Aspek budaya berpengaruh pada komunikasi interpersonal yang efektif

individu butuh dipahami dan dengan memahami latar belakang itulah, komunikasi interpersonal yang akan terbentuk menjadi ideal diatara kedua pihak.

Bab ini membahas mengenai kultur sebagai salah satu dasar dari komunikasi interpersonal. Adapun terdapat dua sudut pandang mengenai budaya itu sendiri. yang prtama, the cultural evolution approach atau biasa dikenal dengan Darwinism yaitu perkembangan manusia secara bertahap mulai dari bentuk paling awal hingga menjadi homo sapiens.pendekatan ini percaya bahwa budaya berkembang bersama dengan perkembangan yang dialami oleh manusia. Pendekatan lainnya yaitu cultural relativism approach yang berpendapat bahwa setiap budaya memliki ciri khas tersendiri namun tiak ada satu kebudayaan yang lebih dominan dari yang lainnya.

BUDAYA/ CULTURE

Budaya mengandung pengertian  sebagai sebuah pola gaya hidup sekelompok masyarakat yang diwariskan dari generasi sebelumnya kegenerasi saat ini melalui komunikasi. budaya baik dalam bentuk kepercayaan, ilia-nilai, norma, artifak, dan bahasa terbentuk dan berkembang didalam kelompok masyarakat tersebut. budaya tersebut dikembangkan malalui komunikasi, bukan melalui pewarisan genetic. Hal ini karena, tidak seperti rasa tau warna kulit, budaya merupakan sesuatu yang abstrak dan memiliki differensiasi satu sama lain.

ENKULTURASI, IDENTITAS ETNIK, DAN AKULTURASI (Enculturation, Ethnic Identity, And Acculturation)

·         Enkuturasi (Enculturation) merupakan sebuah proses dimana individu mempelajari sebuah kesatuan budaya dimana ia dilahirkan atau merupakan budaya asli individu tersebut. Sebagai contoh warga korea yang mempelajaari budaya korea

·         Identitas Etnik (Ethnic Identity), merupakan komitmen atau ikatan kepada sebuah pola hidup dan kepercayaan dari budaya tersebut. identitas etnik terbentuk melalui proses enkulturasi dimana kita telah “melebur” kedalam budaya tertetu an menimbulkan rasa keterikatan pada budaya tersebut. sebagai contoh: warga korea yang mempelajari budaya korea  kemudian hidup sesuaai dengan pola-pola/ajaran yang dimiliki kebudayaan korea.

·         Akulturasi ( Acculturation) adalah proses dimana kita mulai mengenal dan mempelajari kebudayaan baru yang berbeda dari kebudayaan asli kita (native culture) baik norma, nilai, artifak, bahasa, dll dan memodifikasinya/ mencampurkannya dengan kebudayaan yang kita miliki. Sebagai contoh: warga korea tersebut muai mempelajari kebudayaaan amerika, dan mencampurkannya dengan kebudayaan aslinya(korea).

NILAI-NILAI DAN KEPERCAYAAN (Cultural Beliefs And Values)

Setiap individu meliki latar belakang kebudayaan yang mempengaruhi nilai-nilai, kepercayaan, serta pola pikir dan bahkan pola interaksi yang mereka miliki. Dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, terjadi perpindahan individu, transformasi budaya,dll yang mendorong kita untuk dapat berkomunikasi berbasis variasi kebudayaan tersebut. kita harus sadar  bahwa budaya dengan segala nilai dan kepercayaannya memiliiki pengaruh besar terhadap komunikasi interpersonal.

 RELEVANSI BUDAYA (The Relevance Of Culture)

Budaya sangatrelevan saat ini mengingat perubahan demografis (sebuah negara tiak hanya diisi oleh indiviu dengan latar beakang udaya yang sama, mis: amerika oleh eropa,asia, kaukasia,afrika,dll), peningkatan senistifitas akan  variasi budaya (bukan lagi “daerah baru, budaya baru”, melainkan “sambut budaya lama, dan perkaya dengan budaya baru”, hubungan ekonomi antar Negara (mis: antara jepang dan amerika), serta kemajuan teknologi komunikasi dan informasi (internet, broadcasting, dll)  membuat komunikasi anatr budaya (dan antar bangsa) menjadi lebih mudah dan murah . namun, terdapat ukuran yang berbda diantara satu buadaya dengan budaya lainnya. Keefektifan sebuah komunikasi serta pedekatan yang dilakukan dalam komunikasi tersebut bisa jadi sangat jauh berbeda persentasinya jika dibandingkan diantara beberapa budaya. Sebagai contoh: kebudayaan asia dan kebudayaan amerika. Ketika kebudayaan amerika berbasis pada pencapaian tujuan dan cenderung alienisasi, kebudayaan asia justru menekankan adanya waktu-waktu lebih untuk saling mengenal satu sama lain dan memiliki ritme lebih lambat dalam pola kerja dibandingkan masyarakat amerika.

BAGAIMANA PERBEDAAN ANTAR BUDAYA (How Cultures Differ)

Perbedaan antar budaya dapat dibagi dan dilihat berdasarkan dimensi-dimensi  berikut:

·         Jarak Kekuasaan (Power Distance). Di beberapa kultur, terdapat ppembagian kekuasaan yang jelas diantara masyrakat. Entah kekuasaan tersebut dimiliki oleh beberapa golongan yang dibagi berdasarkan aturan tertetu, miisal: india dengan system kasta, atau inggris masa lampau berdasarkan status kebangsawanan. Namun, di beberapa budaya pula,seperti I swedia, amerika serikat , atau Australia, setiap masyarakat cenderung memiliki kedudukan yang sama dan penilaian sepenuhnya tergantung pada individu masing-masing. Kenyataannya,  pembagian kekuasaan  memberikan pengaruh terhadap komunikasi interpersonal yang dimiliki individu dalam budaya tersebut. sebagai contoh: sepasang kekasih diindia tidak akan direstui pernikahannya jika dianggap kasta (pembagian kekuasaan menurut hindu) diantara keduanya berbeda.

·         Budaya Maskulin Dan Feminine (Masculine And Feminine Power)

Dalam beberapa budaya, terdapat orientasi mengenai pembagian kekuasaan serta kedudukan dan peran social dalam masyarakat. Disatu budaya, orientasi tersebut dapat dominan kearah maskulin (assertive,kompetitif, ambisius beroriantasi pada kesuksesan materi) seperti jepang, Austria, venezuela dan itali. Namun, dibeberapa Negara seperti swedia, belanda,dan irlandia, orientasi feminine (dilihat dari gaya hidup yang fashionable , pandangan bahwa kualitas adalah hal utama, mengutamakan kedekatan personal, negosiasi & kompromi diutamakan serta cenderung “lembut”) justru lebih dominan. Komunikasi interpersonal diantara kedua orientasi ini sudah pasti memiliki bentuk yang bebreda dan memerlukan adaptasi dari kedua pihak.

·         Orientasi individualis dan kolektif/kelompok(individualist and collectivist orientations).Beberapa budaya lebih berorientasi pada nilai-nilai individualism (pencapaian prestasi, hedonism, mengejar kesuksesan,dll) dimana keduayaan yang lain menganggap kebersamaan adalah hal utama (saling menghargai, membantu sesama, tenggang rasa, dll). Negara dengan orientasi individual seperti amerika, Australia, dan inggris sudah pasti memiliki pendekatan komunikasi yang berbeda dengan individu dari Negara-negara berorientasi kelompok seperti Venezuela, meksiko, dan Guatemala. Walaupun beresiko konflik, pengembangan komunikasi interpersonal diantara kedua budaya ini memerlukan sikap “saling memahami & bahkan mengalah” diantara keduanya.

·         Budaya high dan low context. Budaya juga dibedakan berdasar informasi yang dibuat oleh individu tersebut bersifat eksplisit atau inplisit. budaya High context materi serta bahasa yang digunakan lebih bersifat implisit danmemerlukan pemahaman yang mendalam dan berpotensi menimbulkan multi interpretasi diantara individu yang berbeda. Negara-negara seperti uni-emirat arab, jepang, dan amerika latin memliki budaya high context yang amat kental. Disisi lain, budaya low context justru lebih menekankan kata-kata yang bersifat eksplisit dan biasanya lebih mudah dimengerti karena menggunakan pendekatan verbal yang dominan. Negara dengan budaya low contest  seperti amerika serikat, jerman, dan swedia).

·         Prinsip-prinsip komunikasi interpersonal

Aspek budaya berpengaruh pada komunikasi interpersonal yang efektif
      Komunikasi interpersonal adalah komunikasi diantara individu-individu dengan latar belakang kultur, nilai, kepercayaan, dan pola perilaku yang ebrbeda.

Aspek budaya berpengaruh pada komunikasi interpersonal yang efektif
      Dalam menghadapi variasi buadaya di komunikasi interspersonal, terdapat beberapa panduan dasar yaitu :

Tambah wawasan diri kita dengan mengenal kebudayaan-kebudayaan lain selain budaya yang kita miliki, kenali perbedaan-perbedaan antar budaya baik dalam skala kecil maupun besar, hilangkan stereotype dan mulai melihat orang lain sebagaimana proibadi yang ia miliki, bukan latar belakang budayanya, berkomunikasi sesuai situasi, kondisi, dan pribadi masing-masing individu mengingat tiap orang mungkinmemiliki pola interaksi yang berbeda-beda sesuai kulturnya, dan yang terakhir adalah kurangi etnosentritas atau berfokus pada budaya sendiri dan diri sendiri dalam komunikasi. Tiap