Apa yang kalian ketahui tentang jalur sutera

Ayo siapa yang masih inget pelajaran sejarah? Pelajaran yang membawa kita kepada dunia fantasi bahkan membawa kita ke dunia mimpi, dan tak jarang dari kita membuat pulau di mejanya sendiri… hahha

Bener kan?

Umumnya ada tiga metode pembelajaran dari mata pelajaran sejarah ini.

Pertama,  Beberapa guru sejarah selalu menugaskan muridnya untuk membaca sendiri-sendiri.  Kedua,  beberapa dari guru lainnya menyuruh kita mendengarkan beliau bercerita dan presentasi. Atau Ketiga, menggabungkan metode keduanya di setiap sesi pembelajaran berlangsung.

Nah, buat sahabat yang saat ini bertugas sebagai guru sejarah, kalian biasanya pake metode yang mana sih?

Tidak ada yang salah dengan ketiga metode pembelajaran yang tadi. Namun berdasarkan pada pengalaman mimin sendiri. Biasanya metode-metode pembelajaran tadi membuat kami ngantuk bahkan hingga memasuki ke dalam dunia mimpi. Hihihi. Mimin juga yakin kok sebagian sahabat disini juga mengalami hal serupa tadi. Tak hanya pulau yang kalian kreasikan disini, ukiran pun bisa dibuat di pipi. 😛

Oke lanjut…

Salah satu pembahasan yang pernah dibahas, atau sebatas disinggung di materi sejarah adalah “Jalur Sutra”.

Adakah dari sahabat di sini yang tau apa itu jalur sutra? Negara mana saja sih yang masuk dalam lintasan jalur sutra? Dan siapakah yang pertama kali menggunakan istilah jalur sutra?

Apa itu jalur sutra?

Jalur sutra atau Silk Road Merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan sebuah jalur perdagangan kuno yang menjadi pusat interaksi budaya  melalui Euroasia yang menghubungkan antara Timur dan Barat, yang membentang dari semenanjung Korea dan Jepang ke Laut Tengah. Konsep ini mengacu pada rute terestrial dan maritim yang menghubungkan Asia dan Eropa. Jalur ini sering kali dilalui oleh pedagang, pengelana, biarawan, prajurit,  dan warga sekitar dengan menggunakan karavan atau kapal laut.

Siapa sih yang pertama kali menggunakan istilah jalur sutra dan mengapa?

Istilah ‘jalur sutra’ pertama kali digunakan atau diciptakan oleh geografer Jerman Ferdinand von Richthofen yang membuat tujuh ekspedisi kecina dari tahun 1868 sampai 1872. Meskipun Istilah ini dibuat pada  abad ke-19, namun pada walnya istilah ini tidak mendapatkan penerimaan secara luas di kalangan dunia akademisi dan kalangan publik lainnya. Hingga pada akhirnya muncullah sebuah buku yang berjudul “The Silk Road” ini di abad 20 tepatnya di tahun 1989 saat jatuhnya Uni Soviat, yang mengakibatkan lonjakan penggunaan istilah ini.

Lantas kenapa dinamakan Jalur Sutra? karena komoditas perdagangan dari Cina yang kebanyakannya  berupa sutra. Itu kenapa dinamakan jalur sutra. Namun tak sedikit dari para ilmuan terdahulu tidak setuju dengan alasan tersebut. Misalnya Warwick Ball berpendapat bahwa perdagangan rempah-rempah maritim dengan India dan Arabia jauh lebih penting untuk ekonomi kekaisaran Romawi kala itu dari pada perdagangan Sutra dengan China. Ball juga mencatat bahwa penulis atau ilmuan traditional (dulu) yang membahas perdagangan Timur- Barat seperti Marco Polo dan Edward Gibbon tidak pernah memberi label apapun terhadap jalur yang dilalui. Namun rute perdagangan rempah-rempah yang saat ini dikenal sebagai jalur sutra, sebenarnya adalah rute maritim.

Lantas, negara mana saja yang dilalui oleh lintasan jalur sutra ini?

Ada beberapa rute yang dapat dilalui untuk dapat melewati jalur sutra ini, pertama adalaha Jalur Utara (Northern Route) dan Jalur Selatan (Southern Route), dengan melalui Taklamakan Desert (gurun pasir) dan Lop Nur (danau).

Jalur Utara 

Jalur Utara dimulai dari Chang’an (sekarang disebut Xi’an), sebuah ibukota kuno China yang dipindahkan lebih jauh ke timur selama pemerintahan Dinasti Han yang kemudian dipindahkan ke Luoyang. Rute tersebut ditentukan sekitar abad ke-1 SM saat Han Wudi mengakhiri pelecehan oleh suku-suku nomaden.

Jalur Utara ini bergerak menuju ke barat laut melalui provinsi Gansu di China dari Provinsi Shaanxi dan terbagi menjadi tiga rute lagi, dua di antaranya mengikuti jalur pegunungan di utara dan selatan Gurun Taklamakan dan akan bertemu kembali di jalur Kashgar, dan yang lainnya menuju ke utara kota Tian di Pegunungan Shan melalui kota Turpan, Talgar, dan Almaty (yang sekarang terletak di Tenggara Kazakhstan). Jalur Utara ini terbentang lagi di sebelah barat Kashgar, dengan sebuah jalur yang membuat cabang ke selatan menuju Lembah Alai, Termez (saat ini dikenal dengan Uzbekistan) dan Balkh (Afghanistan), sementara yang lain melakukan perjalanan melalui Kokand di Lembah Fergana (di Uzbekistan timur sekarang) dan kemudian barat melintasi Gurun Karakum. Kedua rute tersebut bergabung dengan rute selatan utama sebelum mencapai Merv kuno, Turkmenistan. Cabang lain dari rute Utara ini, membelok ke barat laut melewati Laut Aral dan utara Laut Kaspia, lalu menuju Laut Hitam. (Baca Juga:  Imam Bukhari)

Biasanya segerombolan kafilah membawa banyak barang seperti “kurma, bubuk safron dan kacang pistachio dari Persia; kemenyan, gaharu dan mur dari Somalia; kayu cendana dari India; botol kaca dari Mesir, menuju ke China dan banyak komoditas mahal lainnya yang diinginkan  belahan dunia lain. Sebagai gantinya, rombongan kafilah tersebut mengirim sutra , pernis, dan porselen dari China ke Negara asal atau negara yang dilaluinya.

Jalur Selatan 

Adapun Jalur Selatan atau atau sering kali disebut sebagai jalu Karakoram merupakan rute tunggal yang berjalan dari China melalui pegunungan Karakoram. Dan saat ini jalur ini masih ada dan beraspal sebagai Jalur International yang menghubungkan Pakistan dan China, dan dikenal sebagai Jalan Raya Karakoram.

Mengarah ke arah Barat, jalur ini menawarkan perjalanan yang cukup menguras tenaga, dengan sebuah tanjakan di Selatan memungkinkan perjalanan ini harus diselesaikan melalui laut dari berbagai titik. Menyeberangi pegunungan tinggi, dan melewati wilayah Utara Pakistan, juga melewati pegunungan Hindu Kush, dan ke Afghanistan. Kemudian jalur ini bertemu kembali dengan rute Utara dekat Merv, Turkmenistan. Dari Merv, jalur ini mengikuti garis lurus hingga ke Barat dengan melalui pegunungan Utara Iran, Mesopotamia, dan ujung Utara Gurun Suriah menuju ke Levant, di mana kapal-kapal dari para dagang Mediterania melanjutkan rute regulernya ke Italia. Sementara, jalur darat akan menyusuri jalur Utara melalui Anatolia atau menyusuri jalur Selatan menuju ke Afrika Utara.

Pusing nggak? Pusing kan? sama. hehehe…berhubung kita udah pusing duluan… Udah dulu ya….

Nggak heran jika dulu kita sering kali ngantuk mendengarkan dongeng dari para guru sejarah kita saat di sekolah.

Oiy, jika ada adek adek yang masih sekolah dan membaca ini. Perilaku kakak-kakak yang seperti ini jangan ditiru ya… J

24,047 total views, 3 views today

Jalur Sutra (Silk Road) sering disebut sebagai jalur perdagangan dunia internasional yang sangat penting dan berperan besar dalam dunia perdagangan. Seperti apa?

Eh, ada notifikasi masuk dari platform belanja online elo tuh. Ada 99+ barang menunggu di keranjang. Kapan elo mau check out?

Atau, jangan-jangan elo kayak gue yang suka menuh-menuhin keranjang, tapi ending-nya nggak jadi check out?

Apa yang kalian ketahui tentang jalur sutera
Ilustrasi belanja online lewat aplikasi. (Arsip Zenius)

Biasanya, elo belanja apa sih di toko online? Gue sih, suka belanja barang fashion dan pernak-pernik yang nggak jelas.

Iya, pernak-pernik di sini maksudnya barang-barang toko online yang aneh tapi berguna, kayak yang biasanya dijadikan konten sama para YouTuber dan TikToker.

Gue pernah beli aksesoris dan skincare, banyak dan murah banget. Bahkan, bisa dua sampai lima kali lebih murah dibandingkan di toko offline.

Menurut keterangan toko, aksesoris tersebut dikirim dari Cina, sedangkan skincare tersebut dikirim dari Korea Selatan. 

Biasanya, pengiriman barang dari luar negeri itu agak lama, bisa memakan beberapa hari hingga seminggu. Bahkan, ada juga yang bisa sampai sebulan.

Ya gimana lagi, pengiriman dari sana jauh, butuh kontainer-kontainer besar dan kapal bakal berangkat kalau target muatannya sudah tercapai.

Walau harus menunggu lama, gue bersyukur banget sekarang perdagangan internasional itu semudah klik-klik doang. Coba bayangin di masa lalu, gimana cara mereka berdagang antarnegara, ya?

Masa iya, pakai burung buat kirim pesan order-an?

Apa yang kalian ketahui tentang jalur sutera
Ilustrasi burung pengirim pesan. (Arsip Zenius)

Nah, kali ini kita akan membahas jalur perdagangan dunia yang ikonik banget pada masanya, yaitu Jalur Sutra. Pernah dengar?

Di artikel ini, kita akan bedah apa itu Jalur Sutra, peta dan rute Jalur Sutra, serta berbagai pertanyaan yang sering ditanyakan soal Jalur Sutra.

Apa Itu Jalur Sutra?

Berdasarkan informasi dari Britannica (2021), Jalur Sutra merupakan jalur perdagangan kuno yang menghubungkan dunia Barat, Timur Tengah, dan Timur

Dalam bahasa Inggris, jalur perdagangan ini disebut Silk Road (Jalan Sutra) atau Silk Route (Rute Sutra).

Sebagai catatan, jalur ini bukan secara literal merupakan jalanan aspal gitu, ya. Jalur Sutra ini mengacu pada sebuah rute panjang yang digunakan para pedagang selama lebih dari 1.500 tahun (National Geographic, 2019).

Diperkirakan rute ini terbentang sepanjang  6.437 kilometer (4.000 mil). Wah, panjang banget ya?

Apa yang kalian ketahui tentang jalur sutera
Ilustrasi jalur sutra untuk perdagangan. (Arsip Zenius)

Jalur perdagangan ini sudah resmi beroperasi sejak zaman Dinasti Han sekitar tahun 130 SM. Saat itu, Cina aktif berdagang dengan dunia Barat, terutama Yunani, Kekaisaran Romawi, dan Kekaisaran Kushan (di sekitar India).

Sebenarnya, perdagangan antarnegara sudah lama terjadi jauh sebelum pembukaan resmi jalur tersebut, lho. 

Beberapa peninggalan di makam Mesir mengindikasikan adanya perdagangan kain sutra Cina bahkan pada tahun 1070 SM (Tignor, 2011). 

Namun, berhubung sutra cukup mudah rusak tergerus waktu, belum bisa dipastikan apakah sutra tersebut benar-benar dari Cina atau daerah lain (G. Lubec, J. Holaubek, C. Feldl, B. Lubec & E. Strouhal, 1993). 

Berbagai kota dan negara di Eropa dan Asia ikut aktif berdagang hingga akhirnya jalur tersebut ditutup pada tahun 1453, ketika Kekaisaran Ottoman yang saat itu berjaya menutup perdagangan dengan Cina.

Gimana, Sobat Zenius, semoga elo sudah paham ya apa yang dimaksud dengan Jalur Sutra.

Kenapa Disebut Jalur Sutra?

Sobat Zenius, coba kita main tebak-tebakan ya. Kenapa jalur perdagangan internasional ikonik ini disebut Jalur Sutra

Apa yang kalian ketahui tentang jalur sutera
Ilustrasi pilihan jawaban tebak-tebakan. (Arsip Zenius)

Jawabannya adalah … C! Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, jalur perdagangan ini banyak digunakan oleh pihak Barat dan Timur, terutama Cina. Nah, sutra merupakan komoditi ekspor Cina yang sangat disukai belahan dunia Barat.

Dilansir dari China Highlights (2022), jalur perdagangan ini mendapatkan namanya dari seorang ahli geografi sekaligus penjelajah asal Jerman, Ferdinand von Richthofen, yang menyebut jalur tersebut sebagai die Seidenstrasse yang berarti Silk Road alias Jalur Sutra.

Ia menggunakan istilah tersebut di dalam bukunya China (1877). Sebutan tersebut kemudian banyak digunakan oleh publik dan bidang akademik. 

Apa yang kalian ketahui tentang jalur sutera
Gambar Ferdinand von Richthofen dan karyanya. (Dok. Wikimedia Commons, dsb)

Apa yang Diperdagangkan di Jalur Sutra?

Eh, walau disebut Jalur Sutra, bukan berarti yang diperdagangan cuma sutra doang lho ya. 

Berdasarkan informasi dari History (2021), berbagai komoditas seperti buah, sayur, hewan ternak, kulit hewan, peralatan, karya seni, barang keagamaan, batu mulia, metal, dan lain sebagainya, juga diperjualbelikan.

Kertas dan bubuk mesiu yang diciptakan oleh Cina juga terbawa hingga dunia Barat. Kita bisa melihat bagaimana dua komoditas tersebut digunakan secara masif di negara barat.

Selain benda-benda yang sudah disebutkan tadi, ada juga hal lain yang dipertukarkan dan tak ternilai harganya. Apa saja? 

Bahasa, budaya, agama, filosofi, dan ilmu pengetahuan, semuanya sangat berharga dan berguna bagi manusia di mana pun.

Jadi, bisa terbayang ya, bagaimana pengaruh dan peran Jalur Sutra terhadap kegiatan ekonomi, kehidupan manusia, dan perkembangan teknologi.

Melalui perdagangan, perbedaan sumber daya alam serta pengetahuan dapat saling melengkapi. Itulah mengapa setiap negara di dunia perlu melakukan perdagangan internasional.

BACA JUGA: Pengertian, Manfaat, dan Tujuan Perdagangan Internasional

Peta dan Rute jalur Sutra

Rute Jalur Sutra yang terbentang sepanjang 6.437 kilometer, melewati berbagai daerah di Asia, Afrika, dan Eropa baik melalui darat maupun laut.

Biar elo kebayang, berikut ini peta Jalur Sutra dari Whole World Land And Oceans (2018), di mana garis merah mengacu pada rute darat, sedangkan garis biru merujuk pada rute laut.

Apa yang kalian ketahui tentang jalur sutera
Gambar peta dan rute Jalur Sutera. (Dok. Whole World Land And Oceans 2018)

Berdasarkan keterangan dari World History Encyclopedia (2018), peta di atas menunjukkan rute perdagangan yang digunakan sekitar abad pertama. Rute tersebut sebagian besar terus aktif digunakan dari tahun 500 SM sampai 500 M.

Untuk rute darat yang lebih jelas, elo bisa melihat gambar peta Jalur Sutra dari UNESCO(n.d.) yang memperlihatkan hubungan berbagai kota. 

Apa yang kalian ketahui tentang jalur sutera
Peta Jalur Sutra. (Dok. UNESCO, n.d.)

Sebagai catatan, jalur ini nggak langsung bimsalabim jadi seperti itu ya. Terdapat berbagai perubahan dan perkembangan dari waktu ke waktu, hingga terbentuk jaringan seperti itu.  Seperti apa?

Sejarah Jalur Sutra

Menurut berbagai sumber, seorang jenderal asal Cina, Zhang Qian, sering disebut sebagai tokoh yang berjasa menemukan rute Jalur Sutra.

Awalnya, Jenderal Zhang Qian diperintahkan Kaisar Wu dari Dinasti Han untuk melakukan perjalanan diplomatis menemui masyarakat Yuezhi pada abad kedua sebelum Masehi. 

Tujuan perjalanan tersebut bukan untuk berdagang lho, namun untuk meminta bantuan masyarakat Yuezhi, agar pihak Kaisar Wu bisa mengalahkan musuh dari Xingnu. 

Singkat cerita, Zhang Qian melakukan perjalanan panjang, bahkan ia sempat tertangkap oleh musuh dan dipenjara selama 13 tahun. Setelah berhasil kabur, ia kembali ke Cina dan memberikan laporan mengenai perjalanannya.

Selama perjalanan, Zhang Qian melihat berbagai kebudayaan, kekayaan, dan kehidupan masyarakat berbagai daerah di Asia Tengah. 

Takjub dengan laporan yang begitu detail dan menarik, kaisar kembali mengirim Zhang Qian untuk melakukan ekspedisi, menjelajahi berbagai daerah-daerah di sekitar Cina, dan kemudian mulai membuat rute perjalanan Cina ke Asia Tengah yang terus berkembang hingga ke dunia barat.

Pada awalnya, Cina banyak melakukan ekspor sutra ke Kekaisaran Romawi, sedangkan Cina sendiri mengimpor wol dan batu mulia. 

Selain dari Cina, Kekaisaran Romawi juga mengimpor sutra dari Gyeongju, Ibu Kota Silla yang sekarang merupakan bagian dari Korea Selatan (Xinru, 2010). Maklum, saat itu kain sutra hits banget di kalangan masyarakat Romawi. 

Setelah Kekaisaran Romawi (30 SM – 300 M) runtuh, berbagai kekaisaran dan era lainnya bergantian aktif memenuhi Jalur Sutra.

Seperti Kekaisaran Byzantine (abad ke-6 sampai ke-14), Dinasti Tang (abad ke-7), suku Sogdian–Türkic (abad ke-4 sampai ke-8), era Islam (abad ke-8 sampai ke-13), hingga Kekaisaran Mongol (abad ke-13 sampai ke-14) yang kemudian menutup rute tersebut.

Aktivitas di Jalur Sutra sempat kembali aktif di bagian Asia Barat, hingga akhirnya kembali runtuh di abad ke-18.

Jalur Sutra dan Perdagangan Indonesia

Perdagangan melalui rute Jalur Sutra juga melewati Indonesia. Nggak cuma perdagangan komoditas dan sumber daya alam, Indonesia (yang saat itu masih berbentuk kerajaan-kerajaan) juga mendapatkan berbagai pengetahuan serta budaya dari para pedagang luar negeri.

Jerry H. Bentley dalam bukunya Old World Encounters: Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times (1993) mengemukakan bahwa penyebaran agama dan tradisi budaya di sepanjang Jalur Sutra menyebabkan sinkretisme.

Sinkretisme di sini mengacu pada asimilasi (pencampuran dan fusi) budaya serta agama. 

Makanya, ketika kita belajar sejarah di sekolah, kerajaan-kerajaan di Indonesia memiliki corak agama dan budaya yang beragam. 

Semua itu didapatkan dari interaksi dengan para pedagang, penjelajah, dan penjajah yang berasal dari luar. Namun, masyarakat Indonesia tetap memiliki ciri khas dan budaya sendiri, yang kemudian diasimilasikan dengan budaya dari luar.

Penutup

Oke, Sobat Zenius, itulah pembahasan singkat terkait Jalur Sutra. Semoga dengan membaca artikel ini, kalau ke depannya elo bertemu soal “Jelaskan yang Anda ketahui tentang Jalur Sutra!”, elo bisa langsung gas jawab dengan lancar ya.