Apa yang kamu ketahui tentang nilai kehidupan dalam cerpen novel

KOMPETENSI DASAR      :

3.8 Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek yang dibaca.

4.8 Mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek.

KELAS/SEMESTER                 : XI/GANJIL

MATERI                                :  TIPS PEMBACAAN CERPEN

Asalamualaikum,

Anak-anak, pertemuan kita kali ini adalah KD 4.8 Mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek. Perlu kalian ketahui bahwa ketika kita membaca sebuah cerita pendek atau cerpen, kita akan mendapatkan manfaat atau hikmah sebuah nilai kehidupan. Apakah kalian pernah membaca cerpen? Seberapa dalam kalian menikmati membaca cerpen? Dapatkah kalian menemukan nilai yang terdapat di dalam cerpen? Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan nilai kehidupan yang terdapat di dalam cerpen?

Pada pertemuan yang lalu kita telah membahas unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen. Pertemuan kali ini, insyaallah kita akan membahas tuntas semua pertanyaan di atas. Yang pertama, mari kita luruskan niat dan tujuan kita membaca cerpen. Tanpa niat yang terarah, proses kreatif memahami jalan cerita juga tidak fokus. Tujuan kita membaca cerpen yang utama adalah tujuan rekreatif. Jika ilmu pengetahuan melatih mempertajam logika, membaca karya sastra, dalam hal ini: cerpen, melatih kepekaan jiwa. Masalah serumit apa pun akan lebih manusiawi saat disajikan dalam bentuk karya sastra. Inilah alasan mendasar bagi kita untuk membaca sebuah cerpen.

1.       Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek yang dibaca.

Mari kita mulai mendalami apa yang dimaksud dengan nilai kehidupan. Karya sastra, seperti cerpen merupakan tiruan dari kenyataan yang telah diolah dengan pemikiran, gagasan, serta imajinasi penulisnya. Oleh sebab itu, di dalam cerpen terdapat nilai-nilai kehidupan yang dapat dipetik sebagai perenungan atau pembelajaran oleh pembaca. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat secara tersurat maupun tersirat. Berikut ini nilai-nilai yang terdapat pada cerpen.

A)     Nilai Moral

Nilai Moral adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan perangai, budi pekerti, atau tingkah laku manusia terhadap sesamanya. Biasanya nilai ini dapat diketahui melalui deskripsi tokoh, hubungan antartokoh, dialog, dan lain-lain.

Berikut contoh kutipan Nilai Moral:

"Awalnya, aku mau berteman dengan siapa saja, namun setelah mengetahui kelebihanku, aku mulai memilih teman yang bisa dekat denganku. Apalagi dengan otakku yang pandai, semakin banyak teman yang menyukaiku. Maka, aku pun mulai memilih teman dari golongan menengah ke atas. Aku tidak lagi mau berteman dengan anak yang setara padaku"

(Kutipan Cerpen "Penyesalanku" karya Dian Indria A)

Pada kutipan cerpen di atas, terdapat nilai moral yang dapat diambil. Nilai moral tersebut adalah aku yang berotak pandai dan hanya ingin berteman dari golongan menengah ke atas menggambarkan kesombongan yang merupakan sifat buruk.

B)      Nilai Sosial

Nilai Sosial adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan masalah sosial dan hubungan manusia dengan masyarakat (interaksi sosial antarmanusia). Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran hubungan antartokoh.

Berikut contoh kutipan Nilai Sosial:

"Dua penumpang laki-laki, saat melihat Lail dan ibunya masuk, berdiri memberikan tempat duduk, "Terimakasih". Lail dan ibunya segera duduk"

(Kutipan Novel "Hujan" karya Tere Liye)

Pada kutipan novel di atas, terdapat nilai sosial yang dapat diambil. Nilai sosial tersebut digambarkan oleh perilaku sopan santun dua penumpang laki-laki yang memberikan tempat duduknya kepada Lail dan ibunya yang baru masuk. Kemudian Lail dan ibunya mengucapkan terima kasih, yang menggambarkan bahwa Lail dan ibunya menghargai sopan santun kedua laki-laki itu.

C)      Nilai Religius

Nilai Religius adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan kepercayaan atau ajaran agama tertentu. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan simbol agama tertentu, kutipan atau dalil dari suatu kitab suci, dan penggambaran nilai-nilai kehidupan yang dilandasi ajaran agama yang bersifat universal.

Berikut contoh kutipan Nilai Religus/Keagamaan:

"Sebenarnya sangat banyak kejadian seperti itu yang terjadi kepadaku, sangat sering. Terkadang aku bingung dengan orang-orang yang tak peduli untuk menutup aurat mereka. Sungguh, sebenarnya apa arti jilbab bagi mereka?"

(Kutipan Cerpen "Apa Arti Jilbab Bagimu" karya Lamia N. S.)

Pada kutipan cerpen tersebut, terdapat nilai religius yang diambil. Nilai religius tersebut meliputi jilbab yang merupakan penutup aurat yang dipakai perempuan muslim untuk menutupi kepala dan leher sampai ke dada.

D)     Nilai Budaya

Nilai Budaya adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan adat istiadat, kebudayaan, serta kebiasaan suatu masyarakat. Biasanya nilai ini dapat diketahui dengan penggambaran adat istiadat, bahasa dan gaya bicara tokoh yang mencerminkan bahasa tertentu, dan kebiasaan yang berlaku pada tempat para tokoh.

Berikut contoh kutipan Nilai Budaya:

"Iyaa, kita mau. Asalkan kamu mau janji akan nerusin tari jaipong ini. Kan asik kalo kita bisa ngewakilin Indonesia ke berbagai negara"

(Kutipan Cerpen "Jaipong" karya Aldizza Aurelia)

Pada kutipan cerpen di atas terdapat nilai budaya yang dapat diambil. Nilai budaya tersebut adalah tari jaipong yang merupakan tarian tradisional (kebudayaan) khas Jawa Barat.

E)      Nilai Pendidikan/Edukatif

Nilai Pendidikan/Edukatif adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan pengubahan tingkah laku dari baik ke buruk (pengajaran) atau bisa juga berhubungan dengan sesuatu hal yang mempunyai latar belakang pendidikan/pengajaran.

Berikut contoh kutipan Nilai Pendidikan:

"Agaknya selama turun menurun keluarga laki-laki cemara angin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau menginginkan perubahan dan ia memutuskan anak lelaki tertuanya Lintang, tak akan menjadi seperti dirinya"

(Kutipan Novel "Laskar Pelangi" karya Andrea Hirata)

Pada kutipan novel di atas terdapat nilai pendidikan, yaitu Ayah Lintang yang memutuskan untuk mendidik anak lelaki tertuanya Lintang agar tidak menjadi seperti dirinya, agar kelak dapat mengubah nasib keluarganya.

F)      Nilai Etika

Nilai Etika adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan sopan santun dalam aspek kehidupan. Hal ini merupakan bagian dari nilai moral.

Berikut contoh kutipan Nilai Etika:

"Zahra... masuk Nak, kita sarapan dulu," suara ibuku yang sontak membuyarkan lamunanku.

"Dan setelah sarapan tolong belikan bahan-bahan untuk membuat kue ya Nak, ibu tidak enak badan"

"Baik Bu,” jawabku singkat.

(Kutipan Cerpen "Harapan Seorang Ibu" karya Lutaful Kafifah)

Pada kutipan cerpen di atas, terdapat nilai etika yang diambil. Nilai etika tersebut adalah kita menuruti perintah orangtua dengan membelikan bahan membuat kue untuk ibunya yang tidak enak badan.

G)     Nilai Estetika

Nilai Estetika adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan keindahan baik dari segi bahasa, penyampaian cerita, pelukisan alam, keistimewaan tokoh, dan lingkungan sekitar tokoh.

Berikut contoh kutipan Nilai Estetika:

"Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh Karyamin dan kawan-kawan"

(Kutipan Cerpen "Senyum Karyamin" karya Ahmad Tohari)

Pada kutipan cerpen di atas, terdapat nilai estetika yang diambil yaitu pada penggunaan kalimat "Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes dari tubuh". Menurut penulis, penggunaan kata beban, menekan, dan pikulan merupakan bentuk permainan bahasa yang indah. Gambaran lingkungan sekitar pelaku juga menjadikan cerpen ini semakin jelas dan hidup.

H)     Nilai Politik

Nilai Politik adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan usaha warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama, proses pelaksanaan kebijakan di masyarakat, dan penyelenggaraan pemerintahan di berbagai tingkat dalam negara.

Berikut contoh kutipan Nilai Politik:

"Bukan hanya itu. Para pemilih kadang-kadang terpengaruh uang. Terpengaruh praktek-praktek money politics," sahut Rita

(Kutipan Cerpen "Bajingan-Bajingan Politik" karya Harimanto Imadha)

Pada kutipan cerpen di atas, terdapat nilai politik yaitu money politics yang merupakan suatu bentuk pemberian uang terhadap seseorang agar dapat memengaruhi orang tersebut untuk memilihnya pada saat pemilihan umum.

I)        Nilai Patriotik/Perjuangan

Nilai Patriotik adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan jiwa kepahlawanan atau suatu perjuangan (misalkan perjuangan hidup, semangat yang membara, cinta tanah air, dan lain-lain).

Berikut contoh kutipan Nilai Patriotik:

"Jika malam, mataku sulit terpejam membayangkan diriku berdiri di barisan sebelas pemain PSSI, membela tanah air. Kubekapkan tangan di dada, menekan lambang Garuda di sana. Indonesia Raya membahana"

(Kutipan Novel "Sebelas Patriot" karya Andrea Hirata)

Pada kutipan cerpen di atas terdapat nilai patriotik, yaitu antusiasme anak-anak kecil dalam menunjukkan dukungannya bagi tim nasional Indonesia, sebagai salah satu bentuk kesetiaan (semangat yang membara), sebagai wujud nyata patriotisme.

J)       Nilai Psikologi

Nilai Psikologi adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan tokoh (misalkan antisosial, depresi, keterbelakangan mental, shock, halusinasi, delusi, emosi yang berlebih, gangguan kejiwaan, dan lain-lain).

Berikut contoh kutipan Nilai Psikologi:

"...aku mulai Shock, dan bertanya-tanya ada apa dengan diriku? Terutama dengan kedua mataku ini? Keluargaku secara perlahan memberitahuku, bahwa aku mengalami kebutaan, karena kornea mataku rusak dan harus mencari pendonor kornea mata."

(Kutipan Cerpen "Cinta yang Tak Tergantikan" karya Fenny Marsella)

Pada kutipan cerpen di atas terdapat nilai psikologi yang diambil. Nilai Psikologi tersebut adalah karakter aku yang mengalami syok, yang merupakan sebuah keadaan psikologis saat dia terkejut atas apa yang terjadi pada matanya.

K)      Nilai Ekonomi

Nilai Ekonomi adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan status/kondisi ekonomi, perdagangan, atau permasalahan ekonomi dalam masyarakat.

Berikut contoh kutipan Nilai Ekonomi:

"Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka..."

(Kutipan Cerpen "Robohnya Surau Kami" karya A.A Navis)

Pada kutipan cerpen di atas, terdapat nilai ekonomi yang diambil, yaitu melarat yang merupakan kondisi dalam perekonomian dimana tidak memiliki harta alias sengsara.

L)       Nilai Historis

Nilai Historis adalah nilai dalam cerpen yang berhubungan dengan hal-hal yang erat kaitannya dengan sejarah.

Berikut contoh kutipan Nilai Historis:

"...Jangankan mendengar nama Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Jangan pula menyebut peristiwa berdarah 30 September 1965,..."

(Kutipan Novel "Pulang" karya Leila S. Chudori)

Pada kutipan novel di atas, terdapat nilai historis yang diambil. Nilai historis tersebut adalah menyinggung tentang 30 September 1965 yang merupakan permulaan dari sejarah gelap bangsa Indonesia yang sampai ini masih didebatkan terkait kisah sesungguhnya mengenai peristiwa tersebut.

                Demikian nilai-nilai yang terdapat di dalam cerpen. Apakah di dalam sebuah cerpen harus selalu ada semua nilai-nilai yang dijelaskan di atas? Jawabannya tentu tidak. Penulis cerpen menagkap suatu fenomena di dalam kehidupan di masyarakat, merekamnya dalam rangkaian kronologi yang logis dengan mengutamakan fungsi dan kekuatan majas, peribahasa, dan ungkapan untuk membungkus nilai di dalam cerpennya. Nilai inilah yang kemudian kita pahami sebagai amanat atau hikmah di dalam sebuah cerpen.

2.       Mendemonstrasikan salah satu nilai kehidupan yang dipelajari dalam cerita pendek.

Membaca cerpen, intinya membaca. Bukan berdrama. Tak perlu berkostum menyesuaikan karakter tokoh dalam cerpen yang kita bacakan. Akan tetapi membaca cerpen tetap perlu mengolah setidaknya mimik, ekspresi, dan intonasi suara. Tantangan ini makin besar ketika formatnya virtual melalui media sosial atau setidaknya video sederhana melalui kamera HP atau melalui aplikasi Whatsapp. Dengan perekaman video bisa jadi kita lebih banyak berwujud dari pinggang ke atas. Berbeda dengan panggung nonvirtual. Maka, peluang mengolahnya, di wilayah itu saja. Itulah mengapa dalam membaca cerpen, tiga hal yang ini sangat penting dihidupkan pembacanya.

Bagaimana mampu membaca cerpen yang baik? Berikut adalah tips sederhana yang bisa dierapkan saat membacakan sebuah cerpen.

1.       Jangan takut muka kita jelek karena berubah-ubah memainkan air muka mengikuti cerita. Bebaskan! Orang yang melihat rekaman video kita bisa terpesona bukan dari muka cantik kita yang terlalu menjaga imej. Asal mimik itu sesuai lakukan saja.

2.       Di muka ada mulut dan mata yang bisa kita pertegas untuk meramu ekspresi. Jangan terpaku pada naskah yang kita baca. Beberapa kali kita harus menatap kamera dengan seolah berkata “hai” pada pemirsa. Tatap seakan mereka di hadapan kita langsung yang nyata. Mulut juga begitu, kata-kata yang dibentuk diucapkan jelas baik konsonan dan vokalnya. Biarkan bila mulut harus monyong, mengerucut, menganga atau sejelek apa pun yang terjadi. Jangan ditahan karena kita membutuhkan itu untuk tampil eskpresif. Asal bukan disengaja dimainkan berlebihan karena membaca jadi bukan membaca.

3.       Mengatur ragam intonasi suara itu bisa ditolong oleh ragam karakter. Simpel kalau tokoh perempuan yang digambarkan inferior ya melemah atau melembutlah suara itu. Andai ia anak-anak ya cobalah bersuara mirip mereka. Pertolongan kedua bisa dari power suara yang keras atau rendah dan lebih rendah selama tetap didengar jelas.

Demikian penjelasan saya mengenai pasangan KD 3.8 dan 4.8. Semoga bermanfaat. Aamiin. Barakallah. Wasalam.