1 Apakah faktor faktor yang menyebabkan kemunduran peradaban Islam?

Penyebab kemunduran umat Islam bisa internal dan eksternal.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Penyebab kemunduran umat Islam bisa internal dan eksternal. Ilustrasi umat Islam

Rep: Hasanul Rizqa Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, Seperti disadari banyak kalangan, kaum Muslimin sedunia saat ini umumnya didera beragam persoalan, mulai dari dekadensi moral, ketimpangan pendapatan, konflik, hingga perang saudara. 

Baca Juga

Penyelidikan atas hal tersebut dapat dimulai dari sisi internal dan eksternal umat Islam. Jika ajaran-ajaran agama ini mendorong kebangkitan peradaban Islam pada zaman dahulu, mengapa tidak demikian halnya dengan masa sekarang? 

Apakah penyebab kemalangan umat Islam merupakan rongrongan pihak luar, tetapi siapa pihak yang patut disalahkan? 

Muslim Civilization: The Causes of Decline and the Need for Reform merupakan salah satu karya yang patut diperhi tungkan. Buku karangan intelektual Pakistan, Muhammad Umar Chapra, itu dengan tajam menganalisis sejumlah dugaan yang menyebabkan surutnya pengaruh Islam di kancah global.

Bagi Chapra, pertanyaan-pertanyaan krusial semacam itu patut disoroti terlebih da hulu, sehingga dapat ditemukan langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan untuk memperbaiki kondisi para pemeluk agama ini.

Kebanyakan peneliti, menurut dia, menjadikan abad ke-12 sebagai patokan. Artinya, sebelum kurun waktu tersebut umat Islam pada umumnya belum begitu tertinggal.

Beberapa di antara mereka menyebutkan bahwa faktor terpenting dari kemunduran umat Islam adalah kemerosotan moral dan hilangnya sikap dinamis di tengah komunitas ini.

Hal tersebut diperparah dengan meluas nya sikap dogmatis dan kekakuan (rigidity). Beberapa juga menilai faktorfaktor yang lebih bersifat fisik, semisal munculnya peperangan dan invasi atas banyak wilayah umat Islam. Dugaan lainnya adalah menurunnya aktivitas intelektual dan sains, sedangkan golongangolongan non-Islam justru berpacu melakukannya.

Di tengah nuansa suram itu, Chapra menyuarakan optimisme yang mendasar. Sebab, jarang sekali ada komunitas di dunia yang hidup berkelanjutan selama lebih dari 1.400 tahun. 

Umat Islam terbukti merupakan suatu komunitas yang mampu bertahan, tidak kunjung punah, meski diterpa macam-macam tantangan zaman.

Maka dari itu,kata dia, perlu dipahami juga bahwa kemunduran kaum pengikut Nabi Muhammad SAW bukanlah sebuah fenomena yang terjadi serta-merta. 

Mereka masih memiliki potensi yang besar. Bila diibaratkan dengan seseorang yang mengikuti perlombaan maraton, umat Islam bukanlah pelari yang lumpuh sama sekali atau tersungkur di tepi gelanggang.

Dia hanya sedang terluka, sehingga untuk sementara waktu hanya mampu berjalan cepat, belum sampai berlari melesat. Semangat menyongsong masa depan, itulah pesan yang coba dihadirkan dalam buku setebal 210 halaman itu.

Untuk dapat melangkah dengan baik, menurut penulisnya, umat Islam juga perlu menyadari arti penting dua hal ini, yakni sumber ajaran dan pengalaman sejarah. Ihwal yang pertama tentu saja berkaitan dengan Alquran dan sunnah.

Secara eksplisit, Chapra meng ajak pembaca karyanya untuk memiliki kecenderungan kembali pada esensi agama ini. Dia mengutip sejumlah ayat Alquran yang menegaskan bahwa manusia sendiri merupakan arsitek takdir yang dijalaninya.

Di antaranya, Allah SWT tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. 

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS ar-Ra'd: 11). 

Rasulullah SAW sendiri telah melarang umatnya untuk menjadi fatalis. Dengan pemahaman demikian, mengkaji sebab-sebab kemunduran justru men jadi langkah awal menuju kebangkitan.

Poin kedua, yakni jalannya sejarah yang telah dilalui umat Islam. Tentu saja ada banyak peristiwa yang saling berkaitan sehingga membentuk keadaan yang kini dialami mereka. 

  • islam
  • umat islam
  • jumlah umat islam
  • kemunduran umat islam
  • sejarah islam

sumber : Harian Republika

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Seiring berjalannya waktu eksistensi masyarakat muslim di berbagai negara terus bertambah. Akan tetapi, eksistensi negara mayoritas muslim dinilai masih perlu ditingkatkan agar mampu berkembang pesat seperti kejayaannya pada masa silam. Oleh karena itu, dalam rangka menyusun kesadaran pola pikir masyarakat muslim, Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) UII mengadakan acara yang bertemakan “Imajinasi Membingkai Peradaban Islam”. Acara pada Kamis (15/07) tersebut menghadirkan Prof. Fathul Wahid, S.T., M,Sc., Ph.D. selaku Rektor UII dan Drs. Imam Mudjiono, M.Ag., sebagai pembicara melalui platform daring.

Prof. Fathul Wahid mengungkap beberapa hal yang membuat umat Islam saat ini sedikit mengalami kemunduran. Ia menyebut masyarakat kurang mengapresiasi bakat di dalam dirinya, kurang mampu mengikuti perkembangan zaman, dan lamban dalam menelaah realita sosial. 

“Kegagalan dalam memahami realitas kontemporer menyebabkan kita gagap melihat perkembangan yang ada sehingga seringkali kita menggunakan kacamata yang lama dengan yang baru yang akhirnya esensinya terlewat,” ungkapnya.

Ia juga menekankan peranan ilmu sangat berpengaruh terhadap berkembangnya kemajuan pola pikir seorang muslim. “Kemudian ilmu itu mendapat posisi yang luar biasa penting dalam kehidupan kita, karena pandangan kita itu dipengaruhi oleh ilmu yang kita kuasai termasuk untuk mengisi hati kita, menjaga eksistensi hati,” ujarnya saat menjadi pemateri.

Di samping itu, Imam Mudjiono berpendapat, kemunduran kaum muslim saat ini tak lain karena banyak masyarakat yang telah meninggalkan kitab suci, yakni Al-Qur’an. Sehingga saat ini kitab suci yang merupakan pedoman kehidupan bagi umat muslim itu hanya sebagai ajang perlombaan, hanya sedikit orang yang mampu mengamalkan isi kandungan dari kitab suci tersebut.

“Orang Islam mundur karena meninggalkan kitab suci mereka. Al-Qur’an hanya dijadikan ajang perlombaan dan ayat-Nya hanya dijadikan tulisan di atas kertas putih kecil,” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan, kemajuan pola pikir dan peradaban masyarakat non muslim cenderung mengamalkan kandungan yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Sehingga, peradaban masyarakat non muslim secara tidak langsung telah menjalankan hal hal yang terdapat di dalam kandungan kitab suci umat Islam.

“Non muslim disiplin, kerja keras, masalah gatal kepada ilmu, pengabdian, kepedulian kepada fakir miskin mereka amalkan, ini jawaban sangat strategis dari Syaikh Amir Syakib Arslan,” ucapnya.

Pada akhir acara, ia menerangkan bahwa solusi cerdas dalam meningkatkan paradigma berpikir hebat adalah dengan cara mengevaluasi diri sendiri dan mengajak lingkungan sekitar untuk berpikir progresif. “Mari mahasiswa kita mari para siswa kita, kita latih kita wujudkan kita bangkitkan mimpi itu. Dulu Bung Karno pernah bilang gantungkan cita citamu setinggi langit, tapi tidak banyak yang mengamalkan,” pungkasnya. (AMG/ESP)

contoh nyata paradigma ontologi administrasi ​

BANTU JB NO : 1-3TENTANG : AS TO AS​

Jelaskan pembagian nekton berdasarkan distribusinya secara vertikal​

bantu jawab. iya plissss​

1. Jelaskan hakikat keterampilan berbahasa!2. Apakah manfaat keterampilan berbahasa dalam kehidupan bermasyarakat!3. Coba Anda jelaskan keterkaitan an … taraspek keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis!4. Apakah perbedaan menyimak permulaan dan menyimak lanjutan ?5. Berikan contoh menyimak permulaan dan menyimak lanjut!6. Jelaskan perbedaan berbicara permulaan dan berbicara lanjut!Jawabannya sudah readyWA 081396641237​

Kegiatan yang dilakukan Bu Ani Pada Kelompok B1 TK Bina Asih, memberikan kegiatan pembelajaran di Kelas Baca, kelas tersebut tersedia banyak buku-buku … pembelajaran dan di dalam kelas nampak sangat menarik dengan adanya penataan florplan kelas yang dikenal dengan kelas whole language. Pada kegiatan keaksaraan, yaitu anak didik diberikan kesempatan untuk membaca dan apabila anak didik sudah membaca, kemudian Bu Ani memberikan kesempatan kepada salah satu anak didik bernama Bayu. Untuk menceritakan hasil bacaannya dan anak didiknya lainnya diberikan kesempatan untuk menyimak cerita dari Bayu. 1. Rancanglah sketsa sederhana dena penataan lantai kelas whole language agar dalam menata sentra kegiatan lebih menarik!o​

jawab yaaaaaaaaaaaaa​

Kaidah lughowiyah a. Jelaskan definisi dari mafhum dan berikan contoh dari ekonomi b. Sebutkan macam macam khos serta contohnya masing-masing c. beda … kan antara soreh dan kinayah dan berikan contohnya d. Sebutkan hukum musykil dan mujmal​

Tolong Bantu Buat Jadi RingkasanSecepatnya​

buatlah not balok dari notasi angka berikut​