Apa hukumnya jika istri curhat kepada suami tentang masalah keluarganya

Sebagian pasangan yang sudah menikah akan mencari orang lain untuk curhat masalah hubungan suami istri.

Adanya pertengkaran dalam hubungan rumah tangga menjadi hal yang lumrah terjadi. Untuk kita para istri, mungkin ingin curhat masalah hubungan suami istri ke seseorang.

Curhat masalah hubungan suami istri pada dasarnya bukan bertujuan untuk mengumbar aib pernikahan, tetapi Moms mungkin sekadar ingin mengeluarkan unek-unek atau mencari jalan keluar masalah

Memang sudah nalurinya seorang wanita untuk selalu mencurahkan isi hatinya kepada seseorang.

Namun, curhat masalah hubungan suami istri sebaiknya jangan dilakukan sembarang, lho.

Lantas, kira-kira kita harus curhat kepada siapa ya Moms?

Baca Juga: Ini Hukum Suami Berbohong pada Istri, Dads Wajib Tahu!

Cara Tepat Curhat Masalah Hubungan Suami Istri

ADVERTISEMENT

Apa hukumnya jika istri curhat kepada suami tentang masalah keluarganya

Ketika berantem dengan pasangan, Moms akan sulit berpikir secara objektif karena sedang emosi.

Kondisi ini membuat Moms memutuskan untuk curhat masalah suami istri ke orang lain untuk mencari sudut padang yang berbeda sehingga bisa menyelesaikan masalah.

Namun, Moms juga harus berhati-hari curhat masalah suami istri ke orang lain ya. Pasalnya masalah rumah tangga juga dapat menyangkut harga diri dan pribadi pasangan.

Berikut cara tepat curhat masalah hubungan suami istri:

1. Tergantung Keinginan Masing-Masing

Apa hukumnya jika istri curhat kepada suami tentang masalah keluarganya

Foto: id.techinasia.com

Liza Djaprie, seorang psikolog klinis dan hipnoterapis bersertifikasi, mengatakan curhat masalah hubungan suami istri pada intinya tergantung pada setiap individu.

Menurutnya semuanya dikembalikan lagi pada kenyamanan masing-masing pasangan tersebut, terutama istri.

Ada yang merasa nyaman dan langsung cerita ke pasangannya sendiri, ada juga yang sepakat untuk menceritakan masalah mereka ke sahabat masing-masing.

Jadi, tidak ada patokan kepada siapa kita harus menceritakan hal ini.

Semuanya tergantung dari rasa kenyamanan dengan kita dan pihak yang kita curhati dan tidak ada sebuah keharusan juga.

“Karena kalau kita berbicara tentang curhat,ini sungguh sangat bergantung pada rasa kenyamanan dengan pihak yang dicurhati,” ujar Liza Djaprie.

Namun, perhatikan kriteria orang yang tepat untuk diajak curhat masalah hubungan suami istri berikut ini:

  • Berbicaralah dengan orang yang bersikap netral dan memiliki kepedulian terhadap Moms dan pasangan.
  • Berbicaralah dengan orang yang dapat dipercaya dan selama ini sudah Moms kenal sebagai orang yang mampu menjaga rahasia.
  • Berbicaralah dengan orang yang dapat memberikan solusi bijak. Harus diingat, bahwa setuju dengan semua yang Moms katakan dan ikut berpihak menyalahkan pasangan tanpa solusi nyata, tidak termasuk pemberi saran yang baik.

2. Tujuannya Bukan untuk Mencari Pembenaran

Nah satu lagi yang perlu Moms ingat, curhat masalah hubungan suami istri tujuannya bukan untuk mencari pembenaran atau pembelaan untuk kita ya.

“Curhat bukan untuk mendapatkan sekutu yang membenarkan semua kekesalan yang dirasakan,” ungkap Liza Djaprie.

Menurutnya kita harus bisa belajar memilah mana wacana curhat yang mampu menunjukkan sikap netral, objektif, serta bijak.

ADVERTISEMENT

Apa hukumnya jika istri curhat kepada suami tentang masalah keluarganya

Jangan sampai pihak yang kita curhati malah membuat hubungan kita semakin panas.

Baca Juga: 5 Manfaat Meditasi untuk Tingkatkan Hubungan Pernikahan

3. Hindari Curhat di Sosial Media

Apa hukumnya jika istri curhat kepada suami tentang masalah keluarganya

Foto: Orami Photo Stock

Media sosial bisa dibilang sudah masuk ke bagian hidup sebagian besar orang yang sulit dipisahkan.

Selain untuk saling berkomunikasi, media sosial menjadi sarana hiburan yang praktis untuk melepas penat.

Saking tidak terpisahkan dari hidup, media sosial juga menjadi tempat untuk menumpahkan segala pikiran yang mengganjal dalam diri seseorang.

Tak sedikit orang yang sering curhat masalah hubungan suami istri di akun media sosialnya.

Namun, risiko yang pasti Moms hadapi saat curhat hubungan suami istri di media sosial adalah akan ada banyak orang yang mengetahui kehidupan pribadi.

Selain itu, apa pun yang pernah kita tulis di akun media sosial akan menjadi jejak digital yang sulit dihilangkan.

4. Jangan Ceritakan Masalah yang Cukup Rahasia

Memiliki masalah dengan pasangan memang cukup rumit namun untuk masalah yang cukup pribadi ini lebih baik jangan diceritakan pada orang lain.

Selain akan membawa dampak buruk dan membongkar aib sendiri, nyatanya yang lebih tahu mengenai keluarga Moms adalah diri sendiri dimana orang lain hanya melihat dari sisi luarnya saja.

Tidak semua orang bisa dijadikan sandaran dalam curhat terlebih jika orang tersebut belum Moms kenal cukup lama.

Moms harus berpikir ulang untuk menceritakan bagian mana saja yang boleh diceritakan dan bagian lain yang terlalu pribadi.

Ada beberapa hal dalam rumah tangga yang sebaiknya disimpan, yaitu:

  • Masalah finansial. Keuangan adalah hal yang cukup sensitif, karena menyangkut kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Jika diceritakan, ini akan menyinggung pasangan.
  • Kehidupan seksual. Apa yang Moms dan pasangan lakukan di balik kamar tidak boleh sampai bocor keluar kamar. Berbagi detail tentang saat-saat intim dengan pasangan justru akan mengurangi nilai keintiman itu.
  • Masalah dengan mertua dan ipar. Masalah yang terjadi dalam keluarga yang telah bergabung itu tidak boleh disiarkan keluar rumah, bagaimana pun mereka adalah bagian dari keluarga.
  • Masa lalu pasangan. Hanya karena Moms telah menerima masa lalu pasangan, bukan berarti teman atau keluarga akan melakukan hal yang sama. Hal ini membuat masalah menjadi rumit.

5. Hindari Curhat ke Lawan Jenis

Apa hukumnya jika istri curhat kepada suami tentang masalah keluarganya

Foto: Orami Photo Stock

Saat ada masalah, rasanya begitu lega kalau bisa curhat dengan teman yang telah Moms percaya. Mungkin saja alah satunya adalah teman lawan jenis.

Akan tetapi, ada beberapa risiko yang mesti Moms pertimbangkan ketika sering curhat dengan teman lawan jenis.

Interaksi yang intens antara Moms dengan teman lawan jenis, bisa menimbulkan rasa cemburu pasangan, yang kemudian menimbulkan konflik.

Baca Juga: 5 Aturan Sexting untuk Pasangan LDR

6. Tempat Curhat Profesional

Ketika permasalahan yang dihadapi sudah cukup rumit dan bingung harus menceritakan pada siapa.

Saran yang paling tepat adalah menemui seorang psikolog untuk meluapkan semua beban yang dimiliki.

Psikolog akan memberikan saran dan masukan yang lebih tepat lengkap dengan terapi pada psikismu yang mungkin mengalami traumatis.

“Tempat curhat profesional, seperti psikolog atau konselor pernikahan,” tutup Liza Djaprie.

Nah, sudah mengertikan Moms sekarang apa yang harus dilakukan? Semuanya benar-benar tergantung dari kenyamanan kita sendiri.

Menceritakan masalah yang kita hadapi atau curhat kepada orang lain sebenarnya adalah salah satu cara alami manusia sebagai makhluk sosial.

Bahkan dalam dunia medis, curhat disebut sebagai ventilasi yang merupakan cara alami manusia untuk membagikan apa yang menjadi pemikirannya.

Jika ventilasi tidak tercukupi dengan baik malah disebut bisa berdampak pada kesehatan psikis.

Namun, Moms selalu ingat bahwa masalah hubungan suami istri umumnya hal biasa dan bersifat sementara.

Jika Moms dan pasangan memiliki masalah, berusahalah untuk menyelesaikannya secara pribadi terlebih dahulu.

Selain itu, pilihlah masalah keluarga mana saja yang bisa dicurhatkan, Moms juga harus bijak dalam memilih teman curhat.

Sumber

  • https://madaboutmarriage.com/2012/10/12/do-not-share-your-marriage-problems-with-your-friends-unless/
  • https://www.engagedmarriage.com/should-you-tell-your-friends-about-your-marriage-problems/
  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/divorce-busting/201005/dont-ask-dont-tell-your-family
  • https://www.focusonthefamily.com/family-qa/sharing-marital-concerns-with-an-opposite-sex-friend-on-social-media/