Apa yang dikatakan penguasa Persia ketika merobek surat yang diberikan oleh Nabi Muhammad?

Apa yang dikatakan penguasa Persia ketika merobek surat yang diberikan oleh Nabi Muhammad?

enurjamil645 enurjamil645

Jawaban:

"Seorang hamba yang hina dari rakyatku berani menulis namanya sebelum namaku."

Penjelasan:

maaf klo salah

Jawab= Raja Persia

Kisahnya=

Rasulullah bermaksud mengutus sahabat untuk menyampaikan suratnya kepada Raja Persia yang berisi ajakan untuk memeluk agama Islam. Dan Rasulullah amat mengetahui risiko dari tugas-tugas itu. Para utusan tersebut akan pergi menuju daerah-daerah yang ditentukan oleh Nabi yang belum pernah mereka tempuh sebelumnya. Para utusan tadi tidak menguasai bahasa mereka dan tidak mengetahui bagaimana karakter raja-raja tersebut.

Mereka akan mengajak raja-raja tersebut untuk meninggalkan agama mereka, melepaskan wibawa dan kekuasaan mereka, selanjutnya memeluk suatu agama yang sebelum ini pengikutnya berasal dari masyarakat mereka sendiri. Ini merupakan perjalanan yang amat berisiko. Hidup dan kembali dengan selamat atau mati di sana.

Karena tugas yang mulia dan berat ini, Rasulullah mengumpulkan para sahabat beliau dan berkhotbah di depan mereka. Setelah mengucapkan hamdalah membaca syahadat, Rasulullah berkata, “Amma ba’du. Sesungguhnya aku berniat untuk mengutus sebagian kalian kepada para raja non-Arab. Maka janganlah kalian berseteru dengan mereka sebagaimana kaum bani Israel terhadap Isa ibnu Maryam.”

Para sahabat berkata kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, kami akan melaksanakan apa yang engkau inginkan. Maka utuslah siapa saja dari kami yang engkau kehendaki.”

Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam. memilih enam orang sahabat beliau untuk menyampaikan surat dakwah kepada para raja Arab dan non-Arab. Salah seorang dari mereka adalah Abdullah ibnu Huzhafah as-Sahmi. Ia diutus untuk menyampaikan surat Nabi kepada Kisra Raja Persia.

Abdullah ibnu Huzhafah telah mempersiapkan perjalanannya. Ia meninggalkan istri serta anaknya. Dalam perjalanan, ia naik-turun bukit dan lembah seorang diri. Tiada yang menemaninya selain Allah Subhanahu wa Ta’ala hingga akhirnya ia menginjakkan kaki di perumahan Persia. Ia kemudian meminta izin untuk menemui raja mereka, salah seorang pengawal mengambil surat yang dibawanya.

Ketika itu, Kisra menyuruh pengawal memanggil para pejabat istana untuk menghadiri majelis. Mereka pun hadir semuanya. Setelah itu, Abdullah ibnu Huzhafah diizinkan memasuki istana.

Abdullah masuk menemui Kisra hanya dengan memakai pakaian yang begitu mencerminkan kesederhanaan orang Arab. Akan tetapi, ia adalah seorang yang tinggi tegap, bahunya lebar dan berisi karena kemuliaan Islam, di hatinya terhunjam kuat keimanan. Ketika Kisra melihatnya dengan mantap dan menyuruh salah seorang pengawalnya mengambil surat yang ada di tangannya, Abdullah berkata, “Tidak. Rasulullah menyuruhku untuk menyerahkannya kepadamu langsung dan aku tidak mau menyalahi amanah Rasulullah.”

Kisra pun berkata kepada pengawalnya, “Biarkanlah dia memberikannya kepadaku.”

Lalu Abdullah mendekati Kisra dan menyerahkan surat tersebut. Kemudian Kisra memanggil seorang penulis bangsa Arab dari Hirah dan menyuruhnya untuk membuka surat yang ada di tangannya dan membacakan surat tersebut kepadanya.

Bismillahirhamanirrahim.

Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra yang agung Raja Persia, keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk.

Tatkala Kisra mendengar potongan kalimat tersebut, bergejolaklah api kemarahan menyesakkan dadanya. Mukanya memerah, keluarlah keringatnya karena marah, karena Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memulai suratnya dengan namanya sendiri. Kisra langsung merebut surat itu dan merobeknya tanpa ingin mengetahui lanjutan isi surat tersebut. Ia berkata dengan nada marah, “Apakah ia menulis ini untukku, padahal ia adalah hambaku?”

Kemudian ia mengusir Abdullah ibnu Huzhafah dari istana. Abdullah pun langsung keluar. Abdullah ibnu Huzhafah keluar dari istana Kisra dan ia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Dibunuh atau dibiarkan bebas? Akan tetapi, ia tetap yakin dan berkata, “Demi Allah, aku tak peduli apa yang akan terjadi setelah aku menyampaikan surat Rasul.”

Lalu ia pun menunggangi kudanya dan pergi. Setelah kemarahan Kisra reda, ia menyuruh pengawalnya untuk memanggil Abdullah, tetapi Abdullah sudah tidak ada. Mereka mencari-carinya di setiap tempat. Mereka mencarinya di jalan menuju Arab dan mereka hanya mendapati bekas jejaknya.

Ketika Abdullah menghadap Rasul, ia menceritakan apa yang telah terjadi tentang Kisra yang merobek surat beliau. Mendengar hal itu, Rasul hanya berkata, “Allah akan menghancurkan kerajaannya.” Dalam redaksi lain, "Semoga Allah merobek-robek kerajaannya"..

Singkat cerita, Kisra (Raja Persi) ini pada akhirnya dibunuh anaknya sendiri, Syirawaih. Demikianlah hingga pada akhirnya kerajaan Persi pun semakun porak-poranda dan ini membuktikan kebenaran kabar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemenangan kaum muslimin atas Persia pun terjadi ketika masa kekhalifahan Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu.

Begitulah sekilas kisah pertemuan antara Abdullah ibnu Huzhafah dan Kisra Parsi.

AKURAT.CO  Suatu ketika Rasulullah SAW memerintahkan salah satu orang bernama Syuja' bin Wahb al Asadi untuk menyampaikan surat kepada Kisra, Raja Persia. Surat tersebut berisikan tentang ajakan Rasulullah SAW untuk memeluk agama Islam.

Setibanya di Persia, ternyata Kisra sudah mengumpulkan para pembesar kerajaan di sebuah aula istana yang sebelumnya sudah dihias demi menyambut kedatangan utusan Rasulullah SAW tersebut. Kemudian Syuja' diizinkan masuk ke aula istana itu.

Kala itu, seseorang pengawal kerajaan diminta untuk mengambil surat Rasulullah SAW itu di tangan Syuja'. Akan tetapi Syuja'menolaknya dengan alasan surat tersebut harus diserahkan langsung kepada Kisra Persia.

Akhirnya Syuja' diizinkan menyerahkan surat itu kepada Kisra. Kemudian Kisra memerintahkan juru tulisnya yang berasal dari Kota Hiirah untuk membacakan surat tersebut serta menerjemahkan kepadanya.

Ketika surat tersebut baru dibacakan beberapa kata yang berbunyi: "Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya, kepada Kisra, Raja Persia…!"

Sontak sang Kisra langsung berteriak marah. Ia merasa tersinggung karena nama Rasulullah SAW disebutkan terlebih dahulu daripada namanya sebagai Raja Persia. Lantas ia mengambil surat tersebut dari tangan juru tulisnya dan ia langsung merobeknya. Dengan perasaan marah, ia mengusir Syuja' dari aula istana Kisra.

Karena situasi sudah mulai tidak kondusif, akhirnya Syuja' segera bergegas dari istana dengan menaiki kendaraannya hingga memacunya dengan secepat-cepatnya. Kemudian Syuja' berkata, "Demi Allah aku tidak peduli akan berada dimana dari dua jalan ini, karena aku telah menyampaikan surat Rasulullah SAW kepada Kisra."

Sesampainya di hadapan Rasulullah SAW, Syuja' bercerita tentang apa yang terjadi sesungguhnya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Sebenarnya Kisra telah mengoyak-koyak kerajaannya sendiri, sebagaimana ia merobek-robek suratku." 

Sebelumnya, diketahui bahwa sebenarnya telah memerintahkan orang-orangnya untuk memanggil Syuja' untuk menghadapnya kembali, akan tetapi Syuja' tidak tersusul. Kisra Persia kemudian memerintahkan wakilnya di Yaman yang bernama Badzan untuk mengirimkan dua orang menemui Rasulullah SAW, dan memerintahkan Rasulullah SAW untuk menghadap Kisra. 

Pada saat dua orang utusan yang bernama Abanauah dan Jadd Jamirah ini sampai di Madinah dan menghadap Rasulullah SAW, beliau menyuruh mereka beristirahat dahulu dan menemui beliau lagi esok harinya. Keesokan harinya, dalam pertemuan itu, Rasulullah SAW mengabarkan bahwa Allah SWT telah membinasakan Kisra, dan membuat putranya Syiruyah mengalahkan dan membunuhnya sendiri. Subhanallah. []

Rabu, 21 Oktober 2020 - 14:28 WIB

Surat nabi kepada raja-raja. Ilustrasi/al-arabiya

RESPON Raja Kisra begitu keras ketika menerima surat Nabi Muhammad SAW yang dibawa Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi. Ia langsung menyobek surat tersebut begitu mengetahui isinya.“Aku memberikan surat Rasulullah SAW pada raja Persia. Kemudian ia mengambil surat tersebut lalu merobek-robeknya," ujar Abdullah berkisah.

Tatkala kabar itu sampai kepada Rasulullah SAW, beliau pun berdoa agar Allah mengoyak kerajaannya. (Baca juga: Respon Para Raja Terhadap Ajakan Rasulullah Memeluk Islam )

Raja Kisra lantas menyurati gubernurnya di Yaman, Badzan, agar mengirim dua orang terkuatnya kepada Nabi Muhammad. Selang beberapa saat, mereka berdua tiba di Madinah dan menyerahkan surat Badzan untuk Rasulullah SAW .

Nabi tersenyum setelah mengetahu isi suratnya. Mereka kemudian diperintahkan untuk pulang dan balik keesokan harinya. “Sampaikan kepada teman kalian (Badzan) bahwa Tuhanku sudah membunuh Kisra, tuannya, malam ini, tujuh jam yang lalu,” kata Nabi Muhammad kepada dua utusan tersebut. (Baca juga: Perang 24 Jam: Panglima Persia Menemui Ajalnya Saat Zuhur Tiba )