sudah dipastikan bagi orang tua yang menyekolahkan anaknya ke Sekolah Menengah Kejuruan memiliki harapan setelah lulus nanti anaknya memiliki kemampuan vokasi dan bisa langsung terserap di industri atau dunia kerja. Tujuan dari SMK menurut Uwe adalah pendidikan kejuruan tingkat dasar yang berorientasi pada praktik dalam bidang-bidang seperti pertukangan, kesehatan, bisnis, industri, pertanian dll. Pencari kerja yang tidak mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja akan tereliminasi dengan sendirinya. Hal ini tentu harus dipersiapkan dengan matang agar setiap lulusan mampu bersaing dalam mendapatkan pekerjaan. Dapat disimpulkan bahwa SMK adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja dan mengembangkan eksistensi sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilihnya, maka sudah seharusnya SMK memfasilitasi peserta didik dalam pemilihan, penempatan dan penyesuaian jurusan/kompetensi keahlian yang dipilih agar mampu mempersiapkan dan mengembangkan potensi tersebut pada dunia kerja. bagi lulusan SMK, ada beberapa hal yang harus dilakukan sebagai bekal mempersiapkan diri menuju dunia kerja bagi lulusan SMK. Berikut adalah hal yang harus dipersiapkan peserta didik jenjang SMK untuk menghadapi hal tersebut. 1. Sikap dan etos kerja
2. Kompetensi peserta didik SMK dibekali dengan ilmu-ilmu sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilihnya. Ilmu pengetahuan tersebut terangkum dalam kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah melalui peraturan kementrian pendidikan dan kebudayaan. Peserta didik SMK harus mampu menguasai materi yang diberikan oleh tenaga pengajar dan diharapkan bisa mengimplementasikan ilmu yang didapat pada dunia kerja sesuai dengan kompetensi keahlian yang dijalani. 3. Mampu berwirausaha Salah satu kelebihan dari SMK adalah adanya pendidikan kewirausahan, setiap peserta didik dibekali dengan ilmu kewirausahaan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik agar siap berwirausaha. Tidak ada salahnya lulusan SMK membuka usaha secara mandiri dan mampu membuka lapangan pekerjaan baru.
Pendidikan yang semakin maju menuntut siswa untuk belajar dengan giat lagi. Proses pembelajaran di sekolah dirasa kurang untuk mendapati ilmu yang berlimpah. Pelajar Indonesia diharapkan mampu menjadi pelajar yang bisa membanggakan Indonesia di kancah dunia. Kesungguhan belajar dapat mewujudkan semua ini. Namun, dalam proses belajar siswa diharapkan mampu menjadi siswa yang aktif dan kreatif. Dengan kata lain, agar pelajar dapat memahami pelajaran dengan caranya sendiri. Siswa aktif dan kreatif ini adalah bekal Indonesia di masa depan. Yang diharapkan menjadi generasi kebanggaan bangsa yang dapat memajukan Indonesia. Tapi sebagian dari pelajar bingung dan tidak mengetahui bagaimana cara menjadi siswa aktif dan kreatif tersebut ? Berikut beberapa cara agar seorang siswa dapat menjadi aktif dan kreatif: 1. Menggunakan kemampuan untuk berusaha, bertanya dan berpikir Sebelumnya, pelajar harus dilandasi dengan niat yang sungguh-sungguh untuk belajar. Dengan adanya niat yang ikhlas, akan muncul pelajar yang dengan sendirinya berkeinginan untuk berusaha secara maksimal, tidak malu-malu untuk bertanya dan berpikir dengan kritis. Niat yang ikhlas dalam belajar akan mengawali untuk menjadi siswa yang aktif dan kreatif serta berprestasi. 2. Melakukan riset maupun analisis sederhana Setelah berusaha maka pelajar diharapkan mampu untuk melakukan riset dan analisis sederhana dengan tujuan untuk memperlebar jangkauan ilmu pengetahuan. Riset dan analisis ini dilakukan dengan cara berpikir kritis. Jika terdapat sebuah permasalahan, para siswa diharapkan mampu menguraikan masalah dengan mencari benang merah solusi penyelesaiannya. 3. Mempelajari dan mengembangkan ide-ide serta konsep-konsep yang baru dan menantang Ketika pelajar menemui ide-ide dan konsep yang cermelang diharapkan untuk mampu mengembangkan ide dan konsep yang dimiliki agar ide dan konsep tersebut menjadi sebuah ide-ide yang dapat bermanfaat untuk semua orang. Mengembangkan ide yang didapatkan ini bisa berkolaborasi dengan rekan sejawat atau guru yang berkompeten di sekolah. Ide sederhan pun bisa menjadi luar biasa jika dikembangkan dengan sungguh-sungguh. 4. Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah Untuk menjadi siswa aktif dan kreatif, diharapkan pelajar memiliki kemampuan dalam mengatasi berbagai masalah yang dialaminya. Pelajar yang memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah adalah pelajar yang sangat hebat dan kreatif. Memecahkan masalah dengan cara sederhana adalah salah satu contoh bentuk sikap kreatifnya. Jangan pula siswa menyerah jika ditimpa sebuah permasalahan. Teruslah berjuang. Evaluasi diri. Tingkatkan kualitas pribadi. 5. Belajar disiplin dengan mengatur waktu yang baik Waktu merupakan sesuatu yang mutlak tidak dapat dibeli, tidak dapat mundur dan tidak dapat dimajukan. Oleh sebab itu, pelajar diharapkan mampu memanagemen waktu yang dimilikinya. Mengatur sedemikian rupa agar setiap detik yang dilalui menjadi detik yang bermanfaat. Dengan manajemen waktu yang baik, para siswa mampu memanfaatkan waktu yang dimilikinya dengan kegiatan bermanfaat. Mulailah belajar memanajemen waktu dari sekarang. Manajemen waktu untuk belajar, organisasi, membantu orangtua, atau juga berbisnis semenjak jenjang sekolah. 6. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan kontinu Belajar dan belajar. Itu adalah hal yang harus selalu dilakukan oleh siswa yang beringinan menjadi siswa aktif , kreatif dan berprestasi. Belajar tidak boleh setengah-setengah. Belajar harus dilakukan secara rutin atau kontinu. Belajar dengan rutin, managemen waktu pun akan tertata dengan baik. 7. Mampu menerapkan pembelajaran melalui tindakan Setelah belajar dengan konsep-konsep teori. Pelajar diharapkan mampu mengaplikasikan melalui tindakan terhadap apa yang dipelajarinya secara teoritis. Menyeimbangkan antara kemampuan teori dan praktek itu adalah hal yang luar biasa bagi seorang pelajar. 8. Melakukan banyak kegiatan secara berkelompok atau diskusi Menurut saya, pembelajaran yang bisa menjadikan siswa aktif adalah dengan menggunakan metode kelompok dan diskusi. Dengan melemparkan satu pokok permasalahan, siswa akan dapat aktif dalam berdiskusi dan bertukar pendapat dengan teman-temannya. 9. Mampu menumbuhkan dan melakukan interaksi sosial Kebanyakan dari pelajar-pelajar hebat adalah pelajar-pelajar yang kurang bergaul dengan lingkungan sekitar, Mereka hanya sibuk dengan buku-buku. Itu juga merupakan hal yang keliru, pelajar yang hebat itu mampu bergaul dengan masyarakat dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. 10. Mampu menyeimbangkan antara belajar dengan organisasi Point terakhir yang menurut saya yang bisa menjadikan seorang pelajar yang aktif, kreatif dan inovatif adalah mampu menyeimbangkan antara belajar dengan organisasi. Jangan sampai belajar tertinggal karena organisasi dan jangan sampai organisasi dilupakan karena belajar. Dengan kata lain “Belajar itu nomor satu , tetapi organisasi tidak boleh di nomor duakan” Sepuluh poin diatas menurut saya jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, maka pelajar dapat menjadi siswa yang aktif , kreatif dan beprestasi. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.
KEMENKO PMK – Pendidikan vokasi salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi fokus pemerintah dalam menciptakan lulusan sumber daya manusia yang siap kerja. Hal itu guna menyongsong era bonus demografi tahun 2030 serta menuju Generasi Indonesia Emas di tahun 2045. Berdasarkan data pokok pendidikan SMK, saat ini setidaknya terdapat 14.464 SMK yang tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai jurusan. Sedangkan, jumlah siswa SMK mencapai 5.073.285 orang. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan bahwa pendidikan SMK harus mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja. Bahkan, sebelum tamat dari sekolah mestinya para siswa SMK harus sudah bekerja. “Saya berharap siswa-siswa SMK itu memang disiapkan untuk kerja. Karena itu, mereka harus sudah kerja sebelum tamat. Jadi dia sudah biasa bekerja sebelum tamat. Jangan sampai nanti sudah tamat baru belajar kerja. Itu bedanya SMA dengan SMK,” ujar Menko PMK saat meninjau pembangunan Workshop Alat Berat di SMK Muhammadiyah (SMKM) Berau, Kalimantan Timur, Selasa (2/11). Menko PMK didampingi Wabup Berau Gamalis dan Forkopimda. Menurut Muhadjir, agar siswa SMK lebih siap dalam menghadapi dunia kerja maka diperlukan pembiasaan mulai dari pendidikan di sekolah. Salah satunya yaitu dengan menghadirkan suasana kerja termasuk peralatan yang sudah berteknoologi digital yang sesuai perkembangan dunia industri. Sebagai contoh, ungkapnya, keberadaan workshop alat berat di SMK Muhammadiyah Berau sangat penting dan bisa dijadikan contoh sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan situasi pekerjaan yang nantinya akan dihadapi khususnya oleh para siswa jurusan Teknik Mesin. “Ini menjadi sangat mutlak dimiliki oleh semua SMK. Kalau perlu tidak ada ruang kelas, kelasnya ya di tempat workshop itu. Di sini beri kursi-kursi, nanti gurunya di situ memberi penjelasan, kemudian langsung lihat bendanya apa yang harus dilakukan. Jadi lebih konkret. Kalau hanya diceritakan di kelas saja nanti ngga dapat apa-apa,” paparnya. Ia pun berpesan agar Kepala SMK tidak hanya memikirkan tujuan untuk memperbanyak jumlah siswa, akan tetapi memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan lulusan SMK yang benar-benar produktif. Begitu juga para guru diminta untuk lebih peka dalam menyiapkan mental dan karakter siswa SMK yang siap menjadi tenaga kerja. “Yang paling penting sekali adalah karakter dan mental itu sebenarnya. Dia (siswa) tidak boleh lagi kalau sudah masuk SMK itu terus main-main, masih keluyuran. Harus tahu betul bahwa waktu itu untuk bekerja, untuk berproduktif. Nanti kalau itu sudah terbentuk, percaya sama saya, orang berhasil itu karena kerja. Tidak ada istilahnya orang tidak bekerja keras terus berhasil,” tandas Menko PMK. (*) |