Apa yang menjadi dasar KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah?

Apa yang menjadi dasar KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah?

Apa yang menjadi dasar KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah?
Lihat Foto

kemdikbud.go.id

Kyai Haji Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah

KOMPAS.com - Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. 

Sejak pertama berdiri hingga sekarang, jumlah pengikut Muhammadiyah sudah mencapai jutaan orang. Pengikutnya tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenal dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, setelah Kyai Haji Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci pada tahun 1890 dan 1902-1904, beliau mulai menyampaikan benih pembaruan di Tanah Air.

Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah.

Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, Kyai Haji Ahmda Dahlan tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur'an dan Hadist.

Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Baca juga: Sejarah Hagia Sophia

Awalnya ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya.

Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa.

Apa yang menjadi dasar KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah?

Apa yang menjadi dasar KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah?
Lihat Foto

kemdikbud.go.id

Masjid bersejarah di Kauman, Yogyakarta

KH Ahmad Dahlan dan Budi Utomo

Kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagassannya merupakan hasil interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan teman-teman dari Budi Utomo.

Home Nasional Nasional Lainnya

Tim | CNN Indonesia

Jumat, 25 Jun 2021 13:01 WIB

Apa yang menjadi dasar KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah?

Berikut sejarah berdirinya Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi pergerakan Islam modern di Indonesia. (Foto: Dok. Istimewa)

Jakarta, CNN Indonesia --

Muhammadiyah adalah bagian dari sejarah Indonesia. Kontribusinya sebagai pembawa modernitas dalam Islam tidak bisa dianggap enteng.

Di tangan pendirinya, Kiai Haji Ahmad Dahlan, Muhammadiyah menjadi ormas Islam yang besar. Apalagi Muhammadiyah berdiri dengan napas amar ma'ruf nahi munkar dan tajdid (pembaruan).

Muhammadiyah tidak hanya mengusung paham agama Islam tetapi juga turut memajukan bidang pendidikan, terutama memberantas keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan di kalangan penduduk pribumi.


Merujuk situs resminya, Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 di Desa Kauman, Yogyakarta. Organisasi ini didirikan tepat setelah KH. Ahmad Dahlan tiba dari Tanah Suci, Mekkah.

Di Mekkah, pria bernama asli Muhammad Darwis ini mewarisi ilmu yang didapatnya dari belajar agama dan tinggal bersama ulama setempat.

Bagi KH. Ahmad Dahlan, niat mendirikan Muhammadiyah mulanya tidak lain untuk memerangi praktik mistik sekaligus mengentaskan kemiskinan masyarakat pribumi akibat penjajahan Belanda.

Menurut Ridho Al-Hamdi dalam buku Paradigma Politik Muhammadiyah (2020) mengutip VOI, ajaran yang dianut KH. Ahmad Dahlan di Muhammadiyah sepenuhnya mengembuskan renungan kritis terhadap ayat-ayat Alquran yang diselaraskan dengan konteks dan permasalahan zaman.

Memadukan antara nash (dalil) dan waqi' (konteks zaman) berhasil menghadirkan wajah peradaban Islam yang positif dan progresif.

KH. Ahmad Dahlan menggunakan Alquran sebagai inspirasi untuk membentuk Muhammadiyah yang tumbuh menjadi gerakan reformis-modernis.

Apa yang menjadi dasar KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah?
Sejarah berdirinya Muhammadiyah (Ilustrasi Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.)

Gerakan ini kemudian mampu mencerahkan dan memajukan ilmu pengetahuan serta teknologi dalam memerangi kemiskinan dan kebodohan khususnya di Yogyakarta.

Langkah yang membawanya dalam keberhasilan ini kemudian membuat nama Muhammadiyah menggema di Yogyakarta hingga merambah di dalam dan luar Jawa.

Apalagi seluruh program yang dihadirkan Muhammadiyah saat itu diarahkan untuk membebaskan dan memberdayakan masyarakat miskin dan terpinggirkan.

Sejak Muhammadiyah berdiri, KH. Ahmad Dahlan pun sering mengajak murid-muridnya untuk mengasuh anak yatim piatu yang kurang mampu.
Semangat keberpihakan kepada rakyat yang tidak memiliki keberdayaan menjadi semangat dan napas gerakan Muhammadiyah.

Selain panti asuhan, Muhammadiyah juga mendirikan rumah sakit untuk fakir miskin. Selain itu, ada juga sejumlah kegiatan pendidikan bagi masyarakat miskin.

Apalagi organisasi perempuan Muhammadiyah juga terbilang aktif, yang kemudian dikenal dengan nama Aisyiyah pada 1917. Organisasi otonom ini berfokus mengembangkan pendidikan anak-anak dan perempuan tanah air.

Atas sumbangsihnya, presiden pertama Indonesia Soekarno bahkan mengaku takjub. Muhammadiyah, kata Bung Karno, telah berani muncul untuk memodernisasi cara mengembangkan Islam di seluruh Nusantara.

Kesepahaman bersama antara Muhammadiyah dan Bung Karno dalam mengentaskan kemiskinan menjadi dasar untuk terus mendukung ormas-ormas Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan tumbuh dewasa.

Itulah sejarah berdirinya Muhammadiyah yang dicetus KH. Ahmad Dahlan. Semoga bermanfaat.

(din/fef)

Saksikan Video di Bawah Ini:

TOPIK TERKAIT

Selengkapnya

LAINNYA DARI DETIKNETWORK

Apa yang menjadi dasar KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Muhammadiyah?
KH. Ahmad Dahlan. ©blogspot.com

JATIM | 8 Agustus 2021 12:10 Reporter : Edelweis Lararenjana

Merdeka.com - Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam besar di Indonesia. Bersumber pada Alquran dan Sunnah, organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH. A. Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 18 November 1912 Miladiyah di Kota Yogyakarta.

Secara umum, faktor pendorong kelahiran Muhammadiyah bermula dari beberapa kegelisahan dan keprihatinan sosial religius dan moral. Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik.

Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW dengan maksud untuk bertafa'ul (berpengharapan baik) dapat menyontoh dan meneladani jejak perjuangannya dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam.

Berikut ini adalah ulasan selengkapnya mengenai tujuan organisasi Muhammadiyah beserta sejarah berdirinya yang menarik untuk diketahui.

2 dari 4 halaman

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad Darwisy atau yang lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912 sebagai tanggapan terhadap berbagai saran dari sahabat dan murid-muridnya mengenai upaya untuk mendirikan sebuah lembaga yang bersifat permanen, dikutip dari liputan6.com.

Latar belakang K.H. Ahmad Dahlan memilih nama Muhammadiyah yang pada masa itu sangat asing bagi telinga masyarakat umum adalah untuk memancing rasa ingin tahu dari masyarakat, sehingga ada celah untuk memberikan penjelasan dan keterangan seluas-luasnya tentang agama Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu, peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah.

Sekolah ini lantas berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah, yang sekarang dikenal dengan nama Madrasah Mu’allimin untuk laki-laki yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Madrasah Mu’allimaat untuk perempuan di Suronatan Yogyakarta.

Muhammadiyah secara etimologis berarti pengikut nabi Muhammad, karena berasal dari kata Muhammad, sementara secara terminologi berarti gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid, bersumber pada Alquran dan as-Sunnah.

3 dari 4 halaman

Mengutip umy.ac.id, visi Muhammadiyah adalah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Alquran dan as-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar di segala bidang, sehingga menjadi rahmatan li al-‘alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang diridhai Allah swt dalam kehidupan di dunia ini.

Sementara, misi Muhammadiyah adalah:

  1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh hingga Nabi Muhammad saw.
  2. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.
  3. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Alquran sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia sebagai penjelasannya.
  4. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.

4 dari 4 halaman

Tujuan Muhammadiyah dijelaskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab III pasal 6 (enam), sebagai berikut:

“Maksud dan tujuan organisasi Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”

Penjelasan mengenai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dimaknai sebagai masyarakat tauhid yang moderat, teladan, inklusif dan toleran, solid dan peduli sesama.

Selain itu, tujuan organisasi Muhammadiyah juga mempunyai makna kesadaran mengemban amanah sebagai wakil Allah SWT di bumi yang bertugas menciptakan kemakmuran, keamanan, kenyamanan dan keharmonisan.

Serta cepat menyadari kesalahan dan kekhilafan untuk kemudian meminta maaf, sehingga terhindar dari dosa dan durhaka yang berkepanjangan sebagai upaya mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

Pada masa berdirinya, sebagai sebuah organisasi yang berasaskan agama Islam, tujuan organisasi Muhammadiyah yang paling penting adalah untuk menyebarkan ajaran Islam, baik melalui pendidikan maupun kegiatan sosial.

Selain itu, tujuan organisasi Muhammadiyah yang lainnya juga untuk meluruskan keyakinan yang menyimpang serta menghapuskan perbuatan yang dianggap oleh Muhammadiyah sebagai bid`ah.

Organisasi ini juga memunculkan praktik-praktik ibadah yang hampir belum pernah dikenal sebelumnya oleh masyarakat, seperti salat hari raya di lapangan, mengoordinir pembagian zakat dan sebagainya.

Untuk mencapai tujuannya, Muhammadiyah mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan rapat-rapat dan tabligh di mana membicarakan Islam, mendirikan lembaga wakaf dan masjid-masjid serta menerbitkan buku-buku, brosur-brosur, surat-surat kabar dan majalah.

(mdk/edl)