5 penyebab perceraian di amerika 2022

  • Home
  • Demografi

Penyebab Perceraian Menurut Kategorisasi Pengadilan Agama 2020 dalam CATAHU 2021

5 penyebab perceraian di amerika 2022
5 penyebab perceraian di amerika 2022

  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Pengadilan Agama (PA) mencatat terdapat 291.677 perceraian pada 2020. Penyebab tertinggi perceraian disebabkan perselisihan dan pertengkaran terus menerus dengan 176,7 ribu kasus.

Penyebab tertinggi selanjutnya dikarenakan oleh masalah ekonomi, yakni 71,2 ribu kasus. Kemudian, ada 34,7 ribu kasus perceraian karena salah satu pihak meninggalkan pihak lainnya. Sementara, 3,3 ribu kasus perceraian terjadi karena adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Kategorisasi penyebab perceraian oleh Pengadilan Agama mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 9 tahun 1975.  Regulasi tersebut merupakan peraturan pelaksana dari Undang-undang (UU) Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

(Baca: Rasio Perceraian di Jawa Tengah Tertinggi Nasional)

Data Terkait

Data Stories Terkini

Topik Trending

Databoks Indonesia (@databoks.id)

Portal data ekonomi dan bisnis. Bagian dari Katadata Indonesia.

Ketidakcocokan, cinta yang hilang, atau salah satu pihak terpikat pada orang lain, menjadi hal yang sering diasosiasikan sebagai penyebab perceraian.

Tetapi beberapa penelitian mengungkap ada kesamaan pada setiap pasangan bercerai, yang bisa menjadi prediksi penyebab perceraian mereka.

Hasil penelitian ini, bahkan bisa mendeteksi sejak awal, apakah pasangan akan langgeng atau berakhir dengan perceraian. Hanya dengan melihat 7 faktor yang menjadi penyebab perceraian semua pasangan yang berpisah.

Berikut ini 7 hal yang sering menjadi penyebab perceraian, namun acapkali luput dari perhatian:

1. Menikah di usia remaja atau di atas 32 tahun

5 penyebab perceraian di amerika 2022

ronrichardson / Pixabay

Penelitian menyebut, mereka yang menikah saat remaja (di bawah usia 20 tahun) atau di pertengahan usia 30an, memiliki risiko tinggi untuk bercerai. Dibandingkan mereka yang menikah di usia 20-an akhir atau awal 30-an. Risiko ini sangat tinggi pada pasangan yang menikah ketika masih sama-sama remaja.

Berdasarkan penelitian yang dipimpin Nicholas Wolfinger, seorang profesor di Universitas Utah. Ia menemukan bahwa menikah setelah melewati usia 32 tahun, kemungkinan seseorang untuk bercerai meningkat 5% setiap tahun.

Nicholas menulis dalam Institute for Family Studies, “Bagi hampir semua orang, akhir usia dua puluhan adalah waktu terbaik untuk menikah.”

Sementara itu, sebuah studi lain yang diterbitkan pada 2015 di jurnal Economic Inquiry, mengungkapkan kecenderungan bercerai meningkat jika dengan tingginya jarak usia antar pasangan.

Laporan Megan Garber dalam The Atlantic, menyebut bahwa studi ini menemukan jarak usia satu tahun, membuat kemungkinan pasangan bercerai 3%. Beda usia 5 tahun meningkatkan risiko cerai hingga 18%. Dan perbedaan usia hingga 10 tahun atau lebih, kecenderungan untuk bercerai 39%.

2. Suami tidak punya pekerjaan tetap

5 penyebab perceraian di amerika 2022

lukasbieri / Pixabay

Sebuah studi tahun 2016 yang dilakukan di Harvard , mengungkap bahwa masalah keuangan rumah tangga bukanlah penyebab pasangan bercerai. Namun yang jadi penyebab terbesar adalah  kondisi pekerjaan suami.

Studi yang diterbitkan di the American Sociological Review ini, menyatakan bahwa suami yang tidak punya pekerjaan tetap memiliki risiko cerai 3,3% dalam jangka waktu setahun. Sedangkan pasangan dengan suami yang memiliki pekerjaan tetap, hanya memiliki risiko 2,5%.

Peneliti dalam studi ini mengatakan, stigma bahwa lelaki adalah pencari nafkah utama keluarga bisa memengaruhi kestabilan rumah tangga. Sehingga jika suami tidak punya pekerjaan tetap, rumah tangga bisa bermasalah.

3. Putus sekolah menjadi penyebab perceraian

5 penyebab perceraian di amerika 2022

Sebuah survei jangka panjang yang dilakukan sejak 1979 (the National Longitudinal Survey of Youth), menyebut bahwa pasangan tidak lulus sekolas di jenjang SMA, menghadapi pola perceraian yang sama.

Kemungkinan perceraian pada pasangan yang memiliki pendidikan tinggi 30% lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak lulus SMA.

Peneliti menganggap, rendahnya tingkat pendidikan akan memengaruhi pemasukan keluarga. Sebab, mereka yang tidak lulus SMA cenderung lebih sulit mendapatkan pekerjaan. Sehingga membuat kebutuhan rumah tangga sulit dipenuhi, dan pernikahan bahagia pun sulit dicapai.

4. Memandang rendah terhadap pasangan

John Gottman, seorang psikolog di Universitas Washingnton, mendeskripsikan penyebab perceraian yang sangat akurat. Prediksti tersebut terbagi ke dalam 4 hal yang memicu pertengkaran, hingga perpisahan. Karenanya sebisa mungkin 4 hal ini dihindari oleh suami istri:

  1. Memandang  suami atau istri sebagai seseorang lebih rendah dari diri Anda. Ini kesalahan fatal yang bisa memicu perceraian.
  2. Kritik berlebihan. Misalnya, selalu mengomentari karakter dan perilaku pasangan. Siapa yang tahan menjalani pernikahan jika setiap tindak tanduk dikomentari tanpa pernah dihargai?
  3. bersikap defensif. Bila ada masalah, tidak pernah merasa bersalah dan selalu menyalahkan orang lain ketika menghadapi situasi sulit.
  4. Suka memotong pembicaraan. Atau menghentikan percakapan, karena tak ingin mendengar pendapat dari pasangan.

4 hal di atas merupakan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan selama 14 tahun terhadap 79 pasangan di Amerika. Bila Anda atau pasangan memiliki 4 ciri perilaku di atas, berusahalah untuk mengubahnya, agar pernikahan bisa bertahan lama.

5. Terlalu mesra saat masih pengantin baru

5 penyebab perceraian di amerika 2022

Terlalu mesra di awal pernikahan, membuat pasangan tidak siap jika kemesraan berganti dengan ketegangan. Inilah penyebab perceraian yang sering luput dari perhatian.

Seorang psikolog bernama Ted Huston, mengikuti 168 pasangan selama 13 tahun. Sejak hari pernikahan dan seterusnya. Ted bersama timnya melakukan banyak wawancara pada setiap pasangan, selama penelitian ini dikerjakan.

Salah satu temuan dari penelitian ini, pada pasangan yang bercerai setelah 7 tahun menikah atau lebih, cenderung memperlihatkan kemesraan yang berlebihan, dibandingkan pasangan yang rumah tangganya berjalan langgeng dan bahagia.

Pasangan sangat bahagia di awal pernikahan, memiliki kecenderungan untuk bercerai karena mereka tidak mampu menghadapi ketegangan yang terjadi dalam pernikahan. Percaya atau tidak, pasangan yang melangsungkan pernikahan dengan dosis keromantisan dalam batas normal (tidak kurang atau berlebihan), rumah tangga mereka cenderung lebih awet.

6. Enggan menyelesaikan masalah

5 penyebab perceraian di amerika 2022

Keengganan menyelesaikan masalah dan cenderung menghindar dari konflik adalah salah satu penyebab perceraian.

Sebuah penelitian tahun 2013, yang dipublikasikan di Jorunal of Marriage and Family. Menemukan bahwa sikap suami yang sering menghindari penyelesaian masalah, menjadi penyebab perceraian paling sering terjadi.

Kesimpulan ini berdasarkan wawancara dari para peneliti, kepada 350 pasangan pengantin baru yang tinggal di Michigan, Amerika Serikat.

Sementara itu, studi lain yang dipublikasikan pada 2014 di jurnal Communication Monographs. Menyatakan bahwa pasangan yang berada pada kebiasaan enggan menyelesaikan masalah, merasa tidak bahagia di dalam pernikahannya. Terutama jika satu pihak menekan dan pihak lainnya hanya diam.

Paul Scrodht, pemimpin dalam studi ini mengatakan, “Kebiasaan ini susah dihilangkan. Karena masing-masing pihak, berpikir bahwa bukan dirinyalah penyebab masalah.”

Solusinya, suami istri perlu berkontribusi dalam menyelesaikan setiap masalah yang terjadi. Caranya dengan menggunakan manajemen strategi dalam menyelesaikan konflik.

7. Memandang pernikahan secara negatif

Pada 1992, Gottman dan ilmuwan lain di Universitas Washington mengembangkan sebuah prosedur, yang mereka sebut sebagai Wawancara Sejarah Lisan. Dalam prosedur ini, mereka mewawancarai beberapa pasangan, tentang berbagai aspek berbeda dalam hubungan mereka.

Dengan menganalisis hasil percakapan mereka, para ilmuwan bisa memprediksi, pasangan mana yang sedang ‘berjalan’ menuju ke perceraian.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan tahun 2000 di Journal of Familt Psychology,  Gottman dan para koleganya, melakukan studi pada 95 pasangan pengantin baru pada prosedur Wawancara Sejarah Lisan. Hasilnya, nilai dari setiap pasangan, bisa mengukur kekuatan dan kelemahan dalam pernikahan mereka.

Nilai yang didapat, berdasarkan pertimbangan dari hal-hal sebagai berikut:

  1. Perhatian yang ditunjukkan kepada pasangan
  2. Memandang diri mereka sebagai tim, dan bukan individual. Dan seberapa besar setiap orang memandang pernikahan sebagai sebuah penyatuan.
  3. Seberapa besar kecenderungan setiap individu untuk jujur dan terbuka pada pasangannya
  4. Negativitas
  5. Kekecewaan yang dirasakan dalam pernikahan
  6. Seberapa banyak pasangan menjabarkan rumah tangga mereka sebagai sebuah kekacauan

Dari keenam hal di atas, 3 hal pertama menjadi kekuatan agar pernikahan bisa bertahan lama. Namun 3 hal berikutnya, menjadi penyebab perceraian yang seringkali tidak disadari.

***

Apapun alasan Anda menikah, pastikan kesiapan mental untuk berkomitmen adalah alasan yang utama. Alasan lain bisa menjadi bumbu penguat rumah tangga. Tapi bila kesiapan kurang, bisa berakhir bencana.

Semoga bermanfaat.

Referensi: Thrive Global

Baca juga:

10 Tanda yang membuat pasangan suami istri perlu bercerai, Anda mengalaminya?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Kurangnya komitmen adalah alasan paling umum yang diberikan oleh pasangan yang bercerai menurut survei nasional baru -baru ini. Berikut adalah alasan yang diberikan dan persentase mereka: Kurangnya komitmen 73% berpendapat terlalu banyak 56%

Kurangnya komitmen adalah alasan paling umum yang diberikan oleh pasangan yang bercerai menurut survei nasional baru -baru ini. Berikut adalah alasan yang diberikan dan persentase mereka: Kurangnya komitmen 73% berpendapat terlalu banyak 56%

Apa 3 penyebab utama perceraian di Amerika?

Menurut berbagai penelitian, tiga penyebab perceraian yang paling umum adalah konflik, berdebat, gangguan yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan, kurangnya komitmen, perselingkuhan, dan kurangnya keintiman fisik. Alasan yang paling tidak umum adalah kurangnya minat bersama dan ketidakcocokan antara mitra.

Namun, akan sangat membantu untuk mempelajari apa yang orang lain katakan tentang mengapa pernikahan mereka berakhir, dengan manfaat dari belakang. Dan jika Anda berharap untuk menghindari hasil yang sama, itu dapat membantu mengenali kapan tanda -tanda masalah ini muncul dalam pernikahan Anda sendiri.

1. Kurangnya komitmen

Dalam beberapa penelitian yang meminta orang untuk memilih dari daftar alasan penting untuk perceraian mereka, kurangnya komitmen keluar di bagian atas daftar. (Sebanyak 85% peserta dalam satu penelitian memberikan jawaban ini.) Cukup menarik, penelitian lain menunjukkan kurangnya komitmen juga merupakan alasan pasangan kemungkinan besar akan menyetujui - meskipun satu pasangan biasanya menyalahkan yang lain karena tidak bekerja lebih keras untuk menyelamatkan lebih keras untuk menyelamatkan pernikahan.

Kurangnya komitmen bisa tampak tidak jelas dan sulit dibuktikan (atau membantah), terutama kepada orang yang disalahkan atas masalah tersebut. Tanda -tanda luar sering terkait dengan alasan lain untuk perceraian, seperti urusan di luar nikah, tidak mau membicarakan hubungan, dan tidak bekerja menuju tujuan keuangan bersama. Mungkin itulah sebabnya begitu banyak orang menunjukkan kurangnya komitmen sebagai penyebab perceraian yang signifikan - karena mereka melihatnya sebagai masalah yang mendasari berbagai masalah yang lebih jelas.

2. Ketidakcocokan dan tumbuh terpisah

Semua anggota parlemen yang menetap di "perbedaan yang tidak dapat didamaikan" karena dasar dasar untuk perceraian tanpa kesalahan adalah sesuatu. Ketika ditanya mengapa pernikahan mereka berakhir, sebagian besar orang yang bercerai menjawab dengan beberapa variasi "kami tumbuh terpisah," "kami terpisah," atau "kami hanya tidak kompatibel" (hingga 55% dalam satu studi). Konsep ketidakcocokan ini dapat mencakup alasan perceraian lainnya yang muncul dalam berbagai penelitian, seperti:

  • kurangnya nilai bersama
  • Menikah terlalu muda (yang membuat tumbuh lebih mungkin)
  • kesulitan seksual, dan
  • perbedaan agama.

Tentu saja, banyak pasangan hidup dengan dan bahkan menikmati perbedaan mereka. Tetapi sebagian besar pernikahan yang sukses didasarkan pada inti dari kepentingan, prioritas, dan nilai yang dibagikan (atau setidaknya tumpang tindih). Tanda -tanda ketidakcocokan luar sering berjalan seiring dengan alasan umum lainnya untuk perceraian - terutama komunikasi yang buruk, yang berikutnya dalam daftar.

3. Masalah komunikasi

Sekitar 50% peserta dalam berbagai penelitian mengutip alasan perceraian yang berkaitan dengan komunikasi yang buruk, seperti terlalu banyak berdebat dan tidak dapat berbicara satu sama lain. Di sini sekali lagi, masalah komunikasi dapat menjadi penyebab alasan lain orang memberikan perceraian, seperti konflik atas uang dan tanggung jawab keluarga.

Tidak sulit untuk mengenali ketika Anda berdebat sepanjang waktu dengan pasangan Anda. Tetapi bahkan jika perkelahian tidak terlalu sering atau jahat, awasi argumen berulang tentang hal yang sama atau ketidaksepakatan yang tidak pernah benar -benar diselesaikan. Itu bisa menjadi tanda bahwa Anda perlu membantu belajar bagaimana berkomunikasi satu sama lain secara lebih efektif, mungkin melalui terapi pasangan.

4. Urusan di luar nikah

Meskipun perselingkuhan (atau perzinahan) muncul dalam setiap studi yang kami ulas, frekuensinya di antara alasan yang diberikan untuk perceraian bervariasi dari sekitar 20% dalam satu studi hingga 60% di yang lain.

Kisaran yang luas ini bisa menjadi cerminan dari fakta bahwa setidaknya beberapa orang yang bercerai menganggap perselingkuhan hanya sebagai jerami terakhir setelah serangkaian masalah perkawinan lainnya. Masalah -masalah lain itu mungkin menjadi alasan seseorang pergi ke luar pernikahan karena keintiman, kegembiraan, atau gangguan - atau bahkan sebagai cara yang tidak disadari untuk memprovokasi pasangan lain untuk mengakhiri pernikahan.

5. Ketidakcocokan Keuangan: Ketidaksepakatan Uang

Dalam studi yang berbeda, sekitar 40% orang mengatakan bahwa masalah keuangan-khususnya, keluhan tentang bagaimana mantan pasangan mereka menangani uang-adalah alasan utama mereka bercerai. Perjuangan atas uang sering disebut sebagai "ketidakcocokan keuangan," karena mereka biasanya berasal dari perbedaan prioritas dan nilai -nilai seputar keputusan keuangan.

Tanda -tanda bahwa Anda dan pasangan Anda tidak kompatibel secara finansial termasuk saat:

  • Salah satu dari Anda menyimpan rahasia atau bahkan kebohongan langsung tentang pembelian atau keputusan keuangan lainnya (seperti melakukan investasi atau menarik uang dari tabungan)
  • Salah satu dari Anda tidak berkonsultasi dengan yang lain sebelum melakukan pembelian besar atau mengambil langkah -langkah lain yang memengaruhi keuangan bersama Anda
  • Anda tidak dapat berbicara secara teratur (dan dengan tenang) tentang keuangan Anda
  • Anda berdua tidak bisa atau tidak akan menetapkan tujuan keuangan bersama (seperti penganggaran dan menabung untuk membeli rumah, memiliki anak, atau membangun telur sarang pensiun), dan
  • Anda menetapkan tujuan keuangan bersama tetapi salah satu dari Anda terus menumbangkannya.

Tidak mengherankan, penelitian telah menunjukkan bahwa pasangan dengan pendapatan yang lebih rendah lebih cenderung mengutip ketidakcocokan keuangan sebagai alasan utama untuk bercerai. Ketika ada lebih sedikit untuk berkeliling - dan tekanan yang lebih tinggi tentang bisa membayar tagihan - kemungkinan besar akan lebih memperebutkan masalah uang. Dan tentu saja, tidak peduli tingkat pendapatan pasangan, bertarung tentang uang dan properti berlanjut selama perceraian itu sendiri.

6. Penyalahgunaan Zat

Dalam berbagai penelitian, antara 10% dan 35% orang mengatakan mereka bercerai karena masalah minum atau narkoba pasangan mereka.

Ada banyak tanda bahwa pasangan Anda dapat memiliki gangguan penggunaan narkoba, termasuk:

  • Perubahan tidur, nafsu makan, dan kebersihan
  • perilaku rahasia
  • Perubahan suasana hati yang tiba -tiba
  • paranoia atau perubahan kepribadian lainnya
  • mengabaikan tanggung jawab pekerjaan atau keluarga
  • meninggalkan teman atau aktivitas lama
  • kebutuhan yang tidak dapat dijelaskan akan uang tambahan, dan
  • kesulitan dengan perhatian atau ingatan.

(Pelajari bagaimana penggunaan alkohol dan narkoba memengaruhi keputusan tahanan dalam perceraian.)

7. Pelecehan Domestik

Antara 15% dan 25% peserta dalam berbagai penelitian mendaftarkan kekerasan dalam rumah tangga sebagai alasan penting untuk perceraian. Dan dalam penelitian yang berfokus pada pasangan yang lebih tua yang bercerai, lebih dari sepertiga peserta mendaftarkan pelecehan verbal, emosional, atau fisik sebagai salah satu dari tiga alasan utama perceraian mereka.

Wanita dan pria cenderung memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang pelecehan dalam rumah tangga sebagai penyebab perceraian. Dalam satu studi nasional, 42% wanita - tetapi hanya 9% pria - bertuliskan kekerasan dalam rumah tangga sebagai alasan penting pernikahan mereka berakhir. Itu bisa menjadi cerminan dari fakta bahwa perempuan jauh lebih mungkin daripada pria untuk menderita pelecehan pasangan intim, dan bahwa korban pelecehan lebih mungkin daripada pelaku kekerasan untuk melihat perilaku sebagai penyebab perceraian.

Pelajari tentang efek pelecehan pasangan pada perceraian, tanda -tanda peringatan pelecehan hubungan dan bagaimana melindungi diri Anda ketika meninggalkan hubungan yang kasar.

8. Konflik atas tanggung jawab keluarga

Ketika beberapa penelitian bertanya tentang alasan penting perceraian, sekitar 20% peserta mengutip konflik dalam pernikahan mereka atas:

  • bagaimana membesarkan anak -anak mereka
  • tanggung jawab penitipan anak, dan/atau
  • kewajiban keluarga dan rumah tangga lainnya.

Perlu dicatat bahwa paling tidak satu penelitian menunjukkan wanita secara signifikan lebih mungkin daripada pria untuk mengutip perselisihan ini sebagai penyebab penting perceraian mereka. (Dalam studi yang lebih lama yang memberi para peserta daftar alasan, daftar jarang termasuk konflik atas tanggung jawab keluarga - mungkin karena banyak ilmuwan sosial mengabaikan atau membuat asumsi tentang peran gender dalam pernikahan antara pria dan wanita.)

Beberapa alasan perceraian lebih penting daripada yang lain

Seperti yang telah kami catat, daftar alasan perceraian teratas ini didasarkan pada ulasan kami tentang sejumlah studi penelitian. Ini menjelaskan seberapa sering orang, melihat kembali perceraian mereka sendiri, mengidentifikasi ini sebagai penyebab signifikan - bukan seberapa parah masalah ketika itu terjadi. Sebagai salah satu contoh yang jelas, segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga biasanya lebih serius daripada masalah komunikasi.

Pasangan yang bercerai setelah usia 50, kadang -kadang disebut perceraian abu -abu, memberikan alasan tambahan untuk mengakhiri serikat mereka yang berkisar dari sindrom sarang kosong hingga masalah kesehatan serius pasangan.

Tentu saja, setiap pernikahan adalah unik, dan sebagian besar pasangan menghadapi setidaknya satu masalah dalam daftar ini di beberapa titik dalam hubungan mereka. Tetapi sementara beberapa masalah lebih berbahaya daripada yang lain (seperti kekerasan dalam rumah tangga dan gangguan penyalahgunaan zat yang serius), sebagian besar tidak harus menyebabkan perceraian - selama kedua pasangan bersedia bekerja sama untuk menyelamatkan pernikahan. Mungkin itulah sebabnya kurangnya komitmen berada di urutan teratas dalam beberapa studi.

Apa 5 penyebab perceraian teratas?

5 alasan teratas untuk perceraian..
Ketidaksetiaan. Selingkuh pada pasangan Anda tidak hanya melanggar sumpah - itu melanggar kepercayaan pada suatu hubungan. ....
Kurangnya keintiman. Keintiman fisik penting dalam hubungan romantis apa pun, tetapi penting untuk pertumbuhan hubungan jangka panjang. ....
Komunikasi. ....
Uang. ....
Addiction..

Apa penyebab perceraian nomor 1 di Amerika?

Kurangnya komitmen adalah alasan paling umum yang diberikan oleh pasangan yang bercerai menurut survei nasional baru -baru ini.Berikut adalah alasan yang diberikan dan persentase mereka: Kurangnya komitmen 73% berpendapat terlalu banyak 56% is the most common reason given by divorcing couples according to a recent national survey. Here are the reasons given and their percentages: Lack of commitment 73% Argue too much 56%

Apa 3 penyebab utama perceraian di Amerika?

Menurut berbagai penelitian, tiga penyebab perceraian yang paling umum adalah konflik, berdebat, gangguan yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan, kurangnya komitmen, perselingkuhan, dan kurangnya keintiman fisik.Alasan yang paling tidak umum adalah kurangnya minat bersama dan ketidakcocokan antara mitra.conflict, arguing, irretrievable breakdown in the relationship, lack of commitment, infidelity, and lack of physical intimacy. The least common reasons are lack of shared interests and incompatibility between partners.

Apa 7 penyebab perceraian?

Tujuh alasan paling umum pasangan bercerai..
Ketidaksetiaan.Perselingkuhan biasanya akan terjadi dalam hubungan yang sudah memburuk.....
Tumbuh terpisah.Pasangan yang bercerai biasanya menyatakan bahwa tumbuh terpisah adalah penyebab perceraian mereka.....
Masalah komunikasi.....
Argumen.....
Kecanduan.....
Uang.....
Kurangnya komitmen ..