Apakah harga cup dan sendok masuk biaya variabel

Memulai bisnis kopi tentu tidak bisa asal berbisnis. Anda perlu menganalisis berbagai hal yang harus dilakukan dan dibutuhkan dalam memulai usaha kopi atau kedai kopi. Memperhitungkan segala sesuatunya dengan detail akan membuat bisnis yang Anda jalankan lebih terkonsep. Berikut adalah analisis bisnis kopi seperti dikutip dari Pengusahasukses.com.

1. Asumsi

- Masa pemakaian gerobak/tempat jualan 5 tahun

- Masa pemakaian kompor dan gas 5 tahun

- Masa pemakaian mesin coffee grinder 5 tahun

- Masa pemakaian panci 5 tahun

- Masa pemakaian meja 5 tahun

- Masa pemakaian kursi 5 tahun

- Masa pemakaian timba 3,5 tahun

- Masa pemakaian alat pengocok 3,5 tahun

- Masa pemakaian penyaring kerucut 3,5 tahun

- Masa pemakaian pisau 3,5 tahun

- Masa pemakaian wadah 3,5 tahun

- Masa pemakaian sendok 3,5 tahun

- Masa pemakaian gelas 3,5 tahun

- Masa pemakaian nampan 3,5 tahun

- Masa pemakaian serbet 3,5 tahun

- Masa pemakaian peralatan lainnya 3,5 tahun

2. Investasi

Peralatan dan Harga

- Gerobak/tempat jualan Rp2.312.600

- Kompor dan gas Rp317.600

- Mesin coffee grinder Rp1.232.200

- Panci Rp218.300

- Meja Rp1.232.500

- Kursi Rp1.821.350

- Timba Rp32.450

- Alat pengocok Rp21.200

- Penyaring kerucut Rp23.500

- Pisau Rp11.850

- Wadah Rp76.900

- Sendok Rp72.200

- Gelas Rp152.800

- Serbet Rp52.400

- Nampan Rp21.400

- Peralatan tambahan lainnya Rp31.250

Jumlah investasi Rp7.630.500

Biaya Tetap Nilai

- Penyusutan etalase/gerobak 1/62 x Rp2.312.600 = Rp37.300

- Penyusutan kompor dan gas 1/62 x Rp317.600 = Rp5.123

- Penyusutan mesin coffee grinder 1/62 x Rp1.232.200 = Rp19.874

- Penyusutan panci 1/62 x Rp218.300 = Rp3.521

- Penyusutan meja? 1/62 x Rp1.232.500 = Rp19.879

- Penyusutan kursi? 1/62 x Rp1.821.350 = Rp29.377

- Penyusutan timba 1/44 x Rp32.450 = Rp738

- Penyusutan alat pengocok 1/44 x Rp21.200 = Rp482

- Penyusutan penyaring kerucut 1/44 x Rp123.300 = Rp2,802

- Penyusutan pisau 1/44 x Rp11.850 = Rp269

- Penyusutan wadah 1/44 x Rp76.900 = Rp1.748

- Penyusutan sendok 1/44 x Rp72.200 = Rp1.641

- Penyusutan gelas 1/44 x Rp152.800 = Rp3.473

- Penyusutan serbet 1/44 x Rp52.400 = Rp1.191

- Penyusutan nampan 1/44 x Rp21.400 = Rp486

- Penyusutan peralatan lainnnya? 1/44 x Rp31.250 = Rp710

- Gaji karyawan Rp1.450.000

Total Biaya Tetap Rp1.578.613

Biaya Variabel

- Kopi Rp128.500 x 30 = Rp3.855.000

- Gula pasir Rp64.000 x 30 = Rp1.920.000

- Air galon Rp30.000 x 30 = Rp900.000

- Susu kental manis Rp65.000 x 30 = Rp1.950.000

- Pelengkap lainnya Rp43.000 x 30 = Rp1.290.000

- Pengemas Rp15.000 x 30 = Rp450.000

- Gas LPG Rp17.500 x 30 = Rp525.000

- Sewa tempat Rp18.000 x 30 = Rp540.000

- Air dan listrik Rp14.000 x 30 = Rp420.000

Total Biaya Variabel Rp11.850,000

Total Biaya Operasional

Biaya tetap + biaya variabel = Rp13.428.613

Pendapatan per Bulan

110 gelas x Rp5.000 = Rp550.000

Rp550,000 x 30 hari = Rp16.500.000

Keuntungan per Bulan

Laba = Total Pendapatan ? Total Biaya Operasional

Rp16.500.000 ? Rp13.428.613 = Rp3.071.387

Lama Balik Modal

Total Investasi/Keuntungan = Rp7.630.500 : Rp3.071.387 = 2 bln

Berdasarkan analisis usaha kopi di atas, disimpulkan jika dengan modal sejumlah nilai investasi Rp7.630.500 biaya tetap Rp1.578.613, lalu pengeluaran dengan nilai variabel Rp11.850.000 dengan total biaya operasional yang dikeluarkan sebesar Rp13.428.613, jumlah pendapatan yang dihasilkan selama sebulan dari bisnis kopi yakni Rp16.500.000. Dengan begitu, keuntungan bisnis kopi selama sebulan sebesar Rp3.071.387. Selain itu, balik modal dalam bisnis kopi ini juga membutuhkan waktu yang tak lama yakni selama 2 bulan.

Baca Juga: Lukas Enembe Datangkan Tim Dokter Singapura dan Dibayar Pakai APBD, Eh Ada yang Nyeletuk: Enak Banget Ya...

Sahabat Rangkul Teman dalam sebuah bisnis terdapat dua jenis biaya yang harus dikeluarkan, ialah biaya tetap dan juga biaya variabel. Pada kali ini kita akan membahas biaya tetap dan biaya variabel secara mendalam. Yuk ketahui lebih dalam apa itu biaya tetap dan variabel.

Apakah harga cup dan sendok masuk biaya variabel

Daftar Isi

  • Pengertian Biaya Tetap dan Biaya Variabel
  • Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
  • Jenis Biaya Tetap & Contohnya
  • Jenis Biaya Variabel & Contohnya
  • Rumus Biaya Tetap dan Rumus Biaya Variabel Beserta Cara Menghitungnya

Pengertian Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Pada dasarnya, biaya tetap merupakan biaya yang tidak terpengaruh dengan adanya perubahan lainnya. Menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), biaya tetap adalah biaya perusahaan yang jumlah besarannya tidak ditentukan oleh volume kegiatan perusahaan, apakah itu terkait produksi maupun dalam penjualan, biaya tetap ini seperti gaji yang dikeluarkan perusahaan untuk karyawan, pembayaran bunga, biaya sewa, adanya depresiasi, dan biaya asuransi (fixed cost).

Dalam akuntansi, biaya tetap merupakan jenis biaya yang tidak mengalami perubahan atau dapat dikatakan sebagai statis. Biaya tetap juga akan dikenakan pada saat tidak ada kegiatan atau proses produksi yang dilakukan maupun saat melakukan banyak kegiatan sekali pun. Beberapa contoh yang termasuk ke dalam biaya tetap ialah seperti gaji pegawai, uang sewa gedung, hingga biaya cukai.

Dapat dilihat berdasarkan contoh yang telah disebutkan, biaya-biaya tersebut harus selalu dibayarkan oleh perusahaan ataupun pelaku bisnis walaupun tidak menghasilkan output barang dan/atau jasa apa pun.

Selain biaya tetap, nyatanya pelaku usaha ataupun perusahaan mengeluarkan biaya variabel untuk menjalankan bisnisnya. Biaya variabel adalah biaya yang selalu mengalami perubahan yang dikeluarkan perusahaan/pelaku bisnis. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pada jumlah produk yang akan dibuat/diproduksi oleh perusahaan tersebut.

Prinsip dari biaya variabel ialah semakin besar jumlah produksinya maka semakin besar pula biaya yang dikeluarkan dari pelaku bisnis/perusahaan tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya, semakin kecil jumlah produksinya, maka semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Adanya perubahan pada harga variabel ini dipengaruhi oleh fluktuasi aktivitas perusahaan tersebut.

Baca Juga: Fluktuasi Adalah: Pengertian dan Penyebabnya

Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Setelah kita mengetahui tentang biaya tetap dan variabel, selanjutnya kita akan membahas perbedaan biaya tetap dan biaya variabel. Yuk simak ulasan berikut ini tentang perbedaan biaya variabel dan biaya tetap

  • Dilihat dari segi waktu

Biaya tetap merupakan pengeluaran yang biasanya tidak terjadi setiap hari. Biaya tetap bisa dikeluarkan selama beberapa periode seperti per bulan, per tahun ataupun per beberapa tahun sekali. Sementara itu, biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan dengan rentang waktu lebih pendek, bisa saja seminggu sekali ataupun tiap hari.

  • Dilihat berdasarkan penentuan harganya

Perbedaan selanjutnya ialah berdasarkan penentuan harga. Walaupun jumlahnya besar, biaya tetap sangat jarang digunakan sebagai dasar penentuan suatu harga barang dan/atau jasa. Hal ini berbeda dengan biaya variabel dimana pada biaya ini menjadi salah satu dasar penentuan harga suatu barang dan/atau jasa.

  • Dilihat berdasarkan nominal pembayaran

Selanjutnya perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel dilihat dari jumlah atau nominal pembayaran. Biaya tetap umumnya memiliki nominal yang jauh lebih tinggi daripada biaya variabel. Bahkan jika perusahaan berada pada profitabilitas nol atau dalam arti lain tidak mendapatkan untung, nominal dari biaya tetap tidak akan berubah. Berbeda halnya dengan biaya variabel dimana nominal ataupun jumlah yang dikeluarkan jauh lebih rendah dan dapat disesuaikan dengan keadaan keuangan perusahaan.

  • Dilihat berdasarkan segi hubungannya dengan produksi

Pada dasarnya biaya tetap adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi barang. Jika terjadi pengurangan produksi, maka nominal biaya tetap tidak akan berubah. Biaya variabel, di sisi lain, sangat terkait dengan proses produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan.

  • Dibedakan berdasarkan pencatatan keuangan pada akuntansi

Laporan biaya variabel adalah laporan yang dapat dibuat setiap hari, setiap satu minggu, bahkan setiap bulannya berdasarkan arus keluar masuk suatu produk. Di sisi lain, intensitas pembuatan laporan untuk biaya tetap sangat jarang, bisa sebulan, setahun atau beberapa tahun sekali.

Jenis Biaya Tetap & Contohnya

Untuk lebih mengerti dan paham mengenai biaya tetap, yuk simak ulasan berikut tentang contoh apa saja yang termasuk dalam biaya tetap sebagai berikut:

  • Biaya untuk pembayaran sewa Gedung

Contoh pertama dari biaya tetap adalah biaya sewa properti, seperti bangunan, tanah, dll. Meski penghasilan bisnis Kamu sudah turun, Kamu tetap harus membayar sewa gedung, tanah dan sejenisnya. Selain biaya sewa, biaya pembelian properti juga termasuk dalam contoh biaya tetap.

  • Biaya untuk pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB)

Contoh biaya tetap yang lainnya adalah pajak bumi dan bangunan (PBB). Selama luas properti tidak bertambah, maka nominal PBB yang harus dibayarkan perusahaan setiap tahun tidak akan bertambah.

  • Biaya untuk pembayaran asuransi

Setelah Kamu mengikuti program asuransi, perusahaan akan diminta untuk membayar premi Kamu terlepas dari situasi keuangan Kamu. Selain itu, besarnya biaya asuransi biasanya tetap dan tidak mengalami perubahan pada setiap bulannya, sehingga dapat digolongkan sebagai biaya tetap.

  • Biaya penyusutan

Biaya penyusutan merupakan contoh biaya tetap yang juga dapat diklasifikasikan sebagai biaya variabel. Oleh karena itu, banyak orang menyebut biaya penyusutan/depresiasi sebagai biaya campuran atau mixed cost. Pada dasarnya, penyusutan akuntansi dihitung setiap tahun, sehingga secara sah diklasifikasikan sebagai biaya tetap. Namun, ada dua hal yang membedakan biaya penyusutan nominal, yaitu jumlah produksi per tahun dan cara penghitungan penyusutan.

Baca Juga: Apa yang dimaksud dengan depresiasi

Jenis Biaya Variabel & Contohnya

Setelah memahami mengenai contoh dari biaya tetap, ada juga loh contoh-contoh dari biaya variabel diantaranya seperti

  • Biaya untuk pembayaran bahan baku

Contoh pertama dari biaya variabel adalah biaya bahan baku untuk produksi suatu barang dan atau jasa. Biaya bahan baku harus dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi yang diinginkan perusahaan dalam suatu periode tertentu sehingga hal ini dapat dikategorikan sebagai biaya variabel

  • Biaya distribusi barang

Contoh dari biaya variabel adalah biaya pengiriman produk ke distributor hingga ke konsumen. Hal ini juga termasuk kedalam biaya bensin, pengemudi, dll. Biaya distribusi produk jenis ini disebut biaya variabel dimana jumlah biaya bergantung dengan jumlah produk yang didistribusikan.

  • Biaya tenaga kerja atau upah

Contoh biaya variabel selanjutnya adalah upah tenaga kerja langsung, yaitu upah yang dibayarkan kepada pekerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Upah tenaga kerja langsung dibayarkan untuk setiap barang yang diproduksi

  • Biaya untuk komisi penjualan

Beberapa perusahaan memberikan komisi penjualan atau bonus untuk memastikan penjualan terpenuhi atau di atas target. Oleh karena itu, komisi termasuk dalam biaya variabel.

  • Biaya lainnya atau overhead

Biaya lainnya/overhead termasuk ke dalam biaya variabel. Biaya overhead ini merupakan biaya-biaya selain yang telah disebutkan di atas, dan tidak dapat dimasukkan secara rinci ke laporan keuangan. Contoh berbagai biaya overhead itu seperti biaya beli alat tulis, print dokumen-dokumen, konsumsi untuk harian, kebutuhan untuk pengharum ruangan, dll.

Rumus Biaya Tetap dan Rumus Biaya Variabel Beserta Cara Menghitungnya

Untuk menentukan dan menghitung biaya tetap maupun biaya variabel tentunya kita membutuhkan rumus perhitungannya. Berikut ini adalah Rumus Biaya Tetap dan rumus Biaya Variabel Serta Contoh Menghitungnya

  • Rumus Biaya Tetap

Untuk menghitung biaya tetap, rumusnya adalah

FC = TC – (UVC X Quantity)

Keterangan:

FC = Fixed Cost

TC = Total Cost

UVC = Unit Variable Cost

Contoh perhitungannya:

Dimulai pada bulan Mei 2021, PT. X mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp500 juta. Diketahui bahwa kuantitas produksi sebanyak 25 ribu produk dan biaya variabel Rp15 ribu per produknya. Untuk mengetahui biaya tetapnya adalah:

FC = TC – (UVC X Quantity)
= Rp 500,000,000 – (25.000 X Rp 15.000)
= Rp 500.000.000 – Rp 375.000.000
= Rp 125.000.000

Dari contoh diatas, dapat dilihat bahwa biaya tetap yang dikeluarkan pada bulan Mei 2021 oleh PT X adalah sebesar Rp 125 juta.

  • Rumus biaya variabel

Untuk menghitung biaya tetap, rumusnya adalah

VC = TC – FC/ Quantity

Keterangan:

VC = Variable Cost

TC = Total Cost

FC = Fixed Cost

Contoh perhitungannya:

Pada bulan Mei 2021, Andika mengeluarkan biaya produksi totalnya Rp 50 juta, dengan tagihan fixed cost sebesar Rp 5 juta. Andika juga memproduksi 2500 unit barang pada bulan yang sama, maka dapat diketahui biaya variabelnya:

VC = TC – FC/ Quantity
= (Rp 50.000.000 – Rp 5.000.000) / 2.500
= Rp 45.000.000 / 2.500
= Rp 18.000

Jadi biaya variabel yang dikeluarkan oleh Andika pada bulan Mei 2021 adalah sebesar Rp 18 ribu per unit produk.

Apa saja yang termasuk ke dalam biaya variabel?

Beberapa contoh biaya variabel yang perlu kamu ketahui, antara lain yaitu:.
Biaya Bahan Baku. Contoh biaya variabel yang pertama merupakan biaya bahan baku produksi. ... .
Upah Tenaga Kerja Langsung. Contoh biaya variabel yang kedua adalah upah tenaga kerja langsung. ... .
3. Biaya Distribusi Produk. ... .
Komisi Penjualan. ... .
Biaya Overhead..

Apakah kemasan termasuk biaya variabel?

Contoh biaya variabel yaitu biaya bahan baku produksi, biaya tenaga kerja langsung yang dibayar per unit produk atau per jam kerja, biaya komisi penjualan yang dibayar per unit produk yang terjual, biaya kemasan produk, dan lain-lain.

Apa saja ciri ciri biaya variabel?

Ciri-ciri Biaya Variabel.
Adanya perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan perubahan volume..
Biaya per unit relatif konstan, meskipun volume berubah dalam rentang yang relevan..
Biaya variabel dapat dibebankan kepada departemen operasi dengan cukup mudah dan tepat..

Apa saja yang termasuk biaya tetap dan biaya variabel?

Contoh biaya tetap adalah sewa, pajak, gaji, depresiasi, biaya, bea, asuransi, dll. Contoh biaya variabel adalah biaya pengepakan, pengiriman, material yang dikonsumsi, upah, dll.