Bagaimana cara kalian menjelaskan kepada publik pentingnya pemeriksaan mamografi

Mammografi adalah salah satu cara terbaik untuk mendeteksi kanker payudara, khususnya pada perempuan berumur 50 tahun ke atas. Menurut Breast Cancer Surveillance Consortium, sensivitas mammografi secara keseluruhan mencapai sekitar 37 persen. Artinya, mammografi dapat secara tepat mengidentifikasi sekitar 87 persen perempuan yang betul mengidap kanker payudara. Sensitivitas mammografi pada perempuan berusia di atas 50 tahun lebih tinggi ketimbang yang lebih muda. Sensitivitasnya juga lebih tinggi pada perempuan dengan payudara berlemak.

Apa Itu Mammografi?

Mammografi adalah metode deteksi kanker menggunakan sinar-X dengan kadar rendah. Mammografi bisa menghasilkan citra payudara secara detail. Saat ini mammografi merupakan metode berbasis populasi terbaik yang tersedia untuk mendeteksi kanker payudara pada tahap awal.

Mammografi dapat menunjukkan mikrokalsifikasi yang lebih kecil dari 100 µm. Mikrokalsifikasi adalah bintik kecil seperti kapur pada payudara yang terbentuk dari kalsium. Adanya mikrokalsifikasi bisa menjadi pertanda kanker payudara. Mammografi bahkan bisa mendeteksi kanker payudara jauh lebih dini ketimbang dengan metode periksa payudara sendiri (SADARI).

Kapan Anda Perlu Menjalani Mammografi?

Pemeriksaan Mammografi umumnya dilakukan pada wanita berusia 35 tahun ke atas. Beberapa badan kesehatan menyarankan mammografi dilakukan pada usia 40 tahun ke atas. Tapi, pada prinsipnya, tidak ada ketentuan usia ideal untuk menjalani mammografi. Perempuan berumur 35 tahun ke atas disarankan menjalani mammografi screening satu hingga dua sekali, terutama bila memiliki risiko terkena kanker payudara.

Mengapa Pemeriksaan Mammografi Diperlukan?

Mammografi diperlukan untuk mendeteksi kanker payudara pada wanita. Terdapat dua jenis mammografi berdasarkan tujuannya, yakni:

1. Mammografi screening

Jenis mammografi ini bertujuan mencari tanda-tanda kanker. Mammografi screening umumnya rutin dilakukan setiap tahun untuk melihat apakah ada perubahan pada jaringan payudara. Fungsinya adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin. Deteksi dini kanker payudara bisa meningkatkan peluang kesembuhan dan menyediakan lebih banyak pilihan pengobatan.

2. Mammografi diagnostik

Jenis mammografi ini bertujuan membantu diagnosis pada perempuan yang memiliki tanda kanker payudara. Jika dalam mammografi screening ditemukan ada gejala seperti benjolan, dokter bisa merekomendasikan mammografi diagnostik. Tanda kanker payudara lain yang memungkinkan mammografi diagnostik antara lain adanya keluhan nyeri pada payudara serta keluarnya cairan dari putting.

Siapa Saja yang Memerlukan Pemeriksaan Mammografi

Secara umum, perempuan berusia di atas 35 tahun memerlukan pemeriksaan mammografi guna mengetahui adanya tanda kanker payudara sejak dini. Pemeriksaan ini lebih dibutuhkan bagi perempuan yang masuk kelompok berisiko mengidap kanker payudara.

Kelompok yang memiliki risiko kanker payudara antara lain:

1. Berumur lebih dari 50 tahun

Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang berusia di atas 50 tahun. Menurut penelitian, risiko tertinggi kanker payudara ada pada perempuan berumur lebih dari 70 tahun.

2. Hamil di atas usia 30 tahun

Perempuan yang hamil saat usianya lebih dari 30 tahun lebih berisiko terkena kanker payudara dibanding yang umurnya lebih muda. Penyebabnya adalah adanya mutasi genetik seiring dengan bertambahnya usia.

3. Paparan estrogen dan progesteron

Perempuan yang mendapat menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun dan mengalami menopause di atas usia 55 tahun didapat lebih berisiko mengidap kanker payudara. Sebab, ada paparan estrogen dan progesteron dalam waktu lama.

4. Menjalani terapi hormon

Risiko kanker payudara lebih tinggi pada perempuan yang menjalani terapi hormon saat memasuki masa menopause. Terapi ini dilakukan untuk memulihkan hormon seksual perempuan. Risiko meningkat jika terapi berjalan selama lebih dari 5 tahun.

5. Ada riwayat kanker payudara pada keluarga

Adanya keluarga yang pernah mengalami kanker payudara berarti risiko terkena kanker payudara lebih tinggi ketimbang yang tidak ada riwayat tersebut.

Anda dapat berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalani mammografi. Berikan penjelasan dan informasi yang lengkap jika ada gejala dan tanda yang berhubungan dengan kanker payudara jika ada.

Sebelum itu, Anda juga dapat memanfaatkan fitur Periksa Gejala Penyakitmu dalam aplikasi Pulse by Prudential kapanpun dan dimanapun. Lengkapi pertanyaan yang diberikan, kemudian teknologi kecerdasan buatan akan memberikan analisanya. Ayo download We Do Pulse sekarang di App Store dan Google Play.

Ditinjau oleh:dr. M Taufik, SpBDokter Spesialis Bedah

Primaya Hospital Tangerang

Referensi: 

https://www.bcsc-research.org/statistics/screening-performance-benchmarks/screening-sens-spec-false-negative
https://www.webmd.com/breast-cancer/mammograms#:~:text=Mammography%20can%20be%20your%20best,can%20increase%20breast%20cancer%20survival.
https://www.medscape.com/answers/1945498-167944/what-is-the-role-of-mammography-in-breast-cancer-screening

Mamografi (mammografi) adalah prosedur pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X atau rontgen dosis rendah untuk mengambil gambar jaringan payudara. Tes pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan atau perubahan abnormal pada jaringan payudara, termasuk untuk mengetahui keberadaan kanker.

Mamografi adalah prosedur yang sangat bermanfaat bagi wanita, terutama yang memiliki faktor risiko kanker payudara. Meski demikian, prosedur pemeriksaan ini tidak dapat mencegah kanker payudara.

Mammografi bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dengan mendeteksi kanker payudara sedini mungkin. Semakin cepat mammografi dilakukan, kanker akan lebih mudah diobati dan bahkan disembuhkan, sehingga terhindar dari kondisi kanker yang parah.

Kapan perlu dilakukan mamografi?

Mammografi perlu dilakukan bila Anda merasakan adanya benjolan di payudara, perubahan bentuk, kulit, puting, atau gejala kanker payudara lainnya, setelah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan klinis oleh dokter. Pada kondisi ini, mamografi dibutuhkan untuk mendiagnosis masalah tersebut.

Namun, umumnya Anda memerlukan pemeriksaan kanker payudara lain, seperti MRI, biopsi, atau USG payudara untuk memastikan diagnosis tersebut, apakah terkait kanker atau tidak.

Selain itu, mammografi juga bisa dilakukan meski Anda tidak merasakan gejala apapun pada payudara Anda. Pada kondisi ini, mammografi dibutuhkan untuk mendeteksi dini keberadaan tumor atau sel kanker yang mungkin tidak terasa.

Deteksi dini dengan mamografi ini perlu dilakukan oleh seluruh wanita, terutama yang memiliki faktor risiko kanker payudara, baik yang berisiko tinggi maupun rata-rata.

Bagi wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara, pemeriksaan mammografi bisa dimulai sebelum usia 40 tahun. Konsultasikan dengan dokter kapan waktu yang tepat untuk Anda memulai pemeriksaan mammografi dan seberapa rutin harus dilakukan.

Namun, secara umum, American Cancer Society merekomendasikan, pemeriksaan mamografi perlu dimulai pada wanita usia 40 hingga 44 tahun. Pada usia inilah mamografi dapat mendeteksi bila ada payudara yang tidak normal pada seorang wanita.

Kemudian, pada usia 45 hingga 54 tahun, wanita perlu melakukan tes mamografi setiap tahun. Baru pada usia 55 tahun ke atas, tes mammografi boleh dilakukan setiap 2 tahun sekali. Namun, bagi yang ingin melanjutkan pemeriksaan setahun sekali tidak masalah.

Beberapa ahli berpendapat tes rutin mamografi boleh berhenti pada usia 74 tahun ke atas. Pasalnya, wanita yang lebih tua, yakni di atas 75 tahun, tidak terbukti memiliki risiko kanker yang potensial. Dengan demikian, melakukan mamografi pada usia tersebut dirasa sudah tidak lagi bermanfaat.

Penting untuk dipahami, risiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Itulah mengapa semua wanita usia menopause harus melakukan mammografi secara teratur. Namun sebenarnya, kapan Anda harus mulai mendapatkan mammografi, harus seberapa rutin dilakukan, dan kapan harus berhenti, perlu didiskusikan dengan dokter.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani mamografi

Sebelum menjalani mammografi, sebaiknya Anda memperhatikan hal-hal di bawah ini agar lebih siap dalam menjalaninya serta hasilnya pun lebih optimal:

  • Pilihlah rumah sakit atau pusat kesehatan yang sudah tepercaya dalam melakukan mammografi.
  • Pilihlah fasilitas mammografi yang sama setiap kali pemeriksaan agar dapat dengan mudah dibandingkan dari tahun ke tahun.
  • Berkonsultasi dengan dokter. Beri tahu gejala dan riwayat kesehatan Anda serta hasil mammogram sebelumnya (jika ada) pada dokter.
  • Jadwalkan tes mamografi Anda satu minggu setelah menstruasi selesai, saat payudara dalam keadaan normal. Sebab, payudara akan lebih terasa nyeri atau bengkak saat seminggu sebelum atau sedang menstruasi.
  • Jangan gunakan deodoran, antiperspiran, losion, krim, atau parfum di ketiak atau payudara saat hari pemeriksaan. Bahan-bahan ini bisa terlihat saat prosedur skrining dan menimbulkan kebingungan.
  • Gunakan baju atasan berkancing atau kemeja agar lebih mudah dilepas saat pemeriksaan.

Perlu diketahui, mamografi adalah prosedur yang terkadang menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman pada payudara Anda. Namun, jangan khawatir, hal ini hanya dirasakan sementara dan tidak semua wanita akan merasakan hal tersebut.