Apa maksud dari isim yang diakhiri ta'nits mamdudah

Setiap santri wajib mengetahui Penjelasan Isim Ghoiru Munshorif | الإسم الذى لا ينصرف baik dari sisi teori maupun cara mempraktikannya dalam sebuha jumlah. Isim ini termasuk bagian dari isim mu'rab, sehingga penting sekali mengetahui bagaimana bentuk perubahannya ketika menempat dalam jumlah yang berbeda.

Apa maksud dari isim yang diakhiri tanits mamdudah


وهو ما فيه علتان من تسع؛ كأحسن، أو واحدة منها تقوم مقامهما؛ كـ"مساجد، وصحراء"؛ فإن جره بالفتحة؛ نحو: {فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا} ، إلا إن أضيف؛ نحو: {فِي أَحْسَنِ تَقْوِيم} ، أو دخلته أل: معرفة؛ نحو: في المساجد

Isim Ghoiru Munshorif adalah kata yang didalamnya memiliki 2 ilat dari ilat yang 9 atau satu ilat dari yang sembilan itu namun berdiri pada posisi seperti 2 ilat. 
Yang dimaksud dengan ilat adalah dasar alasan yang menjadikan kata itu tidak boleh diberi tanwin pada syakal akhirnya dan ditandai i'rab khofadnya dengan fathah, kecuali jika menjadi idlofat atau dimasuki alif lam maka ditandai dengan kasrah ketika khofadl. Berikut ini rincian 9 ilat yang menjadikan isim tidak boleh menerima tanwin
  1. Shighot Muntahal Jumu'
  2. Wajan Fi'il
  3. Ziyadah Alif dan Nun
  4. 'Udul
  5. Tarkib Mazji
  6. Ta`nits
  7. 'Ajam
  8. 'Alamiyah
  9. Shifat
Dari ke 9 ilat diatas yang memiliki satu ilat adalah shigot muntahal jumu' dan ta'nits, namun ta`nitsnya adalah ta`nits bil alif. Kemudian yang memiliki 2 ilat terbagi ke dalam 2 kelompok yaitu: 1. Ilat secara lafad 2. Ilat secara Makna 1. Ilat secara lafad ada 6 yakni :
  1. Wajan Fi'il
  2. Ziyadah Alif dan Nun
  3. 'Udul
  4. Tarkib Mazji
  5. Ta`nits
  6. 'Ajam
2. Ilat secara makna ada 2, yakni;

Isim Ghoiru Mushorif yang memiliki satu 'ilat ada dua jenis yakni;

  1. Shighot Muntahal Jumu'
  2. Ta'nits bil Alif
Perlu dipahami bahwa ta`nits bil alif ada dua macam yaitu:

  1. Alif ta`nits Maqshuroh
  2. Alif Ta`nits Mamdudah
Jadi intinya isim ghoiru mushorif yang memiliki satu ilat memiliki 3 pola yaitu pola;

  1. Shighot Muntahal Jumu'
  2. Alif ta`nits Maqshuroh
  3. Alif Ta`nits Mamdudah

1. Shighot Muntahal Jumu'

Shighot Muntahl Jumu' memiliki 2 pola yakni; مَفَاعِلُ dan مَفَاعِيْلُ, yuk kita perjelas dengan contoh kata yang terdiri dai 2 pola tersebut;

Contoh yang berpola مَفَاعِلُ

مَغَارِبُ - كَبَائِرُ - بَصَائِرُ - مَنَافِعُ

Contoh yang berpola مَفَاعِيْلُ

مَسَاكِيْنُ - مَصَابِيْحُ - شَيَاطِيْنُ - سَرَاوِيْلُ

Kata-kata tersebut tanda i'rabnya adalah rofa' dengan dlommah, nasahab dan khofad dengan fathah.

Yang dimaksud dengan alif ta’nits maqshurah adalah tanda muannats dengan berakiran huruf ya mati, sedangkan huruf sebelumnya berharakat fathah, berikut ini contoh-contohnya:

1. Jenis muannats dari kata-kata sifat yang jenis mudzakkarnya berpola فَعْلَانُ, seperti :

Maka kata-kata tersebut bila di muannatskan akan berpola فَعْلَى, sehingga menjadi :

2. Isim tafdhil yang jenis mudzakkar-nya adalah أَفْعَلُ, seperti :

Baik = حَسَنٌ, lebih baik = اَحْسَنُ

Besar = كَبِيْرٌ, lebih besar = اَكْبَرُ

Bila isim tafdhil dari kata-kata diatas akan dijadikan muannats, maka pola-nya diubah ke dalam فُعْلَى, sehingga menjadi :

3. Masdar-masdar yang diakhiri alif maqshurah.

d. Kata-kata benda atau sifat yang diakhiri oleh alif ta’nits maqshurah sesuai dengan susunannya yang asli, seperti :

Seperti halnya shighot muntahal jumu' kata-kata yang berakiran alif ta`nits maqshuroh ini masuk ke dalam isim ghoiru munshorif yang tanda i'rabnya; rofa' dengan dlommah, nashab dan khofad dengan fathah, namun disini i'rabnya dimuqodarohkan diatas alif ta`nits tersebut.

*Catatan;
Perlu dipahami bahwa  ada beberapa bentuk kata yang berakhiran alif ta’nits maqshurah yang tidak tidak masuk kedalam kategori muannats, seperti : مُصطَفَى - جَرْحَى -  مَرْضَى

Alif ta`nits mamdudah adalah alif yang berada setelah alif diakhir sebuah kata, kemudaian alif yang kedua itu ditukarkan dengan hamzah dan biasanya berpola; فَعْلَاءُ atau فُعَلَاءُ Contoh seperti; بَيْضَاء - حَمْرَاءُ - فُقَرَاءُ

Kata-kata tersebut tanda i'rabnya ; rofa' dengan dlommah, nashab dan khofad dengan fathah

Untuk masing-masing dari ketiga jenis kata yang memiliki satu ilat, insyaAllah akan dibahas pada postingan secara khusus.

Ilat yang dimaksud adalah alasan mengapa isim ini menjadi ghoiru munshorif. Ilat atau alasannya ini yang pertama karena alasan lafadz dan yang kedua karena alasan makna. Ilat atau alasan karena lafad ada 6 yaitu;

  1. Wajan Fi'il
  2. Ziyadah Alif dan Nun
  3. 'Udul
  4. Tarkib Mazji
  5. Ta`nits
  6. 'Ajam
Ilat atau alasan karena makna ada 2, yakni;

Sekarang kita akan menggabungkan dua jenis ilat ke dalam bentuk kata. kita awali dengan Ilat Makna dari 'Alamiyah sebagai berikut!

  1. Alamiyah dengan wajan fi'il Contoh; أَحْمَدُ => dari sisi makna dia adalah alamiyah/digunakan sebagai nama orang dan dari sisi lafadz dia adalah wazan/pola fi'il mudlari. contoh lainya; يَزِيْدُ nama orang, تَغْلِبَ nama suatu qabilah, نَرْحَسُ nama tumbuhan dan سَمَّرَ nama kudanya hajjaj bin yusuf.
  2. 'Alamiyah dengan ziyadah alif dan nun Contoh; عِمْرَانُ , عُثْمَانُ
  3. 'Alamiyah dengan 'Udul Contoh: زُحَلُ  perpindahan dari زَاحِلٌ  dan زُفَرُ perpindahan dari زَافِرٌ kemudian عُمَرُ  perpindahan dari ٌعَامِر
  4. 'Alamiyah dengan Tarkib Mazji, Contoh: بَعْلَبَكُ , مَعْدَكَرْبُ
  5. 'Alamiyah dengan Ta'nits contoh : فَاطِمَةُ -    طَلْحَةُ -      ثَبَّةُ
  6. 'Alamiyah dengan 'Ajam dengan syarat 1. bahwa kalimahnya merupakan alam (nama orang) dalam bahasa ajamnya (bukan orang arab) 2. Lebih dari 3 huruf. Contoh : إِبْرَاهِيْمُ , إِسْحَاقُ, إسْمَاعِيْلُ  يَعْقُوْبُ

Kemudian kita yang ke dua dengan Ilat Makna dari Sifat sebagai berikut!

  1. Shifat dengan Wazan fi'il, contoh; اَصْفَرُ yang muannastnya صفراء dan اَحْمَرُ yang muannastnya    حمراء
  2. Shifat dengan 'Udul Contoh; أُحَادُ, مَوْحَدُ perpindahan dari وَاحِدٌ، وَحْدٌ lalu ثُنَاءُ , مَثْنَى  perpindahan dari إِثْنَيْنِ، إثْنَيْنِ dan ثُلَاثُ , مَثْلَثُ  perpindahan dari ثَلَاثَةٌ، ثَلَاثَةٌ
  3. Shifat dengan Ziadah alif dan nun, conoh ;  ُسَكْرَان yang muannastnya سَكْرَى  'artinya orang yang mabuk'عَطْشَانُ yang muannasnya عَطْشَى 'artinya orang yang haus'

Kata-kata dari jenis diatas ditandai i'rab ; rofa' dengan dlomah, nashab dan khofad dengan fathah

Catatan
Syarat Isim Ghoiru Munshorif yaitu; tidak boleh idlofat dan tidak dimasuki alif lam. Apabila idlofat atau dimasuki alif lam, maka tanda i'rabnya dikembalikan ke asal yakni ; rofa' dengan dlomah, nashab dengan fathah dan khofad dengan kasrah.

Kesimpulan Penjelasan Isim Ghoiru Munshorif

Isim ghoiru munshorif dilihat dari sisi pola kalimahnya ada 12 pola yaitu dari yang punya satu ilat 3 pola dan dari yang 2 ilat ada 9 pola. Semua ilat atau alsan menjadi ghoiru munshorif ada 9, karena ta`nits bitta dan ta`nits bil alif digabungkan menjadi satu dengan kata ta`nits.

Jangan lupa berikan komentar Anda bila ada kritik ataupun saran untuk mengembangkan isi dari pembahasan ini. Bagaimanapun penulis, sangat ingin menyampaikannya dengan hal yang mudah dipahami oleh semua orang.

Wallahu a'lam bish showab.

Assalamualaikum, Saya posting ini untuk membantu mahasiswa PBA belajar khususnya dan untuk semua yang membutuhkan Heheh Semoga bermanfaatt... MAKALAH ALIF MAMDUDAH (Kelompok 3) Disusun guna memenuhi tugas :

Mata kuliah : IMLA’


Dosen Pengampu : Abdal Haqil Halimi, M.Pd.I
Kelas : 1  PBA B Disusun oleh :

- Muhammad Refsiansyah (1717403070)


- Sukron Ibnu Rofiq (1717403091)
- Nurul Dewi Asriani (1717403073)
- Rizqika Anggiana (1717403080)
- Nina Herlina (1717403092) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO TAHUN 2017/2018 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ALIF MAMDUDAH” ini dengan tepat waktu tanpa halangan suatu apapun. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di hari akhir, Amin. Ilmu shorof merupakan salah satu ilmu yang harus dipelajari dalam mendalami bahasa arab. Ilmu shorof atau morfologi ialah bagian terpenting dari ilmu tata bahasa yang membicarakan atau mempelajari seluk beluk bentuk kata. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk beluk bentuk kata. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan lebih dalam apa yang disebut alif mamdudah tersebut secara lebih spesifik. Harapan kami semoga makalahini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Kami mohon maaf yang setulus -  tulusnya karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, kami yakin masih banyak  kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih atas segala perhatian pembaca. Purwokerto,    September 2017 Kelompok 3 i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................3


B. Rumusan Masalah......................................................................4
C. Tujuan........................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Alif Mamdudah.............................................................5


B. Isim Mamdudah..............................................................................5
C. Pembagian Isim Mamdudah...........................................................6
D. Alamat I’rob....................................................................................7 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................9


B. Saran................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................10 ii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nahwu adalah kaidah – kaidah Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk kata dan keadaan – keadaannya ketika masih satu kata (mufrod) atau ketika sudah tersusun (murokkab). Termasuk didalamnya adalah pembahasan SHOROF. Karena Ilmu Shorof  merupakan bagian dari Ilmu Nahwu, yang ditekankan kepada pembahasan bentuk kata dan keadaannya ketika mufrodnya. Jadi secara garis besar, pembahasan Nahwu mencakup pembahasan tentang bentuk kata dan keadaannya ketika belum tersusun (mufrod), semisal bentuk Isim Fa’il mengikuti wazan  فاعل , Isim Tafdhil mengikuti wazan أفعل, berikut keadaan – keadaannya semisal cara mentatsniyahkan, menjamakkan, mentasghirkan, dll. Juga pembahasan keadaan kata ketika sudah tersusun (murokkab) semisal rofa’nya kalimat Isim ketika menjadi Fa’il, atau memuannatskan kalimat Fi’il jika sebelumnya menunjukkan muannats, dll. Satu kata dalam Bahasa Arab disebut kalimah الكلمة  yaitu satu lafadz yang menunjukkan satu arti. Kalimat atau susunan kata dalam Bahasa Arab disebut Murokkab (المُرَكَّب) . jika kalimat atau susunan kata tersebut telah sempurna atau dalam kaidah nahwunya telah memberi pengertian dengan suatu hukum “faidah baiknya diam” maka kalimat sempurna itu disebut kalam (ال كَلَام)  atau disebut jumlah (الجُمْلَة) . Kalimah – kalimah dalam Bahasa Arab, diringkas menjadi tiga macam :

1. Kalimah Fi’il (الفِعْلُ) : Kata kerja


2. Kalimah Isim (الإسْمُ) : Kata benda
3. Kalimah Harf  (الحَرْفُ) : Kata tugas 3 Khusus untuk kalimah Fi’il bisa dimasukki قد, سوف, س , Amil Nashob ان  dan saudara – saudaranya, Amil Jazm, Ta’ Fa’il, Ta Ta’nits Sakinah, Nun Taukid, Ya’ Mukhotobah. Khusus untuk Kalimah Isim, bisa dimasukki huruf Jar , AL, Tanwin, Nida’, Mudhof, Musnad. Khusus untuk kalimah Harf, terlepas dari suatu yang dikhususkan kepada Kalimah Fiil dan Kalimah Isim. Dalam makalah ini akan membahas salah satu bab dari ilmu shorof  yang berkaitan dengan istilah, makna, asal – usul, pembagian dan pembentukan kata tentang Isim Mamdudah.

B. Rumusan Masalah


1. Apa yang disebut Alif Mamdudah?
2. Bagaimana cara membedakan Alif Mamdudah dengan alif lainnya?
3. Bagaimana pembentukan Isim Mamdudah?
4. Bagaimana pembagian Isim Mamdudah?

C. Tujuan


1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Alif Mamdudah
2. Mengetahui cara membedakan Alif mamdudah dengan Alif yang lainnya
3. Mengetahui Pembentukan Isim Mamdudah
4. Mengetahui pembagian Isim Mamdudah 4 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Alif Mamdudah

كل الف فبلها الف فتقلب هى همزة Alif Mamdudah adalah setiap alif yang sebelumnya ada alif, kemudian alif yang kedua diganti dengan hamzah (karena bergandengnya 2 alif dalam satu kalimat) Contoh: اشياء   yang aslinya adalah اشياا

B. Alif mamdudah terdapat dalam isim mamdudah

الا سم الممدود هو اسم معرب, اخره همزة قبلها الف زاءدة Isim mamdudah adalah isim yang menerima i’rab akhirnya adalah hamzah dan sebelum hamzah adalah alif tambahan. Contoh :ء السماء .... الصحرا *) Dan jika huruf sebelum akhir bukan alif ziadah (tambahan) maka tidak disebut isim mamdudah. Contoh : lafadz  الماء dan lafadz الداء   maka alif ini bukan alif tambahan melainkan alif pengganti. Aslinya موء dan دوء Dengan menunjukkan dari dua lafadz tersebut ketika dijamakkan menjadi المواء dan ادواء 5 *) Adakalanya menjadi tambahan untuk memuanaskan isimnya. Contoh : حسناء وحمراء sebenarnya berasal dari الحسن و الحمرة Juga adakalanya menjadi tambahan karena ilhaq. Contoh : حرباء و قو باء *) Hamzah isim mamdudah (alif tanis mamdudah) ada kalanya wujud asli seperti lafadz  قراء   dan وضاء karena keduanya berasal dari قراء  dan وضؤ Dan adakalanya menjadi ganti wawu atau ya. Untuk menjadi ganti ganti dari wawu contohnya lafadz سماء dan عداء asli dari kedua lafadz tersebut adalah سماو (samawun) dan عداو  (‘adawun) karena keduanya berasal dari kata سما – يسمو dan عدا – يعدو Yang menjadi ganti ya contohnya lafadz بناء و مشاء yang aslinya بناى و مشاى berasal dari kata بنى – يينى و مشى يمشى .

C. Isim mamdud terbagi menjadi dua, yaitu qiyasi dan sama’i.


1.) Isim mamdud qiyasi Isim mamdud qiyasi yang berada ditujuh macam isim mu’tal akhir. Yaitu:

a.) Masdarnya fi’il mazid yang huruf pertamanya berupa hamzah.

 Seperti: ( ارتاءى ارتئاء), (اصتقصى استكصاء)    (اتى ايتاء), ( اعطى اعطاء), (انجلى انجلاء), ( ارعواى ارعواء),

b.) Lafal yang menunjukkan pada suara, yaitu dari masdar yang mengikuti wazan

 (فعل يفعل)  seperti   (رغا البعير يرغو رغاء)  dan ةُ تَثْ غُوْ ثُغاَءٌ)    (تَغَتِ الشا 6

c.) Masdar yang mengikuti wazan (فَعاَلٌ)  seperti (وَالَى وِلاَءً), (عَادَى عِدَاءً), (مَارَى مِرَاءً),

(رَاَءَى رِىاءَءً), (نَادَى نِدَاءً) d.) Isim yang mempunyai 4 huruf dijama’kan dengan mengikuti wazan (اَفْعِلَةٌ ) seperti: - كِسَاءٌ  yang jama’nya adalah أَكْسِيَةٌ رِدَءٌ yang jama’nya adalah أَرْدِيَةٌ e.) Masdar yang dibuat mengikuti wazan تَفْعَالٌ  atau  تِفْعَالٌ  seperti عَدَا يَعْدُو تِعْدَاءً , مَشَى يَمْشِي تِمْشَاءً f.) Sifat yang dibuat dengan mengikuti wazan (فَعَّالٌ) atau  (مِفْعَالٌ) untuk mubalaghah, seperti عَدَّءٌ dan مِفْطَاءٌ g.) Mu’annatsnya (أَفْعَل)  untuk selain tafdil, baik shahih akhir, seperti : أَحْمَرُ  menjadi  حَمْرَءُ ,أَعْرَجُ    menjadi  عَرْجَاعُ , أَنْجَال  menjadi نَجْلَاءُ Atau mu’tal akhir seperti : - أَحْوَى  menjadi حَوَّاءُ - أَعْمَى menjadi  عَمْيَاءُ - أَلْمَى  menjadi  لَمْيَاءُ

2.) Isim Mamdud Sama’i

Isim Mamdud Sama’i adalah Isim Mamdud selain ketujuh tempat diatas, yaitu dari Isim yang telah datang berupa Isim Mamdud, sehingga lafal itu dijaga dan tidak boleh diqiyaskan, seperti فَتَاءُ, سَنَاءُ, غَنَاءُ, ثَرَاءُ

D. Alamat I’rab Isim Mamdud


Isim Mamdud ketika tingkah rofa’, nashob, atau jer itu jelas tandanya. Ketika rofa’ dan jer, seperti contoh نزل الماء من السماء Contoh ketika nashob : الماءَ رأيتُ 7

Adapun cara mentatsniyahkan Isim Mamdud adalah dengan mentatsniyahkan dengan wawu pada hamzah yang berfaedah لتاءنيث .

Seperti contoh : صحراوَانِ – صحراء

Kemudian mentatsniyahkan dengan wawu atau masih utuh hamzah pada hamzah berfaedah للإلحاق atau contoh عن الياء أوواوومنقلب .

Seperti contoh : علبوَانِ / عِلبئَانِ, حيوَانِ / حيَائَانِ حيَاء, كساء/كِسوَانِ

Apabila hamzah أصلية   maka mentatsniyahkan masih utuh tidak perlu menukar hamzahnya. Seperti contoh : ضِيَاء – ضِيَائَانِ


Adapun cara menjamakkan Isim Mamdud adalah mengganti hamzahnya dengan wawu pada hamzah berfaedah لتأنيث . Seperti contoh : ورقؤوْنَ  ورقاَء

Menambahkan wawu dan masih tetap hamzahnya pada hamzah seperti contoh : وضؤُنَ  وضاء


Boleh dua wajah yaitu menetapkan hamzahnya atau menggantinya dengan wawu pada hamzah berfaedah للإ لحاق  atau منفلبعن الياء أوالواوو . Seperti contoh : علباوُوْنَ/علباؤُوْنَ – علباء, حياوُوْنَ/حياؤُوْنَ – حياء, كسوُونَ/كسوُونَ – كساء Tanwinnya Isim Mamdud

Boleh memberi tanwin pada Isim mamdud hamzah أصلية dan hamzah yang berfaedah عن الياء أو الواوو منقلب .

Seperti contoh : ابتداءُ, بنَاءُ, سمَاءُ

Tidak boleh memberi tanwin pada hamzah yang berfaedah لتانيث dan لجمع . Seperti contoh : صحراءُ, شعراءُ

8 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Alif Mamdudah adalah setiap alif yang sebelumnya ada alif, kemudian alif yang kedua diganti dengan hamzah (karena bergandengnya 2 alif dalam satu kalimat) Contoh : اشياء  yang aslinya اشياا

Sedangkan Alif Mamdudah sendiri terdapat dalam Isim Mamdudah yaitu isim yang menerima i’rab akhirnya adalah hamzah dan sebelum hamzah adalah alif tambahan.

Contoh :ء السماء .... الصحرا

Isim Mamdudah terbagi menjadi 2, yaitu qiyasi dan sama’i. Dan alamat I’rab Isim Mamdud ketika tingkah rofa’, nashob, atau jer itu jelas tandanya.

B. Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami, demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi pembaca. 9 DAFTAR PUSTAKA Al-ghalayni, Musthofa. 2007. Jami’ Al-Duruus Al-‘Arabiyah, Lebanon : Dar-al Kotob. Ash Shonhaji, Muhammad bin Muhamad Dawuda.1999. Matan Al-Jurumiyah. Semarang, Al-Awaliyah. 10

Komentari yaaa brooooo