Apakah energi yang dihasilkan respirasi aerob lebih besar dibanding pada respirasi anaerob?

Respirasi aerob dan anaerob merupakan tahapan penting pada kehidupan makhluk hidup. Sebab, respirasi merupakan suatu proses untuk menghasilkan energi yang didapatkan melalui tahapan pemecahan glukosa.

Secara umum, proses respirasi terbagi menjadi dua jenis berdasarkan kebutuhan oksigen pada setiap prosesnya, yaitu respirasi aerob dan anaerob. Tentu saja diantara kedua jenis respirasi ini terdapat perbedaan, bahkan masing-masing prosesnya memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pengertian Respirasi Aerob dan Anaerob

Perbedaan antara respirasi aerob dan anaerob bisa dengan muda kita ketahui melalui pengertiannya. Respirasi aerob maupun anaerob memiliki definisi yang sudah pasti berbeda sehingga mampu menggambarkan setiap proses yang terjadi.

1. Pengertian Respirasi Aerob

Respirasi aerob merupakan suatu proses perubahan glukosa menjadi energi yang membutuhkan oksigen (O2) dalam jumlah cukup banyak. Energi yang dihasilkan akan sangat berguna untuk kelancaran tugas reguler makhluk hidup demi mempertahankan hidupnya.

2. Pengertian Respirasi Anaerob

Sementara respirasi anaerob adalah kebalikan dari aerob. Dikatakan demikian karena proses pemecahan glukosa dalam tubuh makhluk hidup untuk dijadikan energi tidak memerlukan oksigen sama sekali. Meski begitu, proses anaerob tetap menghasilkan energi meski dalam jumlah kecil.

Perbedaan Respirasi Aerob dan Anaerob

Jika dilihat dari proses terjadinya, sudah pasti respirasi aerob dan anaerob memiliki sejumlah perbedaan yang signifikan. Beberapa perbedaan tersebut antara lain:

Apakah energi yang dihasilkan respirasi aerob lebih besar dibanding pada respirasi anaerob?
tumblr

1. Kelebihan Proses Respirasi Aerob & Anaerob

Pada tiap tahapannya, kedua proses ini memiliki kelebihan masing-masing yang dimiliki. Respirasi aerob memerlukan oksigen sebagai bahan baku utama dalam memecah glukosa untuk menghasilkan energi sangat tinggi.

Total energi yang dihasilkan dari proses aerob sebanyak 38 ATP. Energi ini belum dikurangi dengan energi yang diperlukan pada saat transpor elektron sebanyak 2 ATP sehingga diperoleh jumlah energi sisa 36 ATP.

Sementara itu, kelebihan respirasi anaerob nampak pada definisinya. Jenis respirasi ini tidak memerlukan oksigen namun mengandalkan jumlah nitrogen, sulfur, dan karbon di alam sekitarnya.

2. Kekurangan Setiap Proses Respirasi Aerob & Anaerob

Dalam suatu proses apapun, kelebihan tentu hadir dengan segala kekurangan yang tak bisa dipisahkan. Begitu juga dengan proses dua jenis respirasi ini.

Kekurangan respirasi aerob adalah diperlukannya oksigen dalam jumlah sangat besar dengan tahapan cukup lama. Ada empat tahapan rumit yang perlu dilalui untuk menghasilkan energi sebesar 38 ATP.

Sedangkan respirasi anaerob mempunyai kekurangan pada jumlah energi yang dihasilkan jika dibandingkan dengan energi hasil proses aerob, yaitu hanya sebesar 2 ATP setiap kali siklus respirasi terjadi.

3. Faktor Siklus Respirasi

Perlu kita ketahui, untuk menghasilkan energi yang diperlukan oleh makhluk hidup, ada beberapa tahapan yang harus dilewati. Mulai dari mengumpulkan bahan baku yang dibuthkan, proses terjadinya respirasi hingga memperoleh hasil energi yang dibutuhkan. Nah, bahan-bahan yang diperlukan pada setiap proses aerob dan anaerob memiliki sejumlah perbedaan.

Proses respirasi aerob membutuhkan dua bahan pokok, yaitu oksigen dan glukosa. Sementara proses respirasi anaerob hanya membutuhkan glukosa dengan proses glukolisis dan fermentasi agar bisa menghasilkan sejumlah energi yang dibutuhkan.

4. Tempat Terjadinya Proses Respiras

Perbedaan selanjutnya yang perlu kita ketahui pada respirasi aerob dan anaerob adalah tempat proses tersebut berlangsung. Meski kedua proses penting ini sama-sama terjadi di dalam sel, tetapi keduanya berada pada bagian yang tak sama.

Respirasi aerob terjadi pada bagian sel yang disebut mitokondria. Proses respirasi ini juga terjadi pada hampir semua mahkluk hidup yang ada di muka bumi. Sedangkan, respirasi anaerob hanya terjadi pada sebagian sel seperti sel darah merah, otot, bakteri, dan juga ragi, tepatnya pada bagian sel yang disebut sebagai sitoplasma.

5. Tahapan, Proses dan Rumusan

Adapun beberapa tahapan yang cukup panjang pada setiap jenis respirasi yang terjadi pada tubuh makhluk hidup. Namun, proses respirasi aerob diketahui memiliki tahapan yang lebih kompleks dibanding respirasi anaerob beserta rumusannya.

Proses respirasi terdiri dari empat tahapan, mulai dari glikolisis yang terdiri dari tahapan persiapan dan tahapan oksidasi. Setelah itu, tahapan yang kedua adalah proses dekarboksilasi oksidatif asam piruvat.

Tahapan ketiga adalah siklus krebs yang bukan hanya terdiri dari satu proses tunggal, melainkan melalui pembentukan asam sitrat yang disusul dengan proses regenerasi asam oksaloasetat. Kemudian tahapan terakhirnya adalah transpor elektron untuk menghasilkan sejumlah energi yang dibutuhkan.

Proses yang cukup panjang ini menghasilkan energi cukup banyak untuk menyokong segala kegiatan makhluk hidup secara umum. Sesuai dengan bahan-bahan yang diperlukan, yaitu oksigen dan juga glukosa maka rumusan dari respirasi satu ini adalah sebagai berikut:

C6H12O6 + 6O2 > 6CO2 + 6H2O + energi

Sementara itu, proses respirasi anaerob juga memiliki tahapan khusus beserta rumusan yang sudah pasti berbeda dengan respirasi aerob tersebut di atas. Dalam respirasi anaerob, bahan dasar yang diperlukan hanyalah glukosa. Zat ini kemudian akan dijadikan energi melalui proses glukolisis dan juga fermentasi.

Tentu saja, hasil yang akan didapatkan sudah pasti berbeda. Ada dua rumusan untuk respirasi anaerob, yaitu alkohol dan asam laktat. Kedua perbedaan ini diperoleh melalui proses pemecahan glukosa yang tidak terpisah secara sempurna sehingga pada akhirnya berubah menjadi karbondioksida dan air.

Namun pecahan tersebut kemudian membentuk suatu ikatan baru sehingga tercipta alkohol dan juga asam laktat. Bisa diartikan pula, pada proses fermentasi yang menjadi tahapan terakhir dari respirasi anaerob ini terjadi dua jenis fermentasi yang berbeda. Adapun rumusannya sebagai berikut:

  • Respirasi anaerob fermentasi alkohol

1 C6H12O6 > 2NADH + 2 ATP + etanol

  • Respirasi anaerob fermentasi asam laktat

1 C6H12O6 > 2 ATP + asam laktat

6. Hasil Respirasi Aerob dan Anaerob

Bukan hanya sekadar menghasilkan produk utama dalam bentuk energi yang berguna untuk segala aktivitas suatu makhluk hidup, proses respirasi ini juga menghasilkan produk sampingan.

Perlu kita ketahui, setiap tahapan proses aerob dan anaerob ternyata menghasilkan produk yang berbeda. Hal ini terjadi karena bahan dan proses respirasi yang terjadi tidak pernah sama.

Nah, berikut ini hasil yang diberikan oleh kedua proses respirasi tersebut, baik hasil utama maupun hasil sampingannya.

  • Energi Pada Setiap Proses

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, energi utama yang dihasilkan pada proses respirasi aerob sebesar 38 ATP yang kemudian berubah menjadi 36 ATP. Hal ini terjadi karena adanya pengurangan energi untuk keperluan transpor elektron. Sementara respirasi anaerob hanya menghasilkan energi sebesar 2 ATP.

  • Hasil Sampingan Pada Setiap Proses

Dari semua tahapan yang dilalui, respirasi aerob mempunyai hasil sampingan berupa karbon dioksida atau CO2 dan air. Tentu saja hal ini sudah pasti berbeda dengan proses respirasi anaerob yang tidak bisa memecah glukosa secara sempurna. Oleh karena itu, akibatnya akan terbentuk suatu ikatan dengan zat lain, seperti misalnya zat asam.

karena terjadi pembongkaran sempurna yang terjadi pada oksidasi asam piruvat dalam respirasu aerob. Dari proses ini dihasilkan CO2 dan H2O serta energy yang lebih banyak , yaitu 38 ATP dan faktor lainnya karena menggunakan O2.

Mengapa respirasi aerob lebih banyak menghasilkan energi dibandingkan respirasi anaerob yang sama sama memecahkan satu molekul glukosa?

Jawaban: Respirasi anaerob menghasilkan energi yang lebih sedikit dibandingkan respirasi aerob, karena pada proses pernafasan aerob, dengan adanya oksigen, proses oksidasi lebih sempurna, sehingga energi yang dihasilkan lebih banyak daripada pernafasan anaerob yang mengalami oksidasi tidak sempurna.

Mengapa jumlah ATP yang dihasilkan pada respirasi anaerob lebih sedikit dibanding respirasi aerob?

Jumlah ATP yang dihasilkan pada respirasi anaerob lebih sedikit dibanding respirasi aerob karena proses respirasi anaerob tidak menggunakan oksigen, sehingga sel tidak memiliki akseptor elektron alternatif untuk memproduksi ATP.

Mengapa fermentasi adalah respirasi anaerob?

Fermentasi adalah salah satu jenis respirasi anaerob, sementara contoh dari respirasi aerob adalah fotosintesis. Dua kegiatan ini sangat bertolak belakang, dan dari segi hasil, fotosintesis (respirasi aerob) cenderung menghasilkan energi yang lebih besar dan menguntungkan dibandingkan fermentasi.

Apakah proses respirasi aerob menghasilkan energi?

Proses respirasi aerob akan menghasilkan energi yang jauh lebih besar dibandingkan proses respirasi anaerob. Respirasi aerob umumnya menghasilkan energi sebesar 36 ATP, sementara respirasi anaerob hanya menghasilkan energi sebesar 2 ATP.

Apakah tumbuhan melakukan respirasi anaerob?

Pada organisme anaerob, pembongkaran zat sumber tenaga (glukosa) berlangsung tanpa melibatkan oksigen. Pembongkaran semacam ini disebut respirasi anaerob. Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun (stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob.

Apakah proses fermentasi terjadi dalam kondisi anaerob?

Energi yang dihasilkan dalam proses fermentasi dapat digunakan ketika tidak ada oksigen yang cukup untuk proses respirasi berlangsung. Produksi ATP lebih lambat dalam respirasi dilengkapi dengan proses fermentasi. Fermentasi terjadi dalam kondisi anaerob tetapi respirasi terjadi lebih dalam kondisi aerobik.