Arti warna biru yang biru yang terpancar dari tubuh sang buddha memiliki arti

Panji Buddhis Enam Warna atau Sadvarna Dvhaja tersebut bermakna :


BIRU dari warna rambut Buddha, melambangkan Bakti atau Pengabdian.

KUNING EMAS 

dari warna kulit Buddha, melambangkan Kebijaksanaan.

MERAH TUA

dari warna darah Buddha, melambangkan Cinta Kasih.

PUTIH

dari warna tulang dan gigi Buddha, melambangkan Kesucian.

JINGGA

adalah warna yang diambil dari warna telapak tangan, kaki, dan bibir Buddha yang melambangkan Semangat.

Arti warna biru yang biru yang terpancar dari tubuh sang buddha memiliki arti


Seperti yang dituturkan Col. HS. Olcott dalam buku-nya yang berjudul

‘Old Dairy Leaves’, tentang sejarah terciptanya Bendera Buddhis internasional.

Pada suatu ketika di bulan Februari 1885, kawan-kawanku dari Colombo (Sri Lanka) yang tergabung dalam Panitia Pertahanan Buddhis Sri Lanka (Buddhist Defense Committee), mendapat sebuah gagasan untuk membuat Bendera yang bisa dijadikan simbol dan lambang yang kelak dapat diterima oleh semua sekte Umat Buddha di dunia. “Hal tersebut akan dapat membantu usaha saya untuk mempersatukan Umat Buddha di dunia, yang saya rintis sejak saya terjun dalam Buddha Dharma. Dengan adanya titik-titik ketidak-samaan yang begitu banyak antara ajaran Agama Buddha Aliran Utara dengan Ajaran Aliran Selatan, pekerjaan untuk mempersatukan pendapat mereka sungguh saya rasakan kesulitan-nya”, ujar Olcott. Mereka menyarankan agar Bendera Buddhis Internasional tersebut dibentuk dalam warna-warni aura atau cahaya yang ke luar dari tubuh Buddha Gautama

ketika Beliau mencapai kesucian di bawah Pohon Bodhi di Bodh Gaya.

Pada Hari Raya Waisak tahun 1885, Bendera tersebut pertama kali mulai dikibarkan

di hampir semua Vihara dan rumah penduduk di Sri Lanka”, demikian tulis Olcott.
Arti warna biru yang biru yang terpancar dari tubuh sang buddha memiliki arti
Warna-warni ini disusun secara vertikal, lalu di sebelah-nya ada kelima warna ini yang disusun secara horizontal. Setiap warna mempunyai arti yang berbeda.

Warna-warni horizontal 


melambangkan perdamaian abadi dari ras-ras yang ada di dunia 
dan keharmonisan dalam kehidupan bersama.

Warna-warni vertikal melambangkan perdamaian di dalam dunia ini.

Secara singkat, Bendera Buddhis memberikan makna bahwa


tidak ada diskriminasi ras ataupun kebangsaan, kedaerahan ataupun warna kulit,
bahwa semua makhluk mempunyai potensi mencapai kesucian menjadi Buddha
dan mempunyai karakteristik Kebuddhaan.
* BIRU dari warna rambut Buddha, melambangkan Bakti atau Pengabdian.

* KUNING EMAS 

dari warna kulit Buddha, melambangkan Kebijaksanaan.

* MERAH TUA

dari warna darah Buddha, melambangkan Cinta Kasih.

* PUTIH

dari warna tulang dan gigi Buddha, melambangkan Kesucian.

* JINGGA

adalah warna yang diambil dari warna telapak tangan, kaki, dan bibir Buddha yang melambangkan Semangat.

Adapun makna sebenarnya istilah ‘Prabhasvara’ adalah

bersinar sangat terang atau cemerlang. Untuk lebih detailnya, dapat di-download pada link : https://docs.google.com/open?id=0B6a5vK3IVP_0MDA2ZmNmNDYtZjI1Mi00NWZkLWI0ZDEtMWY0NjFjYTFkODQ1 Sumber : * http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/lumbini/Lumbini%2004.pdf

* Majalah Media Cetak Lumbini - Edisi 04/IX/2009 Tahun II, Halaman 15 - 17


Page 2


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by jeffrinamarlisa on Fri, 10 Jun 2022 20:11:27 +0700 with category Ujian Nasional and was viewed by 345 other users

Jawaban:

Makna bendera Buddhis adalah tidak adanya diskriminasi ras maupun kebangsaan, kedaerahan, atau warna kulit, bahwa semua makhluk berpotensi mencapai kesucian menjadi Buddha dan memiliki karakteristik kebuddhaan

penjelasan:

Warna-warni pada bendera Buddhis adalah warna biru, kuning, merah, putih, dan jingga atau merah muda yang disusun secara vertikal, ditambah garis vertikal keenam yang terdiri dari lima warna yang disusun horizontal. Setiap warna mempunyai arti berbeda. Warna-warni horizontal melambangkan perdamaian abadi dari ras-ras yang ada di dunia dan keharmonisan dalam kehidupan bersama. Warna vertikal melambangkan perdamaian dunia.

Makna bendera buddhis adalah tidak adanya diskriminasi ras maupun kebangsaan, kedaerahan, atau warna kulit, bahwa semua makhluk berpotensi mencapai kesucian menjadi Buddha dan memiliki karakteristik kebuddhaan.

Makna Panji Buddhis Enam Warna atau Sadvarna Dvhaja:

1. Biru (Nīla) dari warna rambut Sang Buddha melambangkan bakti atau pengabdian,

2. Kuning emas (Pīta) dari warna kulit Sang Buddha melambangkan kebijaksanaan,

3. Merah tua (Lohita) dari warna darah Sang Buddha melambang cinta kasih,

4. Putih (Odāta) dari warna tulang dan gigi Sang Buddha melambang kesucian,

5. Jingga (Manjesta) dari warna telapak tangan, kaki dan bibir Sang Buddha yang melambangkan semangat,

Gabungan kelima warna di atas (Prabhasvara) melambangkan gabungan kelima faktor yang tersebut di atas (makna sebenarnya istilah Prabhasvara adalah bersinar sangat terang atau cemerlang).

semoga membantu kak:)

Baca Juga: Coba Buat gambar ilustrasi berdasarkan cerita yang anda buat!​


en.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.


Arti warna biru yang biru yang terpancar dari tubuh sang buddha memiliki arti

Warna-warni pada bendera Buddhis adalah warna biru, kuning, merah, putih, dan jingga atau merah muda yang disusun secara vertikal, ditambah garis vertikal keenam yang terdiri dari lima warna yang disusun horizontal. Setiap warna mempunyai arti berbeda. Warna-warni horizontal melambangkan perdamaian abadi dari ras-ras yang ada di dunia dan keharmonisan dalam kehidupan bersama. Warna vertikal melambangkan perdamaian dunia.

Makna bendera Buddhis adalah tidak adanya diskriminasi ras maupun kebangsaan, kedaerahan, atau warna kulit, bahwa semua makhluk berpotensi mencapai kesucian menjadi Buddha dan memiliki karakteristik kebuddhaan.

Makna Panji Buddhis Enam Warna atau Sadvarna Dvhaja

  1. Biru (Nīla) dari warna rambut Sang Buddha melambangkan bakti atau pengabdian,
  2. Kuning emas (Pīta) dari warna kulit Sang Buddha melambangkan kebijaksanaan,
  3. Merah tua (Lohita) dari warna darah Sang Buddha melambang cinta kasih,
  4. Putih (Odāta) dari warna tulang dan gigi Sang Buddha melambang kesucian,
  5. Jingga (Manjesta) dari warna telapak tangan, kaki dan bibir Sang Buddha yang melambangkan semangat,
  6. Gabungan kelima warna di atas (Prabhasvara) melambangkan gabungan kelima faktor yang tersebut di atas (makna sebenarnya istilah Prabhasvara adalah bersinar sangat terang atau cemerlang).

Nah bagaimana Teman, setelah mengetahui informasi ini, semoga Teman semua dapat lebih mendalami dan mengamalkan arti nya dalam kehidupan ini ya...

Sumber : Wikipedia

Arti warna biru yang biru yang terpancar dari tubuh sang buddha memiliki arti

Ketika Waisak menjelang seperti saat ini, salah satu ornamen Buddhis yang paling sering terlihat adalah bendera Buddhis yang terdiri dari 6 warna, yaitu biru, kuning, merah, putih, oranye, dan gabungan kelima warna tersebut.

Bagaimana asal mula lahirnya bendera Buddhis dan apa maknanya? Ini dia jawabannya.

Cerita tentang sejarah terciptanya bendera Buddhis internasional dikutip dari buku Old Dairy Leaves yang dituturkan oleh Colonel Henry Steel Olcott (1832-1907), salah satu pendiri Perhimpunan Theosofi dan Presiden Internasional yang pertama dari perhimpunan tersebut.

Pada suatu ketika di bulan Februari 1885, teman-teman Olcott dari Colombo (Sri Lanka) yang tergabung dalam Panitia Pertahanan Buddhis Sri Lanka (Buddhist Defence Committee) yang diketuai oleh Bhikkhu Sumangala, mendapat sebuah gagasan untuk membuat bendera yang dapat menjadi simbol dan lambang yang kelak dapat diterima oleh semua aliran umat Buddha di dunia.

Hal tersebut merupakan sebuah ide yang sangat bagus dan ketika hal itu dicetuskan, dengan serta-merta Olcott melihat adanya potensi di dalam bendera semacam itu, yang dapat digunakan sebagai lambang persatuan di kemudian hari.

“Hal tersebut akan dapat membantu usaha saya untuk mempersatukan umat Buddha di dunia, yang saya rintis sejak saya terjun dalam Buddha Dharma. Dengan adanya titik-titik ketidaksamaan yang begitu banyak antara ajaran agama Buddha aliran Utara dengan ajaran aliran Selatan, pekerjaan untuk mempersatukan pendapat mereka sungguh sulit,” ujar Olcott.

“Namun, melihat dasar fundamental yang sama antara aliran Utara dan Selatan, maka saya masih mempunyai harapan untuk dapat mempersatukan pendapat mereka dalam merencanakan sebuah bendera persatuan yang dapat diterima oleh semua pihak,” tulis Olcott selanjutnya.

Dalam usaha merencanakan bendera Buddhis tersebut, kolega-kolega Olcott dari Sri Lanka mendapat sebuah ide yang sangat orisinil dan unik sekali. Mereka menyarankan, agar bendera Buddhis internasional tersebut dibentuk dari warna-warna aura atau cahaya yang keluar dari tubuh Buddha ketika mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodhgaya.

Mereka berpendapat, bendera yang dibuat dari warna-warna aura Buddha, pasti dapat meniadakan perdebatan-perdebatan antar aliran. Semua aliran tanpa terkecuali, telah lama menerima tradisi warna aura Buddha ini. Sama seperti yang telah mereka terima mengenai gambar dan bentuk patung-patung Buddha.

Dalam tulisannya, Olcott selanjutnya mengatakan, “Kepada panitia, kami menyarankan agar bendera Buddhis tersebut tidak mempunyai atau mengandung arti politik dalam bentuk apapun dan harus mempunyai arti serta nilai keagamaan yang mendalam!”

Kemudian panitia membuat sketsa-­sketsa percobaan dari calon bendera Buddhis tersebut. Sebuah sketsa kemudian diajukan oleh panitia, yaitu bendera berbentuk panjang berkelok-kelok seperti ular. Olcott merasa bendera panjang tersebut tidak praktis, dan akan sulit untuk dibawa dalam prosesi. Selain itu, bendera seperti itu tidak indah bila dipasang di dinding.

“Saya mengusulkan bentuk bendera yang biasa saja. Setelah contohnya selesai dibuat, bendera tersebut disetujui oleh seluruh anggota panitia dengan suara bulat. Dalam waktu singkat, bendera ini telah menawan hati umat Buddha,” lanjut Olcott.

“Pada Hari Raya Waisak tahun 1885, bendera tersebut pertama kali mulai dikibarkan di hampir semua vihara dan rumah penduduk di Sri Lanka,” tulis Olcott.

Warna-warni yang terdapat pada bendera Buddhis adalah warna biru, kuning, merah, putih, dan oranye. Warna-warni ini disusun secara vertikal lalu di sebelahnya ada gabungan kelima warna ini yang disusun secara horizontal. Setiap warna mempunyai arti yang berbeda. Warna-warni horizontal melambangkan perdamaian abadi dari ras-ras yang ada di dunia dan keharmonisan dalam kehidupan bersama. Warna vertikal melambangkan perdamaian di dunia ini.

Warna biru berasal dari warna rambut Buddha melambangkan bakti atau pengabdian; kuning emas dari warna kulit Buddha melambangkan kebijaksanaan; merah tua dari warna darah Buddha melambang cinta kasih; putih dari warna tulang dan gigi Buddha melambang kesucian; oranye adalah warna yang diambil dari warna telapak tangan, kaki dan bibir Buddha yang melambangkan semangat; dan gabungan kelima warna melambangkan gabungan kelima faktor yang telah disebutkan di atas. Gabungan kelima warna tersebut dikenal dengan istilah “Prabhasvara”, yang berarti bersinar sangat terang atau cemerlang.

Secara singkat, bendera Buddhis memberikan makna bahwa tidak ada diskriminasi ras ataupun kebangsaan, kedaerahan ataupun warna kulit, bahwa semua makhluk mempunyai potensi mencapai kesucian menjadi Buddha dan mempunyai karakteristik ke-Buddha-an. (samaggi-phala.or.id)