Apa penyebab paru paru luka

Minggu, 31 Juli 2022 07:33 WIBFibrosis Paru 1344 Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten


Penyakit fibrosis paru yang dalam istilah kedokteran disebut Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) termasuk penyakit langka yang masih jarang diketahui oleh masyarakat. Dokter pun masih banyak yang belum mengenal penyakit fibrosis paru. Kendati penyakit langka, fibrosis paru tidak boleh disepelekan karena mematikan. Rata-rata penderita fibrosis paru hanya bertahan hidup dua hingga lima tahun setelah terdiagnosis. Penyakit fibrosis paru ditandai dengan adanya kerusakan permanen pada paru-paru berupa luka parut yang progresif. Luka ini menyebabkan paru-paru terhambat mengembang sehingga pasien kesulitan bernapas. Kondisi ini akan menyebabkan paru-paru tidak berfungsi secara normal.Fungsi paru-paru yang tidak normal ini akan menyebabkan seseorang mengalami sesak napas, bahkan ketika hanya melakukan aktivitas ringan, seperti berjalan atau mengenakan pakaian. Fibrosis paru merupakan penyakit paru yang memburuk secara perlahan dan tidak menular. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada orang dewasa dan lansia.

Penyebab Fibrosis Paru

Fibrosis paru disebabkan oleh jaringan parut yang terbentuk di dalam paru-paru. Ada beberapa faktor yang dapat memicu terbentuknya jaringan parut tersebut, di antaranya :

1.      Lingkungan Pekerjaan

Partikel kimia berbahaya, seperti serat asbes, serbuk batu bara, dan debu logam, berisiko merusak organ paru jika paparannya berlangsung dalam jangka waktu lama. Partikel kimia tersebut dapat ditemukan di area pertambangan, pertanian, dan konstruksi bangunan.

2.      Penyakit Tertentu

Fibrosis paru dapat berkembang dari beberapa penyakit, seperti pneumonia, rheumatoid arthritis, skleroderma, dan sarkoidosis.

3.      Obat-obatan Tertentu

Beberapa jenis obat-obatan dapat merusak jaringan paru-paru, seperti obat kemoterapi (methotrexate dan cyclophosphamide), obat penyakit jantung (amiodarone), antibiotic (nitrofurantoin dan ethambutol), serta obat anti peradangan (rituximab dan sulfasalazine).

4.      Radioterapi

Terapi radiasi atau radioterapi yang umumnya diberikan untuk mengobati kanker berisiko merusak paru-paru, terutama bila dilakukan dalam jangka waktu lama. Gejala kerusakan paru-paru dapat terlihat dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun sejak penderita terpapar radiasi.

Faktor Risiko

Selain beberapa penyebab di atas, ada juga faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena fibrosis paru, yaitu :

·         Usia dan jenis kelamin

Sebagian besar penderita fibrosis paru adalah orang yang berusia antara 40-70 tahun. Meskipun demikian, kondisi ini juga dapat dialami oleh bayi dan anak-anak. Fibrosis paru juga lebih banyak dialami oleh pria dibandingkan wanita.

·         Kebiasaan merokok

Risiko perokok aktif atau orang yang pernah merokok untuk terkena fibrosis paru lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak pernah merokok sama sekali.

·         Faktor keturunan

Fibrosis paru dapat diturunkan dalam keluarga. Pada beberapa kasus, penderita fibrosis paru diketahui memiliki anggota keluarga yang juga menderita penyakit ini.

Gejala Fibrosis Paru

Gejala utama fibrosis paru adalah sesak napas dan batuk. Selain itu, ada beberapa gejala tambahan fibrosis paru, yaitu :

·         Cepat lelah

·         Nyeri otot dan sendi

·         Berat badan turun

·         Ujung jari tangan dan kaki berwarna kebiruan

Gejala yang dialami akan berkembang secara perlahan hingga lebih dari 6 bulan.

Penanganan Fibrosis Paru

Dokter akan menentukan jenis pengobatan fibrosis paru berdasarkan tingkat keparahannya. Penanganan yang dapat dilakukan untuk fibrosis paru yaitu :

·         Pemberian obat

Dokter akan memberikan untuk menghambat perkembangan fibrosis paru. Jenis obat-obatan yang diberikan adalah prednisone, azathioprine, pirfenidone, dan nintedanib.

·         Tambahan oksigen

Oksigen diberikan untuk mencegah tubuh kekurangan oksigen, sekaligus untuk meningkatkan kualitas tidur.

·         Rehabilitasi paru

Rehabilitasi paru dilakukan dengan cara melatih ketahanan fisik dan teknik pernapasan untuk meningkatkan kerja organ paru-paru, sehingga akan meringankan gejala.

·         Transplantasi paru

Transplantasi paru dilakukan jika kondisi paru-paru sudah parah dan pengobatan lain tidak efektif untuk mengatasi fibrosis paru. Metode ini dilakukan dengan mengganti organ paru-paru yang rusak dengan paru-paru sehat dari pendonor.

Referensi               :

1.      Regina Prades, dkk. 2020. Analisis Hubungan Antara Paparan Debu Semen dengan Kejadian Fibrosis Paru pada Pekerja Departemen Produksi di PT X Jawa Tengah. Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.

2.      Suhardi, F. L., & Chayadi, R. 2021. Fibrosis Paru Pasca COVID-19: Sebuah Tantangan Baru. Jurnal Medika Hutama Jakarta.

3.      Wilson, MS. & Wynn, TA. 2009. Pulmonary Fibrosis: Pathogenesis, Etiology, and Regulation. Mucosal Immunology, 2(2), pp. 103-121. 

4.      American Lung Association. 2018. Pulmonary Fibrosis. 

5.      National Health Service UK. 2016. Health A-Z. Idiopathic Pulmonary Fibrosis. 

6.      Mayo Clinic. 2018. Diseases and Conditions. Pulmonary Fibrosis. 

7.      Godfrey, A.M. Medscape. 2018. Idiopathic Pulmonary Fibrosis.

Apa yang membuat paru

Penyebab lain dari penyakit paru-paru adalah: Polusi udara - Sama halnya dengan asap rokok, polutan juga menyebabkan kerusakan saluran pernapasan yang serius. Polutan memicu asma dan memperburuk penyakit paru kronis, seperti emfisema, kanker paru, dan PPOK.

Apa saja gejala sakit paru

Penyakit paru-paru basah dapat dikenali dari berbagai gejala umum, antara lain: Batuk kering atau batuk yang disertai dahak berwarna kuning, cokelat, hijau, atau kemerahan (batuk darah) Nyeri dada yang bertambah parah ketika batuk. Napas berat atau terasa sesak, bahkan ketika sedang istirahat.

Infeksi paru

Infeksi paru-paru atau pneumonia bisa disebabkan oleh virus, bakteri, hingga jamur. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tapi lebih sering terjadi pada bayi di bawah usia 2 tahun, lansia, perokok aktif maupun pasif, dan penderita penyakit kronis.]

Apa ciri ciri infeksi paru

Batuk berlendir. Batuk dengan lendir kental menjadi salah satu gejala infeksi paru. ... .
2. Nyeri dada. Nyeri dada yang disebabkan oleh infeksi paru-paru digambarkan sebagai nyeri tajam dan menusuk. ... .
3. Demam. ... .
4. Badan terasa sakit. ... .
Pilek. ... .
6. Sesak napas. ... .
7. Mengi..