Apa yang terjadi jika tidak sunat

Sunat atau tidak memang menjadi pilihan masing-masing pria. Namun, melakukan sunat, alias sirkumsisi, sangat dianjurkan untuk alasan kesehatan. Penis yang belum sunat dapat berisiko menyebabkan sejumlah penyakit hingga mengganggu fungsi seksual.

Akibat dari penis yang belum disunat

Sunat, atau sirkumsisi, adalah tindakan medis untuk memotong kulup penis. Terlepas dari ajaran agama dan budaya tertentu, manfaat sunat bagi kesehatan pria cukup banyak, seperti kebersihan penis lebih terjadi dan meminimalisir risiko penyakit menular seksual atau HIV

Penis yang belum disunat akan membutuhkan perawatan ekstra dan dijaga kebersihannya dengan lebih teliti. Jika tidak, infeksi bakteri hingga sejumlah penyakit kelamin pria rentan menyerang penis yang belum sunat.

Selain penyakit menular seksual, beberapa penyakit lainnya juga mungkin saja menyerang Anda. Berikut ini adalah beberapa penyakit menyerang penis akibat belum sunat.

1. Fimosis

Penis belum sunat berisiko mengalami fimosis, yakni ketika kulup tidak bisa ditarik

Akibat dari penis belum sunat yang paling umum adalah fimosis. Fimosis terjadi ketika kulup terlalu ketat sehingga tidak bisa ditarik ke belakang. Selain kulup yang menempel, gejala lainnya bisa berupa kemerahan, bengkak, hingga rasa sakit ketika buang air kecil.

Pada bayi, fimosis merupakan kasus yang kerap terjadi. Pasalnya, kulup pada penis anak-anak memang masih menempel di kepala penis. Meski demikian, dokter biasanya tetap mengambil langkah sunat sebagai upaya pengobatan fimosis yang menimbulkan rasa sakit atau bahkan demam pada bayi.

Fimosis akan membuat kehidupan seks Anda terganggu. Selain menurunkan tingkat sensitivitas penis, kondisi ini juga dapat memicu munculnya rasa sakit di penis serta kulit kulup yang pecah-pecah.

2. Parafimosis

Penis belum sunat juga bisa menyebabkan parafimosis. Parafimosis merupakan kebalikan dari fimosis, yaitu ketika kulup penis tidak dapat ditarik kembali untuk menutupi kepala penis.

Hal ini dapat menyebabkan kulup penis bengkak karena tidak lancarnya peredaran darah pada penis.

3. Smegma

Penis yang kulupnya tidak dibuang harus dibersihkan dengan lebih saksama karena rawan terkena infeksi. Ini karena sel kulit mati, bakteri, maupun minyak yang menumpuk di sekitar penis akan memunculkan smegma. 

Smegma adalah cairan kental, berminyak, dan berbau tidak sedap. Penumpukan smegma di bawah kulup penis bisa menyebabkan iritasi pada kulup. 

Ketika smegma makin menumpuk, ujung penis akan mengalami peradangan. Munculnya warna kemerahan dan penis bengkak merupakan gejalanya.

4. Balanitis 

Balanitis adalah peradangan pada kepala penis akibat belum sunat

Balanitis adalah kondisi ketika kulup penis mengalami peradangan. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan balanitis, dan salah satunya adalah penis belum disunat. 

Secara umum, ada 3 tipe balanitis. Pertama, circinate balanitis yang terjadi karena reaksi penyakit arthritis yang terjadi di bagian kepala penis. Bentuk lukanya melingkar dan berwarna kemerahan.

Kedua, micaceous balanitis yang ditandai dengan kulit bersisik di kepala penis.

Sementara yang ketiga, adalah zoon’s balanitis yang paling umum terjadi pada pria dewasa dengan penis yang belum disunat. Ciri-cirinya antara lain penis gatal, berbau tidak sedap, dan sakit saat buang air kecil. 

Pada penis belum sunat, cairan seperti keringat, sabun, urine, dan substansi lainnya bisa mengendap di bawah kulup. Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan iritasi dan menjadi lahan subur berkembang biaknya kuman.

Selain karena belum sunat, beberapa penyebab balanitis lainnya antara lain:

  • Reaksi alergi tubuh
  • Infeksi jamur
  • Infeksi bakteri

Selain beberapa penyebab di atas, ada juga pria yang mengalami balanitis secara berulang. Jika hal ini terjadi, biasanya dokter akan menyarankan tindakan sunat atau sirkumsisi sebagai solusi jangka panjang.

5. Penyakit menular seksual

Memiliki penis yang belum disunat dapat membuat Anda lebih berisiko mengalami penyakit menular seksual, seperti gonore.

Penyakit lainnya yang dapat turut mengintai adalah sifilis, human papillomavirus, dan herpes kelamin.

Selain itu, penis belum sunat diklaim memiliki risiko HIV 2-8 kali lebih besar dibanding penis yang sudah disunat.

6. Infeksi saluran kencing

Infeksi saluran kencing pada pria yang sudah disunat ditemukan lebih rendah dibanding yang belum atau tidak disunat.

Pada sebuah penelitian, diungkapkan bahwa infeksi saluran kencing banyak terjadi pada bayi laki-laki dan sekitar 95 persen yang mengalaminya belum disunat.

Sementara itu, studi yang dimuat dalam BMJ Journals menemukan bahwa sunat dapat menurunkan risiko ISK pada pria.

7. Kanker penis

Lelaki yang tidak disunat dapat berisiko terkena kanker penis yang dapat menyebabkan kematian sebesar 25 persen. Menurut beberapa penelitian, laki-laki yang disunat sejak baru lahir tidak ada yang menderita kanker penis.

Tidak hanya itu, kanker prostat juga berisiko menyerang laki-laki yang tidak disunat dengan kemungkinan sekitar 50-100 persen lebih besar dari yang disunat.

Baca Juga

  • Melakukan Sunat pada Bayi, Apa Saja Manfaat dan Risikonya?
  • Sperma Kental Berbahaya bagi Pria, Benarkah?
  • BenarkahTanaman Damiana Berkhasiat Naikkan Birahi?

Catatan dari SehatQ

Sunat memang bukan kewajiban. Namun, melihat risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan apabila penis belum disunat, melakukannya mungkin bisa dipertimbangkan.

Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai sunat dan manfaatnya melalui aplikasi kesehatan keluarga SehatQ. Download sekarang juga di App Store dan Google Play. 

Apakah sunat itu perlu?

Dalam Islam, hukum khitan bagi anak laki-laki adalah wajib. Tujuannya bukan hanya sekadar mematuhi perintah agama, tapi juga untuk menjaga agar tidak terkumpul kotoran di penis, memudahkan untuk kencing, dan agar tidak mengurangi kenikmatan saat bersenggama (Fiqh Sunnah, 1/37).

Apakah orang yang tidak disunat bisa mempunyai anak?

Peradangan pada kulit kulup penis yang belum khitan secara tidak langsung bisa menghambat keluarnya air mani dan sperma. Hal ini dapat memicu masalah kesuburan. Itu sebabnya, salah satu tujuan sunat atau khitan untuk kesuburan yakni mencegah munculnya masalah pada penis.

Mengapa sunat itu penting?

Laki-laki yang disunat memiliki risiko terkena penyakit infeksi menular seksual yang lebih rendah ketimbang laki-laki yang tidak disunat. Infeksi menular seksual yang menyerang pria di antaranya sifilis, herpes, sampai HIV. Kulup dan kepala penis yang tidak disunat rawan mengalami peradangan.