Apakah jerawat batu bisa hilang dengan sendirinya

Jika tak kunjung hilang, bisa diobati ke dokter

Apakah jerawat batu bisa hilang dengan sendirinya

Artikel ditulis oleh Nevy

Dilansir dari Mayo Clinic, jerawat kistik atau yang lebih dikenal dengan istilah jerawat batu menjadi salah satu jenis jerawat yang parah.

Jerawat tersebut terbentuk dari lapisan kulit dalam akibat penyumbatan, yang dipicu oleh penumpukan sel kulit mati.

Selain sel kulit mati, jerawat kistik dapat muncul akibat terperangkapnya bakteri di dalam pori-pori, yang berujung menginfeksi kulit.

Bakteri tersebut memicu infeksi, sehingga benjolan besar yang berisi nanah pun terbentuk pada permukaan kulit.

Jerawat jenis ini memicu rasa sakit ketika tidak sengaja tersentuh. Ketahui lebih lanjut terkait penyebab dan cara menghilangkannya di bawah ini.

Baca juga: 10 Penyebab Jerawat di Rahang dan Leher, Moms Perlu Tahu!

Kenali Ciri Fisik untuk Penanganan yang Tepat

Dilansir dari Healthline, jerawat kistik memiliki ciri utama, yaitu benjolan merah besar yang hampir serupa dengan bisul.

Teksturnya lunak dan menimbulkan rasa sakit saat disentuh. Rasa sakit tersebut terkadang tidak dirasakan beberapa orang.

Selain benjolan merah, berikut ini beberapa ciri fisik jerawat kistik:

  • Benjolan besar tanpa mata.
  • Nanah yang keluar setelah jerawat matang dan pecah.

Jerawat kistik umumnya ditemui pada wajah. Meski demikian, jerawat dapat dijumpai pada area tubuh lainnya, seperti dada, area belakang telinga, serta punggung.

Hal yang menyebalkan dari jerawat kistik adalah, dapat bertahan berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Setelah pecah, jerawat memicu perubahan warna kulit yang terkena menjadi lebih gelap. Bekasnya pun sulit hilang.

Baca Juga: Jerawat Papula, Benjolan Kecil Merah tanpa Nanah di Dalamnya

Ini yang Menjadi Penyebab Jerawat Kistik

Apakah jerawat batu bisa hilang dengan sendirinya

Foto: Punya Jerawat Kistik? Begini Cara Menghilangkannya

Foto: wajah berjerawat (Orami Photo Stock)

Sama seperti jenis jerawat lainnya, jerawat kistik juga dipicu oleh penyumbatan pori-pori akibat kelebihan minyak, sel kulit mati, dan kotoran di permukaan kulit.

Kondisi tersebut membuat bakteri penyebab jerawat berkembang biak, kemudian menginfeksi jaringan kulit.

Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi faktor pemicu penyumbatan pori-pori:

  • Memiliki riwayat kulit berjerawat yang diturunkan dari orangtua.
  • Mudah berkeringat. Keringat berlebih memicu bakteri lebih mudah berkembang biak.
  • Penggunaan produk kosmetik atau skincare yang tidak sesuai dengan jenis kulit.

Selain penyumbatan pori-pori akibat beberapa faktor tersebut, jerawat kistik dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dalam tubuh.

Pemicunya sendiri adalah produksi hormon androgen yang berlebihan. Hormon tersebut berfungsi untuk mendukung kinerja organ seksual seseorang.

Selain itu, hormon dapat merangsang kelenjar minyak untuk menghasilkan sebum. Jika produksinya berlebihan, pori-pori akan tersumbat, sehingga memicu jerawat.

Ketidakseimbangan hormon tersebut umumnya terjadi di masa pubertas, menjelang siklus haid, hingga menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Baca juga: Beda Jenis Jerawat, Beda Pula Cara Mengatasinya! Ketahui Ragamnya Berikut Ini

Cara Menghilangkan Jerawat Kistik

Apakah jerawat batu bisa hilang dengan sendirinya

Foto: Punya Jerawat Kistik? Begini Cara Menghilangkannya

Foto: skincare (Orami Photo Stock)

Langkah paling efektif untuk mengatasi jerawat kistik yang tidak kunjung hilang dalam waktu yang lama adalah memeriksakan diri ke dokter.

Umumnya dokter akan mendiagnosis gangguan kulit tersebut berdasarkan penampilan kulit.

Setelah menentukan jenisnya, dokter akan menentukan perawatan apa yang cocok dan sesuai dengan jenis kulit.

Berikut ini beberapa jenis pengobatan yang diberikan dokter untuk mengatasi jerawat kistik:

1. Obat Topikal

Obat topikal ini terdiri dari salep atau krim, yang diresepkan tergantung pada usia, lokasi, dan tingkat keparahan jerawat.

Obat ini termasuk ke dalam jenis perawatan jerawat dan efektif dalam meredakan gejala yang muncul.

Beberapa kandungan dapat obat topikal yang umum digunakan, seperti:

  • Benzoil peroksida, yang berfungsi untuk membunuh bakteri penyebab jerawat.
  • Retinoid, yang berfungsi untuk menghilangkan jerawat sekaligus komedo.
  • Asam azelaic, yang berfungsi untuk mengatasi masalah warna kulit tidak merata.

Selama proses pengobatan berlangsung, Moms tidak diperbolehkan memencet jerawat, karena dapat memperlambat proses penyembuhan.

Kebiasaan buruk tersebut juga dapat menyebabkan infeksi menyebar, dan menimbulkan bekas luka yang sulit dihilangkan.

2. Antibiotik

Dilansir dari American Academy Dermatology of Association, antibiotik dibutuhkan untuk mengatasi jerawat kistik yang disebabkan oleh bakteri.

Tujuannya adalah mengurangi jumlah bakteri, sehingga peradangan pun berkurang. Kekurangan obat ini adalah, tidak dapat menekan produksi minyak.

Dilihat dari fungsinya yang kurang optimal, pemberian obat ini biasanya dikombinasikan dengan obat lainnya. Artinya, tidak digunakan sebagai obat tunggal.

Penggunaannya biasanya sebagai tambahan untuk melengkapi benzoil peroksida agar manfaatnya dapat terasa lebih optimal.

Penggunaan antibiotik hanya boleh dilakukan dalam jangka pendek. Jika sudah membaik, pemakaiannya akan dihentikan.

3. Terapi Hormon

Dilansir dari Acne.org.au, terapi hormon menjadi salah satu langkah yang dilakukan untuk menghilangkan jerawat kistik.

Sprinolakton menjadi salah satu jenis obat yang digunakan dalam terapi hormon. Fungsinya adalah mengatasi peradangan jerawat.

Obat jenis ini juga dapat menurunkan produksi minyak berlebih pada wajah, yang berpotensi tinggi menyumbat pori-pori.

Meski efektif, penggunaan obat tersebut dapat memicu efek samping bagi penderita penyakit tertentu. Jadi, sebaiknya digunakan dengan hati-hati.

4. Isotretinoin

Isotretinoin menjadi obat lain yang digunakan untuk mengatasi jerawat kistik. Penggunaannya harus dibawah pengawasan dokter.

Dosisnya perlu diperhatikan, karena disesuaikan dengan berat badan penderita.

Pengobatan terakhir ini direkomendasikan jika pengobatan sebelumnya tidak membuahkan hasil.

Beberapa efek samping penggunaan yang bisa saja dialami, seperti nyeri sendi, bibir pecah-pecah, hingga kerusakan hati.

Obat ini juga tidak direkomendasikan untuk ibu hamil, karena dapat memicu kelahiran prematur, kelainan bawaan, hingga kematian janin.

Itulah serba-serbi terkait dengan jerawat kistik. Apakah Moms pernah mengalaminya?

Pilih pengobatan yang tepat dan sesuai dengan kulit agar hasilnya maksimal dan tidak menimbulkan komplikasi lanjutan, ya.

Sumber

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/multimedia/cystic-acne/img-20006234
  • https://www.aad.org/public/diseases/acne/derm-treat/severe-acne
  • https://acne.org.au/treatments/acne-medication/hormonal-treatments/
  • https://www.healthline.com/health/beauty-skin-care/cystic-acne

Berapa lama biasanya jerawat batu akan hilang?

Jerawat batu muncul dari lapisan kulit yang lebih dalam, sehingga penyembuhannya membutuhkan waktu yang lebih lama mungkin sampai beberapa minggu.

Apakah jerawat batu jika dibiarkan akan hilang?

“Jika kamu senang memencet jerawat, sebaiknya hentikan kebiasaan tersebut sekarang juga. Alih-alih sembuh, mengeluarkan isi jerawat dengan menekan menggunakan tangan yang tidak steril justru memperparah kondisi jerawat pada wajah, lo.

Jerawat batu hilangnya pakai apa?

Cara Menghilangkan Jerawat Batu dengan Obat Antibiotik: Meringankan peradangan jerawat batu. Dapsone: Khusus untuk jerawat yang meradang pada wanita dewasa. Asam salisilat dan asam azelaic: Sifat antibakterinya mencegah terjadinya penyumbatan di folikel rambut yang dapat menyebabkan jerawat.

Mengapa jerawat batu susah hilang?

Salah satu jenis jerawat yang paling sulit diatasi adalah jerawat batu. Jerawat batu disebabkan karena infeksi terjadi pada lapisan lebih dalam dan kondisi peradangan lebih parah dari jerawat biasa. Hal ini menyebabkan jerawat batu lebih besar, lebih keras, dan lebih susah dihilangkan.