Bagaimana cara menyelesaikan masalah yang sesuai dengan pancasila brainly

Dilihat 18,428 pengunjung

Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni 2021, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengangkat tema “Pancasila dalam Tindakan Bersatu Untuk Indonesia Tangguh”. Tema tersebut sejalan dengan program penguatan pendidikan karakter yang dijalankan oleh Kemdikbudristek selama ini, mengingat pentingnya penanaman karakter pancasila dalam tindakan sehari-hari.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan upaya untuk menumbuhkan dan membekali generasi penerus agar memiliki bekal karakter baik, keterampilan literasi yang tinggi, dan memiliki kompetensi unggul abad 21 yaitu mampu berpikir kritis dan analitis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

Nilai utama karakter yang menjadi fokus dari kebijakan PPK adalah religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Nilai-nilai utama tersebut berdasarkan nilai-nilai Pancasila, 3 pilar Gerakan Nasional Revolusi Revolusi Mental (GNRM), kekayaan budaya bangsa (kearifan lokal) dan kekuatan moralitas yang dibutuhkan bangsa Indonesia menghadapi tantangan di masa depan. 

Sesuai dengan amanat Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, satuan pendidikan bertanggung jawab untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). 

Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus yang dilakukan satuan pendidikan agar dapat menanamkan nilai-nilai karakter pancasila dalam diri peserta didik, salah satunya dengan cara mengimplementasikan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah. Terdapat beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk menanamkan pendidikan karakter pancasila berbasis budaya sekolah, antara lain sebagai berikut:

1. Penerapan dalam Intrakurikuler

Dalam proses pembelajaran tematik, guru diharapkan tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran, namun memasukkan unsur nilai Pancasila/budi pekerti/karakter di dalamnya. Guru harus mampu memberikan informasi tentang manfaat, dampak, dan bagaimana memanfaatkan pengetahuan dengan bijak. Ilmu pengetahuan yang dibarengi dengan nilai-nilai Pancasila/budi pekerti/karakter, seharusnya juga dapat menumbuhkan kepedulian pada lingkungan.

2. Penerapan dalam Bidang Kokurikuler 

Dalam rangka menanamkan karakter pancasila pada bidang Kokurikuler, siswa dapat diminta melakukan kegiatan studi lapangan. Dari kegiatan tersebut, siswa dapat mempraktikkan teori-teori yang didapatkan dalam kelas. Selain itu, siswa dapat menghayati bagaimana kerja keras dalam menghasilkan suatu produk, peduli terhadap kerja keras, menghargai sesama, dan juga dapat mensyukuri berkah sehingga membentuk karakter siswa.

3. Penerapan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler 

Kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga, seni budaya dan keterampilan lainnya menumbuhkan karakter, kreativitas,  dan kemandirian bagi siswa. Siswa tentunya dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat masing-masing, sehingga terasa lebih menyenangkan. 

4. Penerapan dalam Bidang Non-Kokurikuler 

Kegiatan bidang non-kokurikuler seperti kerja bakti, melakukan ibadah bersama misalnya shalat berjamaah, bersalaman, serta pembiasaan-pembiasaan baik dapat diterapkan untuk menumbuhkan nilai Pancasila/budi pekerti/karakter yang baik bagi siswa. Selain itu, strategi lain seperti menggelar kegiatan upacara bendera hari Senin, apel, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lagu-lagu nasional, dan berdoa bersama yang dilanjutkan dengan membaca kitab suci dan/atau buku-buku non-pelajaran selama 15 menit sebelum memulai pembelajaran juga bisa dilakukan di lingkungan sekolah.

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP

Referensi: 

Bahan paparan materi “Strategi Pembentukan Karakter Pelajar Pancasila” yang disampaikan dalam Kegiatan Fasilitasi Pembinaan SPK (26 April 2021)



Bagaimana cara menyelesaikan masalah yang sesuai dengan pancasila brainly

Makna Logo, Arti Warna Logo, dan Bentuk Huruf (Typeface) Logo

a.   Makna Logo

Logo kami terdiri atas empat unsur utama, yakni Garuda Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia sekaligus mencerminkan identitas lembaga pemerintah, Semangat Kolaborasi yang merupakan implementasi dari nilai luhur kegotongroyongan bangsa Indonesia, abstraksi inisial BUMN sebagai identitas instansi pembina BUMN serta Inovasi Model Bisnis dan Kepemimpinan Teknologi sebagai arah pembinaan BUMN ke depan.

Abstraksi dari inisial BUMN, yang merupakan singkatan dari Badan Usaha Milik Negara, dan tulisan Kementerian BUMN dalam gaya visual kontemporer merupakan cerminan dari semangat pengembangan talenta kami dan BUMN yang dinamis dan profesional. Bentuk logotype juga mencerminkan semangat kolaborasi dari para pemangku kepentingan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan sosial BUMN untuk Indonesia. Semangat ini menjadi kunci dalam peningkatan investasi BUMN.

Bentuk yang kontemporer juga membawa semangat profesionalisme yang dinamis, adaptif dan progresif dari insan kami untuk membawa BUMN menjadi pelaku usaha kelas dunia.

b.   Arti Warna Logo

Logo kami terdiri atas dua warna utama, yakni Biru Tua yang mencerminkan sifat bijak dan Biru Muda yang mencerminkan sifat progresif. Palet warna dalam identitas terinspirasi dari warna biru laut dan langit Indonesia. Biru mencerminkan keterbukaan, inovasi, inspirasi dan imajinasi.

Perpaduan biru tua dan biru muda mencerminkan perpaduan kebijakan/ kedewasaan berpikir/ bertindak dengan semangat inovasi berorientasi pada masa depan.

c.    Bentuk Huruf (Typeface) Logo

Bentuk huruf yang digunakan dalam logo adalah Lato. Bentuk huruf ini dipilih karena merefleksikan semangat profesionalisme institusi modern yang menggabungkan ketaatan pada nilai-nilai baku sesuai aturan yang berlaku, dengan semangat progresif yang memiliki fleksibilitas dan sentuhan humanis. Dengan demikian, diharapkan segenap pejabat dan pegawai kami mampu berperan sebagai agent of changes yang memiliki semangat progresif, namun tetap memiliki rasa kepeduliaan sosial yang tinggi.