Apa tujuan yesaya mengancam banganya

Yesaya (Ibrani: Ysya'yahu; Arab: أشعياء Asya'yaa; "Yah adalah keselamatan"[1]) adalah figur utama dalam Kitab Yesaya, ia adalah nabi Yudea abad ke-8 SM.[2] Ia dipanggil sebagai nabi pada tahun matinya raja Uzia, sekitar tahun 740 SM.[1] Yesaya bernubuat sekurang-kurangnya 40 tahun[3] pada zaman raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda.[1][4]

Apa tujuan yesaya mengancam banganya
Yesaya

Yesaya, dilukiskan oleh Michelangelo (c.1508-1512 — seperti tampak pada langit-langit Kapel Sistine, Kota Vatikan)

PekerjaanNabiOrang tuaAmos/Amshoya

Yesaya menikah dengan seorang nabiah yang melahirkan dua orang putra, yaitu Syear Yasyub (orang yang tertinggal akan kembali) dan Maher-Syalal Hasy-Bas (cepat rusak, cepat jadi mangsa). Nama yang diberikan kepada kedua anaknya merupakan petunjuk mengenai misinya.[3] Ayahnya bernama Amos,[5] sedangkan orang Arab menyebutnya dengan nama Amshoya.

Pada pertengahan abad ke-8, baik Israel pada pemerintahan Yerobeam II (782-753 SM), maupun Yehuda pada pemerintahan Uzia, menikmati masa kemakmuran.[1] Keadaan ini sebagian besar adalah akibat lemahnya kerajaan Aram dan alpanya campur tangan Asyur di wilayah barat dalam jangka waktu yang cukup lama.[1] Berdasarkan (2 Tawarikh 26:22) diduga Yesaya telah aktif di istana raja sekurang-kurangnya beberapa tahun sebelum wafatnya raja Uzia.[3] Selain itu, jika Yesaya mencatat mengenai kematian Sanherib (Yesaya 37:38), maka kegiatannya di istana dan pelayanan profetiknya mencakup masa sekitar 745-680 SM.[3][4] Masa pelayanan Yesaya ini penuh dengan peristiwa-peristiwa terpenting lebih dari masa-masa lain dalam sejarah Israel.[3] Dalam kemakmuran Yehuda pada masa pemerintahan Uzia tahun 745 SM, Tiglat-Pileser III menduduki takhta Asyur[1] dan sebelum tahun 740 SM, ia pun menguasai Siria Utara.[3]

Selanjutnya Tiglat-Pileser III menaklukan kota Aram di Hamat dan memaksa kerajaan-kerajaan kecil lainnya untuk membayar upeti supaya terlepas dari nasib yang sama.[3] Kondisi ini memunculkan gerakan anti-Asyur, yaitu Pekah dari Israel dan Rezin dari Aram.[1] Gerakan ini memaksa, raja Ahas dari Yehuda untuk bergabung.[1] Karena Ahas tidak bersedia, ia akhirnya meminta pertolongan dari Asyur dan hal tersebut menyebabkan Yehuda menjadi negara dalam kendali Asyur.[1] Pada tahun 732 SM, Asyur merebut Damsyik dan mengambil wilayah utara Dataran Yizreel.[1] Sedangkan sisa kerajaan Utara dibiarkan dalam kepemimpinan Hosea.[1] Setelah peristiwa tersebut, ada gerakan kemerdekaan untuk menentang kekuasaan Asyur.[1] pada peristiwa ini, Yesaya hadir untuk memperingatkan Yehuda untuk tidak terlibat dalam gerakan politik yang sama, khususnya dalam hal meminta bantuan kepada bangsa Mesir.[1] Pada zaman Hizkia, juga timbul gerakan-gerakan sejenis yang melibatkan Yehuda dan Mesir.[1] Setelah Sargon raja Asyur meninggal, gerakan Yehuda timbul menentang penerusnya, Sanherib (705-681 SM).[1]

Warta Nabi

Pada masa baktinya Yesaya menyadarkan orang-orang fasik di antara bangsanya dalam hal peribadatan.[2] Dengan tegas ia mengajak Yehuda untuk tidak menggabungkan diri dengan bangsa-bangsa lain, melainkan percaya kepada Tuhan.[2] Pokok pemberitaannya adalah umat yang percaya kepada Tuhan mempertahankan kedudukannya sebagai bangsa yang kudus bagi Tuhan (Yesaya 7:9).[2] Ia mendeklarasikan bahwa seisi dunia berada dalam pengendalian Tuhan, dan memperingatkan masyarakatnya bahwa negeri mereka akan dimusnahkan apabila mereka berpaling dari Tuhan.

Pemikiran

Yesaya menitikberatkan kepercayaan kepada Allah dalam keadaan yang paling sukar.[4] Ia tidak hanya bernubuat bagi para raja, tetapi ia aktif dalam bidang politik.[4] Yesaya menggunakan dua kata penting untuk Allah, yaitu: Yahwe Sebaot (Tuhan semesta alam yang mempunyai segala kuasa di langit dan dibumi) dan Kadosy Israel (Sang Kudus Israel).[4] Yesaya meyakini bahwa Allah hadir secara aktif.[6] Yesaya mengetahui bahwa Allah memakai kekuasaan dan kekuatan Asyur untuk menghukum orang Israel, tetapi iapun tahu bahwa kekuatan dan kekuasaan Asyur dibatasi pula oleh kekuasaan Allah.[4] Selain itu, Yesaya menantikan seorang Mesias dari keturunan Daud (lih. pasal 7, 9, 11).[4]

Tindakan Kenabian

  1. Nabi dan Anak-Anaknya (Yesaya 7:3) Tindakan Yesaya membawa anak-anaknya menuju saluran air merupakan isyarat bagi raja Ahas, bahwa rencana TUHAN tidak boleh dibandingkan dengan rencana manusia.[7] Persekongkolan Aram dan Israel[7] tidak akan terjadi, sedangkan rencana TUHAN berkat janjinya kepada Daud akan terjadi.[7] Yesaya membawa anak-anaknya menuju saluran adalah jaminan aman bila Ahas mau beriman dan menyatakan kesediaannya terhadap TUHAN secara tulus.[7]
  2. Nabi Menuliskan Nama Anaknya sebagai Isyarat (Yesaya 8:1-4) Kisah penulisan nama dan pemberian nama yang menjadi isyarat kenabian ini jelas menunjukkan makna tindakan Yesaya sebagai peringatan akan karya TUHAN yang bertindak kepada bangsa saat ini.[7] Dengan kisah ini, diingatkan kembali bahwa Allah yang menentukan rencananya. Manusia dapat merencanakan tetapi Tuhan yang menentukannya.[7]
  3. Nabi Membuka Kain Kabung (Yesaya 20:1-6) Tindakan Yesaya membuka kain kabungnya itu, jelas merupakan peringatan yang tegas, jelas dan konkret akan nasib para tawanan perang pada saat ditawan lawan. Hal ini mengingatkan umat secara nyata agar tidak terlibat dengan pemberontakan yang sedang terjadi.[7] ia memberikan isyarat yang mudah dipahami dan dapat dilihat mata.[7]

Kitab Yesaya

Seluruh kitab ini dapat dibagi dalam tiga bagian :

  1. Pasal 1-39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan, diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada Tuhan. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup menurut kehendak Tuhan dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa umat Tuhan akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan Tuhan. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang diidam-idamkan.
  2. Pasal 40-55 ditujukan kepada orang-orang Yehuda akan hidup dalam pembuangan di Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Tuhan membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Tuhan itu Tuhan yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba Tuhan" merupakan salah satu bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama.
  3. Pasal 56-66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Tuhan akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa. Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia.[1]

Para pakar studi Biblika memberikan nama yang berbeda-beda untuk masing-masing dari ketiga bagian kitab ini. Pasal 1-39 dinamai Proto-Yesaya, pasal 40-55 dinamai Deutero-Yesaya, dan pasal 56-66 dinamai Trito-Yesaya. Mereka juga menduga bahwa masing-masing bagian itu ditulis oleh penulis yang berlainan pula. Namun, dugaan ini sekarang sudah dianggap tidak tepat lagi dengan ditemukannya "Gulungan Yesaya Besar" di antara Gulungan Laut Mati. Gulungan itu memuat seluruh Kitab Yesaya dalam bahasa Ibrani secara lengkap dan diperkirakan ditulis pada tahun 125 SM. Karena ini merupakan salinan lengkap dan tidak ditemukan salinan sebagian, maka para ahli percaya bahwa kitab aslinya telah ditulis lengkap jauh sebelumnya, yaitu sebelum pembuangan, kemungkinan besar oleh satu orang Yesaya, yaitu seorang nabi dihormati pada zaman raja Hizkia, dan disalin terus semasa pembuangan sampai sekembalinya ke tanah Israel lagi.

Pada bulan Februari 2018 arkeolog Eilat Mazar mengumumkan bahwa dia dan timnya telah menemukan suatu segel meterai kecil bertuliskan "[milik] Yesayahu nvy" (dapat direkonstruksi dan dibaca "[milik] Yesaya nabi") selama ekskavasi di Ofel, sisi selatan Bukit Bait Suci di Yerusalem.[8] Bulla kecil ini ditemukan "hanya 10 kaki jauhnya" dari tempat penemuan bulla utuh bertuliskan "[milik] Hizkia raja Yehuda" pada tahun 2015 oleh tim yang sama.[9] Meskipun nama "Yesaya" dalam abjad Ibrani Kuno jelas terbaca, kerusakan pada sisi kiri bawah segel itu menyebabkan kesulitan pemastian kata "nabi" atau suatu nama Ibrani "Navi", sehingga ada keraguan apakah segel ini benar-benar milik nabi Yesaya.[10]

  • Imanuel
  • Yesaya 7:14

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o (Indonesia)J.D. Douglas, 2008. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II. Jakarta: Bina Kasih.
  2. ^ a b c d (Indonesia) I. Snoek. 1981. Sejarah Suci. Jakarta: BPK Gunung Mulia
  3. ^ a b c d e f g (Indonesia)W.S. Lasor. 1994. Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  4. ^ a b c d e f g (Indonesia) J. Blommendaal. 1979. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  5. ^ Yesaya 1:1
  6. ^ (Indonesia)Pr. Darmawijaya. 1990. Warta Nabi Masa Pembuangan dan Sesudahnya. Yogyakarta: Kanisius.
  7. ^ a b c d e f g h Darmawijaya,Pr., Tindak Kenabian: Kisah Perbuatan Aneh Para Nabi, Kanisius, Yogyakarta 1991
  8. ^ Mazar, Eilat. Is This the "Prophet Isaiah’s Signature?" Biblical Archaeology Review 44:2, March/April May/June 2018.
  9. ^ In find of biblical proportions, seal of Prophet Isaiah said found in Jerusalem. By Amanda Borschel-Dan. The Times of Israel. 22 February 2018. Quote: "Chanced upon near a seal identified with King Hezekiah, a tiny clay piece may be the first-ever proof of the prophet, though a missing letter leaves room for doubt."
  10. ^ "Isaiah’s Signature Uncovered in Jerusalem: Evidence of the prophet Isaiah?" By Megan Sauter. Bible History Daily. Biblical Archeology Society. 22 Feb 2018. Quote by Mazar: "Because the bulla has been slightly damaged at end of the word nvy, it is not known if it originally ended with the Hebrew letter aleph, which would have resulted in the Hebrew word for "prophet" and would have definitively identified the seal as the signature of the prophet Isaiah. The absence of this final letter, however, requires that we leave open the possibility that it could just be the name Navi. The name of Isaiah, however, is clear."

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Yesaya&oldid=18357742"


Page 2

Kitab 2 Tawarikh (disingkat 2 Tawarikh; akronim 2Taw.; bahasa Ibrani: סֵפֶר דִּבְרֵי הַיָּמִים ב, translit. Sefer Divre HayyamimII) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kitab-kitab sejarah pada Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, terletak sesudah Kitab 1 Tawarikh dan sebelum Kitab Ezra.[1] Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Kitab Tawarikh", yang merupakan kitab Tanakh yang terakhir dan termasuk dalam kitab-kitab tanpa pengelompokan resmi dalam Ketuvim. Kitab ini disebut "Βιβλίον Παραλειπομένων Βʹ" (Biblíon Paraleipoménon II) dalam Septuaginta Yunani, dan kemudian diserap ke Vulgata Latin menjadi "Liber II Paralipomenon".

Nama "Tawarikh" merupakan terjemahan dari nama kitab dalam bahasa Ibrani, דִּבְרֵי הַיָּמִים (divre hayyamim, har. "catatan harian, kronik, tawarikh, sejarah"). Nama tersebut merujuk pada karakteristik dari kitab ini yang berbentuk catatan harian atau kronik, yang ditunjukkan dengan pencatatan sejarah bangsa Israel dari kisah penciptaan sampai masa pembuangan ke Babel.

Kitab ini merupakan lanjutan dari Kitab 1 Tawarikh. Kitab ini dimulai dengan riwayat pada masa pemerintahan Raja Salomo, dimulai dari saat ia naik takhta hingga saat ia mangkat. Setelah itu, tertulis kisah pemberontakan suku-suku utara di bawah pimpinan Yerobeam melawan Raja Rehabeam dan pecahnya Kerajaan Israel bersatu. Tidak seperti Kitab Raja-raja, kitab ini hanya menceritakan sejarah Kerajaan Yehuda yang merupakan bekas Kerajan Israel bagian selatan. Di bagian akhir, terdapat kisah kejatuhan Yerusalem pada tahun 586 SM yang mengakibatkan pembuangan ke Babel, serta sedikit mengenai orang-orang buangan yang diizinkan pulang ke Israel.[1]

Garis besar dalam kitab ini meliputi:

  • Kisah perbuatan Salomo (2 Tawarikh 1:1-9:31)
  • Kisah perbuatan Raja-raja Yehuda (2 Tawarikh 10:1-36:23)

 

Kitab Tawarikh lengkap pada Kodeks Leningrad, salinan Naskah Masorah yang dibuat tahun 1008.

  • Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
  • Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM)
  • Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama:[2]
    • 4Q188 Chronicles

 

Rehabeam dan Yerobeam I, pahatan kayu dari tahun 1860 oleh Julius Schnorr von Karolsfeld

Talmud (Baba Bathra 15a) mencatat Ezra sebagai penulis untuk Kitab Tawarikh. Namun, kitab ini sendiri sebenarnya tidak memuat nama penulis dan tidak ada bukti kuat yang mendukung teori-teori mengenai penulisnya. Fokus atas orang-orang Lewi dalam kitab ini mengindikasikan adanya keterlibatan kelompok itu dalam penulisan kitab, meskipun tidak dapat dipastikan.

Peristiwa terakhir yang dicatat di Kitab 2 Tawarikh, yaitu di 2 Tawarikh 36:22-23, adalah kembalinya orang Israel dari pembuangan ke Babel, sehingga dapat disimpulkan kitab ini ditulis tidak lama sesudahnya. Silsilah pada Kitab 1 Tawarikh, yaitu di 1 Tawarikh 3:17-24, yang memuat keturunan raja Yoyakhin yang tampaknya meliputi 6 generasi buangan, mengindikasikan bahwa waktu penulisan kitab ini sekurang-kurangnya pada 400 SM.

Tujuan

Kitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang telah dituliskan dalam Kitab Samuel dan Raja-raja. Namun di dalam Kitab Tawarikh, riwayat-riwayat tersebut diceritakan dari sudut pandang lain. Sejarah kerajaan Israel dalam kitab Tawarikh ditulis dengan dua maksud utama.

  1. Penulis ingin menunjukkan bahwa sekalipun kerajaan Israel dan Yehuda ditimpa kemalangan, tetapi Allah masih memegang janji-Nya kepada bangsa itu, dan melaksanakan rencana-Nya untuk umat-Nya melalui orang-orang yang tinggal di Yudea. Penulis kitab menekankan hal itu dengan menunjukkan hal-hal besar yang telah dicapai oleh Daud dan Salomo, serta pembaruan-pembaruan yang diusahakan oleh Yosafat, Hizkia dan Yosia. Juga karena masih ada orang-orang yang tetap setia menyembah Allah.
  2. Penulis menguraikan asal mula upacara ibadat di Bait Allah di Yerusalem, terutama mengenai susunan jabatan imam dan orang-orang Lewi yang bertugas dalam upacara-upacara ibadat itu. Sekalipun Bait Allah di Yerusalem itu dibangun oleh Salomo, tetapi di dalam kitab Tawarikh ini Daud dikemukakan sebagai pendiri yang sesungguhnya dari Bait Allah itu dan upacara-upacara ibadatnya.[1]

Sumber

Lebih dari setengah isi kedua Kitab Tawarikh diambil dari kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain, terutama Kitab Samuel dan Raja-raja. Sumber-sumber lain yang disebut dalam Kitab 2 Tawarikh termasuk:

  • Kitab raja-raja Yehuda dan Israel (2 Tawarikh 16:11, 25:26, 28:26, 32:32)
  • Kitab raja-raja Israel dan Yehuda (2 Tawarikh 27:7; 35:27, 36:8)
  • Kitab raja-raja Israel (2 Tawarikh 20:34)
  • Kitab raja-raja (2 Tawarikh 24:27) (ada kemungkinan 4 nama pertama ini merupakan nama kitab yang sama, dan mungkin saja semua ini merujuk kepada kitab Samuel-Raja-raja)
  • Riwayat raja-raja Israel (2 Tawarikh 33:18)
  • Riwayat kitab raja-raja (2 Tawarikh 24:27)
  • Riwayat nabi Natan (2 Tawarikh 9:29; bandingkan 1 Raja-raja 11:41-53)
  • Nubuat Ahia, orang Silo itu (2 Tawarikh 9:29; cf. 1 Raja-raja 11:29 dan seterusnya; 14:2 dan seterusnya, dan sebagainya)
  • Penglihatan-penglihatan Ido, pelihat itu (2 Tawarikh 9:29; cf. 1 Raja-raja 13)
  • Perkataan nabi Semaya (2 Tawarikh 12:15; cf. 1 Raja-raja 12:22ff)
  • Riwayat nabi Semaya dan Ido, pelihat itu, yang berhubungan dengan silsilah (2 Tawarikh 12:15)
  • Catatan sejarah Yehu bin Hanani, yang dicatat dalam kitab raja-raja Israel (2 Tawarikh 20:34; cf. 1 Raja-raja 16:1, 7, 12)
  • "Selebihnya dari riwayat Uzia, dari awal sampai akhir, ditulis oleh nabi Yesaya bin Amos." (2 Tawarikh 26:22; bandingkan Yesaya 1 dan 6)
  • "Penglihatan Yesaya....dalam kitab raja-raja Yehuda dan Israel" (2 Tawarikh 32:32; bandingkan 2 Raja-raja 18-20; Yesaya 36-39)
  • Perkataan para pelihat(2 Tawarikh 33:19)
  • Rujukan kepada Kitab Ratapan dan Yeremia (2 Tawarikh 35:25)
  • Perkataan nabi Ido (2 Tawarikh 13:22)
  • Tulisan Daud dan Salomo(2 Tawarikh 35:4; bandingkan Ezra 3:10)
  • Perintah dari Daud dan Gad dan Natan (2 Tawarikh 29:25)
  • Perintah dari Daud dan Asaf dan Heman dan Yedutun (2 Tawarikh 35:15)

Judul perikop dalam Kitab 1 Tawarikh menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.

Permulaan masa pemerintahan Salomo

  • Doa Salomo memohon hikmat (1:1–13)
  • Harta kekayaan Salomo (1:14–17)
  • Persiapan-persiapan untuk mendirikan Bait Suci (2:1–18)
  • Salomo mendirikan Bait Suci (3:1–14)
  • Benda-benda logam Bait Suci (3:15 – 5:1)
PENTAHBISAN BAIT SUCI[a]
  • Tabut perjanjian dipindahkan dan kemuliaan TUHAN memenuhi Bait Suci (5:2 – 6:2)
  • TUHAN menepati janji-Nya kepada Daud (6:3–11)
  • Doa Salomo (6:12–42)
  • Api turun dari langit; nyanyian syukur (7:1–3)
  • Korban pentahbisan dan perayaan (7:4–10)
Akhir masa pemerintahan Salomo
  • Tuhan menampakkan diri kepada Salomo untuk kedua kalinya (7:11–22)
  • Beberapa usaha raja Salomo (8:1–18)
  • Kunjungan ratu negeri Syeba (9:1–12)
  • Penghasilan Salomo dan kekayaannya (9:13–28)
  • Salomo mati (9:29–31)
Riwayat Rehabeam
  • Pecahnya kerajaan itu (10:1 – 11:4)
  • Raja Rehabeam — Pengokohan kerajaan; keluarga raja (11:5–23)
  • Sisak menyerang Yerusalem (12:1–16)
Riwayat Abia
  • Raja Abia (13:1 – 14:1)
Riwayat Asa
  • Raja Asa — Kemenangan atas Zerah (14:2–15)
  • Pembaruan oleh Asa (15:1–19)
  • Perjanjian Asa dengan Aram (16:1–14)
Riwayat Yosafat
  • Raja Yosafat — Pengokohan kerajaan (17:1–19)
  • Ahab memerangi Ramot-Gilead — Nabi TUHAN berhadapan dengan nabi-nabi palsu (18:1–34)
  • Pelihat Yehu menegor raja Yosafat (19:1–11)
  • Kemenangan atas Moab dan Amon — Akhir pemerintahan Yosafat (20:1 – 21:1)
Riwayat Yoram, Ahazia, Atalya, Yoas, Amazia, Uzia, Yotam, dan Ahas
  • Raja Yoram (21:2–20)
  • Raja Ahazia (22:1–6)
  • Ahazia dibunuh Yehu (22:7–9)
  • Atalya dibunuh dan Yoas menjadi raja (22:10 – 23:21)
  • Raja Yoas (24:1–27)
  • Raja Amazia (25:1–28)
  • Raja Uzia (26:1–23)
  • Raja Yotam (27:1–9)
  • Raja Ahas (28:1–27)
Riwayat Hizkia
  • Raja Hizkia (29:1–2)
  • Hizkia menguduskan kembali rumah TUHAN (29:3–36)
  • Hizkia mengadakan Paskah (30:1 – 31:1)
  • Hizkia mengatur sumbangan untuk para imam dan orang Lewi (31:2–21)
  • Yerusalem dikepung oleh Sanherib (32:1–19)
  • Yerusalem luput dari tangan Sanherib (32:20–23)
  • Tahun-tahun terakhir dari pemerintahan Hizkia (32:24–33)
Riwayat Manasye dan Amon
  • Raja Manasye (33:1–20)
  • Raja Amon (33:21–25)
Riwayat Yosia
  • Raja Yosia — Pembaharuan yang dilakukan Yosia (34:1–7)
  • Kitab Taurat ditemukan kembali (34:8–33)
  • Yosia merayakan Paskah (35:1–19)
  • Yosia dibunuh oleh Nekho (35:20–27)
Riwayat Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia; serta kejatuhan Yehuda
  • Raja Yoahas (36:1–4)
  • Raja Yoyakim (36:5–8)
  • Raja Yoyakhin (36:9–10)
  • Raja Zedekia — Runtuhnya kerajaan Yehuda (36:11–21)
Epilog
  • Koresh mengizinkan orang-orang buangan pulang ke negerinya (36:22–23)

Kitab Tawarikh sebagian besar berisi riwayat-riwayat yang juga tertulis dalam Kitab Samuel dan Raja-raja, sehingga banyak ceritanya yang saling tumpang tindih dan melengkapi satu sama lain.

Kisah yang termuat dalam Kitab Tawarikh berlanjut di Kitab Ezra dan Nehemia, yang menjadi satu di Alkitab Ibrani. Dan juga ayat-ayat pada 2 Tawarikh 36:22-23 serupa dengan Ezra 1:1-3a, sehingga beberapa pakar menduga bahwa Ezra 1–6 seharusnya berada di Kitab Tawarikh, bukan di Kitab Ezra–Nehemia.

  1. ^ Judul bagian berasal langsung dari Alkitab

  1. ^ a b c Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002.
  2. ^ "Transkrip Naskah Laut Mati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-30. Diakses tanggal 2013-05-13. 

  • Doa Manasye
  • Ezra–Nehemia
  • Perjanjian Lama
  • Kitab Tawarikh
  • Kitab 1 Tawarikh

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kitab_2_Tawarikh&oldid=19610568"