Apa yang dirasakan orang yang terkena syaraf kejepit?

Saraf kejepit dapat menimbulkan berbagai gejala, dan salah satunya adalah nyeri sendi yang tak tertahankan. Rasa sakit pada sendi tersebut dapat muncul di berbagai bagian tubuh dan biasanya juga diikuti gejala lain, seperti kebas atau kesemutan.

Saraf kejepit merupakan kondisi ketika saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan sekitarnya. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan otot, tendon, tulang, atau tulang rawan. Karena saraf menjalar sepanjang tubuh, saraf kejepit juga bisa terjadi di berbagai lokasi dalam tubuh.

Apa yang dirasakan orang yang terkena syaraf kejepit?

Gejala Saraf Kejepit

Saraf kejepit sering kali dianggap sebagai nyeri sendi biasa. Namun, ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa Anda mengalami saraf kejepit, di antaranya:

  • Mati rasa atau berkurangnya sensasi di area yang dilalui oleh saraf
  • Munculnya rasa nyeri yang tajam atau seperti terbakar
  • Kesemutan
  • Otot terasa lemah
  • Kaki dan tangan sering kali sulit digerakkan

Gejala saraf kejepit ini dapat memburuk saat Anda tertidur. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika gejala di atas berlangsung selama beberapa hari dan tak kunjung sembuh meski sudah beristirahat atau mengonsumsi obat pereda nyeri.

Penyebab Terjadinya Saraf Kejepit

Beberapa posisi tubuh dapat meningkatkan tekanan di sekitar saraf, seperti bertumpu pada siku atau kebiasaan menyilangkan kaki dalam waktu lama. Selain itu, ada pula beberapa kondisi yang dapat menyebabkan saraf kejepit, di antaranya:

  • Herniasi diskus, suatu kondisi yang terjadi akibat bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya
  • Rheumatoid arthritis atau peradangan pada sendi
  • Stenosis spinal, yaitu penyempitan yang tidak normal pada tulang belakang
  • Carpal tunnel syndrome, kondisi ini terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan
  • Cubital tunnel syndrome, yaitu terjepitnya saraf ulnaris di siku

Cedera, memar, atau kondisi lain yang menyebabkan pembengkakan juga bisa memicu terjadinya saraf kejepit.

Selain berbagai kondisi di atas, ada pula kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami saraf kejepit, antara lain:

  • Wanita, karena memiliki tulang jari dan telapak tangan yang lebih kecil
  • Orang yang sering menggunakan pergelangan tangan atau bahunya secara berulang
  • Orang yang mengalami kegemukan dan edema
  • Penderita penyakit terkait kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme
  • Ibu hamil
  • Penderita diabetes
  • Orang yang sering berbaring dalam waktu yang lama

Cara Mengobati Saraf Kejepit

Untuk menangani saraf kejepit, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengurangi aktivitas pada bagian tubuh yang terdampak. Penderita sebaiknya menghentikan aktivitas yang diduga sebagai penyebab dan bisa memperburuk tekanan pada saraf.

Jika saraf kejepit disebabkan oleh carpal tunnel syndrome, pemakaian pembebat pada tangan akan direkomendasikan oleh dokter. Pembebat harus digunakan setiap saat, bahkan saat tidur sekalipun.

Selain cara di atas, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, antara lain:

Fisioterapi

Untuk menangani saraf kejepit, fisioterapi diperlukan untuk memperkuat otot-otot di daerah yang mengalami saraf kejepit. Latihan memperkuat otot diperlukan guna mengurangi tekanan pada saraf.

Pemberian obat penghilang nyeri

Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen, bisa diberikan untuk meredakan rasa sakit. Dokter juga dapat memberikan suntikan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri.

Operasi

Saraf kejepit yang berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan dan tidak membaik meski sudah diberikan perawatan di atas, bisa diatasi dengan operasi. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada lokasi yang sakit, misalnya perbaikan herniasi diskus.

Meski saraf kejepit terkadang sulit dihindari, tetapi ada berbagai langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko terjadinya saraf kejepit, seperti menjaga berat badan, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan menjaga postur tubuh saat tidur atau beraktivitas.

Diagnosis sedini mungkin dapat membuat penanganan saraf kejepit lebih mudah dan hasilnya pun lebih baik. Oleh karena itu, bila Anda mengalami gejala saraf kejepit, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikannya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Saraf kejepit akan membuat Anda merasakan nyeri, kebas dan kesemutan. Ini bisa terjadi di bagian tubuh manapun, namun biasanya sering terjadi di leher, bahu, lengan, siku, pergelangan tangan, punggung atas atau bawah.

Saraf kejepit adalah kondisi saat jaringan di sekitar saraf seperti tulang, otot dan tendon menekan terlalu kencang. Akibatnya urat saraf atau sekumpulan saraf mengalami kerusakan.

Kondisi seperti ini harus segera diobati karena jika dibiarkan saja dikhawatirkan akan menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius.

Gejala saraf kejepit

Gejala saraf kejepit umumnya muncul secara perlahan bahkan terkadang hilang lalu muncul lagi. Tingkat keparahan gejalanya juga tergantung posisi terjadinya. Berikut ini beberapa gejala umum saraf kejepit yang harus Anda ketahui:

  • Nyeri
  • Kesemutan seperti tertusuk-tusuk jarum dan kesetrum.
  • Muncul rasa seperti terbakar
  • Muncul rasa kebas di kulit.
  • Kaki atau tangan mengalami mati rasa.
  • Tak bisa merasakan sensasi panas, dingin, nyeri, atau sentuhan di sekitar area kulit.
  • Otot yang terkena menjadi lemah.

Menurut lokasinya, berikut ini ciri-ciri saraf kejepit yang Anda derita:

  • Saraf kejepit pergelangan tangan: Ditandai dengan nyeri hingga sebagian tangan mati rasa.
  • Saraf kejepit leher: Ditandai dengan leher terasa kaku, bahu dan lengan terasa nyeri dan baal
  • Saraf kejepit di punggung atas: Ditandai dengan rasa nyeri di daerah dada
  • Saraf kejepit di punggung bawah: Ditandai dengan punggung, panggul, bokong dan tungkai bawah terasa sakit.

Penyebab saraf kejepit

Saraf kejepit bisa terjadi karena adanya tekanan berlebih yang tentu penyebabnya bisa beragam. Berikut ini beberapa kondisi yang bisa menimbulkan gejala saraf kejepit, seperti:

  • Cedera
  • Posisi tubuh yang salah dan terjadi secara berulang
  • Obesitas atau kegemukan
  • Rheumatoid arthritis atau radang sendi pergelangan tangan

Jenis-jenis saraf kejepit

Berdasarkan sisi letak penjepitan, saraf kejepit terbagi menjadi 2 tipe, yaitu Herniated Nucleus Pulposus (HNP) dan Nerve Entrapment Syndrome.

  • Herniated Nucleus Pulposus (HNP)

Herniated Nucleus Pulposus (HNP) terjadi ketika cakram atau bantalan yang berada di antara tulang belakang (soft gel disc atau nucleus pulposus) robek dan keluar dari posisi semula sehingga menjepit cabang saraf di sekitarnya. 

HNP biasanya terjadi pada tulang belakang bagian bawah (lumbar) sebagai tulang yang paling banyak menopang berat badan. Namun juga bisa terjadi di bagian leher. Pada gejala HNP pada lumbar akan muncul sensasi panas seperti terbakar, kesemutan yang menjalar dari pantat hingga kaki bahkan telapak kaki. Sementara gejala HNP pada leher berupa nyeri pada leher dan bahu bahkan bisa menjalar sampai ke lengan dan jari-jari tangan.

  • Nerve entrapment syndrome

Nerve entrapment syndrome terjadi ketika saraf tepi (perifer) pada alat gerak tubuh bagian atas atau bagian tubuh bawah mengalami penjepitan kronis. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan ekstrinsik dan intrinsik saraf. Kelainan ekstrinsik terjadi pada jaringan sekitar organ tubuh seperti masalah sendi, sedangkan kelainan intrinsik seperti tumor sel saraf, trauma berulang yang merusak pembungkus saraf dan membuat perubahan struktur saraf.

Apa yang dirasakan orang yang terkena syaraf kejepit?

Apakah saraf kejepit bisa sembuh?

Saraf kejepit bisa disembuhkan dan pengobatannya tergantung tingkat keparahan yang dialami. Untuk kondisi saraf kejepit ringan, Anda bisa menjalani terapi saraf kejepit di rumah yang sederhana, antara lain:

  • Istirahat yang banyak
  • Posisi duduk diperbaiki
  • Konsumsi obat pereda nyeri
  • Kompres panas atau dingin
  • Menggunakan splint atau alat penyangga bagian tubuh
  • Pijat
  • Olahraga seperti yoga

Jika saraf kejepit tak kunjung sembuh dengan terapi ala rumahan seperti di atas, sebaiknya Anda konsultasi ke dokter. Dokter biasanya akan menangani saraf kejepit dengan beberapa terapi dan tindakan seperti berikut ini:

1. Pemberian obat-obatan

Dokter akan memberikan obat pereda nyeri seperti ibuprofen, atau suntikan obat kortikosteroid. Ini dengan tujuan untuk meredakan nyeri dan peradangan.

2. Pemasangan bracket atau penyangga di tangan

Untuk kasus saraf kejepit di tangan, dokter akan melakukan pemasangan bracket atau penyangga di tangan. Penyangga ini akan membatasi pergerakan di area yang sarafnya terganggu sehingga bisa beristirahat untuk penyembuhan.

3. Terapi fisik

Anda akan dipandu dengan beberapa langkah untuk untuk menguatkan dan meregangkan otot-otot di area tubuh yang mengalami saraf kejepit. 

4. Operasi saraf kejepit

Tindakan terakhir jika semuanya sudah dilakukan dan tak berhasil yakni dengan operasi saraf kejepit. Tindak pembedahan ini untuk menghilangkan tekanan yang mengakibatkan saraf kejepit. Jenis operasinya juga berbeda tergantung lokasi saraf kejepitnya. Berikut ini beberapa jenis operasi saraf kejepit:

  • Bedah invasif minimal: Operasi yang tidak memerlukan sayatan besar dan tidak melukai banyak jaringan di sekitar tulang belakang.
  • Teknik PELD atau Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy: Teknik operasi menggunakan endoskopi di tulang belakang bagian lumbal atau punggung bawah (pinggang). Teknik ini hanya melakukan sayatan sekitar 1 cm dan pemulihannya lebih cepat. Termasuk minim risiko dan tingkat keberhasilannya tinggi. Biasanya untuk mengatasi nyeri saraf kejepit.
  • Teknik Percutaneous Endoscopic Cervical Decompression (PECD) umumnya dilakukan mulai dari depan leher (anterior) ataupun dari belakang leher (posterior) tergantung lokasi tonjolan bantalan sendi. Sama dengan PELD, teknik ini menggunakan kamera endoskopi. Teknik ini juga minim sayatan serta hasilnya akurat.

Pengobatan saraf kejepit bisa Anda lakukan di rumah sakit yang sudah memiliki fasilitas memadai seperti Eka Hospital. Apalagi Eka Hospital memiliki pusat unggulan Gatam Institute, sebagai pusat ortopedi dan tulang belakang.

Gatam Institute

Gatam Institute adalah pusat ortopedi dan tulang belakang terpadu dengan Platform Revolusioner Robot Navigasi Pertama di Indonesia yang membantu meningkatkan keamanan pasien dalam menjalani operasi tulang belakang.

Gatam Institute merupakan pusat layanan ortopedi di Eka Hospital yang juga selalu melakukan riset terkini terhadap ilmu pengetahuan kedokteran bidang ortopedi dan spine. Di Gatam Institute juga tersedia platform robot navigasi pertama di Indonesia dan satu-satunya di Asia Tenggara. Robot navigasi itu digunakan untuk kebutuhan operasi pasien skoliosis. 

Melalui Gatam Institute, Eka Hospital menjadi rumah sakit rujukan nasional hingga Asia Tenggara. Rumah sakit ini juga dipilih sebagai rumah sakit percontohan wisata kesehatan (health tourism) di Indonesia.

Dokter ahli di tim Gatam Institute dalam penanganan pasien saraf kejepit menerapkan tindakan minimal invasive yang aman dengan operasi minim sayatan. Mereka menggunakan metode endoskopi yakni Percutaneous Endoscopic Lumbal Discectomy (PELD) untuk tulang belakang dan Percutaneous Endoscopic Cervical Decompression (PECD) untuk leher.

  • Percutaneous Endoscopic Lumbal Discectomy (PELD) adalah tindakan medis untuk pengobatan saraf kejepit di bagian tulang belakang dengan bantuan tabung berukuran sangat kecil dibantu dengan kamera definisi tinggi (disebut endoskop) untuk penglihatan. Biasanya sayatannya hanya sekitar 8 milimeter. Saraf pasien dapat terlihat dengan jelas melalui lensa dan monitor. Teknik PELD ini menghindari cedera yang dapat mengakibatkan pendarahan hebat ataupun risiko kelumpuhan bahkan tingkat kesembuhannya di atas 98%. Selain minim sayatan dan tingkat kesembuhan tinggi, teknik PELD juga pengerjaannya singkat sehingga pasien hanya perlu dirawat 2-3 hari.
  • Percutaneous Endoscopic Cervical Decompression (PECD) adalah tindakan pengobatan saraf kejepit untuk leher menggunakan kamera endoskopi. Biasanya dilakukan di bagian depan leher (anterior) ataupun dari belakang leher (posterior) yang tergantung lokasi tonjolan bantalan sendi itu muncul di mana. Teknik ini memiliki keunggulan yang sama seperti PELD yakni minim sayatan, penyembuhan singkat, terhindar risiko infeksi dan trauma pasca operasi sangat rendah.

Teknik PELD dan PECD tingkat keberhasilannya 98 persen dan untuk biaya mulai dari Rp 120 juta sampai Rp 160 juta tergantung derajat keparahannya.

Selain penanganan saraf kejepit, berikut ini tindakan medis yang dilakukan di Gatam Institute Eka Hospital:

  • Ablasi Radiofrekuensi (RFA)
  • Bedah Ligamen Lutut
  • Bedah Ortopedi
  • Bedah Skoliosis
  • Bone Densitometry
  • Injeksi Sendi Sacroiliac
  • Kifoplasti
  • Konsultasi Ortopedi
  • Laminectomy
  • Laminotomy
  • Nucleoplasty
  • Operasi Tulang Belakang 
  • Percutaneous Endoscopy Lumbar Decompression (PELD)
  • Percutaneous Laser Disc Decompression (PLDD)
  • Percutaneous Stenoscopy Lumbar Decompression (PSLD)
  • Spine Fusion
  • Transforaminal Block
  • Transforaminal Lumbar Interbody Fusion
  • Vertebroplasty
  • Minimally Invasive Transforaminal Lumbar Interbody Fusion

Gatam Institute ini didukung oleh beberapa dokter profesional, antara lain:

1. Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine

Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine merupakan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi di Eka Hospital BSD. Beliau sudah memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun sebagai dokter ortopedi Konsultan Tulang Belakang. Beliau juga menjabat sebagai chairman dari tim dokter ortopedi di Gatam Institute.

Prestasi Dr. Luthfi Gatam dan tim di Gatam Institute sudah menangani lebih dari 1000 kasus operasi tulang belakang dalam kurun waktu 8 bulan terakhir. 100 kasus operasi tulang belakang baik skoliosis dan saraf kejepit (HNP) telah menggunakan instrumen robot navigasi dengan tingkat keberhasilan operasi 100 persen.

Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine mendapatkan gelar Dokter Spesialis Ortopedi di Universitas Indonesia. Beliau kemudian menyelesaikan Program Studi Doktor Ilmu Epidemiologi dengan Tesis tentang Skoliosis di Universitas Indonesia. Beliau memiliki banyak pengalam berorganisasi hingga menjadi pembicara tentang masalah tulang belakang baik skala nasional maupun internasional.

2. dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine

dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine merupakan salah satu Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, Konsultan Tulang Belakang di Eka Hospital BSD. Dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine sebagai tim dokter operasi skoliosis Gatam Institute sudah sangat berpengalaman dalam menangani operasi kelainan tulang belakang yang satu ini.

dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menamatkan pendidikan Kedokteran Umum di Universitas Indonesia. Beliau juga melanjutkan spesialis Ortopedi di universitas yang sama. Beliau juga menambah ilmunya dalam spesialis tulang belakang dengan mengikuti berbagai macam fellowship. 

3. dr. Harmantya Mahadipta, Sp.OT (K) Spine

dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K) Spine merupakan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang di Eka Hospital BSD. Beliau memiliki keahlian khusus untuk menangani masalah kesehatan pada tulang belakang baik dengan tindakan medis operasi maupun non-bedah. Salah satu teknik pengobatan yang didalami beliau adalah Endoscopic Spine Surgery.

dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K) Spine merupakan lulusan pendidikan kedokteran umum dan spesialis Orthopedi dan traumatologi di Universitas Indonesia. Beliau menjadi Konsultan Tulang Belakang setelah mengikuti fellowship di Universitas Indonesia dan Hiroshima di Jepang. Beragam pelatihan baik di dalam negeri maupun luar negeri juga kerap diikuti.

4. dr. Syafrudin,Sp.OT (K) Spine

dr. Syafrudin, Sp.OT (K) Spine merupakan dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Konsultan Tulang Belakang di Eka Hospital Pekanbaru. Beliau tergabung dalam tim dokter operasi tulang belakang Gatam Institute Pekanbaru yang memiliki keahlian dalam menangani nyeri saraf kejepit. Tindakan medis yang jadi kompetensinya antara lain operasi skoliosis, operasi saraf kejepit dan tindakan PELD yang minim sayatan.

dr. Syafrudin, Sp.OT (K) Spine merupakan lulusan Kedokteran Umum dan Pelatihan Orthopedi di Universitas Padjajaran di Bandung. Beliau juga aktif mengikuti pelatihan dan fellowship untuk menunjang keilmuannya sebagai dokter ahli spine.

5. dr. Ricky Hutapea, Sp.OT (K) Hip dan Knee

dr. Ricky Edwin Pandapotan Hutapea, Sp.OT (K) Hip and Knee adalah dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, konsultan pinggul dan lutut (Hip and Knee). Beliau memiliki keahlian menangani berbagai keluhan dan masalah cedera olahraga pada pasien salah satunya cedera ACL dan engkel pada atlet basket. Pengalamannya antara lain menangani pengapuran sendi, nyeri lutut dan penggantian sendi. Beliau juga dipercaya menangani atlet Persija.

dr. Ricky Edwin Pandapotan Hutapea, Sp.OT (K) Hip and Knee merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk mendapatkan gelar Kedokteran Umum hingga Spesialis Orthopedi dan Subspesialis Pinggul dan Lutut. Beliau selain rajin ikut seminar dan pelatihan, dia juga aktif mengajar di Universitas Indonesia RSCM Orthopaedic and Traumatology Department, Program Subspesialis SP2 Adult Reconstruction dan Fakultas Kedokteran YARSI, Program Kedokteran Umum.

6. dr. Erick Wonggokusuma, Sp.OT (K) Sport

dr. Erick Wonggokusuma, Sp.OT (K) Sport merupakan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi. Beliau juga konsultan Sport Injury di Eka Hospital BSD. Beliau juga memiliki ketertarikan dalam penanganan general orthopaedic trauma, shoulder knee & elbow arthroscopy, dan shoulder knee & elbow reconstruction and arthroplasty.

dr. Erick merupakan lulusan pendidikan Kedokteran Umum dan Spesialis Bedah Ortopedi di Universitas Indonesia. Beliau tergabung sebagai anggota organisasi Indonesian Orthopaedic Society for Sports Medicine and Arthroscopy (IOSSMA) dan International Society of Arthroscopy Knee Surgery and Orthopaedic Sport Medicine (ISAKOS).

7. dr. Jamot Silitonga, Sp.OT Hip dan Knee

dr. Jamot Silitonga Sp.OT (K) Hip and Knee menjadi salah satu Dokter Spesialis Ortopedi Subspesialis Sendi Lutut & Pinggul (Hip and Knee) di Eka Hospital BSD. Sudah berpengalaman lebih dari 8 tahun, dr. Jamot kerap menangani cedera otot, ligamen dan patah tulang panggul. Beliau memiliki keahlian khusus dalam masalah pengapuran sendi. Dalam pengobatannya, beliau memiliki keahlian metode antroskopi dan knee replacement atau penggantian sendi lutut.

dr. Jamot Silitonga Sp.OT (K) Hip and Knee menempuh pendidikan kedokteran sampai mendapatkan gelar Spesialis Ortopedi dan Traumatologi di Universitas Indonesia, dia lulus pada tahun 2009. Dia juga aktif mengikuti pelatihan, kursus dan melakukan beberapa penelitian.

8. dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K)

dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine salah satu dokter spesialis Orthopedi dan Traumatologi (Konsultan Tulang Belakang) di Eka Hospital BSD, Tangerang. Dia punya spesialisasi sebagai dokter ortopedi ahli spine. Keahlian beliau adalah menangani Hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf kejepit.

dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine memiliki riwayat pendidikan sebagai alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu juga banyak mengikuti pelatihan dan simposium. 

9. dr. Starifulkani Arief, Sp.OT (K) Orthopaedic Spine, FICS

dr. Starifulkani Arief, Sp.OT (K) Orthopaedic Spine, FICS merupakan dokter spesialis bedah ortopedi di Eka Hospital Bekasi. Beliau memiliki spesialisasi dalam menangani masalah saraf kejepit. Beliau juga berkompetensi dalam melakukan operasi dengan teknik endoskopi di tulang belakang bagian lumbal atau punggung bawah (pinggang). Teknik operasi itu dinamakan Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy atau PELD. 

dr. Starifulkani Arief, Sp.OT  (K) Orthopaedic Spine, FICS merupakan alumni Universitas Indonesia jurusan Kedokteran serta Spesialis Ortopedi. Selain menempuh pendidikan di universitas, dia juga kerap mengikuti pelatihan, simposium dan workshop. 

Setelah tahu program unggulan Eka Hospital dan dokter yang ahli saraf kejepit, Anda bisa datang ke rumah sakit yang sudah tersebar di beberapa daerah antara lain BSD, Bekasi, Cibubur dan Pekanbaru.

Diskusikan lebih lanjut mengenai pengobatan dan terapi saraf kejepit dengan dokter dari Eka Hospital lewat aplikasi kesehatan SehatQ. Caranya dengan download aplikasi SehatQ di Google Store atau Apple Store.

Bagaimana rasanya sakit saraf kejepit?

Gejala - gejala saraf kejepit yang terjadi di bagian leher, yaitu : Nyeri yang dirasakan pada leher dan bahu yang menjalar ke lengan. Sensasi lain seperti terbakar di leher, bahu, dan lengan. Kesemutan, kebas, lemah, atau kaku otot di salah satu lengan.

Apa ciri sakit saraf kejepit?

Saraf kejepit leher: Ditandai dengan leher terasa kaku, bahu dan lengan terasa nyeri dan baal. Saraf kejepit di punggung atas: Ditandai dengan rasa nyeri di daerah dada. Saraf kejepit di punggung bawah: Ditandai dengan punggung, panggul, bokong dan tungkai bawah terasa sakit.

Bagaimana ciri ciri saraf kejepit pada pinggang?

Gejala pertama yang bisa diamati adalah otot-otot terasa kaku. Apabila terdapat saraf kejepit bagian pinggang, otot-otot pinggang akan terasa kaku dan nyeri. Gejala selanjutnya adalah rasa nyeri yang mulai menjalar ke bokong, tungkai hingga kaki sesuai dengan jalur saraf atau radikulopati.

Apa yang harus dilakukan jika terkena saraf kejepit?

Lalu, cara memberikan pengobatan rumahan saraf kejepit pada gejala awal, sebagai berikut:.
Tidur dan istirahat ekstra. ... .
Perubahan postur. ... .
Menggunakan peralatan ergonomis. ... .
4. Obat pereda nyeri. ... .
Peregangan dan yoga. ... .
6. Pijat atau terapi fisik. ... .
7. Menggunakan belat. ... .
Meninggikan kaki..