Ada berapa kategori negara dalam tingkat pertumbuhan ekonomi

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
HM.4.6/56/SET.M.EKON.3/2/2022

Pertumbuhan Ekonomi Nasional Tahun 2021 Berikan Sinyal Positif Terhadap Prospek Ekonomi Tahun 2022

Jakarta, 8 Februari 2022

Upaya pengendalian pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemerintah bersama seluruh stakeholders, termasuk semua masyarakat Indonesia, telah berhasil mendongkrak pertumbuhan perekonomian nasional sebesar 3,69% (yoy) di 2021. Dengan angka pertumbuhan tersebut, PDB per kapita Indonesia meningkat menjadi Rp62,2 juta (atau setara dengan US$4.349,5), lebih tinggi dari PDB per kapita sebelum pandemi yang sebesar Rp59,3 juta di 2019.

Pencapaian tersebut juga akan membawa Indonesia masuk kembali dalam klasifikasi negara berpenghasilan menengah atas (upper middle-income country). Posisi ini merupakan fondasi awal yang sangat baik untuk mendorong pemulihan ekonomi dan reformasi struktural agar mampu keluar dari jebakan kelas menengah (middle-income trap).

Secara spasial, Pulau Jawa sebagai basis industri dan salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi berhasil tumbuh positif sebesar 3,66% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh wilayah Maluku dan Papua sebesar 10,09 (yoy), sejalan dengan tingginya pertumbuhan sektor pertambangan di kedua daerah tersebut serta imbas dari kenaikan harga komoditas sepanjang 2021. Selain itu, wilayah Bali dan Nusa Tenggara juga berhasil tumbuh positif sebesar 0,07% (yoy), walaupun sangat bergantung terhadap sektor pariwisatanya yang mengalami penurunan kinerja sejak terjadi pandemi Covid-19.

Bangkitnya kepercayaan masyarakat untuk mengonsumsi barang ataupun jasa, telah mendorong pemulihan permintaan domestik serta menyebabkan peningkatan produksi sebagai respon dari dunia usaha. Sepanjang 2021, PMTB (investasi) yang tumbuh sebesar 3,80% (yoy) telah menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dari sisi pengeluaran. Sedangankan industri pengolahan yang menjadi sumber pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi, berhasil tumbuh sebesar 3,39% (yoy).

Perbaikan ekonomi Indonesia telah terlihat dari pertumbuhan positif sejak Triwulan II hingga Triwulan IV 2021, meskipun sedikit mengalami koreksi di Triwulan III karena kemunculan varian Delta. “Setelah terkendalinya varian Delta dan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat, ekonomi Indonesia berhasil melanjutkan pertumbuhan positif di Triwulan IV-2021 sebesar 5,02% (yoy),” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di Jakarta, Selasa (8/02).

Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen kembali bertumbuh positif. Perdagangan internasional pun terus mencatatkan kinerja impresif, ditopang pemulihan permintaan global dan meningkatnya harga komoditas. Pada Triwulan IV-2021, kinerja ekspor meningkat sebesar 29,83% (yoy), sementara impor tumbuh sebesar 29,60% (yoy).

Apabila dilihat dari sisi produksi, lima sektor kontributor utama yaitu industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan, kembali melanjutkan pertumbuhan positif dan mampu menopang ekonomi Indonesia. Selain itu, sektor transportasi dan pergudangan, serta akomodasi dan makanan-minuman, yang sempat terkontraksi di Triwulan III-2021 telah berhasil rebound dengan pertumbuhan positif di Triwulan IV-2021.

“Pertumbuhan ekonomi di Triwulan IV-2021 telah meningkatkan keyakinan pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. Hal itu tercermin dari penguatan IHSG yang telah melampaui indeks psikologis 6.800. Kami meyakini momentum pemulihan ekonomi akan terus berlanjut di 2022. Peningkatan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia ke level 53,7 di Januari 2022 juga menjadi sinyal positif terhadap prospek ekonomi Indonesia di tahun ini,” ungkap Menko Airlangga.

Dalam bidang kesehatan, penguatan strategi pengendalian pandemi Covid-19 juga terus dilakukan. Akselerasi vaksinasi melalui pemberian dosis vaksin ketiga (booster) terus ditingkatkan, sehingga akan menambah kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi pada tahun ini. Pemerintah tetap melanjutkan Program PEN dengan alokasi anggaran sebesar Rp455,6 triliun, dan akan dilakukan front-loading pada Triwulan I 2022. Front-loading dilakukan di berbagai kebijakan insentif fiskal dan perlindungan sosial, dan kebijakan ini akan mengamankan momentum pemulihan ekonomi nasional.

“Ekonomi Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai risiko di tahun 2022, terutama dari penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron. Untuk itu, Pemerintah telah mempersiapkan berbagai strategi dalam memitigasinya,” pungkas Menko Airlangga.

Prospek ke depan juga memperhatikan perkembangan harga komoditas, baik energi maupun non-energi. Peningkatan harga komoditas pertambangan di 2021 diharapkan masih berlanjut di 2022, sehingga akan mendorong produktivitas sektor pertambangan, yang berdampak bagus untuk daerah yang berbasis tambang.

“Oleh karena itu, strategi lainnya seperti program hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dan percepatan transisi menuju ekonomi hijau, juga akan dilakukan guna memastikan ekonomi Indonesia siap pulih dari pandemi,” ucap Menko Airlangga.

Hilirisasi produk-produk ekspor yang bernilai tambah tinggi, misalkan produk turunan nikel, masih menjadi prioritas. Proses hilirisasi ini ditopang juga oleh pembangunan pabrik smelter dan perusahaan baterai yang mendorong kolaborasi BUMN dengan investor domestik dan/atau internasional.

“Pemerintah meyakini bahwa koordinasi dan sinergi dengan seluruh stakeholders dalam menerapkan strategi pemulihan ekonomi akan membuat ekonomi tumbuh di kisaran 4,0%-5,0% (yoy) di Triwulan I-2022. Hal itu akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% (yoy) di akhir 2022 mendatang,” pungkas Menko Airlangga. (dep1/rep/fsr)

***

Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id Twitter, Instagram, Facebook, & Youtube: @PerekonomianRI Email:

LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Ciri-ciri negara maju dapat terlihat berdasarkan standar hidup penduduknya yang relatif tinggi dan makmur, ditambah dengan kemajuan teknologi serta pertumbuhan ekonomi meningkat.

Namun, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyebut bahwa sebenarnya tidak ada indikator khusus untuk menentukan definisi negara maju dan negara berkembang.

Tapi, suatu negara masuk ke dalam kategori maju atau berkembang, bisa dilihat dari pendapatan perkapita seperti pengelompokan menurut Bank Dunia (World Bank) berikut ini.

  1. Negara dengan pendapatan per kapita sebesar US$975 per tahun masuk sebagai negara berpendapatan rendah.
  2. Negara yang memiliki pendapatan per kapita antara US$976 per tahun dan US$3.855 per tahun masuk sebagai negara pendapatan menengah bawah.
  3. Negara yang masuk sebagai negara pendapatan menengah atas memiliki pendapatan per kapita US$3.856 per tahun dan US$11.905 per tahun.
  4. Negara dengan pendapatan per kapita sebesar US$11.906 per tahun atau lebih, masuk sebagai negara pendapatan tinggi.

Bank Dunia mengklaim, negara yang masuk ke dalam daftar pendapatan rendah dan menengah disebut sebagai negara berkembang.

Sedangkan negara berpendapatan tinggi masuk sebagai negara maju. Artinya, negara maju tersebut memiliki pendapatan minimal US$11.906 per tahun atau lebih dari itu.

Ciri-ciri Negara Maju

Ada berapa kategori negara dalam tingkat pertumbuhan ekonomi
Foto: Diego Delso
Lake Nam Van, Macau. Salah satu ciri-ciri negara maju adalah memiliki pendapatan per kapita yang tinggi.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini merupakan sejumlah dari ciri-ciri negara maju.

1. Memiliki Pendapatan per kapita yang Tinggi

Negara maju memiliki pendapatan per kapita yang lebih tinggi setiap tahunnya, atau di atas US$11.906.

Dengan memiliki pendapatan per kapita tinggi tersebut membuat nilai ekonomi negaranya terdongkrak, sehingga jumlah kemiskinan dapat diatasi.

2. Keamanan Terjamin

Tingkat keamanan suatu negara maju lebih terjamin dibandingkan negara berkembang. Hal ini merupakan efek dari adanya kecanggihan teknologi di negara tersebut.

Dengan teknologi yang mumpuni ini, fasilitas keamanan serta teknologi persenjataan pun dapat berkembang lebih baik.

3. Fasilitas Kesehatan Memadai

Kesehatan di negara maju sangat terjamin, dan ditandai dengan fasilitas kesehatan memadai, seperti rumah sakit dan tenaga medis terlatih serta andal.

Dikarenakan fasilitas kesehatannya memadai, angka kematian mampu ditekan. Sehingga keberlangsungan hidup penduduknya tinggi juga bisa dikendalikan.

4. Tingkat Pengangguran Rendah

Di negara maju, angka pengangguran relatif kecil karena setiap warganya cenderung mendapatkan pekerjaan layak dengan bayaran sebanding.

Meskipun masih ada angka pengangguran, biasanya karena faktor ketidaksesuaian kualifikasi yang dimiliki atau disebut pengangguran friksional.

5. Menguasai Sains dan Teknologi

Mayoritas penduduk negara maju mahir dalam menguasai ilmu pengetahuan serta teknologi. Jadi tak heran apabila mereka banyak melakukan observasi dan inovasi.

Selain itu, hasil observasinya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan inovasi baru seperti alat-alat modern untuk memudahkan kehidupan.

6. Tingkat Ekspor Lebih Tinggi dari Impor

Unggulnya sumber daya manusia dan teknologi yang dimiliki negara maju, membuat tingkat ekspor menjadi lebih tinggi daripada impor.

Umumnya, negara maju menyediakan ekspor barang serta jasa, dengan nilai ekspor yang bisa terus meningkat. Sehingga aktivitas perekonomian negara tersebut akan semakin produktif.

Contoh Negara Maju

Ada berapa kategori negara dalam tingkat pertumbuhan ekonomi
Foto: iStockphoto/Subodh Agnihotri
Finlandia adalah salah satu contoh negara maju.

Menurut The International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional, berikut ini merupakan deretan negara yang masuk kategori sebagai negara-negara maju.

1. Benua Eropa

  • Austria
  • Belanda
  • Belgia
  • Britania Raya
  • Ceko
  • Denmark
  • Estonia
  • Finlandia
  • Islandia
  • Irlandia
  • Italia
  • Jerman
  • Latvia
  • Lituania
  • Luksemburg
  • Malta
  • Norwegia
  • Portugal
  • Prancis
  • San Marino
  • Slovakia
  • Slovenia
  • Spanyol
  • Swedia
  • Swiss
  • Yunani
  • Israel

2. Benua Asia

  • Hong Kong
  • Jepang
  • Korea Selatan
  • Makau
  • Singapura
  • Siprus
  • Taiwan

3. Benua Amerika

  • Amerika Serikat
  • Kanada
  • Puerto Riko
  • Brasil

4. Oseania

Itulah ciri-ciri negara maju serta contohnya. Namun, deretan nama negara maju di atas bisa saja berubah suatu waktu apabila ada pembaruan data.

(avd/fef)