Apa yang mempengaruhi harga saham di bursa efek

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)AbstractPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji secara empiris bebrapafaktor yang mempengaruhi harga saham Perusahaan Perbankan yang Listing di BursaEfek Indonesia yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Kualitas Aktiva Produktif (KAP),Return on Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return on Risked Assets(RORA), Net Profit Margin (NPM), dan Beban Operasional pada PendapatanOperasional (BOPO).Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan – perusahaanperbankan yang go public di BEI selama periode 2006 – 2009. Data yang diperlukandalam penelitian ini diperoleh dari publikasi laporan keuangan dalam IndonesiaCapital Market Directory dan website Bank Indonesia. Metode analisis data yangdigunakan untuk melakukan pengujian hipotesis adalah analisis regresi linearberganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, harga saham padaperusahaan perbankan yang go public di BEI selama periode 2006 – 2009.dipengaruhioleh Return on Assets (ROA), Return on Risked Assets (RORA), Net Profit Margin(NPM), dan Beban Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) . SedangkanCapital Adequacy Ratio (CAR) Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Loan to DepositRatio (LDR) tidak berpengaruh terhadap harga saham.


Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia


Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Investment, Arus Kas Investasi, Price to Book Value, dan Debt to Asset Ratio terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008-2011 baik secara simultan maupun parsial. Data yang digunakan adalah data sekunder. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh jumlah sampel sebanyak 47 perusahaan dari 133 perusahaan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, Return On Investment, Arus Kas Investasi, Price to Book Value, dan Debt to Asset Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008-2011. Namun secara parsial, hanya Return On Investment, Price to Book Value, dan Debt to Asset Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham. Sedangkan Arus Kas Investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham untuk periode 2008-2011


Keywords

return on investment, arus kas investasi, price to book value, debt to asset ratio, dan harga saham


DOI: https://doi.org/10.55601/jwem.v3i2.202

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

JWEM is indexed in:

         
             
Apa yang mempengaruhi harga saham di bursa efek

Lembaga Penelitian & Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)
Universitas Mikroskil
Jl. Thamrin No. 124 Medan - 20212
Gedung A. 03.L3
Telp. 061-4573767
Email:

Apa yang mempengaruhi harga saham di bursa efek

The JWEM site and its metadata are licensed under a Creative Commons Attribution - NonCommercial - NoDerivs 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0)

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Saham bersifat fluktuatif, bisa naik bisa turun sama halnya dengan harga barang atau komoditi di pasar. Bagi beberapa orang disanalah seninya, bila pasar statis tidak akan menarik minat investor. Buat Sobat yang sudah punya saham di beberapa perusahaan pasti senang banget kalau lihat sahamnya “hijau royo royo” dan mendadak cemas kalau sahamnya jadi “merah merah” tapi ingat jangan panik ya.

Dalam teori ekonomi, naik turunnya harga saham merupakan sesuatu yang lumrah karena hal itu digerakkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jika permintaan tinggi maka harga akan naik, sebaliknya jika penawaran tinggi harga akan turun. Secara umum ada beberapa faktor yang memengaruhi naik turun harga saham suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam perusahaan. Sementara faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar perusahaan.

Faktor Eksternal

1.    Kondisi Fundamental Ekonomi Makro

Faktor ini memiliki dampak langsung terhadap naik dan turunnya harga saham, misalnya:

·      Naik atau turunnya suku bunga yang diakibatkan kebijakan Bank Sentral Amerika (Federal Reserve).

·      Naik atau turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan nilai ekspor impor yang berakibat langsung pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

·      Tingkat inflasi juga termasuk dalam salah satu faktor kondisi ekonomi makro.

·      Pengangguran yang tinggi yang diakibatkan faktor keamanan dan goncangan politik juga berpengaruh secara langsung terhadap naik atau turunnya harga saham.

Selain faktor itu, hubungan antara tingkat suku bunga perbankan dan pergerakan harga saham juga sangat jelas. Ketika suku bunga perbankan melejit, harga saham yang diperdagangkan di bursa akan cenderung turun tajam. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan.: Pertama, ketika suku bunga perbankan naik, banyak investor yang mengalihkan investasinya ke instrumen perbankan semisal deposito. Dengan naiknya suku bunga tersebut, investor dapat meraup keuntungan yang lebih banyak. Kedua, bagi perusahaan, ketika suku bunga perbankan naik, mereka akan cenderung untuk meminimalkan kerugian akibat dari meningkatnya beban biaya. Hal ini terjadi karena sebagian besar perusahaan memiliki utang kepada perbankan.

2.    Fluktuasi Kurs Rupiah Terhadap Mata Uang Asing

Kuat lemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing sering kali menjadi penyebab naik turunnya harga saham di bursa. Secara logika, ini sangat masuk akal. Konsekuensi dari fluktuasi kurs tersebut bisa berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan-perusahaan tertentu, khususnya yang memiliki beban utang mata uang asing.

Perusahaan importir atau perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing akan dirugikan akibat melemahnya kurs. Sebab hal ini akan berakibat pada meningkatnya biaya operasional dan secara otomatis juga mengakibatkan turunnya harga saham yang ditawarkan. Sebagai contoh kasus adalah melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS sering kali melemahkan harga-harga saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

3.    Kebijakan Pemerintah

Kebijakan Pemerintah dapat memengaruhi harga saham meskipun kebijakan itu masih dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Banyak contoh dari kebijakan Pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan utang, kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA), dan lain sebagainya.

4.    Faktor Panik

Berita-berita tertentu dapat memicu kepanikan di salah satu bursa atau saham. Kepanikan ini akan menuntut investor untuk melepas (menjual) sahamnya. Kembali pada hukum permintaan dan penawaran. Kondisi ini akan menyebabkan tekanan jual, sehingga harga saham akan turun. Dalam fenomena panic selling, para investor ingin segera melepas sahamnya tanpa peduli harganya, karena takut harganya akan semakin jatuh. Tindakan ini lebih dipicu oleh emosi dan ketakutan bukan berdasar analisis yang rasional. Hindari menjual saham karena terbawa kepanikan. Analisis lebih dulu saham yang ingin dijual, apakah secara fundamental saham tersebut masih layak dipegang. Memiliki saham yang bagus sama saja seperti memiliki sebagian kecil dari perusahaan yang bagus dan bonafit.

5.    Faktor Manipulasi Pasar

Penyebab naik turun harga saham juga bisa disebabkan karena manipulasi pasar. Manipulasi pasar biasanya dilakukan investor-investor berpengalaman dan bermodal besar dengan memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu demi tujuan mereka, baik menurunkan maupun meningkatkan harga saham. Hal ini sering disebut dengan istilah rumor. Namun penyebab oleh faktor ini biasanya tidak akan bertahan lama. Fundamental perusahaan yang tercermin di laporan keuangan yang akan mengambil kendali terhadap tren harga sahamnya.

Faktor Internal

1.    Faktor Fundamental Perusahaan

Faktor fundamental perusahaan adalah faktor utama penyebab harga saham naik atau turun yang harus selalu dicermati dalam berinvestasi saham. Saham dari perusahaan yang memiliki fundamental baik akan menyebabkan tren harga sahamnya naik. Sedangkan saham dari perusahaan yang memiliki fundamental buruk akan menyebabkan tren harga sahamnya turun.

2.    Aksi Korporasi Perusahaan

Aksi korporasi yang dimaksud di sini berupa kebijakan yang diambil jajaran manajemen perusahaan. Dampaknya dapat mengubah hal-hal yang sifatnya fundamental dalam perusahaan. Contoh dari aksi korporasi adalah terjadinya akuisisi, merger, right issue, atau divestasi.

3.    Proyeksi Kinerja Perusahaan Pada Masa Mendatang

Performa atau kinerja perusahaan dijadikan acuan bagi para investor maupun analis fundamental dalam melakukan pengkajian terhadap saham perusahaan. Di antara beberapa faktor, yang paling menjadi sorotan adalah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaan.

Perusahaan yang menawarkan dividend payout ratio (DPR) yang lebih besar cenderung disukai investor karena bisa memberikan imbal balik yang bagus. Dalam praktiknya, DPR berdampak pada harga saham. Selain itu, EPS juga turut andil terhadap perubahan harga saham. EPS yang tinggi mendorong para investor untuk membeli saham tersebut yang menyebabkan harga saham makin tinggi.

Tingkat rasio utang dan PBV juga memberikan efek signifikan terhadap harga saham. Perusahaan yang memiliki tingkat rasio utang yang tinggi biasanya adalah perusahaan yang sedang bertumbuh. Perusahaan tersebut biasanya akan gencar dalam mencari pendanaan dari para investor. Meskipun demikian, perusahaan seperti ini biasanya juga diminati banyak investor. Sebab jika hasil analisisnya bagus, saham tersebut akan memberikan imbal tinggi (high return) karena ke depannya kapitalisasi pasarnya bisa meningkat.

Banyak jenis investasi yang dapat Sobat manfaatkan, namun ingat tetap berhati-hati pilihlah investasi yang legal dan pastinya berada dibawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lakukan analisis yang mendalam, jangan mengambil keputusan karena terbawa emosi dan terpengaruh opini orang lain. Seperti kata Peter Lynch, seorang nvestor saham terkenal asal Amerika Serikat, “Know what you own, and know why you own it”.

Sumber:

https://www.idx.co.id/produk/saham/

https://www.cermati.com/artikel/faktor-faktor-penyebab-naik-turunnya-harga-saham-apa-saja

http://scdc.binus.ac.id/financeclub/2018/05/5-faktor-penyebab-naik-turunnya-harga-saham/

https://www.sahamok.com/apa-penyebab-harga-saham-naik-atau-turun/

Apa saja yang dapat mempengaruhi harga saham?

Di antara beberapa faktor, yang paling menjadi sorotan adalah tingkat dividen tunai, tingkat rasio utang, rasio nilai buku/Price to Book Value (PBV), earnings per share (EPS), dan tingkat laba suatu perusahaan.

Apa yang menyebabkan naik turunnya harga saham?

Volatilitas pasar saham sering menjadi penyebab harga saham turun, bahkan untuk perusahaan dengan fundamental bisnis yang kuat sekalipun. Penurunan pasar bisa disebabkan oleh beberapa alasan: perubahan ekonomi, aksi ambil untung setelah aksi unjuk rasa yang kuat, dan peristiwa geopolitik.

Apakah faktor

6 Faktor Mempengaruhi Harga Saham.
Kinerja Perusahaan..
Tren Ekonomi..
Tingkat Bunga Kredit..
Permintaan dan Penawaran..
Likuiditas dan Aliran Dana..
Kesepakatan Bisnis..

Apakah bursa efek sama dengan saham?

Sejatinya, bursa saham adalah istilah lain dari bursa efek. Bursa merupakan tempat jual beli, sedangkan menurut UU No. 8 Tahun 1995, efek adalah barang yang didagangkan di tempat jual beli tersebut. Contoh efek yang dimaksud adalah surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi.