Apa tujuan hidup yang sesungguhnya

Untuk seseorang mendapatkan apa sebenarnya yang menjadi tujuan dalam hidupnya maka orang tersebut harus mengetahui definisi dari tujuan hidup manusia itu sendiri.

Destiny atau tujuan hidup adalah suatu garis kehidupan alternatif yang Sang Pencipta tawarkan kepada manusia dimana akan membawa mereka untuk dapat secara aktif ikut berperan serta dalam menghadirkan Keteraturan Ilahi.

Keteraturan Ilahi sendiri adalah prinsip-prinsip nilai hidup manusia yang sejati dan hakiki dimana didalamnya terdapa keteraturan, kebenaran, kedamaian, sukacita dan kemenangan di tiap aspek kehidupan manusia.

Manusia yang hidup di dalam keteraturan Ilahi, tidak akan lagi hidup dalam kelemahan-kelemahannya yang selama ini terus menghalanginya untuk mencapai puncak titik potensi yang Sang Pencipta telah sediakan baginya.

Entah sekecil atau sebesar apapun setiap permasalahan hidup yang kita alami, saat kita menemukan tujuan hidup kita yang sesungguhnya maka kita akan selalu menikmati pengayoman, pemeliharaan dan penyertaan dari Sang Pencipta secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Meski tampaknya seperti hidup di negeri Utopia yang konon katanya sama seperti hidup di surga. Namun memang itulah yang akan dapat kita nikmati setelah kita menemukan destiny yang sesungguhnya dalam diri kita.

Setiap manusia diciptakan dengan satu tujuan hidup namun sayangnya hanya segelintir yang bisa menemukan dan mewujudkan tujuan hidup yang sesungguhnya dalam dirinya.

Lalu apakah kita sekarang sudah benar-benar menemukan dan mewujudkan tujuan hidup kita yang sesungguhnya ??

Penulis : S.O

Apa tujuan hidup yang sesungguhnya

Dahsyatnya Sedekah, Alya (32) Sembuh dari Penyakit Lupus Usai Hidupnya Divonis 2 Hingga 3 Tahun Lagi /Galamedianews.com/

MANTRA SUKABUMI - Manusia tidak diciptakan begitu saja tanpa adanya tujuan hidup.

Setiap orang yang mendalami Al-Qur’an dan mempelajari Sunnah tentu mengetahui bahwa puncak tujuan dan sasaran yang dilakukan orang Muslim yang diwujudkan pada dirinya dan diantara manusia ialah ibadah kepada Allah semata.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengemban amanah dan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.

Baca Juga: Mukjizat Air Zam Zam yang Wajib Diketahui

Baca Juga: Telinga Berdengung Ternyata Kode Gelombang Cinta Rasulullah pada Umatnya

>

Dengan melihat asal mula kejadian manusia, kita dapat mengetahui bahwa Allah memberikan kelebihan bagi manusia dalam hal akal dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.

Berikut ini adalah tujuan hidup manusia di bumi yang disebutkan dalam Alquran dan sunnah rasul, dan telah dikutip mantrasukabumi.com dari berbagai sumber, diantaranya :

1. Menyembah Allah SWT

Adapun tujuan hidup manusia yang paling utama adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah SWT.

Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi segala laranganNya.

Apa tujuan hidup yang sesungguhnya

Perbesar

Ilustrasi Membaca Buku. Credit: freepik.com

Menjadi Bahagia

Salah satu kesimpulan paling jelas yang mungkin diperjuangkan dalam hidup adalah kebutuhan untuk bahagia. Sayangnya, orang sering kali tidak tahu persis apa kebahagiaan itu, dan karenanya, sulit untuk menemukan kebahagiaan. Untuk mengetahui bagaimana menemukan kebahagiaan, dan apakah itu merupakan tujuan hidupmu, pertama-tama kamu perlu menemukan apa arti kebahagiaan bagimu.

Setelah memiliki gambaran yang sangat jelas tentang apa itu kebahagiaan, kamu dapat mulai mengejarnya dan melihat apakah itu menjawab pertanyaan besarmu tentang tujuan hidup.

Meninggalkan Warisan

Dalam dunia yang sangat kompetitif, meninggalkan warisan sering kali secara tersirat dikemukakan sebagai kebajikan tertinggi. Warisan tak melulu uang, ini bisa berupa ilmu, pemikiran, atau kenangan.

Meninggalkan warisan adalah salah satu cara agar seseorang merasa dihargai di masyarakat dan dikenang setelah mereka pergi. Warisan bisa dimulai dari hal kecil seperti memulai sebuah keluarga atau menularkan ilmu yang bermanfaat.

Mencintai Orang Lain

Semua filosofi dan agama besar telah mendukung pentingnya cinta. Cinta tampaknya menjadi agen penyembuhan untuk penderitaan manusia dan sesuatu yang menghubungkan manusia lintas waktu dan budaya.

Ketika seseorang mampu mencintai orang lain tanpa syarat, ia melihat lingkungannya secara alami menjadi tempat yang lebih stabil dan damai. Ini membuat lensa yang digunakan untuk melihat dunia menjadi lebih positif dan produktif.

Membuat Perbedaan Positif

Membuat perbedaan yang positif mungkin tampak seperti tujuan yang klise dan mengecewakan. Tetapi ketika kamu berusaha melakukannya pada tingkat praktis, maknanya terjadi, karena kamu melihat hasil kerjamu secara real time.

Membuat perbedaan positif tidak perlu sesuatu yang besar. Perubahan kecil yang terlihat seringkali lebih bermanfaat secara pribadi.

Punya Banyak Pengalaman

Cara lain agar dapat menemukan tujuan dalam hidup adalah memiliki rangkaian pengalaman yang kaya dan memuaskan.

Makna kehidupan diciptakan ketika merayakan anugerah pengalaman manusiawi melalui panca indera.

Perjalanan, hiburan, cinta, hubungan, makanan enak, dan pengalaman baru adalah semua cara yang bisa dilakukan untuk makna hidup.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Dalam kehidupan kita pasti pernah terlintas pikiran. Hidup kok gini - gini aja, bosen. Sebenarnya apa sih tujuan hidup kita ? mengapa kita diciptakan di dunia ini?


Memang hal konyol ketika memikirkan ini. Namun pemikiran inilah yang hanya hadir bagi orang - orang yang hidup dengan pemikiran kritis saja dalam hidupnya. Dan pemikiran ini juga merupakan salah satu jalan hidayah yang Allah SWT berikan pada hamba-Nya, agar ketika mereka mengetahui hakikat diciptakannya mereka. Mereka akan semangat dalam mendekatkan diri pada Allah SWT.


Allah SWT sebagai Tuhan Sang Pencipta, menciptakan kita manusia dalam bentuk yang sebaik - baiknya. Dalam bentuk yang sebaik - baiknya bukan berarti orang yang lahir dengan keadaan cacat bukan termasuk ciptaan Allah SWT. Bukti manusia diciptakan dalam bentuk yang sebaik - baiknya adalah disertakannya akal dan hawa nafsu pada kita. Yang hal tersebut tidak diciptakan Allah pada makhluk yang lainnya.


Ilustrasi tujuan hidup. Foto: samahitawirotama.com

Dalam surat Adz- Dzariyaat ayat 56, Allah SWT sudah menjelaskan mengenai hakikat penciptaan manusia. Yakni tidak lain adalah untuk selalu beribadah pada-Nya.


Beribadah menjadi bukti pengakuan diri sebagai seorang hamba yang taat. Disertakannya akal dan hawa nafsu pada penciptaan manusia, sebenarnya memiliki hubungan dengan ini. Hawa nafsu kerap kita artikan buruk. Hal tersebut memang karena hawa nafsu adalah hal dalam diri manusia yang mudah disesatkan setan. Namun ketika kita mampu mengendalikannya dengan kontrol diri yang baik, dan mengarahkan nafsu tersebut untuk berbuat baik. Maka outputnya adalah keinginan untuk semangat beribadah dalam hidup.


Page 2

Apa tujuan hidup yang sesungguhnya

Inilah hukum dan keutamaan berjamaah

Minggu, 3 Oktober 2021 | 09:00 WIB


Page 3

Apa tujuan hidup yang sesungguhnya

Inilah hukum dan keutamaan berjamaah

Minggu, 3 Oktober 2021 | 09:00 WIB

Merdeka.com - "Apa arti dan tujuan hidup?" Ini, mungkin, pertanyaan paling penting yang pernah diajukan. Sepanjang zaman, para filsuf menganggapnya sebagai pertanyaan paling mendasar. Ilmuwan, sejarawan, filsuf, penulis, psikolog, dan orang awam semuanya bergulat dengan pertanyaan di beberapa titik dalam kehidupan mereka.

Lalu, bagaimana Anda menemukan tujuan hidup?

"Dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang, pasti ada tanda-tanda bagi semua yang diberkahi dengan wawasan, yang mengingat Allah ketika mereka berdiri, dan ketika mereka duduk, dan ketika mereka berbaring untuk tidur, dan renungkan penciptaan langit dan bumi: "Ya Tuhan kami, Engkau tidak menciptakan ini tanpa makna dan tujuan. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka."(Al-Quran 3: 190-191).

Bagi umat muslim, tujuan hidup manusia menurut islam telah ditetapkan dan diberikan berbagai petunjuk dan pedoman dalam kitab suci Al Quran.

Berikut ini penjelasan dari tujuan hidup manusia menurut Islam:

2 dari 7 halaman

Jika kita diciptakan oleh Pencipta, maka pastilah Pencipta itu pasti memiliki alasan, tujuan, dalam menciptakan kita. Karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui tujuan Tuhan bagi keberadaan kita.

Islam adalah respons terhadap pencarian manusia akan makna. Tujuan penciptaan bagi semua pria dan wanita selama ini adalah: untuk mengenal dan menyembah Tuhan.

Al-Quran mengajarkan kita bahwa setiap manusia dilahirkan sadar akan Tuhan:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman),

"Bukankah Aku ini Tuhan kalian?” Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.”(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kalian tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (kekuasaan Tuhan), atau agar kalian tidak mengatakan, 'Sesungguhnya orang tua-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu'?” (Quran 7: 172-173)

Nabi Islam mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan menciptakan kebutuhan primordial ini dalam kodrat manusia pada saat Adam diciptakan. Tuhan mengambil perjanjian dari Adam ketika Dia menciptakannya.

Tuhan mengekstraksi semua keturunan Adam yang belum dilahirkan, generasi demi generasi, menyebarkan mereka, dan mengambil perjanjian dari mereka.

Dia berbicara langsung kepada jiwa mereka, membuat mereka bersaksi bahwa Dia adalah Tuhan mereka. Karena Tuhan membuat semua manusia bersumpah demi Tuhan ketika Dia menciptakan Adam, sumpah ini tercetak pada jiwa manusia bahkan sebelum ia memasuki janin, sehingga seorang anak dilahirkan dengan keyakinan alamiah tentang Keesaan Tuhan.

3 dari 7 halaman

Tentang tujuan hidup manusia, al-Quran al-Karim telah memaparkannya dengan sangat jelas. Allah Taala berfirman:

“Dan mereka tidaklah disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah: 5)

Menurut Ibrahim Bafadhol, dalam konteks hubungan dengan Rabb-nya manusia adalah hamba Allah. Sedangkan dalam konteks hubungan dengan alam semesta (kaun) ia adalah khalifah.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah menunaikan penghambaan dan pengabdian –dalam makna yang luas- kepada Allah Ta'ala. Sedangkan perannya di muka bumi adalah sebagai khalifah (pemimpin) di alam semesta ini.

Manusia diciptakan Allah untuk suatu tujuan yang besar dan misi yang penting yaitu beribadah kepada Allah Ta'ala semata.

Pengertian ibadah sangatlah luas dan tidak hanya terbatas pada ritual-ritual khusus semata. Semua aktivitas manusia yang dilakukan dalam rangka mewujudkan ketaatan kepada Allah Ta'ala dan sejalan dengan ridha Allah maka ia termasuk ibadah.

Ibadah dijelaskan sebagai segala sesuatu dalam Islam yang dilakukan seseorang untuk cinta dan kesenangan Allah. Ini sama sekali tergantung pada tindakan yang benar atau tidak benar dari seseorang yang mencakup poin-poin kekuatan berikut:

  • Keyakinan agama
  • Kegiatan sosial
  • Kontribusi untuk kesejahteraan masyarakat dan sesama manusia.

4 dari 7 halaman

Orang-orang Muslim percaya bahwa Tuhan mengirim Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW untuk mengajarkan kita bagaimana menyenangkan dan menyembah Sang Pencipta:

"... Telah datang kepadamu dari Allah sebuah Kitab yang terang dan bercahaya, yang melaluinya Allah, dengan rahmat-Nya, membimbing semua orang yang mencari kesenangan-Nya di jalan damai, dan membawa mereka keluar dari kedalaman kegelapan menjadi terang. dan membimbing mereka ke Jalan yang Lurus. " (Al-Quran 5: 15-16)

Allah berfirman bahwa jika Anda benar-benar mencintai-Nya, maka ikutilah rasul-Nya:

“Katakanlah (hai Muhammad), jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, dan Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosamu. Dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang”. (Al-Quran 3:31)

5 dari 7 halaman

Perbuatan baik dan benar termasuk memberikan amal, membebaskan budak, berdoa, menepati janji, dan bersabar selama kesulitan:

“Bukanlah kebenaran bahwa kamu memalingkan wajahmu ke timur atau barat. Tetapi adalah kebenaran untuk percaya kepada Tuhan, dan Hari Terakhir, dan para Malaikat, dan Kitab, dan para Utusan; untuk menghabiskan harta Anda, karena cinta untuk-Nya, untuk sanak saudara Anda, untuk yatim piatu, untuk yang membutuhkan, untuk musafir, untuk mereka yang meminta, dan untuk tebusan budak; untuk tabah dalam doa, dan mempraktekkan kasih amal biasa, untuk memenuhi kontrak yang telah kamu buat; dan untuk menjadi tegas dan sabar, dalam kesakitan (atau penderitaan) dan kesulitan, dan di semua periode panik. Demikianlah orang-orang yang benar, yang takut akan Allah.” (Al-Quran 2: 177)

Bekerja untuk perdamaian di antara orang-orang adalah perbuatan besar yang lebih baik daripada amal, puasa, dan doa. Nabi Muhammad (saw) berkata:

“Apakah Anda tahu apa yang lebih baik daripada amal dan puasa dan doa? Itu menjaga perdamaian dan hubungan yang baik antara orang-orang, karena pertengkaran dan perasaan buruk menghancurkan umat manusia.” (Dicatat dalam Muslim & Bukhari)

6 dari 7 halaman

Al-Quran dan Hadits memperingatkan umat manusia bahwa mereka akan bertanggung jawab atas tindakan mereka dalam kehidupan ini:

“Katakan, 'Tuhanlah yang memberimu hidup, lalu membuatmu mati; dan pada akhirnya Dia akan mengumpulkanmu pada Hari Kebangkitan (kedatangan) yang tidak diragukan, tetapi kebanyakan orang tidak mengerti. Kepunyaan Tuhan adalah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari itu ketika kiamat datang, pada hari itu semua orang yang menolak untuk beriman adalah orang-orang yang merugi. Dan kamu akan melihat semua orang tertatih-tatih berlutut, karena semua orang akan dipanggil untuk (menghadapi) catatan mereka: 'Hari ini kamu akan mendapat balasan atas semua yang pernah kamu lakukan. Ini adalah catatan Kami, ini berbicara tentang Anda dalam semua kebenaran; karena Kami telah mencatat semua yang kamu lakukan. '"(Al-Quran 45: 26-29)

"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat atom, ia akan melihatnya, dan barangsiapa berbuat jahat terhadap atom, akan melihatnya." (Al-Quran 99: 7-8)

7 dari 7 halaman

“Seorang pria akan ditanya mengenai lima (hal) pada Hari Kebangkitan: tentang hidupnya dan bagaimana ia menghabiskannya, tentang masa mudanya dan bagaimana ia menjadi tua, tentang kekayaannya: di mana ia memperolehnya dan dengan cara apa ia menghabiskannya, dan apa yang dia lakukan dengan pengetahuan yang dia miliki. "(Dicatat dalam Tirmidzi)

“Tiga hal mengikuti almarhum: anggota keluarganya, kekayaannya dan tindakannya. Dua dari mereka kembali dan satu tetap bersamanya. Anggota keluarga dan kekayaannya kembali, dan tindakannya tetap bersamanya.” (dicatat dalam Bukhari & Muslim)

Penampilan dan kekayaan kita bukanlah kriteria untuk berhasil di hadapan Allah. Nabi (SAW) menyatakan:

"Allah Yang Mahakuasa menghakimi kamu bukan dari wajahmu atau kekayaanmu, tetapi oleh kemurnian hatimu dan perbuatanmu." (Dicatat dalam HR Muslim)