Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita belajar lebih lanjut tentang ilmu tajwid, yaitu mad shilah yang merupakan bagian dari mad far’i. Untuk penjelasan mengenai hukum bacaan mad shilah, berikut penjelasan singkatnya, semoga bisa membantu : Show Pengertian Mad ShilahMad Shilah (مَد صِلَة) merupakan salah satu hukum bacaan mad (panjang) yang memiliki hubungan erat dengan ha' dlomir mufrad laki-laki (هِ - هُ). Nah, adapun pengertiannya adalah sebagai berikut ini : 1.Pengertian Mad Shilah Menurut BahasaMad artinya panjang, shilah artinya sambung. 2. Pengertian Mad Shilah Menurut IstilahDalam Kitab Hidayatul Mustafid, dijelaskan bahwa pengertian Mad Shilah adalah : هُوَ حَرْفُ مَدٍّ زَائِدٌ مُقَدَّرٌ بَعْدَ هَاءِ الضَّمِيْرِ "Mad Shilah adalah huruf mad yang menjadi tambahan yang dikira-kirakan setelah ha' dlomir" Jadi, kita bisa menarik kesimpulan bahwa Mad Shilah adalah hukum bacaan mad yang dikira-kirakan jatuh pada ha’ dhomir (untuk laki-laki). Ha’ dhomir laki-laki dalam bahasa arab berarti kata ganti orang ketiga laki-laki, yaitu lafadz hu dan hi (هِ - هُ). Pembagian Mad ShilahPara ulama ahli qiraah telah membagi mad shilah menjadi dua bagian berdasarkan keadaannya, yaitu qashirah (pendek) dan thawilah (panjang). A. Mad Shilah Qashirah (مَد صِلَة قَصيْرَة)Yaitu jika ada ha’ dhomir laki-laki (kata ganti orang ketiga laki-laki) dan huruf sebelumnya berharakat fathah, kasrah, atau dhommah. 1. Contoh Mad Shilah Qashirah
Biasanya, ha' dhomir pada hukum bacaan mad shilah qashirah dalam Al-Qur'an cetakan indonesia berharakat kasroh tegak atau dhommah terbalik. 2. Cara Membaca Mad Shilah QashirahCara membaca hukum mad shilah qashirah seperti pada contoh diatas dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat. 3. Beberapa Ketentuan Mad Shilah Qashirah Menurut Imam HafsMenurut Imam Hafsh, ha’ dhomir laki-laki (kata ganti orang ketiga laki-laki) tidak dihukumi mad shilah qashirah jika : a. Huruf sebelum ha’ dhomir laki-laki berharakat sukun atau mati, maka tidak dibaca panjang, contohnya : فِيْهِ Menurut Imam Hafs, ada pengecualian dalam hal ini di mana ha' dhomirnya tetap dibaca panjang, yaitu pada potongan Surat Al-Furqan ayat 69 berikut ini : فِيْهِ مُهَانًا b. Ha’ dhomir sambung dengan huruf berharakat sukun sesudahnya, maka tidak dibaca panjang. Contoh seperti pada potongan Surat Al-Baqarah ayat 255 berikut ini : وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ c. Ha’ dhomir berharakat sukun, maka tidak dibaca panjang. Contoh seperti pada potongan Surat An-Naml ayat 28 berikut ini : فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ dan Surat Asy-Syu'ara ayat 36 berikut ini : أَرْجِهْ وَأَخَاهُ B. Mad Shilah Thawilah (مَد صِلَة طَوِيْلَة)Yaitu jika ada ha’ dhamir laki-laki (kata ganti orang ketiga laki-laki) bertemu dengan hamzah qatha’ (berupa alif). 1. Contoh Hukum Bacaan Mad Shilah Thawilah
Biasanya, ha' dhomir pada hukum bacaan mad shilah thawilah dalam Al-Qur'an cetakan indonesia berharakat fathah melengkung di atasnya. 2. Cara Membaca Mad Shilah ThawilahHukum mad shilah thawilah seperti pada contoh diatas dibaca panjang 2,5 alif atau 5 harakat. Baca juga : Macam-Macam Hukum Bacaan Dalam Ilmu Tajwid.
|