The Holy Quran is complete
Recitations and suras in the voice of
Beriman Kepada Allah Beriman kepada Allah adalah percaya bahwa Allah itu :
Singkatnya, wajib kita percaya bahwa Allah mempunyai sifat-sifat yang baik dan mulia, jauh dari sifat-sifat yang tidak baik dan tercela. Dalil Segala sesuatu bergantung kepada Allah Menurut Al Qur'an Kita wajib percaya bahwa Allah itu Shamad artinya segala sesuatu bergantung (berkehendak dan perlu) kepadaNya, sedang Ia tidak berkeperluan kepada siapapun. Firman Allah : اللَّهُ الصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ Artinya : Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. (Q. Al Ikhlash 2 dan 3). اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ Artinya : Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). (Q. Al Baqarah 255). Ringkasan Ayat yang pertama menunjukkan bahwa Allah itu tempat sekalian makhluk bergantung dan Allah itu tidak beranak dan tidak diperanakkan. Ayat yang kedua menunjukkan, bahwa Allah itu hanya Satu, Allah itu Hidup dan Allah itu Kekal, yakni terus menerus mengurus semua makhluk yang Ia ciptakan.
Dalil Segala sesuatu bergantung kepada Allah Menurut Pikiran Mengenai Allah, telah kita ketahui bahwa sekalian makhluk ini tidak bisa ada melainkan dengan diadakan oleh Allah, tidak bisa hidup makhluk melainkan dengan diberi nyawa olehNya, tidak bisa dapat makanan dan minuman kalau tidak disediakan olehNya, tidak bisa dapat kebaikan melainkan dengan kehendakNya. Singkatnya di setiap masalah yang kita hadapi, kita perlu memohon petunjuk kepadaNya.
Oleh sebab itu, kita berkata dan percaya bahwa Allah itu tempat segala sesuatu bergantung dan Allah tidak bergantung atau berkehendak kepada siapa-siapa, karena kalau Ia berkehendak atau bergantung kepada siapa-siapa, tentulah tidak dapat dianamakan Dia Tuhan atau Allah, hanya bisa dinamakan Dia makhluk seperti kita. Daftar Pustaka A. Hassan. (1999). Pengajaran Sholat. Bandung : CV. Diponegoro.
Sabtu, 22 Oktober 2022 | 13:44 WIB Page 2
Page 3
Dia lah Allah Tempat Bergantung Katakanlah: &"Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (QS. Al-Ikhlas:1-2) Yang Bergantung Kepada-Nya segala sesuatu .. Yang sempurna dalam nama dan sifat-Nya, yang tidak ada dari-Nya kekurangan Yang Bergantung Kepada-Nya segala sesuatu .. Yang Maha Kaya, yang setiap orang butuh kepada-Nya sedang Dia tidak butuh kepada siapapun Dia memberi Makan dan tidak diberi makan (Qs. Al-An`am:14) Yang Bergantung Kepada-Nya segala sesuatu Dzat yang semua makhluk tertuju kepada-Nya dalam setiap kebutuhannya, keterdesakannya, dan keadaannya, karena Dia memiliki kesempurnaan yang mutlak dalam dzat-Nya, nama-Nya, sifat-Nya dan perbuatan-NyaYang Bergantung Kepada-Nya segala sesuatu .. Rabb Yang Mengatur, Penguasa yang Menyuruh Yang Bergantung Kepada-Nya segala sesuatu .. Hati menghadap kepada-Nya dalam kebutuhannya, Maka Dia memberinya dan tidak melarangnya, meminta kepada-Nya dalam kebutuhannya, maka Dia mengeluarkan dia dari kesulitannya dan mengabulkan doanya, berdoa kepada-Nya orang-orang yang sudah putus dengan-Nya, lalu Dia menyambung kembali dengan mereka, orang-orang yang takut berharap kepada-Nya lalu Dia memberikan keamanan kepada mereka, orang-orang yang bertauhid berharap kepada-Nya lalu Dia mengabulkan harapan itu, orang-orang yang tertimpa musibah berdoa kepada-Nya lalu Dia selamatkan mereka, para hamba-Nya tunduk kepada-Nya lalu Dia angkat derajat mereka Maha Suci Allah Dia lah Allah Yang Bergantung Kepada-Nya segala sesuatu
Jawaban: berarti tidak ada lagi siapa pun atau apa pun di atas-Nya, dimana semua makhluk melabuhkan seluruh pengharapan dan keperluan mereka. Dialah puncak tertinggi, harapan terakhir, satu-satunya yang senantisa bisa diandalkan pada saat semua telah menyerah. Dan, sungguh siapa saja yang bersandar kepada-Nya tidak akan kecewa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. “Allahush Shomad” artinya , Allah tidak butuh terhadap sesuatu. Sebaliknya, segala sesuatu butuh pada-Nya. Dia yang dituju oleh setiap hamba saat mereka berada dalam kesempitan . inilah yang dimaksud dengan kebutuhan mutlak sepanjang waktu, Dia yang dituju saat ada kebutuhan. Dialah Dzat yang tidak butuh pada yang lain. Sobat. Jagalah perintah-perintah-Nya, jauhi segala larangan-Nya, niscaya Dia akan menjagamu dalam segala tindak-tandukmu. Jika Allah telah menjagamu, maka kau dapat mengatasi dunia dan perhiasannya, serta berserah diri pada Tuhan Pencipta dunia yakni Allah SWT. Ketahuilah, bahwa jiwamu adalah titipan dari-Nya, karenanya kau harus menjaganya dengan menyerahkannya kepada Allah, layaknya seorang mukmin dan hamba. Buanglah sikap putus asa dengan pisau amal dan keyakinan kepada Allah. Potong pula dengan pisaumu tali temali nafsu syahwat, kemudian sambunglah dengan tali temali keimanan. Cangkullah tanah kering kerontang di hatimu, lalu tebarkan dan semaikan benih keimanan di atasnya. Gunakan Al-Quran sebagai bantuan, sebab ia adalah dalil terbaik untuk menunjuki jalanmu. Sobat. Rasulullah Saw bersabda, “ Allah pasti akan menghitung setiap makhluk-Nya sekali hitungan.” Para sahabat bertanya, “ Ya Rasylullah, bagaimanakah caranya Allah menghitung amal hamba-Nya dengan sekali hitungan?” Beliau menjawab, “ sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada hamba-Nya dengan sekali pemberian, maka Dia pun juga akan menghitung hamba-Nya dengan sekali hitungan.” Oleh karena itu berserah dirilah pada Allah dalam amalmu, sholatmu, hijabmu, dan akhlakmu. Pasrahkan hatimu pada Allah, jangan sekali-kali mengira ada seseorang yang mampu memberimu manfaat, mudarat, atau menguasaimu. Sebaliknya serahkan dirimu pada Allah dan rasakan nikmatnya berserah diri pada-nya dalam beribadah. Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah Saw mengirimkan seorang laki-laki dalam pasukan. Saat sholat berjamaah, laki-laki tersebut membacakan pada para sahabatnya : “Qul huwallahu ahad” dst. Ketika telah kembali dari peperangan, mereka melaporkannya pada Nabi Saw. Beliau bersabda,”Tanyakan kepadanya kenapa ia melakukan hal tersebut?” laki-laki tersebut menjawab, “ Sebab surah itu merupakan sifat ar-Rahman, dan aku sangat suka membacanya.” Rasulullah Saw bersabda,” Beritahukan padanya bahwa Allah SWT telah mencintainya.” ( HR Bukhari ). Sobat. Rasulullah Saw pernah bersabda, “ Manusia yang paling bahagia atas syafaatku adalah orang yang mengatakan Laa ilaaha illallah dengan tulus dari hati dan jiwanya.” ( HR. Bukhari ). Imam Hasan al-Bashri berkata,” Siapa yang menunaikan hak dan kewajibannya, maka ia akan masuk surga. Bukan hanya sekadar pembicaraan.” Sobatku. Jangan kau membuat pembatas antara dirimu dengan Allah SWT. Sebab untuk memcapai Allah bukan dengan jalan pintas atau melampaui batas tempat. Hubungan hamba dengan Tuhannya tidak membutuhkan ruang dan waktu. Karena itu, sesungguhnya orang yang terlarang adalah orang yang jauh dari Allah. Hijab manusia dengan Tuhannya adalah hati yang keras dan hilangnya rasa khusyuk. Sobat. Mencapai Allah dan makrifatullah adalah hilangnya tabir pembatas, seperti; nafsu syahwat, maksiat, harta haram, dan sebagainya yang menghalangi seorang hamba dari Tuhan. Ketika tabir ini telah hilang, maka akan muncul dalam dirinya perasaan akan kekurangan dirinya dan penyesalan. Selanjutnya, ia akan melihat kenikmatan-kenikmatan yang belum ia syukuri atau ia merasa kurang bersyukur pada Allah. Dari sini, maka kenalilah Allah sehingga rasa khusyuk kembali hadir di hatimu. Hati nuranimu kembali ke dalam pekerjaanmu, akal pikiranmu kembali menunjuki dan jiwa kembali pada kesuciannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra katanya, “ Kami berjalan bersama Rasulullah SAW lalu beliau mendengar seseorang membaca Qulhuwallahu ahad. Rasulullah Saw kemudian bersabda,” Dia wajib!” “Wajib, bagaimana ya Rasulullah?” Tanya sahabat. Sabda beliau, “ Masuk Surga.” Sobat. Al- Quran memiliki lebih dari 300.000 huruf. Dan sepertiga Al-Quran sama dengan 100.000 huruf. Setiap huruf memiliki sepuluh kebaikan sama dengan sejuta kebaikan. Ketika dibaca 3 kali maka sama dengan 3 juta kebaikan. Jika kau sebarkan kebaikannya dan dibaca oleh sepuluh orang, maka akan bertambah hitungan kebaikanmu kira-kira menjadi 30 juta. Apalagi dilakukan di bulan Ramadhan. Maka baca al-ikhlas, pahami maknanya yang begitu dalam dan itu hanya butuh waktu kira-kira tiga puluh menit. Yuk Ramaikan Ramadhan dengan banyak dzikir, istighfar dan makrifatullah dengan membaca Al-Quran. Subhaanallah ! ( Spiritual Motivator – DR.N.Faqih Syarif H,M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dewan Pembina PP Al-Amri Leces Probolinggo. Majelis Kyai PP Al-Ihsan Baron Nganjuk. Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur ) |