Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun teks persuasi

Pernahkah kamu tergiur untuk membeli sesuatu dari bujukan orang lain atau membujuk orang lain untuk membeli sesuatu? Jika pernah, maka kegiatan tersebut merupakan salah satu contoh penerapan dari teks persuasif. Lalu, bagaimana cara menulis teks seperti ini dan apa saja yang perlu diperhatikan?

Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa teks persuasif adalah suatu teks yang isinya mengajak para pembaca untuk mengikuti apa yang disampaikan penulis dalam tulisannya. Dalam teks ini juga disertai fakta dan bukti untuk mempertegas apa yang disampaikan sehingga pembaca menjadi yakin.

Jika kita ingin menulis seperti ini, maka perlu memperhatikan hal-hal yang bisa mendukung pengaplikasian teks, antara lain menyiapkan bujukan atau ajakan, memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan, serta memperhatikan langkah-langkah penyusunannya.

Penyiapan Bujukan atau Ajakan

Teks persuasif pada dasarnya bersifat bujukan, karena itu langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyajiannya adalah dengan menyiapkan bujukan atau ajakan yang akan digunakan. Adapun, kalimat bujukan yang bisa dipakai dalam teks ini, antara lain:

(Bacajuga: Menelaah Struktur dan kaidah Kebahasaan Teks Persuasif)

  • Mari, bekerja dengan baik
  • Ayo, kita pergi bermain
  • Sayangilah keluargamu

Memperhatikan Struktur dan Kaidah Kebahasaan

Disamping itu, dalam menulis teks persuasif perlu memperhatikan struktur yang digunakan apakah sudah lengkap, urut, dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dimana, kaidah kebahasaan harus mengandung pernyataan fakta dan argumen.

Langkah-langkah Penyusunan Teks Persuasif

Ketika menyusun teks, ada beberapa langkah atau urutan yang harus diperhatikan, sehingga sebuah teks bisa berjalan sebagaimana fungsinya. Adapun langkah-langkah penyusunan itu meliputi:

Untuk menulis teks persuasif, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan dulu topik apa yang akan dibahas. Banyak topik yang bisa dibahas dalam teks ini seperti masalah narkoba, rokok, dan kebiasaan sehari-hari.

Tujuan utama setiap teks persuasif adalah meyakinkan pembaca dan pendengar. Oleh karena itu, buat tujuan yang jelas dan masuk akal untuk bisa dipercayai oleh audience. Dalam menyampaikan tujuan berusahalah lebih jelas dan singkat agar mudah ditangkap maksudnya oleh para audience.

Data yang tepat dan akurat membantu audience untuk percaya pada teks yang disuguhkan. Oleh karena itu, cari data semaksimal mungkin, dimana susunan data itu akan terdiri dari pengenalan isu, rangkaian pendapat atau fakta, ajakan-ajakan, dan penegasan kembali.

Setelah siap dengan topik dan tujuan yang akan dibahas, saatnya menyusun suatu kerangka teks sehingga teks yang dibuat bisa lebih sistematis dan logis. Buat kerangka seperti pengembangan sebab akibat.

  • Mengembangkan kerangka teks yang sudah dibentuk

Ini bisa dilakukan dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan teks persuasif.

Setelah semua siap, tahap terakhir yang bisa dilakukan adalah menyusun sebuah teks sesuai dengan topik, tujuan, kerangka dan fakta yang sudah dikumpulkan. Gunakan pemilihan kata yang baik agar mudah meyakinkan para audience.

Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun teks persuasi

Ilustrasi Menulis (Photo created by pch.vector on Freepik)

Bola.com, Jakarta Teks persuasi adalah jenis teks yang berisi ajakan, saran, bujukan, imbauan, pengaruh, arahan, larangan, atau perintah kepada seseorang untuk melakukan suatu hal sesuai dengan tujuan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkannya. Kemudian persuasi juga bisa berarti karangan yang bertujuan membuktikan pendapat.

Maka bisa disimpulkan, teks persuasi merupakan jenis teks yang memiliki sifat membujuk atau menarik orang lain agar pembaca tertarik dan yakin untuk membaca teks tersebut.

Hal itulah yang membuat teks persuasif banyak digunakan dalam iklan atau imbauan khusus. Untuk memahami lebih dalam mengenai teks persuasi, kamu perlu juga mengenali tujuan, struktur, kaidah kebahasaan, cara menyusun hingga contohnyanya.

Berikut ini rangkuman tentang tujuan teks persuasi, struktur, kaidah kebahasaan, cara menyusun dan contohnya, seperti dilansir dari Emodul.kemdikbud.go.id, Jumat (4/3/2022).

Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun teks persuasi

Ilustrasi Menulis./Copyright unsplash.com/alexa mazzarello

Seperti penjelasan di atas, teks persuasi memiliki tujuan untuk membujuk atau mengajak pembacanya agar mengikuti atau melakukan ajakan, perintah, imbauan, atau bujukan yang disampaikan oleh penulis dalam teks tersebut.

Untuk memperkuat ajakan, saran, bujukan, imbauan, pengaruh, arahan, larangan, atau perintah tersebut, umumnya penulis akan menggunakan argumentasi dan fakta yang mendukung.

Argumentasi dan fakta akan memperkuat teks sehingga pembaca semakin yakin bahwa yang disampaikan oleh sang penulis adalah hal yang benar.

Adapun ciri dari teks persuasi biasanya di dalamnya terdapat kalimat dan kata-kata yang berupaya mengajak dan memengaruhi pembacanya. Contohnya seperti kata sebaiknya, marilah, mulailah, ayo, janganlah, dan sebagainya.

Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun teks persuasi

Ilustrasi menulis. (Nick Morrison/ Unsplash)

Dalam pengenalan isu, penulis akan memberikan dan menyampaikan pengantar mengenai masalah yang menjadi dasar dari tulisan atau topik pembicaraannya.

Setelah menjelaskan mengenai isu yang akan dibicarakan, penulis harus memberikan beberapa argumen dan pendapat terkait dengan isu tersebut. Untuk lebih meyakinkan pembaca, carilah fakta-fakta yang dapat memperkuat argumen-argumen tadi.

Bagian ini merupakan inti teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu. Pernyataan itu dapat disampaikan secara langsung (tersurat) atau secara tidak langsung (tersirat).

Gunakanlah kalimat dan kata-kata yang bisa memengaruhi pembaca agar mengikuti ajakan atau larangan dari kita.

Setelah mengajak, mengimbau, membujuk, atau melarang, di bagian ini penulis menegaskan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.

Biasanya ditandai dengan kata-kata seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah, dan sebagainya. Kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.

Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun teks persuasi

Ilustrasi Menulis Credit: pexels.com/Ylanite

1. Pernyataan mengandung ajakan, bujukan, dorongan, dan sejenisnya. Ditandai dengan penggunaan kata penting, harus, sepantasnya, hendaknya, jangan, sebaiknya.

Contoh:

- Semangat dan keberanian para pahlawan haruslah kita teladani.

- Kita sebagai generasi penerus harus senantiasa mendoakan arwah para pahlawan agar diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa.

2. Menggunakan kata-kata teknis sesuai topik.

Contoh kata-kata yang berkaitan dengan Hari Pahlawan, seperti agresi militer Belanda, kemerdekaan, perjuangan, penjajah.

3. Menggunakan kata penghubung argumentasi. Seperti jika, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu.

4. Fakta merupakan sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.

Contoh:

Seperti halnya 68 tahun silam para pahlawan bangsa berjuang bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda.

5. Menggunakan konjungsi kausalitas (sebab-akibat) seperti karena, sebab, karenanya, sehingga.

6. Menggunakan kata kerja mental, seperti kata diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.

7. Menggunakaan kata sambung yang menyatakan tujuan, seperti supaya dan selagi.

Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun teks persuasi

Ilustrasi Menulis Credit: pexels.com/Dean

Langkah-langkah menyusun teks persuasi sebagai berikut:

1. Menentukan tema, dengan membuat bujukan utama.

2. Susunan perincian. Perincian disesuaikan dengan struktur teks persuasi yaitu pengenalan isu, rangkaian argumen, pernyataan ajakan, dan penegasan kembali.

3. Pengumpulan bahan, bahan tersebut berupa fakta dan pendapat berkaitan dengan tema.

4. Pengembangan teks dilakukan dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

Apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun teks persuasi

Ilustrasi Menulis./Copyright unsplash.com

                                                           Cerdas Memilih Pemimpin

Indonesia adalah negara yang berlandaskan demokrasi dalam memilih pemimpinnya. Satu di antara mekanisme pemilihannya adalah melalui pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah. Siapa yang memilih?

Tentunya kita sebagai rakyat Indonesia yang menentukan siapa pimpinan kita sendiri. Maka dari itu, merupakan suatu kewajiban bagi kita semua untuk mengetahui siapa saja calon pemimpin yang akan melaksanakan aspirasi masyarakat demi kemajuan bangsa.

Bagaimana tidak, baik presiden maupun kepala daerah yang terpilih setidaknya akan menentukan nasib bangsa selama empat tahun ke depan. Jika kita tidak memilih dengan tepat, maka dampaknya kita pula yang merasakan.

Lalu bagaimana cara memilih pemimpin yang tepat? Memilih dengan cerdas. Hal ini berarti kita harus memilih calon prmimpin yang memiliki latar belakang baik, riwayat pengalaman yang teruji,hingga visi dan misi yang terarah dan objektif bagi kebaikan negara. Melalui cara tersebut kita dapat memastikan bahwa calon pemimpin akan membawa perubahan besar yang positif terhadapkehidupan bangsa.

Mari kita memilih pemimpin dengan cerdas dan mengabaikan perasaan subjktif seperti hanya menyukainya saja, apalagi karena dorongan orang lain. Evaluasi objektif adalah cara yang jauh lebih baik daripada hanya mengandalkan omongan manis atau ajakan orang lain saja.

Apalagi, dunia politik adalah dunia yang kerap manis di depa, namun getir dan menghanyutkan di belakang. Pilihlah pemimpin melalui analisis dan penilaian yang efektif dengan mengenal apa yang pernah ia lakukan, apa yang bisa ia lakukan, dan apa yang dapat dibawanya ke kehidupan bangsa.

Selalu hindari berbagai pemberitaan tidak bertanggung jawab, yang menyatakan suatu hal yang mengherankan mengenai berita politik. Apalagi kalau sumber yang diambil adalah media sosial atau media pemberitaan yang tidak jelas sumbernya.

Jangan hanya baca judulnya saja dan selalu bandingkan dengan sumber lain. Hoaks dapat dengan mudah menepiskan pilihan objektif kita sebagai pemilih yang cerdas. Sebagai pemilih yang cerdas, kita akan selalu melakukan evaluasi objektif terhadap bakal calon pemimpin dan partai yang mengusungnya. Mulai saat ini, mari kita cerdas memilih.

Sumber: Kemdikbud