa ciri utama drama adalah bentuk penyajiannya yang semua berbentuk dialog. Oleh karena itu, tugas kita dalam hal ini adalah mengubah seluruh rangkaian cerita yang ada dalam novel ke dalam bentuk dialog. Selain itu, kita bisa menggunakan pengalaman. Kita akan mudah menceritakannya ke dalam bentuk drama karena kejadiannya teramati, terdengar, dan bahkan terasakan secara langsung. Karangan itu akan lebih lengkap karena melibatkan banyak indra, tidak hanya penglihatan ataupun pendengaran, tetapi juga indra-indra lainnya. Oleh karena itu, daripada berpayah-payah, jadikanlah pengalamanmu sebagai bahan untuk menulis drama. Caranya adalah sebagai berikut. 1. Daftarkanlah pengalaman-pengalamanmu yang paling menarik. 2. Pilihlah satu pengalaman yang memiliki konflik yang kuat dan melibatkan cukup banyak tokoh. 3. Catatlah nama-nama tokoh beserta karakternya. Jelaskan pula latarnya, baik waktu, tempat, dan suasananya. 4. Catat pula topik-topik yang akan dikembangkan dalam drama tersebut. 5. Kembangkanlah topik-topik itu ke dalam bentuk dialog. 248 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKNaskah drama juga dapat bersumber dari peristiwa sehari-hari. Peristiwa itu ditata dan diperkaya dengan inspirasi dan imajinasi kita sendiri. Dengan demikian, untuk menuliskannya, kita pun bisa mengawalinya dari perilaku yang biasa kita alami atau kita saksikan sendiri. Perilaku itu, misalnya, ketika beradu tawar dengan penjaga kantin, memohon izin pada guru untuk memperoleh dispensasi sekolah, menyambut kedatangan tamu, membagikan sumbangan kepada para korban bencana alam. Tugas 1. Carilah naskah drama di majalah, buku, ataupun yang ditonton! 2. Tentukanlah bagian-bagian penting yang ada di dalam naskah tersebut, yaitu tema, alur, tokoh, latar, amanat, dan maksud penulis membuat naskah drama tersebut! 3. Berilah pendapat mengenai isi naskah drama tersebut! Kegiatan 2 Menampilkan Seorang Tokoh dalam Drama yang Dibaca atau yang Ditonton Pementasan drama berawal dari suatu naskah (skenario). Dialog dan tata laku yang dipentaskan oleh para pemainnya, sesuai dengan cerita yang disusun sebelumnya oleh penulis naskah. Ide penyusunannya bisa berdasarkan pemikiran sang penulis. Dapat pula ide itu diambil dari cerpen, novel, dan karya-karya lainnya yang sudah ada sebelumnya. Langkah-langkah menulis naskah drama tidak jauh berbeda dengan ketika menulis teks lainnya. Hal pertama yang perlu kita tentukan adalah tema atau pokok permasalahan (konflik) yang akan diungkap dalam drama tersebut. Misalnya, tentang cinta, tragedi kemanusiaan, dan konflik sosial. Berikutnya adalah pengumpulan bahan. Berbeda dengan ketika menulis teks nonfiksi yang harus bersifat faktual (nyata), bahan untuk drama bisa berupa hasil imajinasi atau paduan dari fakta dan imajinasi. Bisa juga merupakan saduran dari karya-karya yang sudah ada, misalnya dari dongeng, cerpen, novel, hikayat, atau pengalaman nyata. Bahasa Indonesia 249Supaya hasilnya lebih menarik dan apik, kita juga perlu menyusun kerangka atau stuktur alur ceritanya, yang meliputi prolog, orientasi, komplikasi, resolusi, dan epilognya. Alur cerita kemudian dikembangkan ke dalam cerita drama secara utuh. Selama proses pengembangan, kerangka tersebut bisa saja berubah. Sebabnya, bisa jadi selama proses tersebut, muncul inspirasi-inspirasi baru yang sebelumnya tidak terpikirkan. Terkait dengan penyusunan dialog, di samping kita dapat membagi ke dalam beberapa babak dan adegan, ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan. Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang, dan kramagung. 1. Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau antagonis. 2. Wawancang adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan oleh tokoh cerita. 3. Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring). Tugas Bacalah teks drama di bawah ini! Mahkamah Karya: Asrul Sani Sumber: www.lh4.googleusercontent.com Gambar 8.3 Asrul Sani. Dalam ruangan ini tidak ada perbedaan antara malam dan siang. Biarpun di kamar tidur Bahri hari sudah malam, kualitas cahaya dalam ruang mahkamah tetap sama. Murni datang diantarkan seorang petugas pengadilan. la berhenti sebentar untuk memandang wajah suaminya. 250 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKPembela Nyonya Murni, silakan duduk. (Bahri melihat Murni. la berdiri.) Murni.... Sayang! Mendengar kata sayang itu Murni memalingkan muka lalu duduk tertunduk. Pembela mendekati Munti lalu berkata. Pembela Nyonya ada sedikit pengakuan yang ingin didengarkan oleh Majelis Hakim yang mulia. Kami mengetahui, bahwa dulu nyonya adalah kekasih Kapten Anwar. Tapi orang yang mencintai Nyonya bukan dia satu-satunya. Ada lagi, yang lain, yaitu Mayor Bahri, suami Nyonya yang sekarang juga mencintai Nyonya. Kemudian, kapten Anwar dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan medan perang. Yang menjadi ketua pengadilan itu adalah Mayor Bahri, suami Nyonya. Saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan. Harap nyonya jawab dengan jujur dan tujukan pada Majelis Hakim ..... (Murni mengangguk.) Pembela Sudah berapa tahun Nyonya berumah tangga dengan saudara Bahri? Murni Lebih dari tiga puluh tahun. Pembela Waktu yang cukup panjang untuk mengenali pribadi seseorang. Berdasarkan pengetahuan Nyonya, apakah mungkin saudara Bahri menjatuhkan hukuman pada sahabat karibnya Anwar dengan maksud membunuhnya supaya dapat mengawini Nyonya? Tolong Nyonya jawab dengan sejujur-jujurnya. Cobalah Nyonya renungkan. Murni Saya tidak perlu merenungkannya. Saya kenal sifat suami saya. Suami saya seorang pejuang, seorang prajurit yang setia. Tidak, dia bukan pembunuh. Pembela Tolong sampaikan dengan lebih jelas pada Majelis Hakim. Bahasa Indonesia 251Murni Suami saya tidak membunuh Anwar karena ingin kawin dengan saya. Pembela Terima kasih, Nyonya. Untuk sementara sekian dulu yang mulia. Hakim Ketua Saudara Penuntut Umum, giliran Saudara. Penuntut Umum Nyonya Murni, apakah Nyonya seorang yang dapat dipercaya? Ataukah Nyonya berkata begitu hanya sekadar mimpi memamerkan kesetiaan pada suami yang sebetulnya sama sekali tidak Nyonya miliki. Pembela Yang Mulia, saya keberatan terhadap ucapan saudara Penuntut Umum. Di sini yang diadili adalah saudara Bahri bukan Nyonya Murni. Penuntut Umum Maaf, yang Mulia. Saudara Pembela terlalu terburu nafsu. Saya belum selesai bicara. Saya tidak mengadili. Saya hanya membuat suatu simpulan. Hakim Ketua Teruskan saudara Penuntut Umum. Penuntut Umum Setelah saudara meninggal, berapa lama kemudian nyonya menikah dengan saudara Bahri? (Mumi diam sebentar) Penuntut Umum (mendesak) Ayolah, Nyonya Murni. Menurut keterangan yang kami peroleh Nyonya sangat cinta pada saudara Anwar. Apa betul? Murni (mengangguk) 252 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKPenuntut Umum Begitu cinta padanya, hingga lamaran saudara Bahri yang pangkatnya lebih tinggi dari saudara Anwar, Nyonya tolak. Saya tidak tahu pasti, biarpun kepastian ini tidak penting, dalam bermesraan dengan saudara Anwar tidak akan begitu aneh jika Nyonya dan saudara Anwar bersimpati untuk sehidup semati-itu biasa. Memang begitu biasanya anak-anak muda yang sedang bercinta. Lalu dia meninggal. Berapa bulan kemudian Nyonya menikah dengan saudara Bahri? Murni (hampir-hampir tidak terdengar) Dua bulan ...... Keras sedikit. Penuntut Umum Dua bulan. Murni Penuntut Umum (dengan sinis) Dua bulan? Hebat sekali kesetiaan Nyonya kepada saudara Anwar. Belum lagi jasadnya membusuk dalam kubur, Nyonya sudah berpaling dengan lelaki lain, saingannya. Perempuan apa Nyonya sebetulnya? Perempuan pengobral cinta yang pindah dengan mudah dari lelaki yang satu ke lelaki yang lain? Penjual mulut manis, pendusta, pembohong? Pembela Saya keberatan atas pertanyaan-pertanyaan saudara Penuntut Umum. Penuntut Umum Yang saya kemukakan bukan simpulan. Kalau boleh bertanya pada saudara Pembela terhormat, simpulan apa yang akan ia ambil dari kenyataan-kenyataan ini? Pembela (langsung menjawab) Cara saudara mengajukan pertanyaan memojokkan nyonya Murni. Bahasa Indonesia 253Penuntut Umum Saya tidak memojokkan siapa-siapa. Itu adalah prasangka saudara. Di sini ...... (Hakim mengetuk-ngetukkan palunya melihat Pembela dan Penuntut Umum bertengkar.) Hakim Ketua Saudara-saudara bicara melalui Hakim. (Keduanya diam.) Maaf yang Mulia. Pembela Hakim Ketua Saudara Penuntut Umum teruskan. Penuntut Umum Untuk sementara sekian dulu yang Mulia. Hakim Ketua Saudara Pembela, silakan. Pembela Nyonya Murni (menyeka air matanya), kata nyonya, nyonya kawin dua bulan setelah kekasih nyonya meninggal. Memang nyonya, masyarakat umum akan bertanya-tanya, bagaimana mungkin seorang gadis yang begitu mencintai seorang laki-laki, tiba-tiba kawin dalam waktu begitu singkat dengan lelaki lain. Masyarakat cenderung untuk menghukum, tapi nyonya berhak untuk membela diri. Nyonya tentu punya alasan. Apa bisa nyonya Jelaskan? Murni Setelah Anwar meninggal, saya hancur luluh. Dunia ini serasa kiamat: Saya hampir-hampir sesat. Saya memutuskan untuk bunuh diri. Tapi Tuhan melindungi saya. Bermalam-malam saya berjuang melawan keinginan saya itu. Saya berhasil mengambil keputusan. Saya akan hidup terus, saya harus bisa melupakan. Tapi saya perempuan, sendiri memerlukan perlindungan. Tidak ada gunanya memerlukan perlindungan seseorang yang sudah tidak ada. Satu-satunya orang yang mencintai saya, kecuali Anwar, adalah Bahri. Lalu saya membulatkan hati. Siapa tahu saya dapat belajar mencintai dia. Karena ia lelaki 254 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKyang baik, setia. la juga mencintai Anwar. Tidak pernah satu katapun keluar dari mulutnya hal-hal yang memburukkan Anwar. Setelah kami menikah, setiap tahun ia membawa saya ziarah ke makam Anwar. Mula-mula saya mengira mencintai dua orang lelaki. Tapi kenyataannya, saya mencintai seorang Bahri. Pembela Lalu di mana tempat Anwar. Murni Kami berdua mencintai Anwar sebagai kenangan. Terima kasih. Pembela Hakim Ketua Masih ada saudara Penuntut Umum? Penuntut Umum Ya, yang Mulia. Nyonya Murni. Apa saudara Bahri membahagiakan Nyonya? Murni Ia berusaha sekuatnya membahagiakan saya dan saya memang bahagia. Nyonya dusta. Penuntut Umum Penuntut Umum Bagaimana tidak?! Baru tadi pagi Nyonya mengeluh pada suami Nyonya. Nyonya menuntut saat-saat yang dapat dijadikan kenangan, karena suami Nyonya tidak memberikan waktu yang menjadi hak Nyonya. Karena suami Nyonya adalah seorang yang tidak kenal cinta sejati yang mengawini Nyonya karena nafsu semata. Murni Oh, tuan mendengarkan sesuatu yang tidak diperuntukkan bagi telinga. Bahasa Indonesia 255Penuntut Umum Itu tidak menjadi soal. Di sini tidak ada rahasia. Murni Bukan karena percakapan itu percakapan rahasia, tapi karena tuan tidak akan pernah mengerti bahasa yang kami pergunakan. Karena bahasa yang berlaku antara suami istri adalah bahasa khusus, yang hanya dapat dimengerti oleh mereka berdua. Mungkin kata-katanya sama dengan yang tuan dengar di pasar atau baca di koran, tapi setiap kata dibebani rasa yang tumbuh dari suka duka kehidupan kemesraan mereka berdua. Penuntut Umum Kalau begitu tidak masuk akal sekali, usaha manusia mendirikan pengadilan untuk menetapkan suatu perceraian. Murni Perceraian terjadi, jika bahasa itu sudah mati dan digantikan oleh bahasa pasar dan bahasa koran yang jadi milik orang banyak. Penuntut Umum Baik, saya tidak akan memasuki persoalan itu lebih jauh. (kepada Hakim) Yang mulia, yang ingin saya buktikan ialah bahwa saudara Bahri adalah seseorang yang dikendalikan oleh hawa nafsunya. Nyonya! Waktu saudara Bahri melamar Nyonya dan Nyonya menolak lamarannya apa kata-kata yang diucapkan oleh saudara Bahri? (Murni diam sebentar, lalu berkata.) Murni Saya mengerti kekecewaannya. Apa yang dia ucapkan tidak penting. Penuntut Umum Penting atau tidak penting adalah urusan Majelis Hakim. Apa katanya? Saya sudah lupa. Murni Penuntut Umum Ayolah Nyonya, Nyonya tidak lupa .... (Murni memaling ke arah suaminya. Bahri berkata pada Hakim.) 256 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKBahri Yang Mulia, apa boleh saya mengatakan sesuatu pada istri saya? Silakan. Hakim Bahri Katakan yang sebenarnya, Murni. Hanya kebenaran yang bisa menyelamatkan saya. (Murni menunduk lalu berkata.) Murni Ia berkata, sekarang soalnya jelas sudah. Apa yang menjadi niat waktu tertuduh menjatuhkan hukuman mati sudah jelas. la ingin membunuh saksi yang merupakan saingan baginya. (Hakim kelihatan berbisik.) Pembela Bapak Hakim yang mulia, apakah boleh saya mengajukan sebuah barang bukti? Hakim Ketua Saya kira tidak perlu lagi. Pembela Yang Mulia, apa pun keputusan yang akan dijatuhkan oleh yang mulia- satu hal harus pasti. Keputusan itu harus berdasarkan kebenaran tersebut -dunia sudah terlalu sarat dengan segala macam prasangka. Hakim Baik, silakan. (Pembela membuka mapnya dan mengeluarkan sepucuk surat.) Pembela Surat ini ditulis pada malam setelah tertuduh menyampaikan lamarannya pada saudara Murni.Surat ini kemudian dikirimkan pada Murni dengan bantuan seorang prajurit. Tapi prajurit itu terbunuh dan surat ini tidak sampai ke tangan Murni. Surat itu ada pada saya. Saya minta supaya Yang Mulia sudi membacakannya. (Ia menyerahkan surat itu pada Hakim Ketua. Hakim membuka sampulnya dan mulai membaca.) Bahasa Indonesia 257Hakim Ketua Adinda Murni yang tercinta, Biarpun cinta kakanda telah adinda tolak, semoga adinda masih bersedia membaca surat ini dan mempertimbangkan permohonan kakanda. Kakanda minta maaf atas ucapan yang kakanda lontarkan di hadapan adinda. Kakanda begitu kecewa dan sedih, hingga kakanda kehilangan kendali atas diri kakanda. Lalu kakanda berkata: “Kalau begitu tidak ada jalan lain. Salah satu di antara kami, saya atau Anwar harus mati.” Kakanda menyesal sedalam-dalamnya atas ucapan itu. Kakanda malu. Kakanda kini ingin bicara dari lubuk hati kakanda. Adinda bebas menentukan pilihan. Jika adinda memutuskan untuk memilih Anwar, maka kakanda akan mengucapkan syukur dan berdoa pada Tuhan supaya kalian bahagia. Anwar adalah sahabat kakanda. Kalau dia bahagia maka kakanda juga bahagia. Salam kakanda Saiful Bahri Pembela Terima kasih yang mulia. Saya tidak akan mengajukan pertanyaan lagi. Hakim Ketua Saudara Penuntut Umum masih ingin mengajukan pertanyaan pada saksi? Tidak yang mulia. Penuntut Umum Hakim Ketua Apa ada yang saudara ingin sampaikan pada Majelis Hakim? Penuntut Umum Ada sedikit yang mulia. Sebuah perbuatan ditentukan oleh niat pelakunya. Dari pemeriksaan yang dilakukan sudah cukup jelas niat apa yang tersembunyi di balik hukuman yang dijatuhkan oleh tertuduh. Biarpun saudara Bahri mengatakan bahwa semuanya ia lakukan demi Tuhan, demi bangsa dan negara, niatnya yang sebenarnya adalah untuk menyingkirkan saingannya. Dengan demikian, dia bukan orang yang melakukan tugas tapi ia harus dinyatakan seorang pembunuh. Terima kasih. 258 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKHakim Ketua Saudara Pembela, saudara saya persilakan untuk menyampaikan pembelaan saudara yang terakhir pada Majelis Hakim. Pembela Majelis hakim yang mulia.Kini sampailah saya pada akhir tugas saya, yaitu membantu dengan sekuat tenaga menegakkan kebenaran dan mengembalikan hak kepada yang berhak. Perbuatan seseorang dinilai menurut niat pelakunya. Tapi siapakah yang dapat mengetahui niat seseorang. Dan jika toh dapat kita ketahui, maka kita akan menilainya menurut keterbatasan pribadi kita juga. Oleh karena itu, Majelis Hakim yang mulia, satu-satunya yang dapat menghakimi adalah pelaku itu sendiri. Tapi itu hanya akan terjadi, jika hati sanubari orang tersebut masih berfungsi sebagaimana mestinya, jika suara hatinya masih bisa membedakan yang benar dan yang salah. Yang terbukti dalam mahkamah ini tidak apa-apa, kecuali bahwa saudara Saiful Bahri yang sekarang ini dihadapkan sebagai tertuduh, adalah seorang yang jujur, rendah hati, percaya pada Tuhan dan seorang yang memiliki tanggung jawab sepenuhnya atas semua perbuatannya. Oleh karena itulah pada tempatnya, jika keputusan pengadilan ini dikembalikan pada hati sanubarinya sendiri. Saya yakin Majelis Hakim yang mulia akan mempertimbangkan ini. Terima kasih! Hakim Ketua Majelis hakim akan mengundurkan diri untuk bermusyawarah dan mengambil keputusan. Dengan ini sidang saya undur beberapa saat. (Para hakim berdiri lalu meninggalkan ruangan sidang, sementara semua yang hadir berdiri.) (Sumber: Manuskrip PDS HB. Jassin, 1984, 32-39) Setelah membaca naskah drama di atas, ikutilah instruksi di bawah ini! 1. Catatlah nama-mana tokoh yang terdapat pada naskah di atas berjudul “Mahkamah”! 2. Pilihlah salah satu tokoh dalam naskah drama tersebut! 3. Demonstrasikanlah di depan kelas! Bahasa Indonesia 259C. Menganalisis Isi dan Kebahasaan dalam Drama yang Dibaca atau Ditonton Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. menganalisis isi drama yang dibaca atau disimak; 2. menganalisis kebahasaan dalam drama yang dibaca atau disimak. Kegiatan 1 Menganalisis Isi Drama yang Dibaca atau Disimak “Bercerita tentang apakah drama ‘Panembahan Reso’ di atas? Jawaban atas pertanyaan tersebut mengarah pada isi atau tema drama tersebut. Adapun yang dimaksud dengan tema adalah gagasan umum dalam suatu drama yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca atau penonton. Tema juga dapat diartikan sebagai inti atau ide dasar sebuah drama. Dari ide dasar itulah kemudian drama itu terbangun. Tema merupakan pangkal tolak pengarang atau sutradara dalam merangkai cerita yang diciptakannya. Tema drama merujuk pada sesuatu yang menjadi pokok persoalan yang ingin diungkapkan oleh penulis naskah. Berdasarkan keluasan tema itu dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yakni tema utama dan tema tambahan. 1. Tema utama adalah tema secara keseluruhan yang menjadi landasan dari lakon drama. 2. Tema tambahan merupakan tema-tema lain yang terdapat  dalam drama yang mendukung tema utama. Tema-tema itu biasanya tidak disampaikan secara eksplisit. Setelah menyaksikan seluruh adegan dan dialog antarpelaku dalam pementasan drama, kita akan dapat menemukan tema drama itu. Kita harus menyimpulkannya dari keseluruhan adegan dan dialog yang ditampilkan. Walaupun tema dalam drama itu cenderung “abstrak”, kita dapat menunjukkan tema dengan menunjukkan bukti atau alasan yang terdapat  dalam cerita. Bukti-bukti itu dapat ditemukan dalam narasi pengarang, dialog antarpelaku, atau adegan atau rangkaian adegan yang saling terkait. 260 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKTugas Bacalah teks drama di bawah ini! Teks 1: Lomba Masak Reni, Ria, Untari, dan Susi sedang duduk-duduk di teras rumah Ria. Di atas meja terhidang minuman dan sepiring pisang goreng. Peristiwa itu terjadi pada suatu sore hari. Reni : Bagaimana Ri, kau sudah mendapat ide? Ria : (penuh tanda tanya) sebetulnya sudah, tapi…. Apakah kalian setuju dengan ideku ini? Untari dan Susi : (hampir bersamaan) Coba katakan, apa idemu? Ria : Begini (diam sebentar). Kita buat saja masakan dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita. Kebetulan kami panen pisang dan singkong, kemarin. Nah, kita bisa memanfaatkan kedua bahan itu. Untari : Tapi….apakah masakan kita tidak memalukan? Sebab, singkong dan pisang hanya bahan murah. Susi : Benar pendapat Untari, tentunya kelompok kita akan membuat masakan dari bahan yang lebih baik dan lebih mahal. Reni : Tetapi aku setuju dengan pendapat Ria. Dengan bahan yang sederhana kita pun dapat membuat makanan yang enak.Kebetulan kakakku pernah membuat makanan dari bahan singkong dan pisang. Jadi, kita dapat belajar dari dia. Ria : Ya, ibukupun pernah memasaknya, dan hasilnya … Kami semua senang. Untari : (bernada khawatir) Tapi …. Bagaimana dengan kelompok lain? Susi : Wah, mereka pasti akan memasak makanan yang enak dan mahal. Reni : Ah, makanan mahal belum tentu enak rasanya. Dan kita harus mengingat kemampuan kita. Bahasa Indonesia 261Ria : Betul kata Reni, sebaliknya makanan yang murah belum tentu tidak enak. Maka, sekarang kita putuskan saja, kelompok kita, kelompok II, akan membuat makanan dari bahan singkong dan pisang. Reni : Ya, aku setuju, bagaimana Untari, dan kau Susi? Untari : (bernada pasrah) Bisa begitu …. Ya sudahlah, aku setuju. Susi : Aku juga setuju. …………………………………………… Teks 2: Ardi Naik Kelas : Aku tahu kamu adalah juara kelas. Tetapi dari tadi aku perhatikan Citra wajahmu tampak bimbang, seperti angin ribut. Coba lihat Ardi mereka! Bersorak-sorak gembira! Mereka telah berhasil merebut Citra kemenangan dalam kenaikan kelas ini meskipun tidak menjadi Ardi juara seperti kau! Citra : Itulah bedanya! Ardi : Tentunya ada yang sedang kamu pikirkan. Citra : Tentu saja! Namanya juga orang hidup! Ardi : Apakah kamu sedang memikirkan hasil juaramu itu? Citra : Tidak! Ardi : Nilaimu yang bagus? Citra : Tidak! Ardi : (Bersungut) Semua tidak! Citra (Setelah diam sejenak) Yang kamu pikirkan itu, apakah ada Ardi hubungannya dengan makhluk hidup? Citra : Ya dan tidak! : Sejenis hewan? : Tidak! : Manusia? Tumbuhan? Cacing? : Tidak! : Manusia tidak, hewan tidak, tumbuhan juga tidak! Eng…. apa ada hubungannya dengan orang lain? : Ya! 262 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKArdi : (Kecewa) Ah, kalau saja aku tahu apa yang ada di dalam kepalamu, Citra aku tentu tidak akan main ragam pesona seperti ini! Tak tahulah Ardi apa yang hendak aku lakukan dengan proyek termenungmu itu! Citra Semula….sebagai seorang kawan, aku ingin membantu.Siapa Ardi tahu kepalaku yang dungu ini bisa memberikan pertolongan. Citra Atau paling tidak, semacam perhatian yang khusus terhadap Ardi masalah yang khusus pula. Citra : Nah! Mendekati hal itu, Ar! : O, soal yang khusus-khususan itu, toh? : Ya. Bahkan sangat khusus dan sangat pribadi! : Apa itu? : Aku kagum dan tidak mengerti terhadap dirimu, Ardi! : Terhadap aku yang bodoh dan tidak naik kelas ini? : Ya. Kamu tidak naik kelas, tetapi begitu besar perhatianmu padaku. Kamu tidak naik kelas, tetapi tampak tidak merasa kecewa, bahkan tenang-tenang saja. Itulah yang membuat aku bingung! Setelah kamu membaca kedua naskah di atas, ikutilah instruksi di bawah ini! 1. Tentukanlah tema dari masing-masing teks drama di atas! 2. Bagaimanakah inti cerita yang terdapat pada teks 1 dan teks 2? 3. Berikan tanggapanmu terhadap masing-masing teks drama tersebut! Kegiatan 2 Menganalisis Kebahasaan dalam Drama yang Dibaca atau Disimak Drama merupakan karya fiksi yang dinyatakan dalam bentuk dialog. Kalimat-kalimat yang tersaji di dalamnya hampir semuanya berupa dialog atau tuturan langsung para tokohnya. Ada kalimat-kalimat tidak langsung, ada pula pada bagian prolog dan epilognya. Fitur-fitur kebahasaan pada drama memang memiliki banyak kesamaan dengan drama. Drama pun menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena melibatkan banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka. Bahasa Indonesia 263Lain halnya dengan bagian dialognya, yang kata gantinya adalah kata orang pertama dan kedua. Mungkin juga digunakan kata-kata sapaan. Seperti yang tampak pada contoh teks drama di atas bahwa kata-kata ganti yang dimaksud adalah saya, kami, kita, Anda. Adapun kata sapaannya adalah panembahan. Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering kali menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di dalamnya banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari kalimat-kalimat seru, suruhan, pertanyaan. Berikut contoh-contohnya. • Ah, ya! • Ampun seribu ampun! • Bagus! Bagus! • Atas dasar kekuatan! • Jangan khawatir • Jangan sampai mereka menjadi korban dari pancaroba perubahan. • Sri .... Ratu Dara? • Bagaimanakah keadaan mereka? Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut. 1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian. 2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat. 3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami. 4. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk meng- gambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat. 264 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKTugas 1. Bacalah kembali teks drama yang berjudul “Panembahan Reso” karya W.S. Rendra! 2. Cermatilah kaidah kebahasaan yang ada pada teks drama tersebut secara berkelompok. 3. Sajikanlah hasil pengamatan kelompokmu itu ke dalam format seperti berikut. Kaidah Kebahasaan Kutipan Teks 4. Presentasikanlah laporan tersebut dalam forum diskusi kelas untuk disamakan dengan pendapat-pendapat dari kelompok lain. Simpulan Kelas Bahasa Indonesia 265D. Mendemonstrasikan Sebuah Naskah Drama dengan Memperhatikan Isi dan Kebahasaan Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. memahami teknik dan langkah-langkah pementasan drama; 2. mendemonstrasikan naskah drama dengan memperhatikan isi dan kebahasaan. Kegiatan 1 Memahami Teknik dan Langkah-Langkah Pementasan Drama Mementaskan drama berarti mengaktualisasikan segala hal yang terdapat di dalam naskah drama ke dalam lakon drama di atas pentas. Aktivitas yang menonjol dalam memerankan drama ialah dialog antartokoh, monolog, ekspresi mimik, gerak anggota badan, dan perpindahan letak pemain. Pada saat melakukan dialog ataupun monolog, aspek-aspek suprasegmental (lafal, intonasi, nada atau tekanan dan mimik) mempunyai peranan sangat penting. Lafal yang jelas, intonasi yang tepat, dan nada atau tekanan yang mendukung penyampaian isi/pesan. Sebelum memerankan drama, kegiatan awal yang perlu kita lakukan ialah membaca dan memahami naskah drama. Naskah drama adalah karangan atau tulisan yang berisi nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan, latar panggung yang dibutuhkan, dan pelengkap lainnya (kostum, lighting, dan musik pengiring). Dalam naskah drama, yang diutamakan ialah tingkah laku (acting) dan dialog (percakapan antartokoh) sehingga penonton memahami isi cerita yang dipentaskan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kegiatan membaca naskah drama dilakukan sampai dikuasainya naskah drama yang akan diperankan. Dengan demikian, secara umum ada dua langkah utama yang harus kita lakukan ketika akan mementaskan drama adalah sebagai berikut. 1. Memahami naskah dan karakter tokoh yang akan kita perankan, yakni melalui dialog-dialognya serta kramagung atau petunjuk laku yang dinyatakan langsung oleh pengarang. 266 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK2. Memerankan tokoh dengan memerhatikan aspek lafal, intonasi, nada/ tekanan, mimik, dan gerak-geriknya. a. Lafal adalah cara seseorang dalam mengucapkan kata atau bunyi bahasa. Aspek ini penting kita perhatikan guna kejelasan makna suatu kata. b. Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Kalimat berita, perintah, dan kalimat tanya harus menggunakan intonasi yang berbeda. Intonasi kalimat untuk menyatakan kegembiraan juga berbeda dengan kalimat yang bermakna kecemburuan. c. Nada/tekanan adalah kuat lemahnya penurunan suatu kata dalam kalimat. Kata yang ingin diperjelas maksudnya mendapat tekanan lebih kuat daripada kata lainnya. d. Mimik adalah ekspresi atau raut muka yang menggambarkan suatu emosi: sedih, gembira, kecewa, takut, dan sebagainya. Mimik berperan dalam memperjelas suatu maksud tuturan. e. Gerak-gerik adalah berbagai gerak pada anggota badan atau tingkah laku seseorang dalam menyatakan maksud tertentu. Bentuknya, misalnya, anggukan kepala, menggigit jari. Tugas 1. Perankanlah naskah drama di bawah ini atau teks drama yang telah kamu susun dalam bab sebelumnya, bersama beberapa orang teman. Perhatikanlah penghayatan, pelafalan, intonasi, mimik, dan aspek-aspek pementasan lainnya. Pergunakan pula properti yang bisa mendukung pementasan kelompokmu itu. Si Kabayan Sumber: www.cdn1-a.production.liputan6.static6.com Gambar 8.4 Ilustrasi Si Kabayan. Sekolah Yayasan Putra Bangsa di Betawi, pada pagi hari. Bahasa Indonesia 267(Guru tengah meluapkan kemarahan kepada murid-muridnya. Memukul bel berkali-kali dan baru berhenti ketika murid-murid sudah berkumpul semua. Dia menatap muridnya satu demi satu) Guru Siapa di antara kalian yang kencing sambil berdiri? Murid-murid (Semua mengacungkan tangan kecuali Kabayan) Guru Sejak kapan kalian kencing sambil berdiri? Sejak kami kecil, Guru. Murid-murid Guru Itu menyalahi peraturan. Apa bunyi peraturan tentang kencing? Murid I Seingat saya, sekolah kita tidak pernah membuat peraturan tentang kencing, Guru. Yang ada hanya peraturan yang bunyinya: Jaga Kebersihan. Guru (Membentak) Jaga Kebersihan! Jaga Kebersihan! Bunyi peraturan itu bisa berlaku untuk segala perkara, termasuk perkara kencing dan berak. Paham? Murid-murid (Ketakutan) Paham, Guru. Guru Tapi coba lihat sekarang di tembok WC dan kamar mandi. Hitamnya, kotornya. Bagaimana cara kalian menjaga kebersihan? Dengan cara mengotorinya? Itu akibat kalian kencing sambil berdiri. Kabayan (Mengacungkan tangan) 268 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKGuru Ada apa Kabayan? Mau bertanya apa? Guru Kamu satu-satunya yang tadi tidak tergolong kepada para kencing berdiriwan ini. Apa kamu kencing sambil jongkok? Atau sambil tiduran? Kabayan (Menahan senyum) Maaf, Guru. Saya kencing sambil jongkok sejak saya kecil. Sudah kebiasaan. Kencing sambil berdiri, bukan saja menyalahi peraturan sekolah kita, tapi juga melanggar semboyan sekolah kita yang bunyinya: “Jongkoklah Waktu Buang Air Kecil dan Besar, supaya Kotoran Tidak akan Berceceran”. Guru Itulah yang ingin kuutarakan pagi ini. Otakmu encer sekali, Kabayan, dan sungguh tahu aturan. Kamu betul-betul kutu buku. Apa lagi kalimat-kalimat dalam kitab yang kamu baca perihal kencing? Katakan, biar kawan-kawanmu yang bebal ini mendengar. Kabayan (Berlagak menghafal) “Yang keluar saat buang air kecil harus air. Kalau darah, itu pertanda kita sakit. Segeralah ke dokter”. Bagus. Apa lagi? Apa lagi? Guru Kabayan ”Terlalu sering kencing, beser namanya. Susah kencing, mungkin kena sakit kencing batu. Segeralah berobat. Jangan punya hobi menahan kencing. Sebab kencing alamiah sifatnya. Dan harus dikeluarkan.” Kabayan “Dengan kata lain, semua kotoran harus segera dibuang”. Bahasa Indonesia 269Guru Bagus, bagus. Sejak saat ini, dengar bunyi peraturan dari dalam semboyan-semboyan sekolah kita dan patuhi! Kalian yang melanggar akan aku suruh hukum pukul tongkat tujuh kali. Hafalkan peraturannya, terutama mengenai kencing sambil jongkok itu tadi. Sekarang, kalian aku hukum membersihkan WC dan kamar mandi. Semuanya kecuali Kabayan! Kami patuh, Guru. Murid-murid Guru Sekian pelajaran tentang kencing. Hukuman harus segera dilaksanakan sekarang juga! (Pergi) (Musik terdengar, Masuk dalang, omong sama penonton) Dalang Para pemirsa, tahu ‘kan siapa biang-keladi perkara ini? Tidak lain dan KtidabakaybaunkatnidKaakbainyagninsernadhiaris.iPanayhaamtekrabnu,,kma.enYgaa,pkaaianb? eMrbaunatademmuinkgiaknin? seorang perempuan sanggup kencing sambil berdiri tanpa berceceran? Kalau kawan-kawannya memergoki bagaimana cara Kabayan kencing, bagaimana? Kan mereka bisa curiga? Jadi, Kabayan pun berpikir keras, mencari akal bagaimana agar kencing sambil jongkok dijadikan peraturan sekolah. Dalang Lalu diambilnya tinta bak dan disiramkannya ke tembok-tembok WC. Tuh, jadi kotor, kan? Kabayan berhasil. Cerdik-kiawan sekali anak itu. Selanjutnya ada apa ini, ada apa ini? Adegan apa? Oo, iya, adegan Pasar Malam! Lampu berubah Pasar malam di Gambir-Betawi. Malam. (Murid-murid sekolah Putra Bangsa menonton tonil-pasar berbaur dengan para penonton lainnya. Sampek dan Kabayan juga ada) 270 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKDalang (Yang juga bertindak sebagai pembawa acara) Terang bulan terang di kali Buaya timbul disangkanya mati Malam ini kita jumpa lagi Dalam lakon cinta kasih sejati Pohon-pohon dikasih dupa Daunnya rimbun kuat akarnya. Ini lakon cinta kasib dari Eropa Asmara Romeo pada Yuliet-nya (Panggung rakyat digelar) (Pertama, disajikan kisah cinta Romeo dan Yulieo Romeo (Muncul bersama Yuliet) Ibarat bunga, mawar ataupun kenanga, kalau ia harum, nama tak lagi penting adanya. Yuliet, dikau ibarat bunga. Berganti nama sejuta kali pun, asal dikau adalah Yuliet seperti yang kukenal sekarang ini, duhai, dikau tetap kucinta.... (manja) Ah, ah.... Yuliet Dalang Stop, tunggu dulu, jangan dilanjutkan dulu! (Membaca) Hasil pengumpulan pendapat dari para penonton, malam ini tidak dibutuhkan lakon tragedi. Ternyata penonton kita lebih suka komedi. Tapi kami belum siap bikin lakon baru. Apa boleh buat, lakon Yuliet dan Romeo, terpaksa dibikin jadi komedi. Ya, mulai! Go! Romeo (Bersuit) .... (Mendekat) Yeah? Yuliet Romeo (Bersuit lebih keras) .... Bahasa Indonesia 271Yeah, yeah.... Yuliet Romeo-Yuliet (Berduet) Romeo-Yuliet Romeo dan Yuliet Dunia baru Berlomba-lomba kita bergerak maju Romeo dan Yuliet Bermerek baru Mundur dan maju, Tergantung situ! (Genderang Baris Berbaris) (Tema percintaan disajikan secara parodikal Romeo dan Yuliet mempertontonkan kepiawaian mereka dalam olahraga baris berbaris dan cara kasih hormat. Adegan usai, mereka masuk ke batik layar. Para penonton pun bertepuk dengan kedua belah tangan) Dalang Luar biasa. Sekarang giliran: Roromendut dan Pronocitro! (Masuk seorang lelaki berblangkon, menghisap sepuluh batang rokok yang memenuhi antara jari-jari tangannya. Diikuti oleh seorang perempuan yang berjualan rokok) Roromendut Rokok, rokok, rokok. Semua ada, panjang, pendek, kecil-besar, asem- manis, legit. Rasa baru, rasa coklat-jeruk-apel, dan tomat. Pronocitro Rokoknya lagi, Mbakyu! Yang rasa bawang. Roromendut Sudah punya kok minta. Mau ditaruh di mana lagi? Masih ada kaki. Mana? Pronocitro 272 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKRoromendut Nih! Aku kasih tiga. Dua pendek, satu panjang. (Mendadak, dengan heboh, masuk seorang lelaki gempal mengusung poster antirokok, bunyinya: nikotin no!) Adipati Wiraguna. Dalang (Pronocitro berperang melawan Adipati. Pronocito kalah. Lalu, Roromendut bunuh diri) Dalang Rupanya, kisah cinta Pronocitro dan Roromendut tak lebih sebagai perang nikotin. Maka, waktu Wiraguna memang, merokok pun dilarang di mana-mana. Tembakau dianggap racun. Jadi, begitu Pronocitro dan Roromendut mati, seluruh petani tembakau dan pabrik rokok juga ikut mati. Pengangguran meningkat tajam, dan pajak negara berkurang pemasukannya. Kesehatan warga bertambah maju, tapi para dokter mengeluh karena kekurangan pasien. Hukum sebab akibat. Dilarang itu, muncul begini. Dilarang ini, muncul begitu. Repot! (Semua menyanyi.) Melarang dan laranigan Bisa panjang risikonya Jangan itu jangan ini Harus bagaimana lagi? Ibarat gedung bagus Megan indah Tapi tak, punya pinto dan jendela Lampu berubah (Terang pada Sampek-Kabayan) Kabayan Kekal dan abadikah cinta Romeo-Yuliet? Sampek Hanya maut yang bisa memisahkan mereka. Kesetiaan Romeo pada Yulietnya, begitu juga sebaliknya, tetap abadi sampai sekarang. Bahasa Indonesia 273Kabayan Alangkah indahnya kalau kita berdua bisa begitu. Apa katamu? Sampek Kabayan Jika Kakak mau jadi Romeo, aku mau jadi Yulietnya. Sampek Kamu ini bagaimana? Kita berdua sama-sama lelaki. Gila apa? Jangan berpikir seperti itu. Kita ini orang-orang normal. Bagaimana bisa kamu jadi Yuliet. Ibaratnya, kita berdua adalah alu. Dan hanya lumpang yang harus kita cari. Kabayan (Tertawa terbahak-bahak) Kakak betul. Tapi juga salah. Aku tidak perlu lumpang lagi. Sudah punya. Sampek (Menghela napas) Yah, kamu memang orang kaya, tentu sedang ditunangkan oleh orang tuamu sejak kamu kecil. Aku tidak begitu. Tak ada yang mau dinikahi mahasiswa miskin macam aku ini. Aku memang harus berusaha keras mencari pangkat dan kekayaan dulu, baru para calon istri mau mendekatiku, seperti laron mendekati cahaya lampu. Kabayan Kekayaan bukan ukuran untuk seorang perempuan. Yang paling penting adalah hati bersih dan jujur dan bersedia bekerja keras. Pada Kakak, aku lihat semua sifat baik itu. Pasti akan ada perempuan yang bersedia jadi pendamping. Sampek Mudah-mudahan. Sekarang marilah kita pergi. 274 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKMencari lumpang? Kabayan Sampek Husss. Kembali ke gedung sekolah. (Kabayan tertawa manis sekali) Lampu berubah (Sampek Kabayan semakin intim. Ke mana pun pergi, selalu berdua. Dan pelajaran di sekolah semakin meningkat pula) Guru (Menyanyi) Merah dicampur kuning Murid-murid (Menyanyi) jadi warna jingga Guru Putih dicampur hitam Murid-murid Berubah kelabu muda (Sambil menyanyi guru dan murid-murid bersilat) Kabayan (Menyanyi) Burung berpasangan Laut banyak asinnya Manusia berjodohan Keong ada rumahnya Dalang (Menyanyi) Bagai lidah dan rasa Bagai pohon dan tanah Bagai bulan data matahari Sampek-Kabayan duet serasi Bahasa Indonesia 275Kabayan- Sampek (Berduet) Tali persahabatan Tersimpul abadi Sepanjang zaman Di bumi atau langit Guru Dilukai. Murid-murid Bangkit lagi. Digencet, dihajar. Guru Murid-murid Tetap tegar. Guru Mucilkan, dibuang, disiksa. Murid-murid Makin kuat perkasa. Guru Jangan lupa, itu watak utama. Murid-murid Yeah, yeah.... Lampu berubah. (Sumber: N. Riantiarno, adaptasi dari Sampek Engtay, Pustaka Jaya, Jakarta, 1999 dengan beberapa penyesuaian) 276 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK2. Mintalah teman-teman dari kelompok lain untuk menilai/ mengomentarinya dengan menggunakan format penilaian di bawah ini. Aspek Bobot Skor Komentar Penilaian a. Penghayatan 20 Simpulan b. Pelafalan 20 …. c. Intonasi 15 d. Mimik 15 e. Gerak tubuh (gestur) 15 f. Improvisasi 15 Jumlah 100 Kegiatan 2 Mendemonstrasikan Naskah Drama dengan Memperhatikan Isi dan Kebahasaan Pementasan drama berawal dari suatu naskah (skenario). Dialog dan tata laku yang dipentaskan oleh para pemainnya, sesuai dengan cerita yang disusun sebelumnya oleh penulis naskah. Ide penyusunannya bisa berdasarkan pemikiran sang penulis. Dapat pula ide itu diambil dari cerpen, novel, dan karya-karya lainnya. Sebagaimana halnya percakapan sehari-hari, dialog dalam teks drama sering kali menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya, aduh, sih, dong. Mungkin di dalamnya banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga tidak lepas dari kalimat- kalimat seru, suruhan, dan pertanyaan. Teks drama juga memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut. 1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). 2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi. 3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. 4. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Bahasa Indonesia 277Tugas Untuk mengasah kemampuanmu dalam bermain drama, demonstrasikanlah naskah drama di bawah ini dengan memperhatikan isi dan kebahasaan! Drama Tengah Malam oleh Yandianto Sumber: www.donipengalaman9.files.wordpress.com Gambar 8.5 Suasana tengah malam. (Malam sudah larut. Ibu duduk termenung. Ratih keluar dari pintu samping kanan) Ratih : Maaf, Bu. Mungkin pertanyaan Anwar tadi siang telah membuat Ibu hati Ibu resah. Hatiku pun turut resah seperti hati Ibu.Barangkali Ratih malam ini, semua penduduk desa ini menjadi resah seperti kita. Ibu : Tidurlah, Ratih! Ratih : Adilkah jika seseorang menyuruh orang lain tidur, sementara dia sendiri tetap terjaga? Ibu tidak boleh memaksakan diri untuk terus-terusan memikirkan kata-kata Anwar. Dia masih kekanak-kanakan.Kata-katanya seperti angin yang berembus, lalu hilang begitu saja. : Apa yang diucapkan adikmu Anwar itu benar, Ratih. Pertanyaannya wajar. Dia bertanya tepat pada waktunya, yaitu pada saat para romusha pulang ke desa masing-masing dan ayah kalian seharusnya berada bersama mereka. : Ayah tidak mungkin berada di antara para romusha itu, Bu! Beberapa jam yang lalu kapal terakhir sudah berlabuh. Pak Hasta tetangga kita sudah kembali. Telah kudengar sorak-sorai 278 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKanak-anak dan istrinya.Tetapi ayah? (Diam sejenak) Mungkin kabar yang dibawa angin itu benar. Dengan demikian akan bertambahlah kekecewaan keluarga kita. Ibu : Lebih kecewa lagi hati adikmu, Anwar. Dia tidak tahu sama sekali ke mana ayahnya pergi. Dia tidak tahu apa itu kerja paksa. Dia hanya tahu kalau ayahnya pergi, kemudian kembali dengan membawa setumpuk mainan di tangannya. (Terdengar jam berdentang 12 kali) Ratih : Tengah malam, Bu. Kapal terakhir sudah meninggalkan pelabuhan setelah menurunkan para romusha. Artinya kapal itu sudah tiga jam beristirahat sebelum berlayar kembali. Mana ayah kita? Kalau dia terkubur di pelabuhan, apakah ada koran yang membuat berita tentang kematiannya? Atau mati di tengah laut dan jasadnya diumpankan kepada ikan hiu? Ibu : Jepang adalah Jepang, Ratih. Saudara Tua dapat bertindak sewenang-wenang terhadap saudara mudanya yang terlantar. Kecil harapannya untuk menemukan ayahmu. Berita yang ibu terima enam bulan yang lalu memberi keyakinan bahwa ayahmu meninggal disengat ular berbisa. Banyak orang bercerita tentang perlakuan Jepang terhadap romusha. Dan ayahmu pasti diperlakukan sama seperti kepada mereka. Nasib orang bodoh selalu tidak menguntungkan. Ratih : Jadi Ibu berkeyakinan kalau ayah telah meninggal dunia? Ibu : Ibu tidak mengatakan demikian, tapi akh…..? (Jam berdentang satu kali) Ratih : Malam telah mulai berlalu. Selamat pagi, dunia! Kalau ayah kami tidak kembali….. terkutuklah penjajah itu! (Terdengar pintu diketuk. Seorang lelaki muncul membawa sebungkus pakaian) Ibu : Pak Hasta! Hasta : Inilah. Harap kalian terima dengan lapang dada. Ratih : Mana ayahku, Pak? Hasta : Hanya Tuhan yang tahu. (Tangis meledak, ke babak berikutnya) (Sumber: Naskah Drama Tengah Malam) Bahasa Indonesia 279Setelah kamu menyaksikan pementasan drama oleh teman kelompokmu, tentukan mana pementasan yang baik dan mana yang kurang baik beserta alasannya! Tulislah jawabanmu pada lembar terpisah atau buku kerjamu dengan format seperti di bawah ini. No Hal-hal yang Dinilai Tanggapan 1 Isi ………………………………………………… ………………………………………………… 2 Kebahasaan ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… ………………………………………………… E. Menyusun Ulasan dari Buku yang Dibaca Setelah membaca buku ini, kamu diharapkan mampu: 1. mengomentari isi buku fiksi (biografi dan cerita rakyat); 2. mengomentari isi buku nonfiksi (buku pengayaan pengetahuan). 1. Ulasan selalu ditujukan pada isi buku bukan pada pandangan sendiri sehingga dalam memberikan ulasan harus dibantu oleh kerangka isi buku. 2. Berikanlah ulasan pada setiap bagian penting isi buku secara proporsional. 3. Kemukakanlah ulasan minimal satu paragraf singkat pada setiap bagian buku (fiksi) atau setiap bab buku nonfiksi (buku pengayaan) yang dianggap menarik. 4. Pada bagian akhir, sampaikanlah kesan kamu setelah membaca buku tersebut. 280 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKGlosarium agresif cenderung (ingin) arogansi kesombongan; menyerang sesuatu yang keangkuhan. dipandang sebagai hal atau situasi. atributif bersifat (berkenaan dengan) atribut. aksi gerakan. akting memerankan. bakteri makhluk hidup terkecil aktual betul-betul ada (terjadi); bersel tunggal, terdapat di mana- mana, dapat berkembang biak sesungguhnya. dengan kecepatan luar biasa aktualisasi perihal mengaktualkan; dengan jalan membelah diri, ada yang berbahaya dan ada pengaktualan. yang tidak, dapat menyebabkan alur jalan cerita. peragian, pembusukan. anarkisme ajaran (paham) yang balai tempat duduk atau tempat menentang setiap kekuatan tidur yang dibuat dari bambu negara; teori politik yang tidak atau kayu. menyukai adanya pemerintahan dan undang-undang. biaya uang yang dikeluarkan untuk aplikasi penggunaan; penerapan. mengadakan (mendirikan, argumen alasan yang dapat melakukan, dan sebagainya) dipakai untuk memperkuat sesuatu; ongkos; belanja; atau menolak suatu pendapat, pengeluaran. pendirian, atau gagasan. argumentatif alasan untuk bioteknologi teknologi yang memperkuat atau menolak menyangkut jasad hidup. suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. bruto kotor (tentang berat, gaji, hasil keuntungan, pendapatan). ceramah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal pengetahuan. Bahasa Indonesia 281cerpen cerita pendek. efektif ada efeknya deduktif bersifat deduksi. (akibatnya,pengaruhnya, kesannya). defisit kekurangan (dalam anggaran ejaan melafalkan (menyebutkan) belanja). huruf-huruf satu demi satu. demonstrasi peragaan atau eksis pemindahan atau pengeluaran pertunjukan tentang cara organ tubuh dengan cara melakukan atau mengerjakan pembedahan. sesuatu. eksistensi hal berada; keberadaan. denotasi makna kata atau kelompok eksperimen percobaan. kata yang didasarkan atas eksplanasi menjelaskan suatu penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau fenomena atau sesuatu. yang didasarkan atas konvensi elegan elok; rapi; anggun; lemah. tertentu dan bersifat objektif. empirik berdasarkan pengalaman denotatif berkaitan dengan (terutama yang diperoleh denotasi. dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah deskriptif bersifat deskripsi; bersifat dilakukan). menggambarkan apa adanya. esensi hakikat; inti; hal yang pokok. dialog percakapan antara dua orang atau lebih. disunting dilihat dengan teliti. faktual berdasarkan kenyataan; domestik berhubungan dengan atau mengandung kebenaran. mengenai permasalahan dalam fasilitator orang yang menyediakan negeri. fasilitas; penyedia. edukatif bersifat mendidik. fenomena hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam). 282 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKfetus janin. hidrologi ilmu tentang air di fiksi cerita rekaan (roman, novel, bawah tanah, keterdapatannya, peredaran dan sebarannya, dan sebagainya. persifatan kimia dan fisikanya, fiksi khayal, imajinasi. reaksi dengan lingkungan, fleksibel luwes; mudah dan cepat termasuk hubungannya dengan makhluk hidup. menyesuaikan diri. fonem satuan bunyi terkecil yang identitas ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang; jati diri. mampu menunjukkan kontras makna. ilustrasi gambar (foto, lukisan) formal sesuai dng peraturan yang untuk membantu memperjelas sah; menurut adat kebiasaan isi buku, karangan, dan yang berlaku. sebagainya. format bentuk dan ukuran (buku, surat kabar). impersonal tidak bersifat pribadi; frasa gabungan dua kata atau lebih tidak berkaitan dengan (tidak yang bersifat nonpredikatif mengenai) seseorang. (misalnya gunung tinggi disebut frasa karena merupakan induktif bersifat (secara) induksi. konstruksi nonpredikatif). institusi sesuatu yang dilembagakan frekuensi jumlah pemakaian suatu unsur bahasa dalam suatu teks oleh undang-undang, adat atau atau rekaman. kebiasaan. global secara umum dan interaksi hal saling melakukan aksi, keseluruhan. berhubungan, memengaruhi; harmonisasi pengharmonisan; antarhubungan. upaya mencari keselarasan. interpretasi pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran. interpretatif bersifat adanya kesan, pendapat, dan pandangan; berhubungan dengan adanya tafsiran. Bahasa Indonesia 283intrinsik unsur pembangun sastra kompetensi kewenangan dari dalam. (kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan), kemampuan iptek berhubungan dengan menguasai gramatika suatu teknologi. bahasa secara abstrak atau batiniah. kaidah rumusan asas yang menjadi hukum; aturan yang sudah pasti; kompleksitas mengandung patokan. beberapa unsur yang saling berhubungan. kandidat calon; bakal. karakter orang yang berperan komplikasi penyakit yang baru timbul kemudian sebagai dalam suatu kejadian penting. tambahan pada penyakit yang karakteristik ciri khas dalam suatu sudah ada; percampuran dalam berbagai hal. objek tertentu. karya ilmiah hasil perbuatan; konflik percekcokan; perselisihan. konotasi tautan pikiran yang buatan; ciptaan (terutama hasil karangan). menimbulkan nilai rasa pada khalayak orang banyak; masyarakat. seseorang ketika berhadapan klasik mempunyai nilai atau mutu dengan sebuah kata; makna yang diakui dan menjadi tolok yang ditambahkan pada makna ukur kesempurnaan yang abadi. denotasi. klise tiruan; hasil meniru. konsekuen akibat (dari suatu komedi sandiwara ringan yang perbuatan, pendirian). penuh dengan kelucuan koreksi pembetulan; perbaikan; meskipun kadang-kadang pemeriksaan. kelucuan itu bersifat menyindir kostum pakaian khusus (dapat pula dan berakhir dengan bahagia. merupakan pakaian seragam) bagi perseorangan, regu olahraga, rombongan, kesatuan, dan sebagainya dalam upacara, pertunjukan. 284 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKkreatif memiliki daya cipta; minikata sandiwara dengan teks memiliki kemampuan untuk yang sangat pendek. menciptakan. misteri sesuatu yang masih belum kritis kaum kritikus. jelas (masih menjadi teka-teki; kualifikasi tingkatan. masih belum terbuka rahasianya. legenda cerita rakyat pada zaman monolog pembicaraan yang dahulu yang ada hubungannya dilakukan dengan diri sendiri. dengan peristiwa sejarah. logis sesuai dengan logika; benar nominal proses atau hasil menurut penalaran; masuk akal. membentuk satuan berkelas nominal dari kata, frasa, klausa, atau kalimat berkelas lain. menganalisis penyelidikan terhadap nonfiksi tidak bersifat fiksi, tetapi suatu peristiwa (karangan, berdasarkan fakta dan kenyataan perbuatan, dan sebagainya) (tentang karya sastra, karangan, untuk mengetahui keadaan yang dan sebagainya). sebenarnya. nonverbal tidak dalam bentuk mengkritik kecaman atau percakapan; tidak dalam bentuk tanggapan, kadang- bahasa. kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk pasif bersifat menerima saja; tidak terhadap suatu hasil karya, giat; tidak aktif. pendapat, dan sebagainya. populer dikenal dan disukai orang mengorganisasikan kesatuan banyak (umum). (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang porsi bagian (yang menjadi dan sebagainya); perkumpulan tanggung jawab atau yang harus dan sebagainya untuk tujuan dikerjakan dan sebagainya). tertentu. profesional bersangkutan dengan metodologi ilmu tentang metode; profesi. uraian tentang metode. Bahasa Indonesia 285prosedur tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. rasio orang yang menganut paham rasionalisme. relevan kait-mengait; bersangkut- paut; berguna secara langsung. resensi nilai baik buruknya karya sastra. romantik romantis. sesi babak; tahap. struktur cara sesuatu disusun atau dibangun; susunan; bangunan verbal secara lisan (bukan tertulis) 286 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKIndeks A 65, 148, 169, Cerpen 6, 107–112, Abstrak 170, 178, 260 116–121, Agresif 13 D 124–129, 133, Aksi 68, 225, 238, Deduktif 134, 137, 139, Akting 243 Defisit 193, 212, 215, Aktual 243 Demonstrasi 216, 232, 248, Aktualisasi 74, 75, 80, 83, 249, 277 Alur 201 Denotasi 54, 55, 144 49, 110, 266 Denotatif 55 Anarkisme 33, 57, 58, 116, Deskriptif 48, 49, 50, 51, Aplikasi 118, 119, 120, Domestik 63, 65, 76, 93, Argumen 124, 125, 146, E 101, 102, 104, Arogansi 185, 215, 231, Edukatif 110, 236, 259, Atributif 232, 235, 236, Efektif 266, 277, 278 B 237, 244, 248, 194, 195 Bioteknologi 249, 250 64, 169, 193 Bruto 48, 68 150, 155, 179, C 10, 39, 110 181, 179 Ceramah 92, 93, 94, 95, 52, 244 99, 168, 181 81, 82 196 19, 23, 36, 37, 90 41, 42, 88, 135, 52 147, 149, 153, 52 162, 168, 181, 202, 214 73, 74, 75, 77, Eksis 225 78, 80, 83, 84, Eksistensi 49 85, 89, 91, 92, Eksperimen 181 94–100, 166 Bahasa Indonesia 287Eksplanasi 45, 46, 47, 50, H 77 51, 55–57, 61, Harmonisasi 57 F 62, 64–67, Hidrologi 140, 164, 184, Faktual 70–72 I 204, 205–207, Fasilitator 57, 60, 64, 120, Identitas 211, 213, 214, Fenomena 186, 187, 249 231 Fetus 166, 167 Ilustrasi 141, 175, 190, Fiksi 45, 47, 48, 50, Impersonal 221, 267 Fleksibel 54, 57, 62, 63, Induktif 144, 147, 187, Fonem 65, 70–72, 76, Institusi 193 Formal 93, 175, 185 Institut 55, 144 Format 64, 68 Interaksi 13 1, 2, 6, 8, 126, Intergratif 225 Frasa 139, 175, 202, Interpretasi 82, 120 Frekuensi 263, 180 Interpretatif 107 G 158 Intrinsik 57, 58, 60, 115, Global 170 Iptek 148 144, 148, 177, 107, 108 178, 179 K 109, 118, 124, 6, 15, 17, 19, Kaidah 233, 245 22, 30, 34, 36, 76, 81, 147, 42, 43, 56, 79, 148, 152, 153 81,94, 95, 99, 20, 22, 26, 31, 110, 113, 118, 34, 37, 64–66, 127, 128, 150, 71, 72, 74, 76, 167, 171, 172, 86, 92, 94, 95, 174, 191, 202, 100, 102, 118, 207, 210, 229, 125, 128, 141, 248, 265, 277, 144, 148, 162, 280 168, 173, 174, 149, 178, 193 176, 195, 202, 224, 225 222, 223, 229, 265 76 288 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKKandidat 15, 23, 41 M 8, 16, 46, 62, Karakter 6, 11, 103, 119, Menganalisis 74, 92, 102, 121, 134, 227, Mengkritik 118, 141, 142, Karakteristik 228, 231, 232, Mengonstruksikan 163, 168, 176, Khalayak 237, 246, 248, Metodologi 185, 192, 193, Klasik 266 Minikata 204, 222, 230, Klise 11, 62, 94, 108, Moderator 233, 236, 260, Kompetensi 119, 143, 185, Monolog 263 210, 227 14 Komplikasi 78, 98, 230 8 Konflik 164, 183–187 180, 182 14 244 Konotasi 8, 74, 102, 142, 162, 190, 191 Konsekuen 164, 165, 168, 244, 266 Koreksi 169, 176, 181, Kostum 199, 204, 236 N 15, 41 Kreatif 237, 238, 250 Nominal 1–4, 6, 42, 43, Kritis 21, 116, Nonfiksi 116, 139, 140, Kualifikasi 125–128, 226, Nonverbal 214, 249, 280 Kualitatif 228, 234–238, 13 Kuantitas 243, 248, 249 L 194, 195 P 14, 144, 193 Legenda 225, 232 Pasif 186 Logis 42, 51, 100, Plato 177, 178, 207, 134, 202 Populer 215, 218–221, 243, 266 Porsi 223 107, 108, 133, Profesional 15 159 Prosedur 14, 196 50, 68, 86, 98, 7–11, 12, 15– 107–109 17, 19, 20, 13, 14, 23, 41 22–24, 26, 27, 170, 182 31, 34–37, 42, 225, 244 45, 47, 64, 159, 130, 218 180, 198 15, 47, 88, 98, 120, 144, 147, 148, 150, 186, 238 Bahasa Indonesia 289R 225 Rasio 13–15, 49, 62, Relevan 150, 167, 172, Resensi 180, 183–185, Romantik 198, 201 S 81, 203–208, Sesi 210, 211, 213– Struktur 218, 222, 223, 225, 229, Styling 230–232, 234 V 221 Verbal 15, 38, 73, 188 8, 16, 17, 19, 22, 23, 26, 30, 31, 34, 46, 55, 57, 62–64, 66, 70–72, 74, 92–94, 96, 99, 102, 118, 119, 121, 125–127, 154, 161, 162, 173, 174, 177, 178, 185, 187, 200–202, 231, 236–238, 246 18, 39 14, 23, 144, 181 290 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKDaftar Pustaka Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Kemdikbud. Halliday, M.A.K. 1985. An Introduction to Functional Grammar. London: Edward Arnold. Halliday, M.A.K. dan Ruqaiya. Hasan. 1985. Language, Context, and Text: Aspects of Language in a Social-Semiotic Perspective. Oxford: Oxford University Press. Halliday, M.A.K. dan C.M.I.M. Matthiessen. 2004. An Introduction to Functional Grammar (3rd ed.). London: Hodder Education. Kosasih, E. 2014. Jenis-jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/ MA/ SMK. Bandung: Yrama Widya. Kusmana, Suherli. 2011. Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Rosdakarya. Kusmana, Suherli. 2014. Kreativitas Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Purwo, Bambang Kaswanti. 1984. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa: Menyibak Kurikulum 1984. Yogyakarta: Kanisius. Pusat Bahasa (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa). 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua. Jakarta: Pusat Bahasa. Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Retorika Modern: Pendekatan Praktis. Bandung: Reaja Rosdakarya. Santosa,Riyadi.2003.SemiotikaSosial:PandanganterhadapBahasa.Surabaya:Pustaka Eureka & Jawa Pos. Samsuri. 1991. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga. Setiyaningsih, Ika. 2014. Ensiklopedia Bahasa dan Sastra Indonesia: Terampil Berbicara. Klaten: Intan Pariwara. Silberman, Mel. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Innsan Madani. Suwarto, Sogol H. 2013. Most Inspiring People. Yogyakarta: Narasi. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa. Thai, D.M. 2009. TextBased Language Teaching. St Cecil Hills, NSW: Mazmania Press. Bahasa Indonesia 291Sumber dari Internet www.artikelsiana.com http://bebasbanget.com/2014-08-22/DEBAT-Hukuman-Mati-Untuk- Pengedar-Narkoba-Ketegasan-Pemerintahan-Presiden-Jokowi/ Y3XKBSkVhkw.html http://www.belajarbahasainggrisku.com/2014/12/contoh-teks-debat-dalam- bahasa-inggris-dan-artinya.html http://www.biografiku.com/2009/01/biografi-bj-habibie.html http://faidatulhikmah.blogspot.co.id/2014/09/contoh-teks-laporan-hasil- observasi.html http://fitriaerna.blogspot.co.id/2011/01/contoh-debat-dalam-bahasa- inggris_16.html https://id.wikipedia.org/wiki/Bacharuddin_Jusuf_Habibie https://id.wikipedia.org/wiki/Malala_Yousafzai http://maswardiyanto.blogspot.co.id/2014/01/naskah-debat-masih- efektifkah-ujian.html www.smkti-baliglobal.sch.id https://id.wikipedia.org/wiki/Khoirul_Anwar http://www.biografiku.com/2009/01/biografi-bj-habibie.html https://id.wikipedia.org/wiki/Bacharuddin_Jusuf_Habibie https://id.wikipedia.org/wiki/Khoirul_Anwar http://www.pengertianpakar.com/2015/05/pengertian-dan-jenis-observasi. html http://syafruddin41.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-ringkasan- rangkuman-ikhtisar.html https://id-id.facebook.com/bangkit.bersama/posts/436898279731263 https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis https://id.wikipedia.org/wiki/Seni_pertunjukan https://id.wikipedia.org/wiki/Warisan http://www.akuntt.com/2013/10/kalimat-tanya-retoris-dan-contohnya.html http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-dan-contoh-kalimat- perintah-lengkap.html https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_Seru http://www.tamadunmelayu.info/2011/07/sastra-melayu-klasik.html http://djj.bdkjakarta.kemenag.go.id/pluginfile.php/6797/course/summary/ Logo%20Proposal%20PTK.jpg 292 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKhttp://www.lintasnasional.com/wp-content/uploads/2016/04/IMG_2016 0215_083732.jpg http://manuaisescolares.net/wp-content/uploads/2015/05/Cara-Mudah- Menghidupkan-dan-Mematikan-Komputer-300x191.jpg http://old-prasetya.ub.ac.id/image/ubp%20.jpg http://rambutterbaru.com/wp-content/uploads/2016/02/Model-Artis- Rambut-Bob-Nungging-Dian-Sastrowardoyo.jpg https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2015/03/30/520065 /670x335/ini-penyakit-yang-mengancam-pekerja-kantoran.jpg http://harrysutanto.com/wp-content/uploads/2012/12/Optimism-Breeds- Optimism-500x250.jpg https://cdns.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2015/12/10/635487 /670x335/penting-tukarkan-ban-mobil-dengan-posisi-silang-saat- musim-hujan.jpg http://img1.beritasatu.com/data/media/images/medium/1438651397.jpg http://samuelhenry.net/wp-content/uploads/2013/06/mei-98.jpg h t t p : / / w w w. v a r i a . i d / w p - c o n t e n t / u p l o a d s / 2 0 1 4 / 1 2 / A c e h - t s u n a m i - baiturrahman-nivikoko.jpg http://sangiranmuseum.com/library/images/images_1464467835.jpg h t t p : / / h u m a s b a t a m . c o m / w p - c o n t e n t / u p l o a d s / 2 0 0 9 / 0 8 / Wa k o - L e p a s - Mubaligh-Batam-IMG_8177.jpg http://art.allayers.com/categories/page/president_sukarno_speaking_at_ meeting_of_people2/ http://si.wsj.net/public/resources/images/BN-GW755_empero_G_ 20150210013048.jpg http://cdn.wallpapersafari.com/41/59/IKXqOZ.jpg http://d.gr-assets.com/books/1376537443l/3290132.jpg https://fiksikulo.files.wordpress.com/2014/12/tongsis41.jpg http://proposal.wpengine.netdna-cdn.com/wp-content/uploads/2015/08/ winning-business-proposal-1080x675.jpg http://4.bp.blogspot.com/-P_ENZI7hMdU/T3cxysmzMQI/AAAAAA AAAI4/7y1qxT50UqA/s320/139568_aal-di-komnas-perlindungan- anak.jpg http://jurnalistik.co/images/resensi/resensi6.jpg https://image.issuu.com/150919211734-5e0efa90993c232f54b7f0131272 7d36/jpg/page_1.jpg Bahasa Indonesia 293

https://ecs12.tokopedia.net/newimg/cache/300/product-1/2013/ 4/30/1860258/1860258_f31fe032-b14e-11e2-b00c-ff4e2523fab8.jpg http://4.bp.blogspot.com/-_ehfssje1Ww/VhB_44B2kRI/AAAAAAAADW8/ HgPaD45QcHM/s1600/buku%2Bagar%2Bmenulis%2Bgampang.JPG http://4.bp.blogspot.com/-EIRDEpujseU/UJB0nTTbSqI/AAAAAAAADNA/ Dx4zOX8xwA4/s400/Istanbul.jpg http://supartobrata.com/wp-content/uploads/2010/12/saksi_mata.psd_- 199x300.jpg http://tulis.yu.tl/files/laila-majnun-nizami.jpg http://3.bp.blogspot.com/_Za2XGlVVnJk/TJLvdngIKqI/AAAAAAAAA0g/_- gLNuqXR8E/s1600/TUILET.jpg http://tasdiqiya.com/wp-content/uploads/2013/11/tip-trik-jago-main-rubik. jpeg http:// atasangin.com/wp-content/uploads/2012/11/perahu-kertas.jpg https://teatersundakiwari.files.wordpress.com/2008/11/adegan_1.jpg h t t p s : / / 1 . b p. b l o g s p o t . c o m / - 6 9 Z 8 Iq 9 4 v b 4 / Vu l u h 3 D O _ A I / A A A A A A A AAW8/8fWWK6P y yOYGB de yt2tyeKcUBPJnZ6vQg/s320/ ws%2Brendra%2B2.jpg ht t p s : / / l h 4 . g o o g l e u s e rc ont e nt . c om / - C W 0 f v Z L 5 Uu w / T Yj a d Eu P P SI / AAAAAAAAAC8/oPejtndCtUA/s1600/Asrulsani.jpg http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/814603/big- portrait/046549900_1424431967-si_kabayan.jpg https://donipengalaman9.files.wordpress.com/2015/05/kelana-malam1.jpg https://2.bp.blogspot.com/-z6_qC2qDTZc/VYgJggiQcqI/AAAAAAAAAF4/ Iyl4LJp43QQ/s640/livros.jpg 294 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK



Page 2

Bab II Mempelajari Teks Eksplanasi Sumber: www. beritasatu.com Gambar 2.1 Siswa Indonesia rebut perunggu Olimpiade Matematika di Thailand. Pada pelajaran sebelumnya, kamu sudah belajar tentang prosedur. Ternyata mudah bukan mempelajari teks prosedur itu? Saat ini kamu akan belajar teks eksplanasi. Pernahkah kamu mendengar istilah eksplanasi? Teks eksplanasi merupakan sebuah karangan yang berisi penjelasan-penjelasan lengkap mengenai suatu topik yang berhubungan dengan berbagai fenomena, baik fenomena alam maupun sosial yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Teks ini bertujuan untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada pembaca agar paham atau mengerti tentang suatu fenomena yang terjadi. Bahasa Indonesia 45Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar: 1. mengidentifikasi informasi dalam teks eksplanasi; 2. mengonstruksi informasi dalam teks eksplanasi; 3. menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi; dan 4. mengembangkan teks eksplanasi dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan. Untuk membantu kamu dalam mempelajari dan mengembangkan teks eksplanasi, pelajari peta konsep di bawah ini dengan saksama! Mempelajari Mengidentifikasi Memahami informasi berupa Teks Eksplanasi informasi dalam pengetahuan dan urutan kejadian dari yang didengar teks ekplanasi atau dibaca. lisan dan tulis. Menemukan makna tersirat Mengonstruksi dalam teks eksplanasi secara informasi dalam lisan dan tulis. teks eksplanasi. Menganalisis Menyusun bagian-bagian struktur dan pokok teks eksplanasi. Menyajikan hasil teks kebahasaan eksplanasi. teks eksplanasi. Memproduksi teks Mengidentifikasi struktur eksplanasi dengan teks eksplanasi. memperhatikan Menelaah kebahasaan teks eksplanasi. struktur dan kebahasaan. Menentukan pola pengembangan dalam menulis teks eksplanasi. Menulis teks eksplanasi berdasarkan struktur dan kebahasaan. 46 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKA. Mengidentifikasi Informasi dalam Teks Eksplanasi Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. memahami informasi berupa pengetahuan dan urutan kejadian dari yang didengar atau dibaca; 2. menemukan gagasan umum dan fakta penting dalam teks eksplanasi. Pernahkah kamu mendengar atau membaca informasi mengenai fenomena atau peristiwa yang terjadi di lingkunganmu? Fenomena atau peristiwa tersebut, seperti hujan deras, gempa bumi, angin puting beliung, dan yang lainnya. Selain itu, kita sering pula mendengar peristiwa-peristiwa yang terkait dengan masalah sosial dan budaya, misalnya seorang siswa SMA yang berhasil menjuarai lomba penelitian remaja, lomba salah satu jenis olahraga, atau siswa SMK yang berhasil menciptakan alat pendeteksi gempa bumi. Mungkin juga, kamu membaca peristiwa politik dan ekonomi, misalnya tentang pemilihan kepala daerah yang dilakukan secara serentak atau tentang investasi asing yang mulai merambah ke daerah-daerah. Informasi tentang peristiwa atau fenomena tersebut disajikan dalam jenis teks eksplanasi. Kegiatan 1 Memahami Informasi dalam Teks Eksplanasi Teks eksplanasi dapat disamakan dengan teks yang menceritakan prosedur atau proses terjadinya fenomena. Dengan teks tersebut, pembaca dapat memperoleh pemahaman mengenai latar belakang terjadinya fenomena secara jelas dan logis. Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat (kausalitas). Namun, sebab-sebab ataupun akibat-akibat itu berupa sekumpulan fakta menurut penulisnya. Bahasa Indonesia 47Perhatikan contoh teks berikut ini! Demonstrasi Massa Sumber: www. samuelhenry.net Gambar 2.2 Para mahasiswa berdemo di Gedung MPR Jakarta pada tahun 1998. Akhir-akhir ini demonstrasi kerap terjadi hampir setiap waktu dan terjadi di berbagai tempat. Bahkan, demonstrasi sudah menjadi fenomena yang lumrah di tengah-tengah masyarakat kita. Menanggapi fenomena tersebut, seorang kepala daerah menyatakan bahwa penyebab demonstrasi dan anarkisme tidak lain adalah faktor laparnya masyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yang adem ayem, lantaran kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itu jarang terjadi. Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotes dan meminta sang bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidak terima dan tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwa demonstrasi yang biasa mereka lakukan murni untuk memperjuangkan kebenaran dan melawan kemungkaran yang terjadi di hadapannya. Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang benar; sang bupati atau pihak mahasiswa ataupun komponen-komponen masyarakat lainnya? Barangkali logika sang bupati dikaitkan dengan kebiasaan bayi atau anak 48 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKkecil yang memang begitu adanya. Kalau seorang bayi merasa lapar, ia akan ngamuk: menangis dan meronta-ronta. Namun, apabila logika sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidak relevan, misalnya membandingkan dengan kondisi rakyat di Malaysia ataupun Brunei yang adem-ayem, tidak seperti halnya rakyat Indonesia yang gampangan. Demonstrasi massa tidak selalu disebabkan oleh urusan perut, bahkan banyak peristiwa yang sama sekali tidak didasari oleh motif itu. Dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke dalam beberapa tingkatan. Kebutuhan yang paling mendasar adalah makan dan minum. Sementara itu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri. Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari oleh kebutuhan tingkatan akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi karena membutuhkan pengakuan dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain agar hak-hak dan eksistensi mereka diakui. Karena merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkan dinistakan, kemudian mereka berusaha untuk menunjukkan jati dirinya dengan cara berdemonstrasi. Banyak fakta dapat membuktikannya. Demonstrasi massa pada awal- awal reformasi di negeri ini pada tahun 1997–1998, bukan dilakukan oleh rakyat miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itu dilakukan oleh warga dari kalangan menengah ke atas, dalam hal ini adalah mahasiswa dan golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada kasus-kasus yang terjadi di luar negeri. Dalam beragam skala (besar atau kecil), demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yang mereka lakukan sudah tentu tidak didorong oleh kondisi perut yang lapar karena mereka pada umumnya dalam kondisi yang sangat makmur. Perbandingan yang cukup kontras dengan melihat peristiwa terbaru di Korea Utara. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat. Demikian pula jika kita melihat kembali kondisi masyarakat di negara tersebut. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur. Bahasa Indonesia 49Dengan fakta semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebab utama untuk terjadinya gelombang demonstrasi. Akan tetapi, fenomena tersebut lebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis dari warga masyarakat. Mereka tahu akan hak-haknya, mengerti pula bahwa di sekitarnya telah terjadi pelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes dan menyampaikan sejumlah tuntutan. Apabila faktor-faktor itu tidak ada di dalam diri mereka, apa pun yang terjadi di sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggut- manggut dan berkata “ya” pada apa pun tindakan dari pimpinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri. (Sumber: Kosasih) Teks di atas terdiri atas paragraf-paragraf yang merupakan paparan tentang akibat dan sebab maraknya demonstrasi di tengah-tengah masyarakat. Teks itu pun dapat dikelompokkan sebagai teks eksplanasi. Dari teks semacam itu diharapkan para pembaca dapat memahami proses berlangsungnya suatu peristiwa yang bersifat kausalitas dengan sejelas- jelasnya. Dalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak fakta yang fungsinya sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu peristiwa. Bahkan, dapat dikatakan bahwa teks eksplanasi hampir semuanya berupa fakta. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembali paragraf keenam dan ketujuh di atas. Paragraf tersebut dibentuk oleh empat buah kalimat yang semuanya berupa fakta. Kalimat Keterangan 1. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya Fakta sangat jauh terbelakang. Kemiskinan menjadi pemandangan umum hampir melanda di seluruh pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong- Il, pimpinannya itu meninggal, tak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi untuk menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yang terjadi kemudian hampir seluruh warganya menunduk khidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat. 50 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKKalimat Keterangan 2. Juga apabila kembali melihat kondisi warga di Fakta negeri ini. Kemiskinan sangat akrab di pinggiran kota dan di sudut-sudut desa di berbagai pelosok. Akan tetapi, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yang jauh lebih getol melakukan hal itu adalah warga yang tinggal pusat-pusat kota, yang secara umum mereka lebih makmur. Perhatikan pula contoh lainnya di bawah ini! Kalau memang sudah terkena anemia, jenis-jenis asupan alamiah seperti dari makanan, sudah tak praktis lagi. Ini disebabkan, makanan berzat besi perlu dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan itu tak memungkinkan. Makanya, asupan zat besi perlu ditambahkan sampai anemianya terkoreksi. Biasanya, mereka merasa sehat kembali setelah satu atau dua hari berikutnya jika mengonsumsi asupan zat besi. Namun, itu menghilangkan gejalanya saja. Padahal, penyakitnya masih ada sewaktu-waktu bisa muncul kembali. Oleh karena itu, agar anemia terkoreksi, dibutuhkan zat besi yang cukup sebagai cadangan di dalam tubuh. Cadangan zat besi itu berguna untuk mengganti sel darah merah yang hilang. Biasanya, asupan itu terus dikonsumsi selama satu–tiga bulan sampai anemianya terkoreksi betul. Teks di atas juga tergolong ke dalam bentuk teks eksplanasi. Di dalamnya tergambar suatu paparan proses. Teks tersebut memaparkan secara kausalitas tentang proses penyembuhan penyakit anemia. Pembacanya pun memperoleh pemahaman yang sangat jelas tentang cara-cara penyembuhan penyakit itu. Dengan contoh di atas, teks yang menjelaskan suatu proses, urutan kegiatan yang bersifat kausalitas, dapat digolongkan ke dalam teks eksplanasi. Tugas 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! a. Apa yang menjadi dasar jika teks tersebut dinamakan teks eksplanasi? b. Bagaimana ciri umum dari teks eksplanasi? c. Teks eksplanasi dibentuk oleh unsur apa saja? Bahasa Indonesia 51d. Apa yang dimaksud dengan hubungan kausalitas dalam teks eksplanasi? e. Apa fungsi fakta dalam teks eksplanasi? 2. Bacalah beberapa teks di bawah ini dengan cermat. Kemudian, tentukan manakah yang termasuk ke dalam teks eksplanasi. Setelah itu, secara berkelompok kemukakan alasan-alasannya! a. Pertanian yang dilakukan secara konvensional sudah ketinggalan zaman. Cara bertani konvensional ini dipandang tidak mampu meningkatkan produksi dan kualitas pangan jika dilihat dari tingkat kebutuhan pangan. Untuk mengatasi masalah ini sekarang sedang dikembangkan bioteknologi yang diharapkan mampu melipatgandakan produksi pangan sekaligus meningkatkan kualitasnya. b. Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami imbas krisis ekonomi adalah sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 30 tahun terakhir, pangsa sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun. c. Sejak sekolah dasar aku dididik mandiri oleh ibuku. Pada saat aku berusia sebelas tahun ibuku mendidik aku supaya bisa mencari uang sendiri memenuhi kebutuhan sekolahku. Setiap berangkat sekolah ibuku menyertakan bermacam-macam buah satu tas untuk dijual di sekolah. Aku melakukannya dengan senang hati. Lama-kelamaan ibuku menyuruhku untuk membeli dan menjual sendiri tanpa harus dibantu siapa pun. Kegiatan semacam itu aku lakukan sampai sekarang meskipun aku sudah sekolah di SMA dengan barang-barang dagangan yang berbeda. Sekarang aku menjual pakaian dari mutu berkualitas rendah sampai dengan berkualitas tinggi. Yang paling mengesankan bagiku, sejak dulu sampai sekarang masih tetap ada pembeli setiaku. 52 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKd. Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambillah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insyaallah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri. e. Pada masa lalu bila seseorang ingin menabung atau mengambil uang di bank, harus datang ke bank tersebut dengan memenuhi segala persyaratannya. Demikian juga bila seorang nasabah mau mentransfer dana ke rekening lain, harus datang ke bank tersebut dengan memenuhi segala persyaratannya. Segala transaksi harus dilakukan di tempat bank itu berada. Sekarang, para nasabah bank dipermudah dengan teknik layanan baru. Bila mau mengadakan transaksi mulai dari menabung, mengambil uang, mengecek saldo akhir hingga bayar rekening telepon, dan lain-lain dapat dilakukan dari jarak jauh tinggal tekan tombol. Telebanking merupakan inovasi baru untuk mempermudah para nasabah melakukan berbagai kegiatan transaksi perbankan. Tabel Identifikasi Teks Jawaban Alasan Ya Bukan a. b. c. d. e. Bahasa Indonesia 533. Samakanlah jawaban dan alasan-alasan kelompokmu dengan kelompok yang lain. Kemudian, rumuskanlah simpulan dari setiap jawaban/ alasan-alasan yang dikemukakan oleh semua kelompok! Teks Simpulan a b c d e Kegiatan 2 Menemukan Gagasan Umum dan Fakta Penting dalam Teks Eksplanasi Perhatikanlah cuplikan teks berikut. Dampak merebaknya penyebaran virus sindrom pernapasan akut parah (Severe Acute Respiratory Sindrome/SARS) dari negeri Jiran, Singapura, mulai mengancam bisnis perhotelan di Batam. Jumlah tamu, baik dari luar negeri maupun dalam negeri merosot hingga tingkat hunian hotel di Batam berkurang hingga sepuluh persen. Demikian kata Public Relation Manager Goodway Hotel Puri Garden, Budi Purnomo dan kata pengusaha Novotel Hotel, Anas, ketika dihubungi Kompas di Batam. Gagasan umum teks tersebut adalah tentang “dampak penyebaran virus SARS terhadap bisnis perhotelan”. Teks tersebut menjelaskan dampak penyebaran virus terhadap kondisi perhotelan, yakni berupa merosotnya tingkat hunian hotel yang ada Batam. Teks itu pun tergolong ke dalam jenis eksplanasi, yakni teks yang memaparkan proses terjadinya suatu fenomena atau kejadian dengan sejelas-jelasnya. Di dalam teks tersebut juga terkandung sebuah gagasan umum (ide pokok), yakni dampaknya penyebaran virus SARS. Gagasan umum tersebut terdapat pada bagian awal paragraf. Oleh karena itu, cuplikan teks tersebut dapat pula digolongkan ke dalam jenis paragraf deduktif. 54 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKPerhatikan pula teks berikut. Sesudah pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan. Sebagai akibat ketentuan-ketentuan hasil KMB (Konferensi Meja Bundar), Indonesia harus menanggung beban utang luar negeri dan dalam negeri. Padahal struktur ekonomi Indonesia pada waktu itu masih tergantung kepada beberapa jenis perkebunan. Situasi politik yang tidak stabil semakin meningkatkan pengeluaran negara. Akibatnya, anggaran pemerintah menjadi defisit. Teks di atas juga bersifat eksplanatif. Gagasan umumnya tentang beban keuangan pemerintah di tahun 1949 (yang begitu berat). Gagasan umum itu terletak pada bagian awal paragraf. Dengan demikian, cuplikan tersebut pun dapat digolongkan ke dalam paragraf deduktif. Selain itu, mungkin pula sebuah paragraf dalam teks eksplanasi bersifat induktif ataupun campuran. Akan tetapi, yang dapat ditemukan, paragraf- paragraf di dalam teks eksplanasi pada umumnya bersifat deduktif, yakni gagasan umumnya terletak pada bagian awal paragraf. Tugas 1. Apa saja bukti bahwa semua teks di bawah ini berbentuk eksplanasi? Apa pula gagasan umum serta fakta penting di dalam teks tersebut? a. Pertumbuhan dimulai dari kecambah. Struktur awal yang muncul berupa radikula atau akar primer. Hal ini menunjukkan bahwa yang pertama kali dibutuhkan kecambah adalah air dan kebutuhan untuk melekat pada tanah. Akar primer akan tumbuh secara lateral, membentuk akar sekunder, dan selanjutnya tumbuhlah cabang- cabang menjadi suatu sistem akar. Bahasa Indonesia 55b. Percabangan suatu bahasa proto menjadi dua bahasa baru atau lebih, serta tiap-tiap bahasa baru itu dapat bercabang pula dan seterusnya, dapat disamakan dengan percabangan sebatang pohon. Pada suatu waktu batang pohon tadi mengeluarkan cabang-cabang baru, lalu tiap cabang bertunas dan bertumbuh menjadi cabang-cabang baru. Cabang-cabang yang baru ini kemudian mengeluarkan ranting- ranting yang baru. Demikian seterusnya. Begitu pula percabangan pada bahasa. Teks Bukti sebagai Eksplanasi Gagasan Fakta Penting Umum 1. 2. 2. Lakukanlah silang baca dengan salah seorang teman untuk saling memberikan penilaian/tanggapan terhadap hasil kerjamu itu, gunakanlah format penilaian seperti berikut. Aspek Bobot Skor Keterangan a. Ketepatan isi jawaban 40 b. Kelengkapan unsur jawaban 40 c. Kebakuan berbahasa 20 Jumlah B. Mengonstruksi Informasi dalam Teks Eksplanasi Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. menyusun bagian-bagian pokok teks eksplanasi; 2. menyajikan hasil teks eksplanasi. Pada pembahasan sebelumnya, kamu telah memahami bagaimana mengenali teks eksplanasi yang memuat pengetahuan dan urutan kejadiannya. Pada pembahasan ini, kamu harus mampu menyusun dan menyajikan teks eksplanasi. 56 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKKegiatan 1 Menyusun Bagian-Bagian Pokok Teks Eksplanasi Sebenarnya tidak ada perbedaan istilah antara struktur teks eksplanasi dengan bagian-bagian pokok teks eksplanasi. Kita ingat kembali ciri-ciri teks eksplanasi. 1. Strukturnya terdiri atas pernyataan umum (gambaran awal tentang apa yang disampaikan), deretan penjelas (inti penjelasan apa yang disampaikan), dan interpretasi (pandangan atau simpulan). 2. Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual). 3. Faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan, misalnya tentang sains. Jadi, bagian-bagian teks eksplanasi adalah pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. Perhatikan contoh berikut! Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana, banjir dapat didefinisikan sebagai hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut. Dalam pengertian yang luas, banjir dapat diartikan sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Air hujan sampai di permukaan bumi dan mengalir di permukaan bumi, bergerak menuju ke laut dengan membentuk alur-alur sungai. Alur-alur sungai ini dimulai di daerah yang tertinggi di suatu kawasan, bisa daerah pegunungan, gunung atau perbukitan, dan berakhir di tepi pantai ketika aliran air masuk ke laut. Secara sederhana, segmen aliran sungai itu dapat kita bedakan menjadi daerah hulu, tengah, dan hilir. Di daerah hulu yang biasanya terdapat di daerah pegunungan, gunung, atau perbukitan. Lembah sungai sempit dan potongan melintangnya berbentuk huruf “V”. Di dalam alur sungai banyak batu yang berukuran besar (bongkah) dari runtuhan tebing, dan aliran air sungai mengalir di sela-sela batu-batu tersebut. Air sungai relatif sedikit. Tebing sungai sangat tinggi. Terjadi erosi pada arah vertikal yang dominan oleh aliran air sungai. Bahasa Indonesia 57Di daerah tengah, umumnya merupakan daerah kaki pegunungan, kaki gunung, atau kaki bukit. Alur sungai melebar dan potongan melintangnya berbentuk huruf “U”. Tebing sungai tinggi. Terjadi erosi pada arah horizontal, mengerosi batuan induk. Dasar alur sungai melebar, dan di dasar alur sungai terdapat endapan sungai yang berukuran butir kasar. Apabila debit air meningkat, aliran air dapat naik dan menutupi endapan sungai yang di dalam alur, tetapi air sungai tidak melewati tebing sungai dan keluar dari alur sungai. Di daerah hilir, umumnya merupakan daerah dataran. Alur sungai lebar dan bisa sangat lebar dengan tebing sungai yang relatif sangat rendah dibandingkan lebar alur. Alur sungai dapat berkelok-kelok seperti huruf “S” yang dikenal sebagai “meander”. Di kiri dan kanan alur terdapat dataran yang secara teratur akan tergenang oleh air sungai yang meluap sehingga dikenal sebagai “dataran banjir”. Di segmen ini terjadi pengendapan di kiri dan kanan alur sungai pada saat banjir yang menghasilkan dataran banjir. Terjadi erosi horizontal yang mengerosi endapan sungai itu sendiri yang diendapkan sebelumnya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa banjir merupakan peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di selokan sungai. Akibatnya, mampu merendam dan merusak jalan raya, jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, dan kanal. Kerugian dari segi harta dan jiwa manusia merupakan dampak lain dari terjadinya banjir. Paragraf pertama teks di atas merupakan bagian-bagian pernyataan umum. Paragraf kedua merupakan bagian deretan penjelas, dan paragraf terakhir merupakan bagian interpretasi. 58 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKTugas 1. Bacalah teks berikut ini dengan saksama! Gempa Aceh Sumber: www.varia.id Gambar 2.3 Dampak gempa yang terjadi di Aceh (26/12/2004). Gempa dahsyat pernah terjadi di Aceh, 26 Desember 2004, pada pukul 07.58 WIB. Pusat gempa terletak di sebelah barat Aceh dengan kedalaman 10 km. Bencana ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Dampak kerusakannya meliputi Aceh, Sumatra Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika. Gempa ini juga mengakibatkan gelombang laut setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Kekuatan gempa pada penghujung tahun 2004 itu mencapai 9.0 richter dengan korban tewas mencapai 283.100, 14.000 orang hilang dan 1,126,900 kehilangan tempat tinggal. Gempa bumi yang disertai gelombang tsunami itu merupakan bencana yang mengakibatkan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Di Indonesia, gempa menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50% dari semua bangunan rusak terkena tsunami. Namun, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai Barat Aceh dan Sumatra Utara. Bahasa Indonesia 59Di Sri Lanka dikonfirmasikan 45.000 korban jiwa jatuh dan lebih dari 1 juta jiwa penduduk negara ini terkena dampak gempa secara langsung. Di India, termasuk Kepulauan Andaman dan Nicobar diperkirakan menelan lebih dari 12.000 korban jiwa. Di Thailand banyak pula wisatawan asing terkena bencana, terutama di daerah Phuket diperkirakan ada sekitar 4.500 korban jiwa. Bhumi Jensen, cucu Raja Rama IX atau lebih dikenal dengan nama Bhumibol Adulyadej juga termasuk salah satu korban. Bhumi Jensen baru berusia 21 tahun. Bahkan di Somalia, di benua Afrika ribuan kilometer dari Indonesia, dilaporkan jatuh lebih dari 100 korban jiwa. Akan tetapi, sebagian besar atau mungkin hampir semua dari mereka adalah para nelayan. Gempa Bumi dan Tsunami Aceh yang juga menghantam Thailand. Selain menempati posisi gempa berkekuatan terbesar kedua setelah gempa Chili 1960 yang mencapai 9.5 skala richter, gempa Aceh menempati peringkat pertama sebagai gempa dengan waktu (durasi) penyesaran yang paling lama, yaitu sekitar 10 menit. Gempa ini cukup besar untuk membuat seluruh bola bumi ikut bergetar. (Sumber: wikipedia.org) 2. Ikutilah instruksi di bawah ini! a. Tentukanlah mana yang merupakan pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi. b. Carilah kalimat-kalimat yang memuat informasi berdasarkan fakta (faktual). Kegiatan 2 Menyajikan Hasil Teks Eksplanasi Selain menyajikan teks eksplanasi, kamu harus mampu mengomentari pengerjaan hasil orang lain. Dalam berkomentar bisa dibagi menjadi dua, yaitu kritik atau penolakan dan dukungan atau pujian. Perhatikanlah contoh di bawah ini! 1. Nah, itulah gara-gara kebiasaan kita membuang sampah di sembarang tempat. Selokan meluap, akhirnya banjir. Siapa lagi yang menderita kalau bukan masyarakatnya itu sendiri. Makanya, lain kali kalau membuang sampah harus di tempat yang benar agar musibah itu tidak terjadi lagi. 60 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK2. Untungnya gempa itu tidak terjadi pada malam atau dini hari. Kalau itu yang terjadi siang hari tentu banyak korban. Syukur pula para warga tidak panik sehingga mereka dapat menyelamatkan diri tanpa ada yang terluka. Kejadian itu harus menjadi pelajaran bagi kita tentang cara menghadapi musibah, khususnya gempa. Contoh di atas merupakan bentuk komentar terhadap isi suatu teks eksplanasi tentang berlangsungnya atau terjadinya suatu kejadian. Berdasarkan contoh itu, komentar dalam eksplanasi didefinisikan sebagai ulasan, tanggapan, atau sambutan (respons) terhadap sesuatu yang didengar atau dibaca. Dari contoh itu pula, komentar dapat dikelompokkan ke dalam jenis berikut. 1. Kritik atau penolakan, contohnya pernyataan (1), 2. Dukungan atau pujian, contohnya pernyataan (2). Tugas Pada tugas kedua ini, bandingkan teks yang sudah kamu buat dengan milik teman-teman yang lain. Perbaiki lagi apabila masih dirasa perlu. Setelah itu, sajikan teks tersebut dengan cara memeragakannya di depan kelas. Untuk memeragakannya, mintalah bantuan salah seorang temanmu. Manakah komentar yang sesuai yang langsung berkaitan dengan teks berjudul “Gempa Aceh” di bawah ini! 1. Pemerintah seharusnya segera mengatasi keterlambatan bantuan itu, misalnya dengan mengerahkan helikopter agar bantuan itu bisa segera sampai kepada para warga. 2. Di Aceh, ketika bencana tsunami itu melanda waga di sana, bantuan datang terlambat sehingga para korban kian bertambah. 3. Bencana alam semacam gempa memang sering disertai dengan kerusakan prasarana jalan sehingga bantuan yang diberikan pun menjadi susah masuk. Oleh karena itu, kita harus memaklumi keterlambatan bantuan itu. 4. Datangnya bantuan tidak sekadar berharap kepada pemerintah. Masyarakat di sekitarnya pun yang tidak terkena bencana harusnya cepat tanggap. Begitu pun dengan warga lainnya di seluruh Indonesia, harus memberikan bantuan agar penderitaan mereka dapat cepat berakhir. Bahasa Indonesia 615. Sekarang musibah terjadi di mana-mana, tidak kenal waktu dan tempat. Keadaan demikian harus kita antisipasi sejak dini agar tidak memakan korban yang begitu banyak. Komentar Sesuai Tidak Sesuai 1 2 3 4 5 C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Eksplanasi Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. mengidentifikasi struktur teks eksplanasi; 2. menelaah kebahasaan teks eksplanasi. Setiap teks memiliki unsur kebahasaan yang berbeda-beda, demikian pula dengan teks eksplanasi. Kegiatan 1 Mengidentifikasi Struktur Teks Eksplanasi Teks eksplanasi memiliki struktur baku sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuai dengan karakteristik umum dari isinya, teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian berikut. 1. Identifikasi fenomena (phenomenon identification), mengidentifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal itu bisa terkait dengan fenomena alam, sosial, budaya, dan fenomena-fenomena lainnya. 2. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimana atau mengapa. a. Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan urutan waktu. 62 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKb. Rincian yang berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yang tersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusun berdasarkan hubungan sebab akibat. 3. Ulasan (review), berupa komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya. Identifikasi Fenomena Latar Belakang Kejadian Struktur Proses Kejadian Kronologis Teks Eksplanasi Penyebab Ulasan Mengomentari Konsekuensi Bagan 2.1 Struktur teks eksplanasi Tugas 1. Bacalah kembali teks yang berjudul “Demonstrasi Massa” di atas. Secara berkelompok, tentukanlah bagian-bagian dari struktur teks tersebut. Kemudian, simpulkan pula struktur teks tersebut berdasarkan kelengkapannya! Bagian-Bagian Teks Penunjukan Isi a. Identifikasi fenomena b. Proses kejadian c. Ulasan Simpulan .... Bahasa Indonesia 632. Presentasikanlah pendapat-pendapat kelompokmu tentang struktur itu. Kemudian, mintalah teman-teman dari kelompok lain untuk memberikan penilaian atau tanggapan-tanggapannya berdasarkan ketepatan, kelangkapan, dan kejelasannya! Nama Ketepatan Tanggapan Kejelasan Penanggap Kelengkapan Kegiatan 2 Menelaah Kebahasaan Teks Eksplanasi Berdasarkan kaidah kebahasaan secara umum, teks eksplanasi sama dengan kaidah pada teks prosedur. Sebagai teks yang berkategori faktual (nonsastra), teks eksplanasi menggunakan banyak kata yang bermakna denotatif. Sebagai teks yang berisi paparan proses, baik itu secara kausalitas maupun kronologis, teks tersebut menggunakan banyak konjungsi kausalitas ataupun kronologis. a. Konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga. b. Konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya. Teks eksplanasi yang berpola kronologis juga menggunakan banyak keterangan waktu pada kalimat-kalimatnya. Berikut contohnya. Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orang tua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan terus menjadi sempurna dan siap dilahirkan. 64 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKBerkenaan dengan kata ganti yang digunakannya, teks eksplanasi langsung merujuk pada jenis fenomena yang dijelaskannya, yang bukan berupa persona. Kata ganti yang digunakan untuk fenomenanya itu berupa kata benda, baik konkret maupun abstrak, seperti demonstrasi, banjir, gerhana, embrio, kesenian daerah; dan bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, mereka. Karena objek yang dijelaskannya itu berupa fenomena, tidak berbentuk personal (nonhuman participation), dalam teks eksplanasi itu pun ditemukan banyak kata kerja pasif. Hal itu seperti kata-kata berikut: terlihat, terbagi, terwujud, terakhir, dimulai, ditimbun, dan dilahirkan. Di dalam teks itu pun dijumpai banyak kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya. Apabila topiknya tentang kelahiran, istilah-istilah biologi yang muncul. Demikian pula apabila topiknya tentang kesenian daerah, istilah-istilah budaya sering digunakan. Apabila topiknya tentang fenomena kebaikan BBM, istilah ekonomi dan sosial akan sering muncul. Tugas 1. Kerjakanlah secara berkelompok. Untuk berlatih, tulislah masing- masing lima contoh kalimat yang menggunakan konjungsi kausalitas, kronologi, dan yang berketerangan waktu. Kamu bisa mengerjakan tugas ini pada buku kerjamu! Kaidah Kebahasaan Contoh Penggunaan a. Konjungsi kausalitas b. Konjungsi kronologis c. Keterangan waktu Lakukanlah silang baca dengan kelompok lainnya untuk saling memberikan penilaian atas ketepatan dan kelengkapannya. Kelompok Ketepatan Kelengkapan Penilai Nilai Keterangan Nilai Keterangan Bahasa Indonesia 652. Perhatikanlah kembali teks eksplanasi yang telah kamu baca. Secara berkelompok, lakukanlah penelaahan terhadap kaidah kebahasaan yang terdapat di dalam teks tersebut. Kemudian, laporkanlah hasil diskusi kelompokmu di depan kelas untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok lain! Judul Teks : .............................. Penulis : .............................. Sumber : .............................. Kaidah Kebahasaan Kutipan Teks D. Memproduksi Teks Eksplanasi Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. menentukan pola pengembangan dalam menulis teks eksplanasi; 2. menulis teks eksplanasi berdasarkan struktur dan kebahasaan. Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa teks eksplanasi adalah teks yang memaparkan suatu proses kejadian dengan sejelas-jelasnya. Teks eksplanasi banyak menggunakan fakta, baik itu untuk menunjang alasan ataupun sebab-sebab atas peristiwa yang akan dipaparkan. Luasnya wasawasan dan pengetahuan kita berkenaan dengan topik yang akan ditulis juga sangatlah utama. Penulis harus menyiapkan berbagai sumber untuk dapat mengembangkan topik yang dipilihnya secara mendalam. Kalau tidak demikian, isi tulisan akan dangkal dan tidak memberikan sesuatu yang baru bagi pembacanya. 66 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKKegiatan 1 Menentukan Pola Pengembangan dalam Menulis Teks Eksplanasi Agar tersaji secara lebih menarik, kita pun perlu mengetahui pola- pola pengembangannya. Secara umum, pola-pola pengembangan teks eksplanasi adalah sebagai berikut. 1. Pola Pengembangan Sebab Akibat Pengembangan teks eksplanasi dapat menggunakan pola sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat bertindak sebagai gagasan umum, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan sebagai gagasan umum, maka perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Jika disusun untuk mencari hubungan antara bagian- bagiannya, proses itu dapat disebut proses kausalitas. Contoh: Gempa bumi melanda wilayah bagian selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 27 Mei 2006 pukul 05.54 WIB. Kekuatan gempa bumi tercatat 6,2 skala Richter pada kedalaman 17,1 km. Pusat gempa terletak pada posisi ± 25 km barat daya Kota Yogyakarta. Gempa bumi ini mengakibatkan puluhan orang meninggal. Beberapa orang luka–luka. Sejumlah bangunan roboh dan mengalami kerusakan. Selain itu, dilaporkan juga terjadi longsoran dan kerusakan berat pada permukiman dan bangunan lainnya di Kabupaten Bantul karena dekat dengan sumber gempa bumi. 2. Pola Pengembangan Proses Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. a. Mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. b. Membagi proses tersebut menurut tahap-tahap kejadian. c. Menjelaskan setiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses itu dengan jelas. Bahasa Indonesia 67Contoh: Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orang tua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat. Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan fetus menjadi sempurna dan siap dilahirkan. Tugas 1 1. Cermatilah ketiga cuplikan teks di bawah ini! a. Dua puluh tahun lalu, ponsel hanyalah telepon tanpa kabel. Namun demikian, teknologi berkembang cepat. Kerja sama operator dengan produsen ponsel serta aliansi dengan perusahaan di bidang teknologi, membuat ponsel tidak cuma untuk berbicara lisan. Dua tahun terakhir, kemampuan ponsel melakukan komunikasi data bertambah banyak. Ponsel generasi kedua ini, tidak hanya bisa mengirim dan menerima pesan teks SMS (short message service). E-mail, download nada dering, atau games juga dapat terselenggara dengan baik. b. Penampung limbah pabrik marmer PT CIM yang terletak di puncak Gunung Kapur Desa Citatah Kabupaten Bandung jebol. Akibatnya, 21 rumah di sekitarnya hancur dan rusak berat diterjang longsoran limbah padat pabrik. Tidak ada korban tewas dalam musibah itu, tetapi sedikitnya tujuh orang dibawa ke rumah sakit Cibabat. c. Anarkisme massa pada umumnya terjadi akibat sikap kritis mereka yang tidak mendapat tanggapan secara wajar. Massa kemudian frustrasi dan marah. Mereka merasa aspirasinya dilecehkan, tidak dihargai. Dalam kondisi itulah, sikap rasional bisa melemah. Emosilah yang kemudian lebih berperan. Apalagi dalam kerumunan massa, emosi mudah menjalar dan tidak terkendali. Terjadilah akhirnya aksi perusakan yang sesungguhnya cara tersebut bertentangan dengan sikap kritis itu sendiri. 68 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKMenurutmu, ketiga cuplikan teks tersebut dikembangkan dengan pola apa? Diskusikan pola topik dari setiap teks tersebut! Teks Topik Pola Pengembangan a. b. c. 2. Susunlah kalimat-kalimat di bawah ini sehingga menjadi teks-teks yang utuh dan padu! No. Kalimat-Kalimat Urutan yang Benar a. Kayu ramin diimpor oleh pedagang- pedagang Singapura dari Kalimantan Barat. b. Di sana diolah menjadi perabot rumah tangga. 1. c. Tentu saja harga sudah 7 atau 8 kali lipat harga di Kalimantan Barat. d. Kemudian dikirim ke Jakarta, dan terkenal sebagai kayu jati Singapura. a. Bahkan,kalaugoyanganataugoncangannya besar, bumi seakan-akan mau runtuh. b. Ketika itu, seolah-olah bumi ini bergerak- gerak, bukan? c. Gempa bumi sering diartikan sebagai 2. getaran atau goncangan yang terjadi pada permukaan bumi. d. Ketika terjadi gempa bumi, memang kita akan merasakan bumi yang kita diami ini bergetar atau bergoyang-goyang. Bahasa Indonesia 69Kegiatan 2 Menulis Teks Eksplanasi Berdasarkan Struktur dan Kebahasaan Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa teks eksplanasi adalah teks yang memaparkan suatu proses peristiwa dengan sejelas- jelasnya. Oleh karena itu, jenis teks tersebut lebih sering menggunakan fakta. Adapun langkah-langkah penyusunannya adalah sebagai berikut. 1. Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi teks eksplanasi. Contoh: a. Paling depan para siswi. b. Memainkan mayoret. c. Melakukan koreografi. d. Para penonton berjubel. e. Diikuti marching band. f. Pelajar menempelkan tulisan hak-hak remaja. g. Pelajar berselimut spanduk berisi tanda tangan pelajar. 2. Menyusun kerangka teks, yakni dengan menomori topik-topik itu sesuai dengan struktur baku dari teks ekspalanasi, yang paragraf-paragrafnya dapat disusun secara kausalitas atau kronologis. Dalam tahap ini, dapat saja membuat topik yang kita anggap tidak sesuai atau menggantinya dengan topik yang lain. Struktur Teks Topik-topik Eksplanasi 1. Identifikasi fenomena a) .... b) .... c) .... dst. 2. Proses kejadian a) .... b) .... c) .... dst. 3. Ulasan a) .... b) .... c) .... dst. 70 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKAdapun pengembangan paragrafnya, kita dapat menyusun kerangka seperti berikut. Contoh: a. Paling depan para siswi yang cantik. b. Memainkan mayoret, melakukan koreografi. c. Diikuti marching band. d. Pelajar menempelkan tulisan hak-hak remaja. e. Pelajar berselimut spanduk berisi tanda tangan pelajar. 3. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh, dengan memperhatikan struktur bakunya: identifikasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Dalam tahap ini kita harus menjadikan topik-topik itu menjadi kalimat yang jelas. Kita pun dapat saja membuat kalimat yang fungsinya sebagai pengikat, seperti konjungsi-konjungsi yang biasa digunakan dalam teks eksplanasi sehingga kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak dan padu. Berikut contoh pengembangan paragraf untuk teks eksplanasi. Rombongan ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Paling depan, deretan siswi-siswi imut. Mereka asyik memainkan mayoret, melakukan koreografi menggunakan benderanya masing-masing. Kelompok mayoret ini diikuti dengan marching band, disusul dengan sejumlah pelajar yang menempeli tubuh mereka dengan papan yang bertuliskan hak-hak yang patut dituntut remaja. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar yang berbaris di dalam “selimut” berbentuk spanduk yang diisi petisi berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah sekolah di Bandung. Kalimat yang bercetak miring merupakan kalimat tambahan yang fungsinya sebagai pengikat sekaligus gagasan umum paragraf itu. 4. Menyunting teks eksplanasi yang ditulis teman. Tujuannya untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan yang mungkin ada dalam teks itu, misalnya berkenaan dengan: a. isi teks, b. struktur, c. kaidah kebahasaan, dan d. ejaan/tanda bacanya. Bahasa Indonesia 71Tugas Lakukan kegiatan berikut! 1. a. Daftarlah topik yang berkaitan dengan kegiatan belajar di sekolahmu! b. Susunlah topik-topik secara runtut ke dalam struktur eksplanasi: identifikasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan! c. Kembangkanlah kerangka itu menjadi sebuah karangan eksplanasi dengan memperhatikan kaidah-kaidah kebahasaan yang benar! 2. Lakukanlah silang baca dengan salah seorang teman dengan menggunakan rubrik penilaian berikut! No. Aspek Deskripsi Ya Tidak 1. Ketepatan jenis Apakah karangan itu teks berupa teks eksplanasi? 2. Struktur teks Apakah teks itu memuat identifikasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan? 3. Keterpaduan teks Apakah antara paragraf satu dengan paragraf lainnya saling berkaitan? 4. Kaidah-kadiah Apakah tidak ada kebahasaan kesalahan struktur kalimat? 5. Ketepatan Apakah tidak ada penulisan ejaan kesalahan dalam dan tanda baca penulisan ejaan dan tanda baca? 72 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKBab III Mengelola Informasi dalam Ceramah Sumber: www. sangiranmuseum.com Gambar 3.1 Salah satu pelajar yang bertanya pada sesi pertanyaan setelah ceramah selesai. Ceramah apa saja yang telah kamu dengarkan pada hari ini? Memang kehidupan kita tidak bisa lepas dari mendengarkan atau “tiada hari tanpa menyimak”. Tidak salah juga apabila setiap hari kita banyak menyimak ceramah. Dari situlah kita memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan. Di sekolah dan di lingkungan masyarakat, perbanyaklah menyimak ceramah karena bermanfaat dan sangat sayang jika dilewatkan! Teruslah menyimak ceramah walaupun banyak godaan dalam suasana menyimak ceramah tersebut. Sesekali, kamu pun dapat bergiliran menjadi penceramah. Bahasa Indonesia 73Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar: 1. mengidentifikasi informasi berupa permasalahan aktual dalam ceramah; 2. menyusun bagian-bagian penting dari permasalahan aktual; 3. menganalisis isi, struktur, dan kebahasaan dalam ceramah; dan 4. mengonstruksi ceramah tentang permasalahan aktual dengan memperhati- kan unsur kebahasaan dan struktur yang tepat. Untuk membantu kamu dalam mempelajari dan mengembangkan kompetensi dalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan saksama! Mahir Mengidentifikasi Memahami informasi Berceramah informasi berupa dan permasalahan yang permasalahan aktual didengar atau yang dibaca. Menemukan informasi yang disajikan dan permasalahan aktual dalam ceramah. dalam teks ceramah. Menyusun bagian- bagian penting Menelaah bagian-bagian dari permasalahan penting dalam teks ceramah. aktual. Menemukan kalimat Menganalisis isi, majemuk bertingkat dalam teks ceramah. struktur, dan kebahasaan dalam Mengidentifikasi struktur teks dalam ceramah. ceramah. Mengidentifikasi kaidah Mengonstruksi kebahasaan dalam teks ceramah tentang ceramah. permasalahan aktual dengan Menentukan aspek-aspek memperhatikan yang disunting dalam teks kebahasaan dan ceramah. struktur yang tepat. Menyampaikan hasil suntingan teks ceramah dengan memperhatikan penguasaan materi, vokal, gestur, ekspresi, dan intonasi. 74 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKA. Mengidentifikasi Informasi Berupa Permasalahan Aktual yang Disajikan dalam Ceramah Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. memahami informasi dan permasalahan yang didengar atau yang dibaca; 2. menemukan informasi dan permasalahan aktual dalam teks ceramah. Pernahkah kamu memiliki keinginan untuk tampil di depan umum? Jika ingin tampil di depan umum, salah satu kegiatan berbicara yang bisa kamu lakukan adalah ceramah. Dengan berceramah, kita akan membagi pengetahuan dari apa yang kita kuasai. Bahkan, melalui ceramah, kita dapat berbagi ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Jadi, aktivitas ceramah sangat bermanfaat, bukan? Kegiatan 1 Memahami Informasi dan Permasalahan yang Didengar atau yang Dibaca Perhatikan teks di bawah ini. Sumber: www. humasbatam.com Gambar 3.2 Salah satu tokoh masyarakat sedang ceramah di hadapan masyarakat. Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berbahagia, Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan pada banyak Bahasa Indonesia 75kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat-rapat umum. Kata-kata mereka kasar atau bertendensi menyerang. Tentu saja, hal itu sangat menggores hati yang menerimanya. Gejala yang sama terlihat pula pada penggunaan bahasa oleh para politisi kita, misalnya ketika melontarkan kritik terhadap kebijakan pemerintah. Tanggapan-tanggapan mereka terdengar pedas, vulgar, dan beberapa di antaranya cenderung provokatif. Padahal sebelumnya, pada zaman pemerintahan Orde Baru, pemakaian bahasa dibingkai secara santun lewat pemilihan kata yang dihaluskan maknanya (epimistis). Kita pun tentu gelisah sebagai orang tua. Kita sering menyaksikan kebiasaan berbahasa anak-anak dan para remaja yang kasar dengan dibumbui sebutan-sebutan antarsesama yang sangat miris untuk didengar. Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu. Penyebab utamanya adalah perkembangan masyarakat yang sudah tidak menghiraukan perubahan nilai-nilai kesantunan dan tata krama dalam suatu masyarakat. Misalnya, kesantunan (tata krama) yang berlaku pada zaman kerajaan yang berbeda dengan yang berlangsung pada masa kemerdekaan dan pada masa kini. Kesantunan juga berkaitan dengan tempat: nilai-nilai kesantunan di kantor berbeda dengan di pasar, di terminal, dan di rumah. Pergaulan global dan pertukaran informasi juga membawa pengaruh pada pergeseran budaya, khususnya berkaitan dengan nilai-nilai kesantunan itu. Fenomena demikian menyebabkan para remaja dan anggota masyarakat lainnya gamang dalam berbahasa. Pada akhirnya mereka memiliki kaidah berbahasa yang mereka anggap bergengsi, tanpa mengindahkan kaidah bahasa yang sesungguhnya. Sejalan dengan perubahan waktu dan tantangan global, banyak hambatan dalam upaya pembelajaran tata krama berbahasa. Misalnya, tayangan televisi yang bertolak belakang dengan prinsip tata kehidupan dan tata krama orang Timur. Sementara itu, sekolah juga kurang memperhatikan kesantunan berbahasa dan lebih mengutamakan kualitas otak siswa dalam penguasaan iptek. 76 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKSelain itu, kesantunan berbahasa sering pula diabaikan dalam lingkungan keluarga. Padahal, belajar bahasa sebaiknya dilaksanakan setiap hari agar anak dapat menghayati betul bahasa yang digunakannya. Anak belajar tata santun berbahasa mulai di lingkungan keluarga. Nilai-nilai kesantunan berbahasa dalam beragama juga merupakan salah satu kewajiban manusia yang bentuknya berupa perkataan yang lembut dan tidak menyakiti orang lain. Kesantunan dipadankan dengan konsep qaulan karima yang berarti ucapan yang lemah lembut, penuh dengan pemuliaan, penghargaan, pengagungan, dan penghormatan kepada orang lain. Berbahasa santun juga sama maknanya dengan qaulan ma’rufa yang berarti berkata-kata yang sesuai dengan nilai-nilai yang diterima dalam masyarakat penutur. Oleh karena itu, pendidikan etika berbahasa memiliki peranan yang sangat penting. Pemerolehan pendidikan kesantunan berbahasa sangat diperlukan sebagai salah satu syariat dalam beragama. Dengan kesantunan, dapat tercipta harmonisasi pergaulan dengan lingkungan sekitar. Penanaman kesantunan berbahasa juga sangat berpengaruh positif terhadap kematangan emosi seseorang. Semakin intens kesantunan berbahasa itu dapat ditanamkan, kematangan emosi itu akan semakin baik. Aktivitas berbahasa dengan emosi berkaitan erat. Kemarahan, kesenangan, kesedihan, dan sebagainya tercermin dalam kesantunan dan ketidaksantunan itu. Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun. (Sumber: Kosasih, 2010) Teks seperti itulah yang sering kali disebut sebagai ceramah. Mungkin ada pula yang mengatakannya sebagai teks pidato. Teks seperti itu dapat kita peroleh dalam berbagai kesempatan. Di sekolah mungkin saja hampir setiap hari kita mendapatkannya, baik dari guru, kepala sekolah, pembina OSIS, dan pihak-pihak lainnya. Di lingkungan masyarakat pun sering kali kita mendapatkan ceramah. Dari teks semacam itu, kita dapat memperoleh tambahan pengetahuan, informasi, dan wawasan. Bahasa Indonesia 77Dengan memperhatikan contoh tersebut, dapatlah kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan ceramah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian suatu informasi, pengetahuan, dan sebagainya. Yang menyampaikan adalah orang-orang yang menguasai di bidangnya dan yang mendengarkan biasanya melibatkan banyak orang. Medianya bisa langsung ataupun melalui sarana komunikasi, seperti televisi, radio, dan media lainnya. Selain itu, ada pula yang disebut dengan pidato dan khotbah. Untuk memahami kedua hal tersebut, cermatilah perbedaan di antara keduanya. 1. Pidato adalah pembicaraan di depan umum yang cenderung bersifat persuasif, yakni berisi ajakan ataupun dorongan pada khalayak untuk berbuat sesuatu. 2. Khotbah adalah pembicaraan di depan umum yang berisi penyampaian pengetahuan keagamaan atau praktik beribadah dan ajakan-ajakan untuk memperkuat keimanan. Tugas 1. Jawablah dengan benar dan jelas! a. Apa manfaat jika kamu mendengarkan ceramah? b. Apa manfaat jika kamu menyajikan ceramah? c. Kapan dan di mana saja kesempatan mendengarkan ceramah itu dapat kita ikuti? d. Bagaimana persamaan dan perbedaan antara ceramah dengan pidato serta khotbah? e. Informasi/pengetahuan apa saja yang dapat kamu peroleh dari teks ceramah di atas? Jelaskan! 2. Kerjakan latihan berikut sesuai dengan instruksinya! a. Guru atau teman kamu akan membacakan teks di bawah ini. Selain itu, guru dapat pula menggunakan teks lain yang diperdengarkan melalui rekaman/tayangan. b. Secara berkelompok, diskusikanlah tentang jenis teks tersebut: apakah termasuk ke dalam jenis ceramah, pidato, atau khotbah? Jelaskanlah alasan-alasannya! c. Catatlah hal-hal yang kamu anggap penting/bermanfaat dari isi teks tersebut! 78 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK3. Laporkan hasil diskusi kelompokmu itu dalam format seperti berikut. Topik : .... Alasan Informasi-Informasi Jenis Teks Penting Sumber: www. art.allayers.com Gambar 3.3 Presiden Ir. Soekarno sedang berpidato di hadapan rakyat. Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati, Sebentar lagi kita akan sampai pada hari yang sangat bersejarah, yaitu tanggal 10 November atau yang disebut dengan Hari Pahlawan. Pada hari itu kita seluruh bangsa Indonesia akan mengenang kembali peristiwa besar sebagai momentum sejarah yang terjadi di Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Pertempuran hebat telah terjadi pada saat itu antara para patriot bangsa yang gagah berani melawan tentara Sekutu. Betapapun lengkap senjata tentara Sekutu, tetapi tidak sedikitpun bangsa Indonesia merasa takut dan kecil hati. Padahal pada waktu itu senjata yang kita miliki sebagian besar hanyalah bambu runcing. Sementara itu, pihak musuh telah menggunakan senjata-senjata berat dan modern. Akan tetapi, dengan bekal semangat yang menggelora serta keyakinan yang kuat, tak setapakpun mereka mundur bahkan terus maju menantang maut. Bahasa Indonesia 79Hadirin yang berbahagia, Kita yakin bahwa para pejuang yang gugur di medan pertempuran di Surabaya tanggal 10 November 1945 melawan tentara sekutu yang angkuh dan angkara murka itu mati syahid. Oleh sebab itu, sudah sewajarnyalah jika kita bangsa Indonesia menghormati jasa mereka dengan memanjatkan doa kepada Allah agar arwah mereka diterima-Nya dengan kemuliaan yang setinggi-tingginya. Semoga mereka diampuni segala dosanya dan dilimpahi rahmat yang sebanyak-banyaknya. Di samping itu perlu kita ketahui bahwa menghormati jasa para pahlawan bukan saja kita harus mendoakan mereka, tetapi yang lebih penting lagi ialah meneladani mereka dengan penuh semangat serta meneruskan perjuangan mereka dengan tekad yang bulat. Barangkali akan menyesallah mereka jika para generasi muda tidak berani menegakkan kebenaran dan keadilan serta tidak berani menyirnakan kemungkaran. Saudara-saudaraku yang berbahagia, Bukanlah bangsa yang besar, jika kita tidak bisa menghormati para pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Keberanian dan tekad mereka, kita jadikan cermin pemandu yang dapat membimbing kita menuju kepada keutamaan amal dan menyemangati kita untuk berjuang dalam usaha membangun negara dan bangsa yang aman, tenteram, dan sentosa. Akhirnya, marilah kita panjatkan doa semoga arwah para pahlawan kita diterima di sisi Allah dengan kemuliaan yang setinggi-tingginya. Kemudian, semoga kita dan anak cucu kita bisa mengambil suri teladan untuk diamalkan dalam membangun negara yang aman, sentosa, adil, dan makmur. (Sumber: Ahmad Sunarto, dengan beberapa penyesuaian) Kegiatan 2 Menemukan Informasi dan Permasalahan Aktual dalam Teks Ceramah Dalam pembelajaran sebelumnya, kamu sudah mengenal jenis pembicaraan yang disebut dengan ceramah. Sekarang, kita akan mengenali jenis informasi ataupun pemasalahan yang mungkin kita dapatkan dari suatu ceramah. Informasi disebut pula penerangan informasi bersifat publisitas; ditujukan untuk umum (publik). Informasi dalam media massa umumnya bersifat aktual. Demikian pula yang disampaikan melalui ceramah- ceramah yang biasanya berkaitan dengan isu-isu terhangat. 80 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKJenis-jenis informasi dapat dikategorikan sebagai berikut. 1. Informasi berdasarkan fungsi yaitu informasi yang bergantung pada materi dan juga kegunaan informasi. Yang termasuk informasi jenis ini adalah informasi yang menambah pengetahuan, informasi yang mengajari pembaca (informasi edukatif), dan informasi yang hanya menyenangkan pembaca yang bersifat fiksional (khayalan). Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya, tulisan tentang pergantian kurikulum. Informasi edukatif, misalnya, tulisan tentang teknik belajar yang jitu. Selanjutnya, informasi yang menyenangkan, misalnya, cerita pendek, karikatur, dan komik. 2. Informasi berdasarkan format penyajian yaitu informasi berdasarkan bentuk penyajian informasinya. Di media massa dikenal berbagai bentuk penyajian yaitu dalam bentuk tulisan, foto, kartun, ataupun karikatur. Dalam bentuk tulisan dikenal bentuk berita, artikel, karangan khas (feature), resensi, kolom, dan karya fiksi. 3. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa yaitu informasi berdasarkan tempat kejadian peristiwa berlangsung. Dengan demikian, informasi dibagi menjadi informasi daerah, nasional, dan mancanegara. 4. Informasi berdasarkan bidang kehidupan yaitu informasi berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang ada. Bidang-bidang yang biasanya dibedakan itu, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra, budaya, dan iptek. Beragam Informasi Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan Fungsi Format Penyajian Lokasi Peristiwa Bidang Kehidupan Bagan 3.1 Ragam informasi 5. Informasi berdasarkan bidang kepentingan yaitu dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu sebagai berikut. a. Informasi yang menyangkut keselamatan atau kelangsungan hidup pembaca. b. Informasi yang menyangkut perubahan dan berpengaruh pada kehidupan pembaca. Bahasa Indonesia 81c. Informasi tentang cara atau kiat baru dan praktis bagi pembaca untuk meningkatkan kualitas hidupnya. d. Informasi tentang peluang bagi pembaca untuk memperoleh sesuatu. Tugas 1. Manakah informasi yang berkaitan dengan masalah bahasa? Kembangkanlah jawabanmu pada buku kerjamu! No. Contoh Informasi Ya Bukan Alasan Kesantunan itu penting untuk a. diperhatikan dalam berbagai kesempatan. Setiap budaya memiliki pola b. berinteraksi yang cenderung berbeda-beda. Dalam ekspresi seseorang itu c. terdapat banyak pesan yang harus kita perhatikan. Terjadi salah pengertian antara d. mereka sehingga sering terjadi pertengkaran. Seminar itu akan dipublikasi- e. kan hasilnya di media massa nasional. 2. Berdasarkan fungsinya, termasuk jenis manakah informasi di bawah ini: edukatif (E), persuatif (P), atau rekreatif (R). No. Contoh Informasi Jenis EPR Banyak cara yang dapat kita lakukan di a. dalam rangka meningkatkan keterampilan berkomunikasi. b. Kebahagiaan itu datangnya bukan dari orang lain, tetapi dari diri sendiri. Perjalanan ke kota itu sungguh c. mengesankan manakala diiringi rintik- rintik hujan yang menggoda. 82 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKNo. Contoh Informasi Jenis EPR Sudah hampir sepuluh tahun peristiwa d. itu berlalu, tetapi pesan-pesannya tetap teringat sampai sekarang. e. Hendaknya kita tidak melupakan kebaikan-kebaikannya meskipun sesekali ia pernah mengecewakan kita; itu memang sudah biasa dan wajar. B. Menyusun Bagian-Bagian Penting dari Permasalahan Aktual Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. menelaah bagian-bagian penting dalam teks ceramah; 2. menemukan kalimat majemuk bertingkat dalam teks ceramah. Kegiatan 1 Menelaah Bagian-Bagian Penting dalam Teks Ceramah Perhatikan cuplikan bacaan berikut. Tentang Jepang Pernahkah kamu pergi ke Jepang? Jepang termasuk negara kecil di Asia yang sudah maju. Banyak hal yang perlu diketahui tentang Jepang. Masyarakat negara ini mampu mempertahankan tradisi yang berkembang di masyarakatnya. Sumber: www.si.wsj.net Gambar 3.4 Masyarakat Jepang. Bahasa Indonesia 83Anak-anak Jepang membersihkan sekolah mereka setiap hari, selama seperempat jam dengan para guru. Itulah yang menyebabkan munculnya generasi Jepang yang sederhana dan suka pada kebersihan. Para siswa belajar menjaga kebersihan karena dalam mengatasi kebersihan merupakan bagian dari etika Jepang. Siswa Jepang, dari tahun pertama hingga tahun keenam sekolah dasar harus belajar etika dalam berurusan dengan orang- orang. Pekerja kebersihan di Jepang dimaksudkan untuk menciptakan kesehatan. Oleh karena itu, mereka sering disebut “insinyur kesehatan” dan mendapatkan gaji setara dengan Rp50 Juta per bulan. Untuk merekrut mereka dilakukan melalui tes tertulis dan wawancara. Jepang tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti Indonesia. Mereka sering terkena gempa bumi, tetapi itu tidak mencegah Jepang menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. Rakyat Jepang mengatasi kekurangan sumber daya alam dengan mengoptimalkan sumber daya lainnya. Jika kamu pergi ke sebuah restoran prasmanan di Jepang maka kamu akan melihat orang-orang yang hanya makan sebanyak yang mereka butuhkan. Dengan begitu, tidak ada sisa-sisa makanan. Selain itu, dari restoran tidak ada limbah apa pun. Masyarakat Jepang sangat menghargai waktu. Mereka selalu menepati waktu. Bahkan, tingkat keterlambatan kereta di Jepang hanya sekitar 7 detik per tahun. Budaya mereka dalam menghargai nilai waktu sangat dijaga sehingga mereka sangat tepat waktu, dengan perhitungan menit dan detik. Jepang sangat menghargai pendidikan. Masyarakatnya mendukung visi pendidikan di Jepang. Jika kamu bertanya kepada mereka, “Apakah arti pelajar itu?” Maka mereka akan menjawab bahwa, “Pelajar adalah masa depan Jepang”. (Sumber: http://www.harianpost.net dengan pengubahan) Bagian-bagian yang bercetak tebal merupakan hal penting dalam seluruh rangkaian cuplikan ceramah tersebut. Bagian-bagian tersebut merupakan bagian pokok atau dasar dari suatu ceramah. Adapun bagian- bagian lainnya berperan sebagai penjelas saja. 84 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKTabel: Bagian-Bagian Penting Paragraf Bagian Penting 1 Jepang termasuk negara kecil di Asia yang sudah maju. 2 Anak-anak Jepang membersihkan sekolah mereka setiap hari. 3 ………………………………………………………………………… 4 ………………………………………………………………………… (Kamu dapat menggunakan buku kerja untuk menyelesaikan analisis teks di atas.) Penting atau tidaknya suatu uraian dapat pula berdasarkan kebermanfaatannya. Apabila bagian itu dianggap bermanfaat atau sangat perlu diketahui, maka bagian itulah yang penting. Sementara itu, pernyataan lain yang kurang bermanfaat atau sudah diketahui maksudnya, maka bagian itu bukanlah hal penting. Dengan demikian, penting tidaknya suatu uraian bisa berbeda antara pendengar yang satu dengan pendengar yang lainnya. Meskipun demikian, berdasarkan paparan yang tersaji dalam teks ceramah itu, suatu informasi dianggap penting apabila informasi itu bersifat umum yang merangkum atau menjadi dasar uraian-uraian lainnya. Tugas 1. Kerjakanlah latihan berikut sesuai dengan instruksinya! a. Bacalah teks di bawah ini dengan baik. b. Secara berkelompok, tandailah bagian-bagian penting dari teks tersebut. c. Buatlah simpulan tentang isi teks itu secara keseluruhan! No. Bagian-Bagian Penting ... .... Simpulan ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………… Bahasa Indonesia 85Saudara-saudara yang baik hati, suatu ketika saya melihat beberapa orang siswa asyik berjalan di depan sebuah kelas dengan langkahnya yang cukup membuat orang di sekitarnya merasa bising. Terdengar percakapan di antara mereka yang kira-kira begini, “Punya gua kemarin hilang.” Terdengar pula sahutan salah seorang mereka, “Lho, kalau punya gua, sama elu kemanain?” Tak menyangka, salah seorang siswa di samping saya juga memperhatikan percakapan mereka. Ia kemudian nyeletuk, “Gua apa: Gua Selarong atau Gua Jepang?” Beberapa siswa yang mendengarnya tertawa kecil. Di antara mereka ada yang berbisik, “Serasa di Terminal Kampung Rambutan, ye…?” Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut. Kelompok pertama adalah mereka yang kurang memiliki kepedulian terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar. Hal ini tampak pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindiran siswa kelompok kedua sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan. Bahasanya orang-orang Betawi. Dari komentar-komentarnya, kelompok siswa kedua memiliki sikap kritis terhadap kaidah penggunaan bahasa temannya. Mereka mengetahui makna gua yang benar dalam bahasa Indonesia adalah ‘lubang besar pada kaki gunung’. Dengan makna tersebut, kata gua seharusnya ditujukan untuk penyebutan nama tempat, seperti Gua Selarong, Gua Jepang, Gua Pamijahan, dan seterusnya; dan bukannya pengganti orang (persona). Sangat beruntung, sekolah saya itu masih memiliki kelompok siswa yang peduli terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Padahal kebanyakan sekolah, penggunaan bahasa para siswanya cenderung lebih tidak terkontrol. Yang dominan adalah ragam bahasa pasar atau bahasa gaul. Yang banyak terdengar adalah pilihan kata seperti elu-gua. Bapak-bapak dan Ibu-ibu, prasangka baik saya waktu itu bukannya mereka tidak memahami akan perlunya ketertiban berbahasa di lingkungan sekolah. Saya berkeyakinan bahwa doktrin tentang “berbahasa Indonesialah dengan baik dan benar” telah mereka peroleh jauh-jauh sebelumnya, sejak SMP atau bahkan 86 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKsejak mereka SD. Saya melihat ketidakberesan mereka berbahasa, antara lain, disebabkan oleh kekurangwibawaan bahasa Indonesia itu sendiri di mata mereka. Ragam bahasa Indonesia ragam baku mereka anggap kurang “asyik” dibandingkan dengan bahasa gaul, lebih-lebih dengan bahasa asing, baik itu dalam pergaulan ataupun ketika mereka sudah masuk dunia kerja. Tuntutan kehidupan modern telah membelokkan apresiasi para siswa itu terhadap bahasanya sendiri. Bahasa asing berkesan lebih bergengsi. Pelajaran bahasa Indonesia tak jarang ditanggapi dengan sikap sinis. Mereka merasa lebih asyik dengan mengikuti pelajaran bahasa Inggris atau mata kuliah lainnya. Dalam kehidupan masyarakat umum pun, kinerja bahasa Indonesia memang menunjukkan kondisi yang semakin tidak menggembirakan. Setelah Badan Bahasa tidak lagi menunjukkan peran aktifnya, bahasa Indonesia menunjukkan perkembangan ironis. Bahasa Indonesia digunakan seenaknya sendiri; tidak hanya oleh kalangan terpelajar, tetapi juga oleh para pejabat dan wakil rakyat. Seorang pejabat negara berkata dalam sebuah wawancara televisi, “Content undang-undang tersebut nggak begitu, kok. Ada dua item yang harus kita perhatikan di dalamnya.” Pejabat tersebut tampaknya merasa dirinya lebih hebat dengan menggunakan kata content daripada kata isi atau kata item daripada kata bagian atau hal. Penggunaan bahasa yang acak-acakan juga banyak dipelopori oleh kalangan pebisnis. Badan usaha, pemilik toko, dan pemasang iklan kian pandai menggunakan bahasa asing. Seorang pengusaha salon lebih merasa bergaya dengan nama usahanya yang berlabel Susi Salon daripada Salon Susi atau pengusaha kue lebih percaya diri dengan tokonya yang bernama Lutfita Cake daripada Toko Kue Lutfita. Akan terasa aneh terdengarnya apabila kemudian PT Jasa Marga ikut-ikutan menamai jalan-jalan di Bandung dan di kota- kota lainnya, misalnya, menjadi Sudirman Jalan, Kartini Jalan, Soekarno-Hatta Jalan. Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai “tulang punggung negara, harapan masa depan bangsa” seharusnya tidak larut dengan kebiasaan seperti itu. Para siswa justru harus menunjukkan kelas tersendiri dalam hal berbahasa. Bahasa Indonesia 87Intensitas para siswa dalam memahami literatur-literatur ilmiah sesungguhnya merupakan sarana efektif dalam mengakrabi ragam bahasa baku. Dari literatur-literatur tersebut mereka dapat mencontoh tentang cara berpikir, berasa, dan berkomunikasi dengan bahasa yang lebih logis dan tertata. Namun, lain lagi ceritanya kalau yang dikonsumsi itu berupa majalah hiburan yang penuh gosip. Forum gaulnya berupa komunitas dugem; literatur utamanya koran-koran kuning, jadinya ya…, gitu deh…. Ragam bahasa elu-gue, oh-yes… oh-no.... yang bisa jadi akan lebih banyak mewarnai. (Sumber: E. Kosasih) 2. Setelah membaca dan menjawab pertanyaan, lakukanlah hal-hal berikut! a. Presentasikanlah pendapat kelompokmu di depan kelompok lainnya. b. Mintalah anggota dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan/ kritik berdasarkan ketepatan dan kelengkapannya! Nama Aspek yang Isi Tanggapan/Kritik Penanggap Ditanggapi 88 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKKegiatan 2 Menemukan Kalimat Majemuk Bertingkat dalam Teks Ceramah Perhatikan cuplikan teks berikut. Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut. Kelompok pertama adalah mereka yang kurang memiliki kepedulian terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar. Hal ini tampak pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindiran siswa kelompok kedua sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan. Cuplikan tersebut dibentuk oleh kalimat yang panjang-panjang. Hal itu karena kalimat-kalimatnya dibentuk oleh gabungan dua buah kalimat atau lebih. Hasil penggabungan itu kemudian membentuk kalimat baru. Salah satunya berupa kalimat majemuk bertingkat. Adapun yang dimaksud dengan kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa dan hubungan antara klausa tidak sederajat. Salah satu unsur klausa ada yang menduduki induk kalimat, sedangkan unsur yang lain sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut. 1. Kalimat majemuk hubungan akibat, ditandai oleh kata penghubung sehingga, sampai-sampai, maka. Contoh: a. Ia terlalu bekerja keras sehingga jatuh sakit. b. Penjelasan diberikan seminggu sekali sehingga anak-anak dapat mengerjakan tugas-tugas mereka dengan teratur. 2. Kalimat majemuk hubungan cara, ditandai oleh kata penghubung dengan. Contoh: a. Kejelasan PSMS Medan berhasil mempertahankan kemenangannya dengan memperkokoh pertahanan mereka. b. Dengan cara menggendongnya, anak itu ia bawa ke rumah orang tuanya. c. Pemburu itu menunggu di atas bukit dengan jari telunjuknya melekat pada pelatuk senjatanya. Bahasa Indonesia 893. Kalimat majemuk hubungan sangkalan, ditandai oleh konjungsi seolah- olah, seakan-akan. Contoh: a. Keadaan di dalam kota kelihatan tenang, seolah-olah tidak ada suatu apa pun yang terjadi. b. Dia diam saja seakan-akan dia tidak mengetahui persoalan yang terjadi. c. Ia pun menghapus wajahnya seakan mau melenyapkan pikirannya yang risau itu. 4. Kalimat majemuk hubungan kenyataan, ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan. Contoh: a. Pura-pura tidak tahu padahal dia tahu banyak. b. Para tamu sudah siap, sedangkan kita belum siap. 5. Kalimat majemuk hasil, ditandai oleh konjungsi makanya. Contoh: a. Tempat ini licin, makanya Anda jatuh. b. Yang datang berwajah seram, makanya saya lari ketakutan. 6. Kalimat majemuk hubungan penjelasan, ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu. Contoh: a. Berkas riwayat hidupnya menunjukkan bahwa dia adalah seorang pelajar teladan. b. Kebun ini telah dibersihkan ayah, yaitu dengan memangkas dan menebang belukar yang tumbuh di sekitarnya. c. Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut. 7. Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandai oleh konjungsi yang. Contoh: a. Pamannya yang tinggal di Bogor itu, sedang dirawat di rumah sakit. b. Istrinya yang datang bersama dia itu, seorang insinyur. c. Laki-laki yang berbaju putih itu adalah kakekku dari Ibu. d. Kelompok pertama adalah mereka yang kurang memiliki keperdulian terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar. e. Hal ini tampak pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindiran siswa kelompok kedua sebagai ragam bahasa Kampung Rambutan. 90 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKTugas 1 1. Lengkapilah kalimat-kalimat majemuk di bawah ini dengan kata penghubung yang tepat! a. Kak Agus memberi minuman pada seorang kakek … sedang duduk di bawah pohon rambutan itu. b. Mereka memperkirakan … hari ini akan hujan dengan sangat lebat. c. Dia mengatakan tidak punya uang… saya tahu bahwa dia itu baru gajian. d. Minggu depan ibu ingin berwisata ke Jakarta, … kami ingin ke Yogyakarta. e. Bu Marini akan memberi tahu suaminya … meneleponnya nanti malam. 2. Berdiskusilah dalam kelompok! Temukanlah contoh-contoh kalimat majemuk dalam salah satu teks ceramah di atas. Jelaskan pula jenis dari kalimat-kalimat majemuk tersebut. Topik Ceramah Kalimat Majemuk Jenis Kalimat Bertingkat Bahasa Indonesia 91C. Menganalisis Isi, Struktur, dan Kebahasaan dalam Teks Ceramah Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: 1. mengidentifikasi isi dan struktur dalam teks ceramah ceramah; 2. mengidentifikasi kaidah kebahasaan dalam teks ceramah. Kegiatan 1 Menentukan Isi dan Struktur dalam Teks Ceramah Apabila kamu perhatikan dengan cermat contoh-contoh di atas, ketahuilah bahwa teks ceramah memiliki bagian-bagian tertentu, yang meliputi bagian pembuka, isi, dan penutup. 1. Pembuka Berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan isi dalam teks eksposisi, yang disebut dengan isu. 2. Isi Berupa rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen pembicara. 3. Penutup Berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya. Pendahuluan - Isu (Tesis) - Permasalahan - Pandangan Umum Penulis Isi - Pendapat-Pendapat (Rangkaian Argumen) - Fakta - Simpulan Penutup - Rangkuman (Penegasan Kembali) Bagan 3.2 Struktur teks ceramah 92 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKBerikut contoh analisis struktur untuk teks di atas. a. Pendahuluan Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung semakin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan- ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat- rapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya. Bagian itu mengenalkan permasalahan utama (tesis), yakni tentang menurunnya kesantunan berbahasa masyarakat. b. Isi (Rangkaian Argumen) Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu. Teks tersebut merupakan salah satu bagian dari argumen pembicara tentang menurunnya kesantunan berbahasa masyarakat. c. Penutup (Penegasan Kembali) Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun. Bagian tersebut merupakan suatu simpulan, sebagai hasil penalaran dari penjelasan sebelumnya. Hal ini ditandai oleh kata-kata yang berupa saran-saran yang disertai pula sejumlah alasan. Bahasa Indonesia 93

Tugas 1. a. Berkelompoklah dan diskusikanlah struktur teks tentang sikap berbahasa para siswa. b. Jelaskanlah bagian yang merupakan tesis, rangkaian argumen, dan penegasannya. Bagian-Bagian Teks Isi Teks Penjelasan a. Tesis b. Rangkaian argumen c. Penegasan (kembali) 2. a. Bacakanlah laporan kerja kelompokmu di depan kelompok lain. b. Mintalah penilaian/tanggapan mereka atas laporan tersebut. c. Gunakanlah format seperti berikut. Aspek Bobot Skor Komentar a. Ketepatan isi laporan 40 b. Kelengkapan bagian-bagian 20 laporan 20 c. Kebakuan dalam penggunaan 10 kata/kalimat d. Kebakuan ejaan/tanda baca Jumlah Kegiatan 2 Mengidentifikasi Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah Sebagaimana jenis teks lainnya, ceramah pun memiliki karakteristik tersendiri yang cenderung berbeda dengan teks-teks lainnya. Merujuk pada contoh-contoh di atas bahwa teks ceramah memiliki kaidah kebahasaan sebagai berikut. 1. Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak, sebagai sapaan. Kata ganti orang pertama, yakni saya, aku. Mungkin juga kata kami apabila penceramahnya mengatasnamakan 94 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK