Apa tujuan penjajah datang ke indonesia

tirto.id - Setidaknya mulai abad 15 Masehi, bangsa-bangsa Eropa mulai berlomba-lomba melakukan pelayaran menjelajahi samudera untuk menemukan dunia baru. Tujuan awal bangsa-bangsa Eropa, termasuk Spanyol, mencari daratan baru itu adalah untuk menemukan kepulauan sumber rempah-rempah.

Saat itu, rempah-rempah menjadi komoditas mahal di Eropa, terutama karena berfungsi sebagai bahan pengawet makanan. Pengawetan makanan penting bagi masyarakat Eropa kala itu untuk mencegah kelaparan ketika musim dingin berlangsung.

Penjelajahan yang dilakukan oleh bangsa Eropa dilakukan setidaknya karena 2 peristiwa politik penting, yakni kekalahan kerajaan-kerajaan Katolik Eropa di Perang Salib dan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani.

Baca juga: Sejarah Kejatuhan Pusat Perang Salib Konstantinopel

Perang Salib memporak-porandakan jalur perdagangan Eropa dan Asia karena berlangsung di perbatasan 2 benua tersebut. Selain jalur perdagangan, keadaan ekonomi kerajaan-kerajaan Eropa pun menjadi terpuruk. Kas mereka menyusut drastis karena besarnya biaya perang.

Berselang 2 abad setelah Perang Salib selesai, kota Konstantinopel (sekarang Istanbul) jatuh ke tangan imperium Turki Usmani (Ottoman). Hal ini adalah kabar buruk bagi kerajaan-kerajaan di Eropa karena kota tersebut menjadi titik penting jalur perdagangan antar-benua (Eropa dan Asia).

Jatuhnya Konstantinopel ke tangan imperium Turki Usmani di tahun 1453 merupakan faktor penting yang paling utama mendorong pelayaran bangsa-bangsa Eropa ke negeri-negeri jauh.

Sejak Konstantinopel dikuasai oleh Turki Usmani, bangsa-bangsa Eropa kesulitan mencari akses perdagangan ke Asia. Sultan Muhammad II melarang pedagang-pedagang dari Eropa masuk ke Konstantinopel (Istanbul).

Padahal, kota itu menjadi pintu masuk ke jalur perdagangan dengan orang-orang Asia, terutama para penyuplai rempah-rempah. Karena itulah, bangsa-bangsa Eropa mengerahkan para pelautnya untuk berlayar mengarungi samudera demi mencari jalur perdagangan baru, sekaligus menemukan kepulauan sumber rempah-rempah.

Baca juga:

  • Arti Gold, Glory, Gospel (3G): Sejarah, Latar Belakang, & Tujuan
  • Sejarah Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia & Latar Belakangnya

Di antara bangsa-bangsa Eropa yang paling aktif merintis pelayaran untuk menemukan "dunia baru" itu adalah Spanyol dan Portugis. Namun, keduanya sempat berselisih mengenai jalur pelayaran yang akan ditempuh.

Akhirnya, pada 7 Juni 1449 ditandatangani Perjanjian Tordesilas, yang isinya membagi dunia menjadi dua wilayah kekuasaan dengan garis yang membentang dari Kutub Utara menuju Kutub Selatan.

Berdasar perjanjian Tordesilas, area pelayaran Bangsa Spanyol melewati jalur barat. Salah satu pelayar termasyur yang dimiliki Spanyol adalah Christoper Colombus, yang “menemukan" benua Amerika. Adapun Portugis mendapat jatah area pelayaran melewati jalur timur yang membuat mereka lebih cepat menemukan kepulauan sumber yang menjadi sumber utama rempah-rempah, yakni nusantara.

Tujuan Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia

Para penjelajah dari Bangsa Spanyol pertama kali datang ke Indonesia (nusantara), tepatnya di Maluku, pada 8 November 1521. Rombongan pertama penjelajah Spanyol yang tiba di Kepulauan Maluku dipimpin oleh Kapten Joan Sbastian El Cano.

Mengutip modul pembelajaran SMA Sejarah Indonesia (2020) terbitan Kemendikbud RI, tujuan dari kedatangan Bangsa Spanyol adalah untuk mewujudkan semangat 3G, yaitu:

  • Gold, yaitu mencari emas dan mencari kekayaan (dari perdagangan rempah).
  • Glory, yaitu mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan (wilayah jajahan).
  • Gospel, yaitu tugas suci menyebarkan agama Katolik.

Namun, kedatangan Bangsa Spanyol di Maluku ditentang oleh Bangsa Portugis yang telah datang terlebih dahulu di kepulauan paling dicari orang-orang Eropa itu. Portugis menuding Spanyol melanggar Perjanjian Tordesillas.

Alhasil, demi memenangkan persaingan dalam perdagangan rempah, orang-orang Spanyol mendekati Kesultanan Tidore, rival Kesultanan Ternate yang sebelumnya menjalin kerja sama dengan Portugis.

Buntut dari koalisi-koalisi ini adalah permusuhan Ternate dan Tidore yang makin memanas, karena telah dibumbui oleh kepentingan Spanyol dan Portugis di belakangnya. Perang pun tak terelakkan. Di pertempuran itu, Ternate yang dibantu Bangsa Portugis keluar sebagai pemenang.

Akibat kekalahan ini, sejak tahun 1535, Bangsa Spanyol mulai tersisih dari persaingan memperebutkan dominasi perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

Baca juga:

  • Sultan Baabullah Sang Penakluk
  • Sejarah Kesultanan Ternate: Kerajaan Islam Tertua di Maluku Utara

Akan tetapi, kekalahan dalam perang ini tak serta-merta menjadi penyebab utama mundurnya Bangsa Spanyol dari Indonesia. Faktor lain yang membikin Bangsa Spanyol mundur adalah Perjanjian Saragosa tahun 1535.

Perjanjian Saragosa berisi kesepakatan antara Kerajaan Portugis dan Kerajaan Spanyol dalam pembagian wilayah operasi perdagangan di timur jauh.

Berdasar perjanjian Saragosa, Bangsa Spanyol berhak beroperasi kembali di Filipina, sementara Bangsa Portugis di Kepulauan Maluku. Perjanjian Saragosa sekaligus menandai berakhirnya masa pendudukan Bangsa Spanyol di Indonesia yang terbilang singkat.

Baca juga artikel terkait PENJAJAHAN atau tulisan menarik lainnya Ahmad Efendi
(tirto.id - efd/add)


Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom
Kontributor: Ahmad Efendi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

SEJARAH KEDATANGAN BANGSA EROPA KE INDONESIA

Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa.

Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka berdagang,dan menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia.

       Sebab dan Tujuan Kedatangan Bangsa Barat

Secara umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang,dan menyebarkan agama.Sebab dan tujuan bangsa Eropa ke dunia Timur sebagai berikut :

  • Mencari kekayaan termasuk berdagang
  •  Menyalurkan jiwa penjelajah
  • Meyakini Keberadaan Prester John
  • Menyebarkan agama
  • Mencari kemuliaan bangsa

Sejak abad ke -13, rempah-rempah merupakan bahan dagang yang sangat menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari harta kekayaan ini sekalipun menjelajah semudera. Bangsa Eropa dikenal sebagai bangsa penjelajah, terutama untuk menemukan daerah-daerah baru. Mereka berlomba-lomba meninggalkan Eropa. Mereka yakin bahwa jika berlayar ke satu arah, maka mereka akan kembali ke tempat semula. Selain itu, orang-orang Eropa terutama Protugis dan Spanyol yakin bahwa di luar Eropa ada Prestor John (kerajaan dan penduduknya beragama Kristen).

Pada awalnya, tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah dari para petani Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan rempah-rempah, mereka mengklaim daerah-daerah yang mereka kunjungi sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini, bangsa Eropa memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan memonopoli perdagangan rempah-rempah, bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini. Akibatnya, harga bahan-bahan ini pun sangat ditentukan oleh mereka. Untuk memperoleh hak monopoli perdagangan ini, bangsa Eropa tidak jarang melakukan pemaksaan. Penguasaan dilakukan terhadap penguasa setempat melalui suatu perjanjian yang umumnya menguntungkan bangsa Eropa. Selain itu, mereka selalu turut campur dalam urusan politik suatu daerah. Bangsa Eropa tidak jarang mengadu domba berbagai kelompok masyarakat dan kemudian mendukung salah satunya. Dengan cara ini, mereka dengan mudah dapat mempengaruhi penguasa untuk memberikan hak-hak istimewa dalam berdagang.Hindia Timur atau Indonesia telah lama dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah digunakan untuk mengawet makanan, bumbu masakan, bahkan obat. Karena kegunaannya, rempah-rempah sangat laku di pasaran dan harganya pun mahal. Hal ini mendorong para pedagang Asia Barat datang dan memonopoli perdagangan rempah-rempah. Mereka membeli bahan-bahan ini dari para petani di Indonesia dan menjualnya kepada para pedagang Eropa.

Namun, jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke Turki Utsmani mengakibatkan pasokan rempah-rempah ke wilayah Eropa terputus. Hal ini dikarenakan boikot yang dilakukan oleh Turki Utsmani. Situasi ini mendorong orang-orang Eropa menjelajahi jalur pelayaran ke wilayah yang banyak memiliki bahan rempah-rempah, termasuk kepulauan Nusantara (Indonesia). Dalam perkembangannya, mereka berdagang,dan menguasai sumber rempah-rempah di negara penghasil. Dimulailah era kolonialisasi Barat di Asia.