Apa yang kamu ketahui tentang inseminasi buatan

Inseminasi buatan bisa jadi alternatif bagi pasangan dengan masalah kesuburan. Prosedur ini dilakukan dengan menempatkan sperma langsung ke dalam rahim.

22 Oct 2019|Annisa Amalia Ikhsania

Ditinjau olehdr. Anandika Pawitri

Melalui proses inseminasi buatan, sperma akan lebih mungkin untuk membuahi sel telur

Para pasangan suami istri yang mengalami gangguan kesuburan dan kesulitan memiliki keturunan kini tak perlu berkecil hati. Dewasa ini, terdapat beragam program kehamilan yang bisa menjadi pilihan alternatif. Salah satunya adalah dengan proses inseminasi buatan. Inseminasi buatan menjadi salah satu dari sekian banyak teknik yang bertujuan membantu suami-istri dengan masalah kesuburan, agar mereka dapat memiliki momongan. Jika berniat melakukannya, Anda dan pasangan sebaiknya ketahui serba-serbi prosedur terlebih dahulu.

Apa itu proses inseminasi buatan? 

Proses Inseminasi buatan adalah salah satu program hamil dengan metode reproduksi untuk mengatasi masalah gangguan kesuburan (infertilitas). Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sperma langsung ke dalam rahim pada saat sang wanita sedang mengalami ovulasi atau pelepasan sel telur. Tujuan program inseminasi buatan adalah meningkatkan jumlah sperma yang dapat mencapai saluran indung telur (tuba falopi). Dengan ini, kesempatan terjadinya pembuahan akan meningkat dan pasangan berpeluang tinggi untuk cepat hamil.Ada dua jenis inseminasi buatan yang lazim dilakukan, yaitu intrauterine insemination (IUI) dan inseminasi intraservikal (ICI).  Secara umum, kedua proses prosedur ini sama. Yang membedakannya adalah cara memasukkan sperma ke dalam rahim.

Kapan proses inseminasi buatan perlu dilakukan? 

Proses inseminasi buatan bisa dibilang merupakan jenis pengobatan kesuburan yang tergolong noninvasif. Prosedur ini juga lebih murah jika dibandingkan dengan program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).Pada beberapa kasus, sejumlah pasangan suami istri mungkin akan mulai melakukan inseminasi buatan terlebih dulu. Jika belum berhasil, baru mereka melanjutkannya dengan program bayi tabung. Proses inseminasi buatan mungkin dibutuhkan pada kasus-kasus sebagai berikut:Pasangan suam-istri yang bisa memproduksi sperma dan sel telur yang sehat, tapi tidak dapat melakukan hubungan seksual akibat kondisi medis tertentu. Misalnya, disfungsi ereksi.Seorang wanita mungkin saja memiliki masalah infertilitas yang berkaitan dengan serviks (leher rahim). Contohnya, serviks tidak dapat memproduksi lendir untuk membantu perjalanan sperma ke rahim, atau lendir di serviks mengandung zat tertentu yang justru membunuh spermaEndometriosis adalah kondisi di mana jaringan dinding rahim tumbuh di tempat lain di luar rahim. Pertumbuhan ini bisa terjadi di indung telur atau tuba falopi. Secara umum, inseminasi buatan bisa dilakukan pada kasus endometriosis dengan tingkat ringan hingga sedang.Meski jarang terjadi, sang wanita bisa saja mengalami alergi terhadap protein tertentu yang terkandung dalam sperma pasangannya. Masalah ini bisa diatasi dengan inseminasi buatan.Protein dalam sperma yang memicu alergi tersebut, dapat dihilangkan sebelum sperma dimasukkan ke dalam rahim sang wanita. Para pria bisa saja mengalami produksi sperma yang kurang memadai atau memiliki pergerakan sperma yang abnormal. Kondisi ini kemudian menyulitkan terjadinya pembuahan. Ada beberapa jenis penanganan medis yang berpotensi memicu ketidaksuburan. Contohnya kemoterapi dan radioterapi.Bila seorang pria harus menjalani prosedur medis tersebut dan ingin tetap memiliki keturunan, ia bisa mengambil spermanya untuk dibekukan. Ketika berencana mempunyai anak, sperma ini bisa digunakan dalam prosedur inseminasi buatan. Penyebab gangguan kesuburan terkadang tidak diketahui dengan jelas meski Anda sudah menjalani  proses diagnosis. Pada keadaan seperti ini, dokter mungkin akan merekomendasikan inseminasi buatan bagi Anda dan pasangan.Sementara itu, ada pula beberapa kondisi medis yang membuat inseminasi buatan tidak efektif. Berikut contohnya:
  • Wanita yang mengidap endometriosis tingkat sedang hingga parah. 
  • Wanita yang telah menjalani prosedur pengangkatan semua indung telur.
  • Wanita yang mengalami kondisi tertentu, sehingga kedua saluran menuju indung telur tersumbat. 
  • Wanita yang mengidap penyakit para pada indung telurnya.
  • Wanita yang mengalami lebih dari satu jenis infeksi panggul.
  • Pria yang sama sekali tidak bisa memproduksi sperma. 

Bagaimana prosedur untuk menjalani proses inseminasi buatan?

Bagian utama dari prosedur inseminasi buatan adalah proses mendapatkan dan menyiapkan sampel sperma. Kemudian, menanamkan sperma tersebut ke dalam rahim sang wanita. Berikut prosesnya:Sperma akan diambil dari air mani pasangan Anda. Caranya bisa melalui masturbasi, kondom berisi cairan sperma yang langsung disimpan sehabis berhubungan seks, ejakulasi dengan aliran listrik ketika sang pria tidak bisa ejakulasi secara alami, serta prosedur pengambilan sperma langsung dari saluran reproduksi pria. Setelah dokter atau staf medis mendapatkan sperma yang dibutuhkan, mereka akan ‘mencucinya’ dari lendir-lendir atau sperma yang tidak hidup. Langkah ini bertujuan mendapatkan sperma terbaik, sehingga dapat menambah tingkat keberhasilan pembuahan. Penetapan waktu pelaksanaan inseminasi buatan tentu tak kalah penting. Dokter akan melakukan pemantauan prediksi terjadinya ovulasi pada  wanita, untuk menentukan pelaksanaan waktu inseminasi buatan yang tepat. Pemantauan dapat dilakukan dengan prediksi ovulasi dengan melihat pelepasan hormon LH dari urine sang wanita, atau berdasarkan pengamatan melalui USG transvaginal untuk melihat perkembangan sel telur. Jika perlu, sang wanita mungkin akan diberikan suntikan hormon human chorionic gonadotropin (HCG), atau jenis obat kesuburan lainnya. Langkah ini akan merangsang ovulasi pada waktu yang tepat.Ketika ovulasi sudah dapat terdeteksi, dokter akan menentukan waktu pelaksanaan inseminasi buatan. Pelaksanaan prosedur inseminasi buatan umumnya dilakukan satu atau dua hari setelah terlihat adanya tanda-tanda ovulasi. 

Bagaimana proses inseminasi buatan dilakukan? 

Inseminasi buatan dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik kesuburan. Prosedur ini umumnya memakan waktu sekitar 15-20 menit dan tidak menimbulkan rasa sakit. Karena itu, proses ini tidak membutuhkan pembiusan.Proses inseminasi buatan, baik IUI dan ICI, akan dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini:
  • Sang wanita akan diminta berbaring di atas meja khusus dengan posisi kaki dibentangkan atau dilebarkan seraya menekuk lutut, seperti posisi melahirkan atau saat melakukan Pap smear
  • Dokter akan memasukkan alat bernama spekulum ke dalam vagina, untuk membuka dan melebarkan liang vagina.
  • Pada IUI, dokter akan memasukkan kateter yang berisi sperma ke dalam vagina, melewati serviks, dan ke dalam rahim. 
  • Pada ICI, dokter akan memasukkan sperma ke dalam vagina menggunakan alat suntik khusus ke leher rahim (serviks).
  • Sang wanita kemudian akan diminta untuk tetap berbaring selama beberapa waktu.
  • Setelah semua selelsai, spekulum akan dilepas dan pasien bisa kembali beraktivitas seperti biasa. 
Anda mungkin akan mengalami ketidaknyamanan, kram perut ringan, atau sedikit perdarahan setelah prosedur inseminasi buatan dilakukan. Untuk melakukan tes kehamilan dan mengetahui hasilnya, Anda perlu menunggu hingga dua minggu.Dikutip dari American Pregnancy, peluang sukses inseminasi buatan khususnya proses IUI tergantung dari beberapa faktor. Jika seorang pasangan menjalani prosedur inseminasi setiap bulan, peluang suksesnya dapat setinggi sekitar 20 persen per periode.Namun hal ini juga bergantung pada beberapa variabel lain seperti usia wanita, alasan infertilitas yang dialami, dan digunakan atau tidaknya obat kesuburan. Diketahui, peluang sukses inseminasi buatan cenderung lebih rendah dibanding IVF.Selain itu, meski minim risiko, proses inseminasi buatan juga bisa menimbulkan kemungkinan infeksi, timbul bercak darah hingga hamil anak kembar. Untuk itu, sebelum mengambil langkah IUI maupun ICI, Anda perlu mempertimbangkan segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Bagaimana cara menjaga kehamilan setelah proses IUI atau inseminasi intrauterin dan ICI?

Setelah inseminasi buatan, ada baiknya untuk melakukan beberapa cara yang dianjurkan oleh dokter agar peluang kehamilan berhasil semakin besar. Berikut merupakan hal yang perlu dilakukan dalam menjaga kehamilan setelah inseminasi buatan.
  • Istirahat cukup
  • Lakukan pola makan sehat
  • Selalu berusaha positif
  • Lakukan olahraga ringan
  • Rutin kunjungi dokter
  • Selalu minum obat yang telah diresepkan oleh dokter.
Selain itu, penting juga untuk menghindari hal-hal berikut dalam menjaga kehamilan setelah inseminasi buatan.
  • Jangan minum obat nyeri apabila mengalami kram dan sakit pasca inseminasi.
  • Jangan stres.
  • Hindari berhubungan seksual.
  • Jangan mengangkat beban yang terlalu berat.
  • Hindari berenang.
  • Jangan biarkan diri terkena radiasi yang mungkin berbahaya.
  • Jangan merokok atau minum alkohol.

Catatan dari SehatQ

Bila tertarik untuk menjalani inseminasi buatan, Anda dan pasangan perlu mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai prosedur ini. Lakukan juga konsultasi ke dokter kandungan. Dokter akan membantu Anda dan pasangan untuk menilai apakah inseminasi buatan merupakan prosedur yang tepat atau tidak bagi Anda berdua.Anda juga bisa berkonsultasi langsung pada dokter terkait proses inseminasi buatan dengan chat dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ.
Download aplikasinya sekarang di Google Play dan Apple Store.

kehamilanmeningkatkan kesuburanmasalah infertilitasmerencanakan kehamilansperma

American Pregnancy Association. http://americanpregnancy.org/infertility/intrauterine-insemination/
Diakses pada 22 Oktober 2019
Healthline. https://www.healthline.com/health/intrauterine-insemination-iui
Diakses pada 22 Oktober 2019
Healthline. https://www.healthline.com/health/artificial-insemination
Diakses pada 22 Oktober 2019
Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/intrauterine-insemination/about/pac-20384722
Diakses pada 22 Oktober 2019
Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/217986.php
Diakses pada 22 Oktober 2019

Masturbasi sering kali dijadikan sarana oleh pria untuk melepaskan hasrat seksualnya ketika sedang sendiri. Adakah dampak negatif yang mungkin muncul akibat sering onani?

01 Des 2021|Ajeng Quamila Irawan

Cara mengetahui bayi cacat dalam kandungan dapat dilakukan dengan melakukan berbagai pemeriksaan kehamilan. Hal ini dapat ditandai dengan kadar protein ibu hamil tidak normal, cairan berlebih di tengkuk janin, hingga jumlah kromosom abnormal.

17 Nov 2021|Dina Rahmawati

Zigot adalah sel yang terbentuk sebagai hasil dari penyatuan sel sperma dan sel telur. Zigot inilah yang menjadi cikal bakal dari janin yang akan Anda kandung. 

07 Apr 2020|Dina Rahmawati

Dijawab Oleh dr. Ester Agustina

Dijawab Oleh dr. Sylvia V

Dijawab Oleh dr. Farahdissa