Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Masyarakat adat: Terbunuhnya seorang peneliti dan misteri suku terasing 'yang tidak pernah kontak dengan dunia luar' di pedalaman di Amazon

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Ricardo Stuckert

Keterangan gambar,

Suku pedalaman yang tak terkoneksi terkadang tidak berinteraksi dengan dunia luar dari generasi ke generasi.

Kematian seorang peneliti masyarakat adat menjadi peringatan tentang konflik terpendam di hutan belantara Amazon. Di sanalah suku asli pedalaman yang tak pernah bersentuhan dengan dunia luar kini berada pada risiko kepunahan.

Kenangan yang paling diingat Moises Kampes pada 9 September lalu adalah suara.

Suara sesuatu yang jatuh dengan keras, sebelum menyadari bahwa kejadian buruk telah terjadi.

Rieli Franciscato, peneliti terkenal Brasil yang ahli di bidang masyarakat adat, terkulai lemah di atas tanah, sebuah anak panah menembus dadanya. Pimpinan Kampe ini dinyatakan meninggal beberapa menit setelah tiba di sebuah rumah sakit lokal.

Panah yang menembus dadanya itu dilepaskan sekelompok suku asli di pedalaman Brasil yang sempat terlihat di sebuah area pertanian di Seringueiras, sebuah kota kecil dengan penduduk kurang dari 13.000 jiwa di Rondonia - satu dari sembilan negara bagian Brasil yang dikelilingi oleh Hutan hujan Amazon.

Lewatkan Artikel-artikel yang direkomendasikan dan terus membaca

Artikel-artikel yang direkomendasikan

  • Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
    Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

    Kisah satu-satunya kerajaan di Meksiko yang tak bisa dijajah suku Aztec

  • Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
    Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

    Berburu harta karun terpendam di dasar Sungai Thames London

  • Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
    Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

    Deforestasi di Amazon semakin parah, suku Piripkura tersisa tiga orang - 'Banyak orang asing, bisa bunuh saudara laki-laki dan keponakan saya'

  • Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
    Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

    Jurnalis Inggris 'ditembak mati' di belantara Amazon, mengapa dia dibunuh?

Akhir dari Artikel-artikel yang direkomendasikan

  • 'Pria paling kesepian di dunia': Kisah warga terakhir suku terasing di hutan Amazon yang terancam
  • Kisah fotografer temukan suku yang tak mengalami era modern
  • John Allen Chau: Apakah para penginjil melayani Tuhan atau 'main-main jadi Tuhan'?

Dan itu terpencil - Porto Velho, adalah pusat kota terdekat dengan jarak tempuh 500 kilometer.

Wilayah terpencil ini merupakan satu dari sekian pemukiman terpencil suku asli pedalaman yang dikenal dengan Uru-Eu-Wau-Wau.

Ini adalah sebuah tempat dihuni sembilan suku berbeda - termasuk lima suku yang diklasifikasikan sebagai "tidak terkoneksi" dengan dunia luar.

Mereka yang terisolasi dengan dunia luar

Lewati Podcast dan lanjutkan membaca

Podcast

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Investigasi: Skandal Adopsi

Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu

Episode

Akhir dari Podcast

Sebelumnya, Franciscato sempat membuntuti kelompok itu, karena muncul di dekat lahan pertanian.

Ini adalah salah satu pekerjaannya di Funai, lembaga bentukan pemerintah Brasil yang menangani masyarakat adat.

Dia adalah pemimpin salah satu gugus tugas yang memiliki misi memantau dan melindungi komunitas seperti ini.

"Suku-suku asli ini mungkin tak pernah tahu, bahwa Rieli adalah salah satu pembela terbesar hak-hak masyarakat adat," kata Kampe kepada BBC.

Tidak seperti negara lain, seperti Amerika Serikat dan Meksiko, Brasil dan sejumlah negara Amerika Selatan memiliki banyak kelompok adat yang diklasifikasikan sebagai tidak terkoneksi - suku-suku yang tak bisa berkomunikasi dengan damai dengan siapa pun dalam masyarakat arus utama atau masyarakat dominan di lingkungan tempat mereka tinggal.

Masyarakat yang berada di lingkungan tempat tinggal suku terasing itulah, secara keseluruhan atau sekelompok kecil, yang pernah terkoneksi dengan suku-suku ini.

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Funai

Keterangan gambar,

Rieli Franciscato, salah satu ahli masyarakat adat Brasil yang sangat disegani.

Diperkirakan lebih dari 100 kelompok suku pedalaman di seluruh dunia, dan lebih dari setengahnya berada di wilayah Amazon.

Mereka hidup tanpa hubungan yang berlanjut dengan tetangga dan dunia.

'Suku pedalaman selalu diganggu oleh para pemburu, penebang hutan, dan petani'

Sedikit sekali diketahui tentang mereka, seperti jumlah populasi atau bahkan bahasa yang mereka gunakan.

Menerka-nerka bukanlah sebuah pilihan, karena Brasil memiliki 305 kelompok suku dan 274 bahasa yang berbeda.

  • Virus corona 'bisa memusnahkan masyarakat adat Brasil': 'Jika pilihannya terinfeksi atau kelaparan, sebagian besar akan memilih yang pertama'
  • Covid-19: 'Masyarakat adat sekarat akibat wabah dan negara tak akui kami' - Perjuangan seorang perawat mendampingi masyarakat adat Brasil
  • Virus corona: Wabah Covid-19 dan deforestasi landa hutan Amazon, 'tiada dokter yang merawat kami'

Sedikit sekali diketahui tentang kelompok yang telah membunuh Rieli Franciscato, di mana mereka hanya bisa digambarkan oleh lembaga Funai sebagai "salah satu yang terisolasi dari Sungai Cautario".

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Ricardo Stuckert

Keterangan gambar,

Wilayah Amazon diyakini menjadi rumah bagi banyak suku pedalaman yang tak bersentuhan dengan dunia luar.

Sayangnya, kemungkinan besar suku asli pedalaman ini memiliki kenangan buruk saat bertemu individu-individu di Seringueiras dan dunia luar.

"Suku pedalaman ini selalu diganggu oleh para pemburu, penebang hutan, dan petani. Tak ada cara untuk mengetahui apakah yang mereka temui itu merupakan ancaman atau bukan," jelas Moises Kampe.

"Mereka melihat kita, dan berpikir bahwa kita adalah musuh. Kita tak bisa menyalahkan mereka atas apa yang telah terjadi."

Kampe tidak melebih-lebihkan.

Para ahli dari kelompok pejuang hak-hak masyarakat adat seperti Survival International mengatakan bahwa perambahan hutan di Amazon membuat banyak suku pedalaman ini berada pada titik berisiko punah.

Konflik dengan penduduk adalah ancaman utama yang mereka hadapi.

Salah-satu kasus yang memilukan adalah yang menimpa manusia lubang atau "Man of the Hole".

Ini adalah nama pendek yang digunakan oleh pejabat dan media di Brasil untuk menggambarkan seseorang yang sejak 1996 dianggap sebagai satu-satunya yang selamat dari suku pedalaman tak terkoneksi.

Dia mendapatkan julukan itu karena kemampuannya menggali lubang untuk menjebak binatang - bahkan tidak diketahui bahasa apa yang ia gunakan.

Ancaman lain suku asli pedalaman adalah pengrusakan habitat yang berdampak terhadap ketersediaan pangan mereka.

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Funai

Keterangan gambar,

Sebuah video buram pada 2018, adalah gambar terakhir dari "Man of the Hole", suku asli pedalaman Brasil yang diyakini masih bertahan sebagai suku yang tak terkoneksi.

Sejak 2014, sekelompok suku pedalaman yang sebelumnya diketahui memiliki cara hidup dengan mengisolasi diri disebut sebagai Mashco-Piro, telah melakukan perjalanan ke luar wilayah mereka.

Dalam satu kesempatan, mereka secara terbuka mempertanyakan hilangnya babi hutan yang menjadi sumber makanan mereka.

"Suku yang tidak terkoneksi ini adalah orang-orang yang paling rentan di planet ini," kata Sarah Shenker, peneliti senior dari Survival International.

"Di Amazon, seluruh populasi masyarakat adat telah didorong menuju tepi jurang."

Berintegrasi dengan dunia luar dan terjerat kemiskinan

Moises Kampe adalah anggota suku asli Brasil.

Nama belakangnya diambil dari nama suku Kampe, yang sudah lama berhubungan dengan masyarakat arus utama.

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Family album

Keterangan gambar,

Moises Kampe menemani Rieli Franciscato saat ahli masyarakat adat ini dibunuh.

Melalui WhatsApp, Kampe berbicara tentang kematian Rieli Franciscato dengan bahasa Portugis yang lancar.

Dia tumbuh dengan dongeng dari kakek-neneknya tentang "orang-orang yang masih tinggal di dalam hutan" beberapa tahun setelah suku-suku lainnya menjalin kontak dengan warga kulit putih.

Tetap dilekati status mistis, mereka yang berintegrasi dalam kehidupan dunia modern kemudian mengalami kekecewaan.

Kehidupan masyarakat adat asli Brasil dipengaruhi secara tidak proporsional dengan persoalan sosial-ekonomi yang melingkupi mereka.

Berdasarkan sensus terakhir Brasil (2010), meskipun populasi mereka tumbuh menjadi 900,000 jiwa di luar populasi keseluruhan yaitu 209 juta jiwa, tapi hampir 20% di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan.

Suku asli pedalaman yang tak terkoneksi masih menjadi misteri bagi Kampe, karena dia belum pernah melihat satu pun yang "tak terkoneksi" dalam kehidupan nyata - bahkan di hari pimpinannya itu terbunuh.

Sumber dari mana panah itu melesat sama-sekali tak terlihat dari dalam hutan.

'Kami tak punya hak mencampuri cara suku terasing hidup'

Alasan utama di balik misteri keberadaan suku yang tidak pernah melakukan kontak dengan dunia luar ini masih terus bertahan.

Alasannya, semenjak akhir 1980-an, lembaga Funai telah mengadopsi kebijakan non-kontak yang mengakhiri jalinan pertemuan sekian dekade dengan suku asli pedalaman yang terisolasi.

"Pertama-tama, kami bisa sangat berbahaya bagi orang-orang asli pedalaman, ketika berada dekat dengan mereka," kata Sydney Possuelo, mantan pimpinan Funai kepada BBC melalui panggilan video.

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Sydney Possuelo merancang aturan baru tentang pertemuan dengan suku asli pedalaman.

"Tapi isu utamanya, kami tak punya hak untuk mencampuri cara mereka untuk hidup."

Possuelo, 80 tahun, adalah "sertanista" yang sangat terkenal - ahli masyarakat adat, campuran antropologis, petualang, dan aktivis HAM.

Di masa lalu, dia ikut ekspedisi yang berhasil untuk pertama kalinya bertemu dengan tujuh suku pedalaman yang tidak diketahui sebelumnya.

Tapi Possuelo juga dikenal sebagai pria yang mengubah aturan perjanjian jalinan kontak dengan suku pedalaman.

Panduan utama adalah bahwa suku asli pedalaman yang tidak terkoneksi harus diawasi agar tim mendapatkan banyak informasi tentang wilayah dan perilaku mereka - ini termasuk mengikuti jejak dan menyelidiki penampakan mereka.

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Membuat kontak dengan suku pedalaman yang terisolasi sudah dilarang di Brasil sejak 1980an.

Tapi membuat kontak sebagian besar dilarang, kecuali diinisiasi oleh orang-orang pedalaman itu sendiri.

Satu dari sedikit pengecualian adalah meninggalkan perkakas seperti kapak dan parang - ini akan menjadi hadiah yang istimewa bagi suku pedalaman yang hidupnya mengandalkan berburu-berkumpul dan pertanian dalam skala kecil

Mengapa melakukan kontak dengan suku terasing membahayakan mereka?

"Ya, kami cukup banyak mengakhiri perasaan kebanggaan diri dalam membuat kontak dengan kelompok orang yang kadang-kadang hidup dengan cara yang sama seperti nenek moyangnya, sebelum kedatangan penakluk dari Eropa di abad ke-16," kata Possuelo.

"Tapi jika kita benar-benar ingin melindungi orang-orang ini, kita harus membiarkan mereka seperti apa adanya."

  • Kisah antropolog yang berhasil 'bertemu' suku terasing yang membunuh pemuda misionaris Amerika
  • India kesulitan membawa jasad 'misionaris Kristen' yang 'dibunuh suku terasing' di Samudra Hindia
  • 'Sebarkan ajaran Kristen', warga Amerika 'dibunuh suku terasing' di Samudera Hindia

"Kontak itu jarang sekali menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi orang pedalaman. Setiap waktu kontak terjadi, mereka kehilangan sedikit budaya mereka," tambahnya.

Seperti yang telah dipelajari Possuelo selama ekspedisi suku Amazon pada 1979, flu biasa saja dapat cepat menyebar dan membunuh orang-orang pedalaman, karena mereka tak terbiasa melakukan kontak dengan banyak penyakit seperti kita - dan berkonsekuensi pada masalah kekebalan tubuh.

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Populasi sukup pedalaman yang terisolasi sangat rentan terhadap penyakit seperti flu biasa.

"Episode di tahun 1979 membuat saya secara total mengubah cara kami melakukan hal-hal yang terkait dengan suku pedalaman yang tak terkoneksi.

"Kami telah mengambil seluruh tindakan pencegahan, tapi orang pedalaman yang bertemu kami, masih terinfeksi dan dari mereka kemudian meninggal dunia hanya dalam waktu 24 jam."

Di saat pandemi Covid-19, peristiwa buruk ini menjadi lebih penting lagi.

Ada argumentasi yang kuat lainnya dalam meningkatkan perlindungan atas suku pedalaman yang tak terkoneksi: sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tanah suku pedalaman paling sedikit mengalami deforestasi di Amazon.

"Mereka benar-benar penjaga alam sejati," kata Sarah Shencker dari Survival International.

"Mereka benar-benar ahli dalam pelestarian. Ini adalah hidup mereka dan mereka berkontribusi bagi kesejahteraan planet secara keseluruhan."

Seperti apa kebijakan Bolsonaro atas keberadaan suku terasing?

Namun demikian, Presiden Brasil berhaluan kanan, Jair Bolsonaro yang berkuasa sejak Januari 2019 mengatakan secara terbuka dukungan untuk mengeksploitasi secara komersial wilayah Amazon.

Dan kebijakan Bolsonaro ini termasuk menyangkut pula keberadaan tanah masyarakat adat.

Sejak dia menjabat, kelompok pejuang hak-hak masyarakat adat melaporkan terjadi peningkatan konflik yang melibatkan masyarakat adat di wilayah pedesaan.

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Getty Images

Keterangan gambar,

Bolsonaro telah mengambil sikap keras untuk urusan masyarakat adat.

Presiden Bolsonaro juga pernah berjanji bahwa tidak akan ada kawasan cagar alam baru yang dilindungi "selama dia menjabat".

Pemerintahan Bolsonaro bahkan menggagas perpindahan tanggung jawab keputusan tanah adat dari Menteri Kehakiman kepada Menteri Pertanian - perubahan yang kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Agung.

Keputusan kontroversi lainnya adalah menunjuk mantan missionari evangelis untuk memimpin Funai, lembaga yang mengurusi masyarakat adat.

Ricardo Lopes Dias bekerja di Amazon sebagai bagian dari program yang banyak mendapat kritik- mengubah keyakinan masyarakat adat menjadi Kristen, yang didanai oleh organisasi dari Amerika Serikat.

"Suku pedalaman yang tak terkoneksi berhak untuk dilindungi, bukan dengan proses penjajahan gaya baru," kata Joenia Wapixana, satu-satunya anggota parlemen dari masyarakat adat kepada BBC.

'Kami melihat seorang suku terasing di halaman rumah kami'

Rieli Franciscato adalah tokoh terkenal di Seringueiras, kota terpencil tempat ia meninggal.

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Funai

Keterangan gambar,

Plang yang dipenuhi peluru di perbatasan cagar alam di Brasil ini adalah bukti meningkatnya ketegangan

Dia berkawan dengan penduduk lokal dalam upayanya menjaga perdamaian antara petani dengan masyarakat adat.

Kenalannya termasuk orang tua dari Dhuliana Pereira, 18 tahun, yang memiliki lahan pertanian kecil yang berbatasan dengan cagar alam.

Dhuliana saksi mata kelompok suku pedalaman pada 9 September saat mereka berkeliaran di halaman belakang rumah tetangga.

"Orang tua saya hidup di sini lebih dari 25 tahun, dan mereka tak pernah sekali pun melihat suku pedalaman yang terisolasi," katanya kepada BBC.

"Kami meneriaki mereka, mencoba mengusir mereka."

Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai
Untuk menemui permukiman suku terisolir di Sumatera sekelompok peneliti harus menyusuri sungai

Sumber gambar, Dhuliana Pereira

Keterangan gambar,

Dhuliana Pereira melihat orang pedalaman di lahan pertanian orang tuanya pada 9 September. "Kesalahan fatal pasti telah terjadi di hutan yang membuat mereka bisa datang ke sini," katanya.

"Kami tidak tahu jika orang-orang lain akan berkonfrontasi dengan mereka," tambahnya.

Mengapa ada kekhawatiran terhadap suku terasing setelah kematian Rieli?

Kabar kematian Rieli mengejutkan Dhuliana, terutama karena dia dan ayahnya yang melapor ke pihak berwajib. Namun dia tampaknya lebih khawatir tentang efek serangan lebih lanjut yang akan terjadi di Seringueiras.

Otoritas setempat telah meminta masyarakat untuk menjauhkan diri dari perhatian orang pedalaman jika mereka kembali, dan juga memperingatkan, di bawah hukum Brasil, orang yang membunuh Rieli tak bisa dijerat hukum jika mereka berasal dari suku pedalaman yang tidak terkoneksi.

"Sesuatu yang benar-benar sebuah kesalahan pasti telah terjadi di dalam hutan, sehingga suku pedalaman datang ke sini, tapi sejumlah tetangga saya melihat ini sebagai invasi biasa terhadap properti mereka," katanya.

"Apa yang akan dilakukan penduduk jika suku pedalaman tetap terus kembali?"

Rieli Franciscato, seorang pendukung hak-hak masyarakat adat, meninggal ketika mencoba memastikan tidak ada konflik yang terjadi.