Apa yang melatar belakangi dibukukannya hadis?

This item is published by Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show

Nurwiyati, Nanik (1998) Sejarah penyusunan dan pembukuan hadits: studi tentang kodifikasi hadits pada masa Umar bin Abdul Aziz. Undergraduate thesis, IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Official URL: http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/15969

Abstract

Setelah masyarakat jazirah arab menerima Islam secara utuh dan para sahabat telah pula mulai terpencar­pencar di berbagai daerah dan diantara mereka telah banyak yang meninggal dunia, maka terasalah betapa pentingnya sunnah itu dibukukan dalam suatu bentuk ''Dewan Hadis''. Prakarsa untuk menggerakkan untuk meneliti dan mengkompilasikan hadis yaitu dibawah khalifah Umar bin abdul Aziz tahun 99 H - 101 H. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah apa yang melatar belakangi Umar bin Abdul Azis membukukan hadis? Bagaimana keadaan hadis sebelum masa Umar bin Abdul Azis? Bagaimana langkah-langkah Umar bin Abdul Azis dalam membukukan hadis. Hasil pembahasan menyimpulkan diantaranya bahwa Al quran telah dibukukan dan telah tersebar luas, sehingga tidak dikhawatirkan lagi akan bercampur dengan hadis. Telah makin banyak para perawi/penghafal hadis yang meninggal dunia. Bila dibiarkan terus, maka hadis akan terancam punah. Oleh karena itu, perlu segera dibukukan. Daerah Islam makin luas. Peristiwa-peristiwa yang dihadapi oleh ummat Islam bertambah kompleks. Ini berarti memerlukan petunjuk-petunjuk dari hadis-hadis Rasul disamping petunjuk Al-quran.

Statistic

Downloads from over the past year. Other digital versions may also be available to download e.g. from the publisher's website.

Apa yang melatar belakangi dibukukannya hadis?
View Item

Apa yang melatar belakangi dibukukannya hadis?
Apa yang melatar belakangi dibukukannya hadis?
Islamic Architecture

Upaya untuk mengumpulkan dan membukukan hadits telah dilakukan pertama kali oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Hal-hal yang mendorong untuk melakukan pengumpulan dan pembukuan hadits adalah sebagai berikut:

1. Tidak adanya larangan pembukuan sedangkan Al-Qur’an telah dihafal ribuan orang dan telah dikumpulkan dan dibukukan pada masa Utsman, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara Al-Qur’an dengan Hadits dan tidak ada kemungkinan untuk tercampur antara keduanya.

2. Khawatir akan hilangnya hadits, karena ingatan kuat yang menjadi kelebihan orang Arab semakin melemah, sedangkan para ulama telah menyebar di beberapa penjuru negeri Islam setelah terjadi perluasan wilayah kekuasaannya dan masing-masing dari mereka mempunyai ilmu, maka diperlukan pembukuan Hadits Rasulullah untuk menjaga agar tidak hilang.

3. Munculnya pemalsuan hadits akibat perselisihan politik dan mazhab setelah terjadi fitnah dan terpecahnya kaum muslimin menjadi pengikut Ali dan pengikut Mu’awiyah dan Khawarij yang keluar dari keduanya. Masing-masing golongan berusaha memperkuat mazhab-mazhabnya dengan cara menakwil Al-Qur’an bukan yang sebenarnya atau tidak membuat nash-nash hadits dan menisbatkan kepada Rasulullah apa yang tidak beliau katakan untuk memperkuat pendapat mereka. Perbuatan demikian dilakukan oleh kelompok Syiah. Sedangkan khawarij tidak membolehkan perbuatan dusta dan menganggap kafir bagi orang yang berbuat dosa besar, apalagi berdusta kepada Rasulullah.

Wallahua’lam.

[Paramuda/ BersamaDakwah]

Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Nama: Nur Afnit DewiProdi: Ilmu HadisFak: Ushuluddin Dan Studi IslamUniv: UINSU@gmail:

DPL: Prof.Dr.Didik Santoso, M.Pd.

SEJARAH PEMBUKUAN HADIS

Di masa abad pertama hijriyah,yaitu masa Rasulullah saw,khulafaur rasyidin,dan sebagian besar masa bani Umayyah hingga akhir abad pertama hijriyah,hadis-hadis Rasulullah itu di sampaikan melalui dari mulut ke mulut dan berpindah-pindah dari tempat satu ketempat lain. Pada masa itu para perawi menghapalkan hadis berdasarkan kekuatan hapalan pada diri mereka. Dan hapalan mereka terkenal kuat hingga mampu mengeluarkan kembali hadis-hadis yang mereka hapal secara lisan yang mereka rekam dalam ingatan mereka.

Nah didalam sejarah mengatakan bahwa pada masa abad pertama sahabat Rasul yng bernama Umar Bin Khattab ketika itu beliau telah mempunyai ide dan pendapat untuk mengumpulkan dan menulis hadis,akan tetapi niatnya tersebut beliau urungkan,sebab Umar Bin Khattab khawatir kepada umat islam yang perhatiannya terganggu dalam mempelajari Alqur'an.

Pembukuan hadis terbentuk pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang di nobatkan pada akhir abad pertama,yakni tahun 99 hijriyah dan memasuki abad ke dua hijriyah. Pada masa ini datnglah angin segar yang mendukung kelestarian hadis. Umar bin abdul aziz terkenal sebagai khalifah rasyidin yang kelima. 

Beliau sangat waspada dan sadar bahwa para perawi hadis yang mengumpulkan hadis dalam kekuatan ingatan mereka,dalam perjalanan waktu jumlahnya semakin sedikit di sebabkan banyaknya yang meninggal dunia akibat peperangan. Khalifah Umar bin abdul aziz khawatir jika tidak segera dikumpulkan dan di bukukan kemungkinan hadis-hadis Rasulullah akan lenyap bersama lenyapnya para perawi hadis yang meninggal dunia. 

Oleh sebab itulah tergertak hati Umar bin abdul aziz untuk mengumpulkan hadis-hadis Rasulullah saw. Setelah memasuki abad kedua hijriyah,pada tahun kedua hijriyah ini khalifah umar bin abdul aziz memerintahkan kepada gubernur madinah yaitu Abu bakar bin muhammadbin amir bin hazm untuk membukukan hadis-hadis nabi dari para penghafal nya. 

Kemudian Umar bin abdul aziz menuis surat kepada abu bakar bin hazm yaitu:"perhatikanlah apa yang dapat di peroleh dari hadis-hadis Rasul lalu tulislah karena aku takut akan lenyap ilmu di sebabkan meninggalnya ulama, dan jangan di terima selain hadis Rasul ,dan hendaklah di sebarluaskan ilmu dan di adakan majelis-majelis ilmu supaya orang-orang yang tidak mengetahuinya dapat mengetahuinya,maka sesungguhnya ilmu itu di rahasiakan.

Selain kepada gubernur madinah khalifah umar juga menulis surat kepada gubernur lain agar mengusahakan pembukuan hadis dengan cepat. Dan khalifah juga menulis surat secara khusus kepada Abu Bakar Muhammad Bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Azzuhri. Kemudian Syihab Azzuhri ini mulai melaksanakan perintah khalifah tersebut sehingga beliau menjadi salah satu ulama yang pertama kali membukukan hadis. 

Kemudian di kembangkan pula oleh ulama-ulama berikutnya. dalam pembukuan hadis ini juga sekaligus dilakukan usaha penyeleksian hadis yang di terima(maqbul) dan di tolak(mardud) dengan menggunakan metode sanad dan isnad.

Metode sanad dan isnad ini adalah metode yang di gunakan untuk menguji sumber perawi dengan mengetahui keadaanny para perawi seperti,riwayat hidupnya,kapan dan dimana hidupnya,teman semasanya dan daya tangkap ingatannya.


Page 2

Nama: Nur Afnit DewiProdi: Ilmu HadisFak: Ushuluddin Dan Studi IslamUniv: UINSU@gmail:

DPL: Prof.Dr.Didik Santoso, M.Pd.

SEJARAH PEMBUKUAN HADIS

Di masa abad pertama hijriyah,yaitu masa Rasulullah saw,khulafaur rasyidin,dan sebagian besar masa bani Umayyah hingga akhir abad pertama hijriyah,hadis-hadis Rasulullah itu di sampaikan melalui dari mulut ke mulut dan berpindah-pindah dari tempat satu ketempat lain. Pada masa itu para perawi menghapalkan hadis berdasarkan kekuatan hapalan pada diri mereka. Dan hapalan mereka terkenal kuat hingga mampu mengeluarkan kembali hadis-hadis yang mereka hapal secara lisan yang mereka rekam dalam ingatan mereka.

Nah didalam sejarah mengatakan bahwa pada masa abad pertama sahabat Rasul yng bernama Umar Bin Khattab ketika itu beliau telah mempunyai ide dan pendapat untuk mengumpulkan dan menulis hadis,akan tetapi niatnya tersebut beliau urungkan,sebab Umar Bin Khattab khawatir kepada umat islam yang perhatiannya terganggu dalam mempelajari Alqur'an.

Pembukuan hadis terbentuk pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang di nobatkan pada akhir abad pertama,yakni tahun 99 hijriyah dan memasuki abad ke dua hijriyah. Pada masa ini datnglah angin segar yang mendukung kelestarian hadis. Umar bin abdul aziz terkenal sebagai khalifah rasyidin yang kelima. 

Beliau sangat waspada dan sadar bahwa para perawi hadis yang mengumpulkan hadis dalam kekuatan ingatan mereka,dalam perjalanan waktu jumlahnya semakin sedikit di sebabkan banyaknya yang meninggal dunia akibat peperangan. Khalifah Umar bin abdul aziz khawatir jika tidak segera dikumpulkan dan di bukukan kemungkinan hadis-hadis Rasulullah akan lenyap bersama lenyapnya para perawi hadis yang meninggal dunia. 

Oleh sebab itulah tergertak hati Umar bin abdul aziz untuk mengumpulkan hadis-hadis Rasulullah saw. Setelah memasuki abad kedua hijriyah,pada tahun kedua hijriyah ini khalifah umar bin abdul aziz memerintahkan kepada gubernur madinah yaitu Abu bakar bin muhammadbin amir bin hazm untuk membukukan hadis-hadis nabi dari para penghafal nya. 

Kemudian Umar bin abdul aziz menuis surat kepada abu bakar bin hazm yaitu:"perhatikanlah apa yang dapat di peroleh dari hadis-hadis Rasul lalu tulislah karena aku takut akan lenyap ilmu di sebabkan meninggalnya ulama, dan jangan di terima selain hadis Rasul ,dan hendaklah di sebarluaskan ilmu dan di adakan majelis-majelis ilmu supaya orang-orang yang tidak mengetahuinya dapat mengetahuinya,maka sesungguhnya ilmu itu di rahasiakan.

Selain kepada gubernur madinah khalifah umar juga menulis surat kepada gubernur lain agar mengusahakan pembukuan hadis dengan cepat. Dan khalifah juga menulis surat secara khusus kepada Abu Bakar Muhammad Bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Azzuhri. Kemudian Syihab Azzuhri ini mulai melaksanakan perintah khalifah tersebut sehingga beliau menjadi salah satu ulama yang pertama kali membukukan hadis. 

Kemudian di kembangkan pula oleh ulama-ulama berikutnya. dalam pembukuan hadis ini juga sekaligus dilakukan usaha penyeleksian hadis yang di terima(maqbul) dan di tolak(mardud) dengan menggunakan metode sanad dan isnad.

Metode sanad dan isnad ini adalah metode yang di gunakan untuk menguji sumber perawi dengan mengetahui keadaanny para perawi seperti,riwayat hidupnya,kapan dan dimana hidupnya,teman semasanya dan daya tangkap ingatannya.


Apa yang melatar belakangi dibukukannya hadis?

Lihat Teknologi Selengkapnya


Page 3

Nama: Nur Afnit DewiProdi: Ilmu HadisFak: Ushuluddin Dan Studi IslamUniv: UINSU@gmail:

DPL: Prof.Dr.Didik Santoso, M.Pd.

SEJARAH PEMBUKUAN HADIS

Di masa abad pertama hijriyah,yaitu masa Rasulullah saw,khulafaur rasyidin,dan sebagian besar masa bani Umayyah hingga akhir abad pertama hijriyah,hadis-hadis Rasulullah itu di sampaikan melalui dari mulut ke mulut dan berpindah-pindah dari tempat satu ketempat lain. Pada masa itu para perawi menghapalkan hadis berdasarkan kekuatan hapalan pada diri mereka. Dan hapalan mereka terkenal kuat hingga mampu mengeluarkan kembali hadis-hadis yang mereka hapal secara lisan yang mereka rekam dalam ingatan mereka.

Nah didalam sejarah mengatakan bahwa pada masa abad pertama sahabat Rasul yng bernama Umar Bin Khattab ketika itu beliau telah mempunyai ide dan pendapat untuk mengumpulkan dan menulis hadis,akan tetapi niatnya tersebut beliau urungkan,sebab Umar Bin Khattab khawatir kepada umat islam yang perhatiannya terganggu dalam mempelajari Alqur'an.

Pembukuan hadis terbentuk pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang di nobatkan pada akhir abad pertama,yakni tahun 99 hijriyah dan memasuki abad ke dua hijriyah. Pada masa ini datnglah angin segar yang mendukung kelestarian hadis. Umar bin abdul aziz terkenal sebagai khalifah rasyidin yang kelima. 

Beliau sangat waspada dan sadar bahwa para perawi hadis yang mengumpulkan hadis dalam kekuatan ingatan mereka,dalam perjalanan waktu jumlahnya semakin sedikit di sebabkan banyaknya yang meninggal dunia akibat peperangan. Khalifah Umar bin abdul aziz khawatir jika tidak segera dikumpulkan dan di bukukan kemungkinan hadis-hadis Rasulullah akan lenyap bersama lenyapnya para perawi hadis yang meninggal dunia. 

Oleh sebab itulah tergertak hati Umar bin abdul aziz untuk mengumpulkan hadis-hadis Rasulullah saw. Setelah memasuki abad kedua hijriyah,pada tahun kedua hijriyah ini khalifah umar bin abdul aziz memerintahkan kepada gubernur madinah yaitu Abu bakar bin muhammadbin amir bin hazm untuk membukukan hadis-hadis nabi dari para penghafal nya. 

Kemudian Umar bin abdul aziz menuis surat kepada abu bakar bin hazm yaitu:"perhatikanlah apa yang dapat di peroleh dari hadis-hadis Rasul lalu tulislah karena aku takut akan lenyap ilmu di sebabkan meninggalnya ulama, dan jangan di terima selain hadis Rasul ,dan hendaklah di sebarluaskan ilmu dan di adakan majelis-majelis ilmu supaya orang-orang yang tidak mengetahuinya dapat mengetahuinya,maka sesungguhnya ilmu itu di rahasiakan.

Selain kepada gubernur madinah khalifah umar juga menulis surat kepada gubernur lain agar mengusahakan pembukuan hadis dengan cepat. Dan khalifah juga menulis surat secara khusus kepada Abu Bakar Muhammad Bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Azzuhri. Kemudian Syihab Azzuhri ini mulai melaksanakan perintah khalifah tersebut sehingga beliau menjadi salah satu ulama yang pertama kali membukukan hadis. 

Kemudian di kembangkan pula oleh ulama-ulama berikutnya. dalam pembukuan hadis ini juga sekaligus dilakukan usaha penyeleksian hadis yang di terima(maqbul) dan di tolak(mardud) dengan menggunakan metode sanad dan isnad.

Metode sanad dan isnad ini adalah metode yang di gunakan untuk menguji sumber perawi dengan mengetahui keadaanny para perawi seperti,riwayat hidupnya,kapan dan dimana hidupnya,teman semasanya dan daya tangkap ingatannya.


Apa yang melatar belakangi dibukukannya hadis?

Lihat Teknologi Selengkapnya


Page 4

Nama: Nur Afnit DewiProdi: Ilmu HadisFak: Ushuluddin Dan Studi IslamUniv: UINSU@gmail:

DPL: Prof.Dr.Didik Santoso, M.Pd.

SEJARAH PEMBUKUAN HADIS

Di masa abad pertama hijriyah,yaitu masa Rasulullah saw,khulafaur rasyidin,dan sebagian besar masa bani Umayyah hingga akhir abad pertama hijriyah,hadis-hadis Rasulullah itu di sampaikan melalui dari mulut ke mulut dan berpindah-pindah dari tempat satu ketempat lain. Pada masa itu para perawi menghapalkan hadis berdasarkan kekuatan hapalan pada diri mereka. Dan hapalan mereka terkenal kuat hingga mampu mengeluarkan kembali hadis-hadis yang mereka hapal secara lisan yang mereka rekam dalam ingatan mereka.

Nah didalam sejarah mengatakan bahwa pada masa abad pertama sahabat Rasul yng bernama Umar Bin Khattab ketika itu beliau telah mempunyai ide dan pendapat untuk mengumpulkan dan menulis hadis,akan tetapi niatnya tersebut beliau urungkan,sebab Umar Bin Khattab khawatir kepada umat islam yang perhatiannya terganggu dalam mempelajari Alqur'an.

Pembukuan hadis terbentuk pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang di nobatkan pada akhir abad pertama,yakni tahun 99 hijriyah dan memasuki abad ke dua hijriyah. Pada masa ini datnglah angin segar yang mendukung kelestarian hadis. Umar bin abdul aziz terkenal sebagai khalifah rasyidin yang kelima. 

Beliau sangat waspada dan sadar bahwa para perawi hadis yang mengumpulkan hadis dalam kekuatan ingatan mereka,dalam perjalanan waktu jumlahnya semakin sedikit di sebabkan banyaknya yang meninggal dunia akibat peperangan. Khalifah Umar bin abdul aziz khawatir jika tidak segera dikumpulkan dan di bukukan kemungkinan hadis-hadis Rasulullah akan lenyap bersama lenyapnya para perawi hadis yang meninggal dunia. 

Oleh sebab itulah tergertak hati Umar bin abdul aziz untuk mengumpulkan hadis-hadis Rasulullah saw. Setelah memasuki abad kedua hijriyah,pada tahun kedua hijriyah ini khalifah umar bin abdul aziz memerintahkan kepada gubernur madinah yaitu Abu bakar bin muhammadbin amir bin hazm untuk membukukan hadis-hadis nabi dari para penghafal nya. 

Kemudian Umar bin abdul aziz menuis surat kepada abu bakar bin hazm yaitu:"perhatikanlah apa yang dapat di peroleh dari hadis-hadis Rasul lalu tulislah karena aku takut akan lenyap ilmu di sebabkan meninggalnya ulama, dan jangan di terima selain hadis Rasul ,dan hendaklah di sebarluaskan ilmu dan di adakan majelis-majelis ilmu supaya orang-orang yang tidak mengetahuinya dapat mengetahuinya,maka sesungguhnya ilmu itu di rahasiakan.

Selain kepada gubernur madinah khalifah umar juga menulis surat kepada gubernur lain agar mengusahakan pembukuan hadis dengan cepat. Dan khalifah juga menulis surat secara khusus kepada Abu Bakar Muhammad Bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Azzuhri. Kemudian Syihab Azzuhri ini mulai melaksanakan perintah khalifah tersebut sehingga beliau menjadi salah satu ulama yang pertama kali membukukan hadis. 

Kemudian di kembangkan pula oleh ulama-ulama berikutnya. dalam pembukuan hadis ini juga sekaligus dilakukan usaha penyeleksian hadis yang di terima(maqbul) dan di tolak(mardud) dengan menggunakan metode sanad dan isnad.

Metode sanad dan isnad ini adalah metode yang di gunakan untuk menguji sumber perawi dengan mengetahui keadaanny para perawi seperti,riwayat hidupnya,kapan dan dimana hidupnya,teman semasanya dan daya tangkap ingatannya.


Apa yang melatar belakangi dibukukannya hadis?

Lihat Teknologi Selengkapnya