Angka kelahiran Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 24 artinya adalah

Angka kelahiran Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 24 artinya adalah

Angka kelahiran Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 24 artinya adalah
Lihat Foto

ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI

Petugas Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan melakukan sensus penduduk secara langsung ke permukiman warga di Kelurahan Bukit Sangkal, Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (2/9/2020). Untuk mencatat penduduk Provinsi Sumatera Selatan yang belum mengikuti sensus penduduk secara daring, BPS Provinsi Sumsel melakukan sensus penduduk secara tatap muka mulai 1 September 2020 dengan menggungakan metode DOPU (Drop Off dan Pick Up) dan Non-DOPU.

KOMPAS.com - Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk tinggi. Di dunia, Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak.

Posisi Indonesia berada di bawah Amerika Serikat dan di atas Pakistan.

Jumlah Penduduk Indonesia 2022

Worldometer merilis data jumlah penduduk Indonesia hingga 25 April 2022 adalah 278.752.361 jiwa. Data ini didasarkan pada elaborasi worldometer dari data terbaru Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB.

Jumlah penduduk Indonesia merupakan 3,51 persen dari total penduduk dunia.

Jumlah Penduduk Indonesia Versi Kemendagri

Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil merilis data kependudukan semester II tahun 2021 pada tanggal 30 Desember 2021.

Baca juga: Bappenas: Skenario Jumlah Penduduk di IKN Nusantara 1,9 Juta Orang

Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai 273.879.750 jiwa.

Angka ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah penduduk sebanyak 2.529.861 jiwa dibandingkan tahun 2020.

Jumlah Kelahiran dan Kematian

Jumlah kelahiran dan kematian penduduk di Indonesia adalah:

  • Jumlah Kelahiran: 691.259 jiwa.
  • Jumlah Kematian: 1.580.865 jiwa.
Jumlah Penduduk di Level Provinsi

Jumlah penduduk terbanyak di Indonesia pada level provinsi terdapat di Provinsi Jawa Barat yaitu 48.220.094 jiwa. Diikuti Jawa Timur sebanyak 41,06 juta jiwa. Disusul Jawa Tengah sebanyak 37,31 juta jiwa.

Sementara, provinsi dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kalimantan Utara yaitu 698.003 jiwa. Di atas Kalimantan Utara atau posisi kedua terbawah ada Papua Barat dengan jumlah penduduk 1,15 juta jiwa.

Jumlah Penduduk di Level Kabupaten atau Kota

Jumlah penduduk terbanyak di Indonesia pada level kabupaten atau kota terdapat di Kabupaten Bogor yaitu 5.327.131 jiwa.

Sementara, daerah dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kabupaten Supiori yaitu 24.885 jiwa.

Baca juga: Apa Keuntungan Memiliki Jumlah Penduduk Besar bagi Indonesia?

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari total 273 juta jiwa, penduduk laki-laki dan perempuan di Indonesia adalah:

  • Penduduk Laki-laki: 138.303.472 jiwa atau 50,5 persen.
  • Penduduk Perempuan: 135.576.278 jiwa atau 49,5 persen.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Jumlah penduduk paling banyak berada dalam rentang usia 10-14 tahun dengan jumlah 24,13 juta jiwa. Setelahnya ada penduduka dalam rentang usia 5-9 tahun dengan jumlah 24,03 juta jiwa.

Disusul dengan penduduk berusia 20-24 tahun sebanyak 22,98 juta jiwa.

Sementara, komposisi jumlah penduduk berdasarkan usia paling sedikit adalah jumlah penduduk dalam rentang usia 70-74 tahun yaitu 4,27 juta jiwa.

Hasil Sensus Penduduk 2020

Sensus penduduk di Indonesia dilakukan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS. Sensus penduduk dilaksanakan 10 tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka nol. Sensus penduduk 2020 merupakan sensus penduduk ketujuh sejak Indonesia merdeka.

Jumlah penduduk Indonesia dari hasil sensus penduduk oleh BPS pada tahun 2020 adalah 270.203.917 jiwa. Angka ini bertambah 32,56 juta jiwa dibandingkan dengan sensus penduduk pada tahun 2010.

Persentase penduduk usia produktif yaitu pada rentang usia 15-64 tahun adalah 70,72 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih dalam masa bonus demografi.

Rasio jenis kelamin pada sensus penduduk 2020 adalah 102. Artinya, terdapat 102 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk perempuan.

Sementara laju pertumbuhan penduduk per tahun dalam rentang waktu 2010 hingga 2020 adalah 1,25 persen. Angka ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk melambat dibandingkan periode 2000-2010 yaitu sebesar 1,49 persen.

Persentase penduduk lansia adalah 9,78 persen, naik dibandingkan tahun 2010 yang hanya sebesar 7,59 persen. Sementara itu, Pulau Jawa masih menjadi konsentrasi penduduk terbesar yaitu 56,10 persen, sedangkan luas Pulau Jawa sendiri hanya sebesar 7 persen dari wilayah Indonesia.

Referensi

  • Herdiawanto, Heri dkk. 2019. Kewarganegaraan dan Masyarakat Madani. Jakarta: Prenada Media Group
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jakarta (4/2) – Pada tanggal 21 Januari 2021 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis hasil survei penduduk 2020. Diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia per-September 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa atau bertambah 32,56 juta jiwa dari survei penduduk 2010.

Kontribusi pertambahan penduduk paling besar disumbangkan Jawa Barat mencapai lebih dari 5,25 juta jiwa, diikuti Jawa Tengah sebanyak 4,13 juta jiwa, dan Jawa Timur sebanyak 3,18 juta jiwa. Namun secara keseluruhan, laju pertumbuhan penduduk mengalami perlambatan dari tahun 2010 sebesar 1,49% menjadi 1,25%.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy diwakili oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan langkah-langkah terobosan dalam menyikapi hasil survei penduduk tersebut.

“Hasil survei  penduduk 2020 ini perlu disikapi oleh para pengambil kebijakan agar kita dapat memanfaatkan pertambahan jumlah penduduk untuk memaksimalkan potensi bonus demografi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM),” ujarnya saat menjadi pembicara kunci Webinar Implikasi Hasil Survei Penduduk 2020 Terhadap Kebijakan Pembangunan Kependudukan, Kamis (4/2).

Sebagaimana terungkap melalui hasil survei, penduduk Indonesia didominasi usia produktif (15-64 tahun) dengan jumlah mencapai 191,08 juta jiwa (70,72%). Jumlah itu jauh melampaui jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) sebanyak 63,03 juta jiwa (23,33%), dan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas) sebanyak 16,07 juta jiwa (5,95%).

Lebih lanjut, jumlah penduduk usia muda cenderung turun sebagai konsekuensi penurunan total fertility rate yang merupakan dampak dari berhasilnya pengendalian kuantitas penduduk melalui program keluarga berencana. Sedangkan jumlah penduduk lanjut usia cenderung meningkat sebagai dampak peningkatan kualitas hidup masyarakat yang tercermin dari peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia.

Hasto mengungkap dari struktur komposisi tersebut, diketahui rasio ketergantungan mencapai angka 41 yang bermakna bahwa setiap 100 penduduk usia produktif akan menanggung 41 penduduk usia nonproduktif. Rasio ketergantungan tahun 2020 sebesar 41 itu juga merupakan yang terendah selama ini.

“Hal itu menandakan bahwa kita sedang memasuki periode terbaik bonus demografi dan melimpahnya penduduk usia produktif tentu harus dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan penduduk. Ini merupakan peluang bagi bangsa Indonesia untuk bagaimana meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM menjadi lebih unggul dan berdaya saing,” pungkas dia.

Selain mewakili Menko PMK, Kepala BKKBN juga memaparkan langkah-langkah strategis BKKBN dalam memanfaatkan hasil survei penduduk 2020 untuk meningkatkan kualitas SDM. Demikian juga pembicara lain dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN/Bappenas) pada webinar yang dimoderatori oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto.


Penduduk Indonesia bertambah 32,05 juta dalam kurun 2010--2020. Dengan penambahan itu, jumlah populasi Indonesia telah mencapai 270,02 juta jiwa per September 2020. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata ialah 1,25 persen per tahun. Hasil Sensus Penduduk (SP) 2020 itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suharyanto, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (21/1/2021). Dengan luas daratan sebesar 1,9 juta km2, disebutkannya, rata-rata kepadatan penduduk adalah 141 jiwa per km.  

Sebaran penduduk Indonesia, masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, yaitu 151,59 juta jiwa atau 56,10 persen dari seluruh penduduk. “Sebaran terbesar kedua adalah di Pulau Sumatra, dengan jumlah 58,56 juta orang atau 21,68 persen,” ujar Kepala BPS Suharyanto. Wilayah Sumatra dimaksud, termasuk semua kepulauan di sekitar yang secara administrasi masuk di dalamnya.

Pulau Sulawesi memberi kontribusi sebaran sebesar 7,36 persen, Pulau Kalimantan 6,15 persen, sedangkan wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Maluku-Papua masing-masing sebesar 5,54 dan 3,17. Jumlah itu terus bergerak hari per hari. Maka bila mengacu kepada data di administasi kependudukan per Desember 2020, jumlah penduduk sudah bergeser ke angka 271,35 juta. “Laju pertambahan penduduk ini dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi,” Suharyanto menambahkan.

Dari hasil Sensus Penduduk  2020, BPS mencatat, mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z (yang lahir pada kurun 1997--2012) dan generasi milenial (lahir pada kurun 1981--1996). Proporsi generasi Z sebanyak 27,94 persen dari total populasi dan generasi milenial sebanyak 25,87 persen. Sebagian besar dari dua generasi ini masuk dalam kategori usia produktif yang dapat menjadi peluang mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Persentase penduduk usia produktif (15–64 tahun) terhadap total populasi pada 2020 sebesar 70,72 persen. Sedangkan persentase penduduk usia nonproduktif (0–14 tahun dan 65 tahun ke atas) tercatat sebesar29,28% pada 2020. Persentase penduduk usia produktif tampak sedemikian besar. Oleh karenanya, itu menunjukkan bahwa Indonesia masih berada pada era bonus demografi.

Dari sisi pertumbuhannya ada fenomena cukup menarik. Dengan pertumbuhan 1,25 persen per tahun di kurun 2010--2022, ada catatan penurunan yang cukup nyata dibanding periode 2000--2010 yang mencatat angka 1,49 persen. Diketahui, pertumbuhan penduduk 2,3 persen pada dekade 1970-an, 1,97 persen pada dekade 1980-an, dan 1,44 persen pada dekade 1990-an. Program Keluarga Berencana yang dicanangkan pemerintah sejak 1970-an rupanya bisa terus berlanjut. 

Di banyak negara, ada kecenderungan angka pertumbuhan penduduk yang terus menyusut. Seperti di Indonesia, di Malaysia pertumbuhan penduduk juga tercatat di atas 2 persen di dekade 1970 dan 1980-an, untuk kemudian berangsur turun, dan mencapai angka sekitar 1,4 persen pada akhir dekade 2010-an. Begitu halnya Vietnam, yang sejak era 1990-an terus menunjukkan kemampuan mengendalikan ledakan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk Vietnam kini di kisaran 0,9--1,0 persen per tahun.

Yang menarik, dari serangkaian sensus penduduk ini. Terlihat bahwa dalam ratio sex, yakni perbandingan penduduk lelaki dan perempuan, terus mengalami pergeseran. Dari Sensus 2020 tercatat, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 136,66 juta atau 50,58 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk perempuan Indonesia sebanyak 133,54 juta orang atau 49,42 persen dari total penduduk Indonesia. "Pada 2020, sex ratio penduduk Indonesia 102, artinya terdapat 102 laki-laki untuk tiap 100 perempuan," ujar Suharyanto pula. Angka sex ratio lebih besar dari 100 menggambarkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. “Jika dibanding sensus-sensus sebelumnya, sex ratio ini cenderung terus meningkat dari angka 97 di 1971 menjadi 102 di 2020,” papar Suharyanto.

Secara rinci dalam enam kali sensus terakhir sex ratio itu bergeser dari 97 menjadi 99, 99, 101, 101, dan terakhir 102. Dari sex ratio rata-rata 102 pada Sensus 2020 itu, yang tertinggi adalah Provinsi Papua, Kalimantan Utara, dan Papua Barat, yang masing-masing ialah 114, 112, dan 111. Yang menunjukkan angka sedang adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah, masing-masing 103, 102, dan 101. Sex ratio terendah di Sulawesi Selatan dan Yogyakarta, yakni 99 dan 98. Banyaknya arus pekerja pendatang laki-laki adalah salah satu penyebab tingginya sex ratio penduduk di sebuah wilayah.

Sumber

Angka kelahiran Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 24 artinya adalah

Pemerintah menutup akses atau takedown konten-konten investasi ilegal sejak 2016. Ada ribuan platform yang diblokir, termasuk Binomo Selengkapnya

Angka kelahiran Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 24 artinya adalah

Kesenjangan digital tidak hanya terkait dengan penyediaan infrastruktur digital, melainkan juga layanan dan keamanan digital. Selengkapnya

Angka kelahiran Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 24 artinya adalah

Pemerintah bertekad melakukan upaya bersama untuk memberantas dan menindak tegas praktik-praktik pinjaman online ilegal yang merugikan masya Selengkapnya

Angka kelahiran Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebesar 24 artinya adalah

Hingga September 2021, Kementerian Kominfo dan Komisi I DPR RI telah menyelesaikan 145 dari total 371 Daftar Inventarisir Masalah (DIM) dala Selengkapnya