Apakah Discount rate sama dengan suku bunga?

F. Pratama

Mahasiswa/Alumni Universitas Putra Indonesia YPTK

07 Juli 2022 13:43

Jawaban terverifikasi

Jawabannya adalah B Pembahasan: Discount rate disebut juga dengan tingkat bunga diskonto merupakan kebijakan yang diambil oleh bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia untuk menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga bank yang bertujuan untuk memelihara dan mencapai stabilitas perekonomian. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Discount rate adalah tingkat bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (B)

Bank sentral di hampir semua negara (jika memang tidak di semua negara) saat ini menggunakan suku bunga acuan untuk mengontrol perekonomian, mencegah keluarnya modal asing dan menjaga nilai tukar mata uang di pasar keuangan. Perubahan suku bunga acuan dapat mempercepat atau memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi karena perubahan suku bunga berdampak pada kegiatan ekonomi di sektor riil.

Perubahan suku bunga acuan juga dapat mencegah keluarnya modal asing dan menjaga nilai tukar mata uang karena perubahan suku bunga acuan dapat membuat aset keuangan lokal menjadi lebih menarik di mata investor asing.

Dengan perannya yang sangat penting dalam perekonomian, bisakah skema suku bunga dalam sistem keuangan diganti dengan skema lain? Pertanyaan ini muncul karena banyak pihak yang bersifat antipati terhadap suku bunga dalam perekonomian.

Presiden Turki Tayyip Erdogan adalah salah satu yang antipati terhadap suku bunga. Hal ini terlihat dari beberapa pernyataannya. Misalnya pada Mei 2018 Erdogan berkata, “interest rates are the mother of all evil.’’ Pernyataan Erdogan tersebut dikeluarkan karena keengganannya melihat bank sentral Turki menaikkan suku bunga acuan untuk menjaga nilai mata uang lira dan mengontrol inflasi. Lalu pada Oktober 2016, Erdogan juga berkata, “I am an enemy of interest earnings.”

Bagi pihak yang antipati terhadap suku bunga seperti Erdogan, pertanyaannya adalah “bisakah skema suku bunga yang saat ini melekat pada sistem keuangan diganti?” Jika melihat sejarah sistem keuangan, kita akan mengetahui bahwa skema suku bunga yang saat ini digunakan untuk mengontrol perekonomian telah ada sejak abad 19, saat berlakunya penerapan standar emas dalam perekonomian.

Bagi yang berpendapat bahwa penggunaan emas sebagai mata uang dapat menghindarkan dari penerapan suku bunga, maka pendapat ini perlu dipikirkan kembali. Pertama, emas sebagai mata uang telah digunakan oleh manusia sejak lama, bahkan pada abad ke-19 banyak negara mengadopsi standar emas. Dalam standar emas setiap uang yang beredar didukung secara penuh dengan cadangan emas di bank sentral. Artinya nilai uang beredar harus sama dengan nilai cadangan emas bank sentral, sehingga untuk menambah nilai uang beredar maka bank sentral harus menambah nilai cadangan emasnya.

Pada saat standar emas berlaku, dimungkinkan bagi pemilik uang untuk mengonversi uangnya di bank sentral menjadi emas. Kemungkinan terjadinya konversi uang menjadi emas membuat bank sentral harus memiliki cadangan emas yang nilainya sama dengan nilai uang beredar.

Salah satu kendala pada standar emas adalah keterbatasan jumlah emas, sedangkan nilai perdagangan mengalami peningkatan sangat pesat. Peningkatan jumlah emas diperlukan untuk menambah jumlah uang beredar guna mengimbangi peningkatan nilai perdagangan. Peningkatan jumlah emas sangat tergantung pada penemuan tambang emas baru dan penemuannya ini tidaklah mudah.

Kedua, saat standar emas berlaku, skema bunga sudah diterapkan oleh bank sentral guna mengatur jumlah cadangan emas bank sentral. Penerapan suku bunga pada saat itu menggunakan discount rate, di mana discount rate tersebut digunakan oleh bank sentral untuk membeli piutang milik discount house (piutang discount house terjadi sewaktu discount house memberikan pinjaman kepada pedagang). Skema pembelian piutang discount house oleh bank sentral merupakan skema discounting.

Penyebab cadangan emas bank sentral bertambah dan berkurang adalah transaksi internasional. Cadangan emas bank sentral akan berkurang jika transaksi impor lebih besar daripada ekspor (defisit neraca perdagangan), yang menyebabkan perpindahan emas ke negara yang ekspornya lebih besar daripada impor (surplus neraca perdagangan). Berkurangnya cadangan emas bank sentral di negara yang defisit neraca perdagangan membuat jumlah uang beredarnya juga akan berkurang.

Bagi negara yang mengalami defisit neraca perdagangan, maka bank sentral harus mencegah terjadinya penurunan cadangan emas dengan cara menaikkan discount rate. Kenaikan discount rate akan membuat discount house mengurangi jumlah pinjamannya kepada pedagang karena menjual piutang kepada bank sentral menjadi mahal. Berkurangnya pinjaman dari discount house berdampak pada penurunan nilai impor sehingga defisit neraca perdagangan dapat diperkecil dan cadangan emas bank sentral dapat dipertahankan. Penerapan discount rate untuk menjaga cadangan emas tidak berbeda dengan penerapan suku bunga acuan yang saat ini diterapkan oleh bank sentral untuk mengontrol kegiatan perekonomian.

Bisakah suatu negara lepas dari penerapan suku bunga untuk mengontrol perekonomiannya? Satu hal yang membuat sulit bagi suatu negara untuk lepas dari suku bunga adalah adanya network externalities. Eichengreen (2008) mendefinisikan network externalities sebagai “external effect in which the practices of an agent depend on the practices adopted by other agents with whom he interacts.”

Hambatan berupa network externalities dapat diatasi jika banyak negara secara bersama-sama merancang suatu skema alternatif untuk menggantikan skema suku bunga dalam sistem keuangannya dan menerapkan skema alternatif tersebut secara bersama-sama. Tanpa adanya kebersamaan, maka network externalities membuat satu negara yang berusaha menghapus skema suku bunga dari sistem keuangannya akan terkucilkan dalam sistem keuangan global.

Lagipula jika tidak menggunakan skema suku bunga, bagaimana bank sentral dapat mengontrol jumlah uang beredar, menjaga pertumbuhan ekonomi dan menjaga nilai mata uang nasional di pasar keuangan? Inilah yang perlu dipikirkan bagi pihak yang ingin menghapus skema suku bunga dalam sistem keuangan sebelum berusaha mengatasi network externalities.

Dewa Putra Krishna Mahardika, Partner pada Mahardika’s Education Service dan Dosen Universitas Telkom

Editor : Gora Kunjana ()

Apakah Discount rate sama dengan suku bunga?

Apa beda discount dan tingkat bunga?

Perbedaan penggunaan tingkat bunga dan tingkat diskon adalah yang satu menghitung dan membayar bunganya di belakang (tingkat bunga). Sedangkan jika tingkat diskon yang digunakan, bunga dibayar atau dipotong di muka yaitu pada saat terjadinya transaksi perdagangan.

Apa itu discount rate?

Discount rate adalah salah satu parameter ekonomi yang menyatakan laju bunga yang dialami akibat pinjaman modal yang diinvestasikan. Parameter ini menggambarkan nilai uang menurut waktu yang digunakan untuk mengkonversikan keuntungan daD biaya yang terjadi dalam waktu -yang berbeda.

Apakah bunga dan suku bunga berbeda?

Bunga adalah bentuk dari imbal hasil pada penyedia dana atau pinjaman. Sementara suku bunga merupakan persentase dari bunga itu sendiri yang dilihat berdasarkan periode kredit itu sendiri. Suku bunga di sini yang menentukan besarnya jumlah bunga yang akan dibayarkan pada penyedia dana atau pinjaman.

Apa yang dimaksud dengan tingkat suku bunga?

Tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor. Besarnya tingkat suku bunga bervariatif sesuai dengan kemampuan debitur dalam memberikan tingkat pengembalian kepada kreditur.