Apa yang dimaksud dengan historiografi kolonial?

Seperti diketahui, historiografi merupakan kegiatan memaparkan hasil penelitian sejarah yang dituangkan dalam bentuk risalah tertulis. Penulisan hasil penelitian ini harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh mengenai proses penelitian dari tahap awal (penentuan topik) hingga tahap akhir (penarikan kesimpulan). Ini berlaku untuk semua jenis historiografi, termasuk historiografi kolonial.

Mengacu pada definisinya, historiografi kolonial bisa diartikan sebagai penulisan sejarah yang muncul semasa kolonialisme Belanda di Indonesia, dimulai sejak VOC sampai pemerintahan Hindia Belanda.

Mayoritas penulisan sejarah kala itu dilakukan oleh para pakar Belanda dan banyak diantara penulis-penulisnya bahkan tidak pernah melihat Indonesia. Adapun sumber penulisan sendiri diambil terutama arsip negara, baik arsip kerajaan di Belanda maupun arsip di Batavia. Sumber dari Indonesia bisa dibilang sangat sedikit.

Karena itu, historiografi kolonial lebih tepat disebut sebagai sejarah Hindia Belanda. Mengingat fokus perhatian dan sudut pandangnya cenderung sepihak, yakni dari sudut bangsa Belanda terutama pemerintah kolonial.

(Baca juga: Historiografi Tradisional, Ciri-ciri dan Jenisnya)

Topik penelitian dan pembahasan yang dijabarkan secara panjang lebar adalah kegiatan bangsa Belanda, seperti perilaku gubernur jenderal dan keluarganya, pemerintah kolonial, kehidupan administrator perkebunan, operasi militer, pelaksanaan cultuurstelsel. Kondisi kehidupan rakyat Indonesia bukan menjadi bahan perhatian.

Hasil penelitian yang tertuang dalam historiografi kolonial merupakan gambaran kekuasaan kolonial Belanda yang menganggap diri mereka saat itu sebagai superior di atas rakyat Indonesia. Akibatnya sudut pandang menjadi sepihak. Perjuangan melawan keadilan cenderung dianggap sebagai pemberontakan, biang kerusuhan yang merusak stabilitas.

Misalnya, perang Diponegoro 1825-1830 disebut sebagai pemberontakan dan mendapat sebutan Perang Jawa (de Java Oorlog). Hal yang sama berlaku juga pada perlawanan lainnya yang muncul di sejumlah kawasan.

Beberapa contoh dari historiografi kolonial ini adalah Indonesian Trade and Sciety, karya J.C van Leur, Indonesian Sociological Studies, tulisan Schrieke dan Indonesian Society, karya Wertheim.

Memahami pengertian historiografi kolonial secara lengkap beserta ciri-ciri, contoh karyanya di Indonesia, karakteristik, kelebihan dan kelemahannya. Definisi historiografi secara umum adalah penulisan sejarah, sementara “kolonial” merupakan bangsa yang melakukan penjajahan di wilayah Indonesia atau nusantara pada masa itu. Historiografi kolonial yang pernah terjadi di indonesia lebih menonjolkan peran bangsa Belanda ketimbang pribumi (penduduk asli).

Penulisan sejarah atau historiografi dibagi menjadi beberapa jenis. Berdasarkan urutannya, jenis-jenis historiografi terdiri dari tradisional, kolonial dan modern. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan bahas secara lengkap pengertian historiografi kolonial yang merupakan satu diantara jenis penulisan sejarah yang pernah terjadi di Indonesia.

Apa yang dimaksud dengan historiografi kolonial?

Secara umum, pengertian historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang bersifat Belanda senteris. Lalu, apa yang dimaksud dengan Belanda senteris dalam historiografi kolonial? Belanda Senteris disebut juga dengan Nederlandocentris. Artinya penulisan sejarah secara sistematik dengan kegunaan dan tujuan untuk kepentingan Belanda.

Historiografi Kolonial biasanya ditulis oleh orang-orang Belanda. Bahkan banyak penulis yang tidak pernah berkunjung ke Indonesia. Sumber yang mereka gunakan berasal dari arsip-arsip di Batavia (Jakarta), arsip VOC, arsip pelayaran orang Belanda dan sumber arsip lainnya di Negara Belanda. Sesuai dengan namanya, historiografi kolonial tidak pernah menggunakan sumber-sumber dari Indonesia.

Dari penjelasan pengertian historiografi kolonial diatas, banyak para sejarawan Indonesia berpendapat bahwa penulisan sejarah ini merupakan penulisan sejarah Bangsa Belanda di Hindia Belanda. Tujuan penulisan historiografi kolonial adalah untuk memperkuat kedudukan Belanda di wilayah Indonesia (Hindia Belanda).

Baca Juga: Pengertian Historiografi Modern

Mengacu pada pengertian historiografi kolonial diatas, penulisan sejarah masa kolonial Belanda memiliki ciri-ciri yang berbeda apabila dibandingkan dengan historiografi tradisional. Adapun berikut ciri-ciri historiorgafi kolonial adalah sebagai berikut :

  1. Bersifat Belanda Sentris (Neerlandsenterisme atau Eropa-Sentris).
  2. Bersifat subyektif.
  3. Bersifat diskriminatif.
  4. Bersifat mitologis.
  5. Tidak menggunakan sumber lokal (Indonesia).
  6. Sebagian besar isinya mengenai sejarah orang-orang besar.

Baca: Ciri-Ciri Historiografi Tradisional

Itulah beberapa ciri-ciri historiografi kolonial secara lengkap. Poin pertama mengenai sudut pandang penulisan, historiografi kolonial bersifat Belanda Sentris dan untuk kepentingan kedudukan Belanda di Indonesia. Poin kedua, bersifat subyektif. Ketiga, diskriminatif terhadap pribumi. Keempat, sifatnya mitologis. Kelima, penulisan sejarah pada masa kolonial tidak menggunakan sumber dari Indonesia. Keenam, sebagian karya historiografi kolonial berisi mengenai tokoh-tokoh besar pada masa itu.

Selain kisah para tokoh terkenal, ciri-ciri historiografi kolonial lainnya yaitu berisi tentang kisah petualangan atau perjuangan untuk mencari daerah baru sebagai wilayah jajahan atau daerah koloni. Tulisan sejarah pada masa kolonial juga lebih kepada propaganda untuk kepentingan Belanda dengan tujuan melemahkan semangat perlawanan bangsa Indonesia.

Artikel terkait: Ciri-Ciri Historiografi Modern

Setelah mengetahui pengertian historiografi kolonial dan ciri-cirinya, kurang lengkap rasanya apabila kita tidak mengetahui beberapa contoh karya penulisan sejarah masa kolonial. Nah, untuk itu berikut ini beberapa contoh historiografi kolonial dan tokoh penulisnya, antara lain :

  1. Judul : “History of Jawa (1817)“, penulis : Thomas S.Raffles.
  2. Judul : “Geschiedenis van den Indischen Archipel“, penulis : BHM Vlekke.
  3. Judul : “Beknopt Leeboek Geschiednis van Nederlandsch Oost Indie“, penulis : AJ Eikman & FW Stapel.
  4. Judul : “Geschiednis van Indonesie“, pelulis : HJ De Graaf.
  5. Judul : “Schet eener Economische Geschidenis van Nederlands Indie“, penulis : G Gonggrijp.
  6. Judul : “Indonesian Sociological Studies”, penulis : Schrieke.
  7. Judul : “Indonesian Trade and Society”, penulis : Y.C. Van Leur.
  8. Judul : “Indonesian Society in Transition”penulis : Wertheim.

Itulah beberapa contoh historiografi kolonial beserta tokoh-tokoh penulisnya. Baca juga contoh penulisan sejarah lainnya : Contoh Historiografi Tradisional dan Contoh Historiografi Modern.

Sama seperti penulisan sejarah pada periode lainnya, historiografi kolonial juga memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Berdasarkan pengertian historiografi kolonial dan ciri-cirinya, berikut ini beberapa kelemahan penulisan sejarah masa kolonial adalah sebagai berikut :

  1. Subyektivitas tinggi terhadap pihak Belanda, sehingga bersifat Belanda Sentris.
  2. Kebanyakan buku karya sejarah kolonial ditulis dengan dibuat-buat dan terlihat kaku.
  3. Sejarawan kolonial hampir tidak ada yang menggunakan sumber syair, babad dan hikayat.

Adapun kelebihan historiografi kolonial yaitu turut menguatkan proses naturalisasi penulisan sejarah di Indonesia. Sebab penulisan sejarah ini berorientasi pada kejadian-kejadian nyata atau fakta sejarah yang benar-benar terjadi.

Baca juga: Pengertian Sejarah Sebagai Peristiwa dan Pengertian Sejarah Sebagai Seni

Demikian pembahasan mengenai pengertian historiorgafi kolonial secara lengkap beserta ciri-ciri, karakteristik, kelebihan, kelemahan dan contoh karya yang dihasilkan. Semoga bermanfaat dan berguna bagi pembaca semua. Baca juga artikel terkait penulisan sejarah (historiografi) lainnya maupun artikel sejarah Indonesia pada masa kerajaan Hindu Budha dan Islam.

Share ke teman kamu:

Tags :

Related : Pengertian Historiografi Kolonial: Ciri-Ciri dan Contohnya di Indonesia

Suara.com - Dalam pelajaran sejarah ada yang disebut dengan historiografi, yang biasanya identik dengan dongeng atau cerita masa lalu yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Mengutip Ruang Guru, Kamis (3/11/2021), dalam bahasa sederhananya, historiografi adalah penulisan sejarah. Berasal dari bahasa Yunani, yaitu historia yang artinya sejarah, dan graphia yang artinya penulisan.

Menurut Louis R Gottschalk, historiografi adalah bentuk publikasi, baik dalam bentuk tulisan maupun secara lisan, yang sengaja memberi pertelaan mengenai suatu peristiwa atau kombinasi peristiwa-peristiwa di masa lampau.

Kisah-kisah pewayangan atau cerita Rama-Shinta dan Hanoman adalah contoh dari historiografi. Historiografi sendiri adalah tulisan sejarah.

Baca Juga: Sejarah Pertempuran Surabaya, Perobekan Bendera Belanda hingga Tewasnya AWS Mallaby

Historiografi sebagai cabang ilmu merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perkembangan penulisan sejarah dari masa ke masa, atau dalam arti lain disebut dengan sejarah dari penulisan sejarah.

Jenis historiografi

Pembagian jenis historiografi di Indonesia dibagi berdasarkan ciri dan karakteristiknya. Berurutan dari historiografi tradisional, historiografi kolonial, historiografi nasional, dan historiografi modern.

1. Historiografi tradisional
Historiografi tradisional merupakan penulisan sejarah yang umumnya dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan.

Sedangkan dari segi karakteristiknya, historiografi tradisional bersifat kultural dan politis, serta belum menggunakan metode ilmiah dalam penyusunannya, sehingga unsur subjektivitasnya tinggi.

Baca Juga: Trick or Treat: Menelusuri Asal Muasal Perayaan Halloween di Amerika

Historiografi Tradisional berkembang sejak masa Kerajaan Hindu dan Buddha sekitar abad ke-14 M hingga masa Kerajaan Islam pada awal abad ke-20 M.