Bagaimana cara mengatasi kerusakan yang terjadi pada flora dan fauna di indonesia

adjar.id – Faktor penyebab kerusakan flora dan fauna bisa dari berbagai hal, akan tetapi aktivitas manusia menjadi salah satu yang berperan penting.

Aktivitas manusia beberapa ada yang menyebabkan kelangkaan bahkan kepunahan pada flora dan fauna.

Nah, pada buku Geografi kelas 11 terdapat uji kompetensi di halaman 49 dan ada soal yang meminta kita untuk menjelaskan faktor penyebab kerusakan flora dan fauna.

Maka dari itu kali ini kita akan membahas pertanyaan tersebut.

Nantinya, pembahasan ini bisa digunakan sebagai bahan referensi Adjarian dalam mengerjakan soal tersebut.

Baca Juga: Dampak Kerusakan Flora dan Fauna, Materi Geografi Kelas 11 SMA

O iya, itu merupakan bagian dari materi geografi kelas 11 bab 2.

Mengetahui faktor penyebab kerusakan flora dan fauna bisa membuat kita menjadi mengantisipasi agar kerusakan tidak terus terjadi.

Selain itu, kita jadi bisa melindungan kehidupan flora dan fauna yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup kita.

Yuk, kita simak penjelasannya ini, agar Adjarian bisa menjawab pertanyaan tersebut!

Penyebab Kerusakan Flora dan Fauna

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan flora dan fauna, di antaranya:

1. Eksploitasi Hutan

Bagaimana cara mengatasi kerusakan yang terjadi pada flora dan fauna di indonesia

pixabay

Penebangan hutan secara berlebihan membuat flora mengalami kerusakan.

Adanya aktivitas manusia dengan mengambil hasil hutan secara besar-besaran bisa membuat flora dan fauna mengalami kerusakan bahkan kemusnahan.

Ada beberapa jenis flora yang memiliki pertumbuhan sangat lambat seperti pohon jati yang di mana untuk memperbaharuinya membutuhkan waktu lama.

2. Pencemaran

Kerusakan flora dan fauna bisa terjadi karena peranan dari pencemaran lingkungan, seperti adanya zat-zat polutan.

Baca Juga: Jawab Soal Geografi Kelas 11 SMA, Faktor Penyebab Perbedaan Flora dan Fauna

Zat-zat polutan ini banyak yang telah menyebabkan flora dan fauna baik yang di perairan atau di darat mati.

Semakin berkembangnya kemajuan teknologi, zat-zat polutan semakin banyak menyesakkan bumi.

Penciptaan teknologi yang ramah lingkungan sangat butuh untuk diterapkan agar kerusakan flora dan fauna tidak semakin merajalela.

Pencemaran sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.

3. Maraknya Perburuan Liar

Beberapa jenis fauna memiliki daya tarik dengan nilai ekonomis tinggi, sehingga menyebabkan fauna tersebut diburu oleh manusia.

Badak, gajah, cendrawasih, harimau merupakan beberapa hewan yang menjadi perburuan manusia karena dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi.

Perburuan inilah yang bisa menyebabkan fauna berada pada batas kepunahan.

4. Penggunaan Pupuk Buatan

Pupuk buatan digunakan untuk menyuburkan tanaman, tetapi di satu sisi pupuk buatan juga bisa membuat kelangkaan jenis fauna.

Pupuk ini ternyata bisa menyebabkan beberapa jenis ikan di sungai dan danau menghilang.

Baca Juga: Melakukan Konservasi Flora dan Fauna untuk Menjaga Kekayaan Indonesia

Hal ini terjadi karena pupuk buatan tidak semuanya diserap oleh tanaman, akan tetapi di antaranya juga dihanyutkan air sampai ke danau dan sungai.

Pupuk ini bisa membuat tanaman eceng gondok tumbuh subur yang malah membuat oksigen yang dibutuhkan ikan diserap oleh tanaman ini.

Selain itu, eceng gondok yang membusuk juga bisa menyebabkan air menjadi memiliki sifat asam, di mana beberapa jenis ikan tidak bisa hidup.

Nah, Adjarian beberapa faktor penyebab kerusakan flora dan fauna berasal dari aktivitas manusia, salah satunya eksploitasi hutan.

Yuk, tonton juga video berikut ini!

KOMPAS.com –Flora dan fauna yang dimiliki Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis. Keragaman jenis flora dan fauna ini merupakan bentuk kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.

Oleh sebab itu, kekayaan tersebut harus tetap dijaga dan dilestarikan. Apalagi beberapa flora dan fauna yang dimiliki Indonesia terancam eksistensinya atau terancam punah. Salah satu cara melestarikan flora dan fauna adalah dengan cara konservasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konservasi adalah pemliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan dan melestarikan.

Berdasarkan definisi tersebut, konservasi flora dan fauna dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk memelihara, melindungi, dan melestarikan flora, fauna, beserta ekosistem tempat tinggalnya.

Baca juga: Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS)

Tujuan utama konservasi flora dan fauna adalah untuk melindungi dan melestarikan ekosistem, melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati flora dan fauna, serta menjamin kelestarian pemanfaatan flora dan fauna.

Proses konservasi flora dan fauna di Indonesia dilaksanakan berdasarkan tiga asas, yaitu tanggung jawab, berkelanjutan, dan bermanfaat.

Cara konservasi flora dan fauna

Konservasi flora dan fauna bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu:

Dilansir dari buku Konservasi Eksitu Satwa Liar (2016) karya Burhanuddin Masy’ud dan Lin Nuriah Ginoga, konservasi eksitu adalah metode konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat alaminya, baik dalam bentuk organisme hidup maupun dalam bentuk material reproduksi berupa sel atau jaringan hidup.

Baca juga: Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia

Metode konservasi eksitu dapat dilakukan dengan cara mendirikan taman safari, kebun binatang, kebun raya, kebun koleksi, plasma nutfah, pusat penyelamatan satwa, pusat rehabilitasi satwa, dan museum zoologi.

Contoh penerapan metode konservasi eksitu di Indonesia adalah Kebun Binatang Surabaya, Kebun Binatang Ragunan, Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya Bali, Kebun Raya Cibodas, Museum Zoologi Bogor, dan lain-lain.

Konservasi insitu adalah metode konservasi flora dan fauna yang dilakukan di dalam habitat aslinya. Metode konservasi insitu dilakukan untuk melindungi spesies flora dan fauna yang terancam punah di habitat aslinya atau terancam karena adanya serangan predator.

Metode konservasi insitu dapat dilakukan dengan cara mendirikan cagar alam, taman nasional, dan suaka marga satwa.

Contoh penerapan metode konservasi insitu di Indonesia adalah Suaka Margasatwa Ujung Kulon, Suaka Margasatwa Gunung Leuser, Suaka Margasatwa Pulau Baun, Cagar Alam Teluk Baron, Cagar Alam Waigeo Barat, Cagar Alam Sibolangit, Taman Nasional Wakatobi, Taman Nasional Lorentz, Taman Nasional Baluran, dan sebagainya.

Baca juga: Pelestarian Lingkungan Hidup: Definisi dan Tujuan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Peningkatan kebutuhan air bersih yang berujung pada krisis di kota-kota besar di

Berikut ini adalah jenis-jenis terumbu karang yang menjadi kekayaan alam dan harus

Manusia haruslah menjaga lingkungan agar ramah. Lingkungan yang sudah di rusak akan

Lingkungan hidup alami adalah lingkungan hidup yang terbentuk karena proses alam dan

Bagaimana cara mengatasi kerusakan yang terjadi pada flora dan fauna di indonesia

ranies-ranies.blogspot.com

Manusia haruslah menjaga lingkungan agar ramah. Lingkungan yang sudah di rusak akan mengakibatkan beberapa dampak buruk bagi manusia. Buktinya sudah banyak terjadi di Indonesia. Banyak bencana alam yang disebabkan oleh rusaknya lingkungan.

Untuk mengurangi Dampak Kerusakan Lingkungan harus dimulai sejak dini. Penanaman sikap menjaga dan merawat lingkungan ditanamkan mulai dari anak-anak sebagai generai bangsa.

Banyak Cara Mengatasi Dampak Kerusakan Lingkungan Hidup yang biasa anda lakukan. Untuk menaggulangi tentunya berbeda dengan pencgahan. Karena sudaha terjadi maka harus di tanggulangi.

Berikut ini beberapa cara yang bisa anda lakukan.

1. Menerapkan Prinsip 4R

Apa saja 4R itu? Reduce, Reuse, Recycle dan juga Replant. Prinsip ini berguna untuk menaggulangi adanya bencana banjir yang sering terjadi. Apa maksud dari prinsip tersebut?

Yang pertama yaitu Reduce yaitu mengurangi pemakian barang yang tidak berguna. Reuse yaitu memakai ulang barang yang masih bisa digunakan. Recycle yaitu mendaur ulang barang ataupun sampah untuk menjadi barang yang berguna. Replant  yaitu menimbun sampah organik untuk dijadikan kompos.

Dengan menggunakan prinsip tersebut diharapkan sampah yang ada di berbagai daerah dikurangi dengan kesadaran masing-masing masyarakat.

2. Reboisasi

Hutan di berbagai negara menjadi paru-paru dunia. Jika ada hutan yang dirusak maka beberapa negara lain juga akan mendapatan efek tersebut. Tentunya yang akan menerima pertama akibatnya yaitu negara yang sudah merusak lingkungannya sendiri.

Untuk itu jangan pernah merusak hutan yang ada. Jika and ingin menebang pohon, maka anda harus memiliki sikap tebang pilih dan menanam benih untuk pohon yang baru.

3. Bioremidiasi

Limbah tidak hanya terjadi di industri saja, ada juga limbah rumah tangga. Tapi, yang sering menyebabkan efek yang terasa adalah limbah industri.

Untuk itu suatu industri haruslah mengetahui apa itu bioremidiasi. Terutama untuk industri yang mengeluarkan banyak limbah berbahaya berupa zat-zat toksik. Dampaknya tidak hanya mencari lingukungan saja, tapi bisa mengganggu kesehatan masyarakat di daerah sekitar.

Bioremidiasi ini yaitu pemanfaatan mikroba ataupun tanaman dari kontaminasi. Jadi limbah yang akan dibuang harus di bersihkan dahulu kontaminasinya. Jadi dengan adanya bioremidiasi ini limbah yang akan dibuang tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.

4. Rehabilitasi Lahan

Adanya rehabilitasi ini juga menjadi salah satu upaya untuk mengembalikan lahan secara ekologis.

Rehabilitasi ini juga menjadi upaya untuk mengembalikan lingkungan fisik untuk bisa di fungsikan lagi.

Tanggung jawab yang membuat rehabilitasi ini adalah pengusaha yang sudah melakukan penambangan di lahan tersebut. Jika hal ini tidak dilakukan, maka tanah akan menjadi tandus dan mati.

5. Reklamasi Pantai

Reklamasi pantai merupakan kegiatan pemulihan pantai untuk menyelamatkan lahan yang ktitis dan mati untuk menjadi lahan yang lebih produktif.

Adanya lahan kritis dikarenakan ulah penambangan pasir yang dilakukan oleh manusia. Nah dengan reklamasi pantai dan penanaman tembakau ini menjadi Cara Menanggulangi Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Ulah Manusia.

Jika di perhitungkan antara penambangan pasir dan biaya yang dibutuhkan untuk reklamasi pantai tidaklah seberapa. Justru lebih banyak biaya yang digunakan untuk mereklamasi pantai.

Mari Rawat Lingkungan

Demikian tadi beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk menanggulangi kerusakan lingkungan yang terjadi. Lahan ataupun daerah yang sudah terkena bencana, jika tidak segera dilakukan penanggulangan, maka akan terjadi bencana yang sama dari sebelumnya. Bahkan bisa lebih parah dari sebelum-sebelumnya. Untuk itu jaga dan rawatlah lingkungan anda.