Show
Bola.com, Jakarta - Tumbuhan paku merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki sistem pembuluh sejati (Tracheophyta). Jenis tumbuhan ini juga disebut pakis-pakisan atau paku-pakuan. Tumbuhan ini tidak pernah menghasilkan biji untuk berkembang biak. Tumbuhan ini masih dapat bertahan hidup, meski hanya tersisa tunas saja. Tumbuhan paku tidak dapat tumbuh dalam kondisi salju, namun dapat tumbuh subur di daerah tropis. Tumbuhan paku sering ditemui tumbuh secara liar di dinding atau selokan. Namun, ada pula tumbuhan paku yang dijadikan tanaman hias, bahkan jenis tertentu dapat dikonsumsi. Tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Penting untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan paku tersebut. Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis tumbuhan paku beserta penjelasannya, seperti dilansir dari laman sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id, Rabu (8/9/2021). Tumbuhan paku jenis Psilophytinae saat ini sudah terancam punah. Pada masa sekarang bisa dikatakan hanya ditemukan tumbuhan paku jenis ini dalam bentuk fosil. Ciri-ciri tumbuhan paku jenis ini memiliki daun yang kecil bahkan kadang tidak berdaun. Spesies dari tumbuhan ini yang masih tersisa adalah Psilotum. Tumbuhan paku jenis ini menghasilkan dua jenis spora, yaitu mikrospora dan makrospora. Lycopsida dapat tumbuh di daerah tropis, baik di atas tanah maupun menempel di kulit pohon, tetapi tidak bersifat parasit. Lycopsida sering disebut sebagai paku kawat atau paku rambut karena daun-daunnya yang berukuran sangat kecil dengan susunan spiral. Sesuai namanya, ciri-ciri tumbuhan paku ini berbatang seperti kawat. Umumnya tumbuhan ini hidup di darat dan sporangiumnya muncul di ketiak daun membentuk strobilus. Tumbuhan paku ini banyak tumbuh di tepi sungai yang lembab dan hidup di daerah subtropis bagian utara. Nama paku ekor kuda didapat karena percabangan batangnya menyerupai ekor kuda. Sporofitnya berdaun kecil dan bersisik. Ciri-ciri tumbuhan paku ekor kuda memiliki daun tunggal dengan ukuran kecil dan tersusun secara spiral. Batangnya berwarna hijau dan beruas. Letak sporangiumnya berada di strobilus. Tumbuhan paku jenis ini dapat hidup di daerah tropis maupun subtropis. Daunnya lebih lebar jika dibandingkan dengan tanaman paku lainnya. Beberapa contoh pteropsida adalah suplir (Adiantum cuneatum), semanggi (Marsilea crenata), dan paku sarang kuda (Asplenium nidus). Ciri-ciri tumbuhan paku sejati ini dapat dilihat dari daun yang berukuran besar, sporangium terdapat pada sporofil, dan daun mudanya menggulung. Tumbuhan ini juga disebut sebagai pakis. Berdasarkan tempat hidupnya, habitat tumbuhan paku ini dibagi menjadi tiga, yaitu tumbuhan yang menempel pada tumbuhan lain, tumbuhan yang tumbuh di perairan, dan tumbuhan yang hidup di tanah. Sumber: Kemdikbud Tumbuhan paku merupakan organisme autotrof yang memiliki kemampuan untuk menyusun zat makanannya sendiri maupun untuk organisme lainnya. Tumbuhan paku atau yang biasa disebut dengan tumbuhan pakis tersebut termasuk ke dalam tumbuhan berkormus atau kormophyta, yaitu jenis tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Spora yang dimiliki tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora, sehingga tumbuhan paku juga dapat disebut sebagai kormophyta berspora. Untuk lebih jelasnya bagaimana ciri, struktur, dan hal lain yang berkaitan dengan kehidupan tumbuhan paku, akan dijelaskan dalam subtopik di bawah ini. Ciri-ciri Tumbuhan PakuTidak hanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, tumbuhan paku juga memiliki ciri khusus pada bagian-bagian tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Ciri-ciri Daun Tumbuhan Paku
2. Ciri-ciri Batang Tumbuhan Paku
3. Ciri-ciri Akar Tumbuhan Paku
Struktur Tumbuhan PakuTumbuhan paku merupakan tumbuhan berpembuluh yang tidak berbiji. Daunnya memiliki beberapa bentuk spora, seperti:
Pertumbuhan batang tumbuhan paku juga memiliki bentuk yang beraneka ragam, seperti:
Batang paku yang berbentuk rhizome akan bercabang dan beruas pendek. Pada rhizome, terdapat akar seperti rambut, yang merupakan akar serabut. Contoh: paku suplir. Jenis/Klasifikasi Tumbuhan Paku1. Klasifikasi Tumbuhan Paku Berdasarkan Morfologi TubuhBerdasarkan perbedaan morfologi tubuh, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi empat divisi, yaitu: A. Psilophyta
B. Lycophyta
C. Equisetophyta (Sphenophyta)
D. Pterophyta
2. Klasifikasi Tumbuhan Paku Berdasarkan HabitatBerdasarkan habitat, tumbuhan paku dapat diklasifikasikan menjadi tiga divisi, yaitu: A. Paku TanahMerupakan jenis tumbuhan paku yang hidup di tanah atau merayap di permukaan yang terjal. Contoh: Lindsaya macracana. B. Paku EpifitMerupakan jenis tumbuhan paku yang hidup menumpang di tumbuhan lainnya, terutama pada pohon. Berdasarkan keterbukaan tempatnya, paku epifit sendiri terbagi lagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
C. Paku AkuatikBerdasarkan keberadaannya di air, paku akuatik terbagi lagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
Contoh: famili Marsileaceae.
Contoh: Acrosticum aureum L.
Contoh: Ceratopteris thalictroides. Metagenesis Tumbuhan PakuTumbuhan paku mengalami pergantian keturunan atau yang disebut sebagai metagenesis. Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi yang berkembang biak dengan generatif dan vegetatif. Umumnya morfologi dari kedua generasi tersebut berbeda, sehingga metagenesis tumbuhan paku dapat dikatakan sebagai daur hidup tumbuhan paku yang terdiri dari dua fase, yaitu gametofit dan sporofit. Fase ini merupakan fase seksual. Spora akan berkembang menjadi protalium dan menghasilkan sel gamet jantan (spermatozoid) dan betina (sel telur). Hasil pembuahan kedua sel gamet tersebut akan menghasilkan zigot yang diploid. Ciri atau karakteristik fase gametofit, yaitu proses berlangsungnya singkat. Fase ini merupakan fase aseksual. Zigot yang dihasilkan pada fase gametofit akan berkembang menjadi tumbuhan paku yang menghasilkan spora dari sporangiumnya. Spora tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai sel spora indukan untuk fase atau daur hiudp selanjutnya. Ciri atau karakteristik fase sporofit, yaitu prosesnya berlangsung lebih lama dari fase gametofit. Untuk mengetahui bagaimana daur hidup dari masing-masing jenis paku akan dijelaskan pada subtopik dibawah ini. Daur Hidup Tumbuhan PakuDaur hidup pada paku homospora, heterospora, dan paku peralihan mengalami perbedaannya masing-masing. Bagaimanakah perbedaan tersebut? Mari kita simak skema dan penjelasan singkat di bawah ini. A. Daur Hidup Paku HomosporaBerikut penjelasan skema metagenesis paku homospora:
B. Daur Hidup Paku HeterosporaPerbedaan yang terlihat dengan metagenesis paku homospora, yaitu adanya dua jenis spora dan protalium yang berbeda. Namun bagaimana kita dapat mengetahui perbedaannya secara rinci? Berikut penjelasan skema metagenesis paku heterospora:
C. Daur Hidup Paku PeralihanPerbedaan yang terlihat dengan metagenesis paku heterospora, yaitu protalium yang dihasilkan pada fase gametofit adalah sama. Namun sporofit yang dihasilkan memiliki jenis indukan yang berbeda (jantan dan betina). Manfaat Tumbuhan PakuTumbuhan paku memiliki banyak manfaat yang berperan dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu diantaranya sebagai: Bentuknya yang unik membuat tumbuhan paku dapat dijadikan sebagai tanaman hias dan sering kali menjadi incaran pada penghobi tanaman hias. Salah satunya ialah Asplenium nidus atau biasa disebut dengan paku sarang burung. Paku sarang hidup dengan cara menumpang pada tumbuhan lain, namun bukan sebagai parasit. Terdapat beberapa jenis tumbuhan paku yang dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan, seperti:
Meskipun tidak semuanya, beberapa jenis tumbuhan paku dapat dikonsumsi oleh manusia contohnya Marsilea crenata atau biasa disebut dengan paku semanggi. Paku semanggi diketahui memiliki banyak nutrisi untuk dikonsumsi. Namun demikian, sebelum mengonsumsi tumbuhan paku, sebaiknya kita perlu mengetahui terlebih dahulu bagaimana ciri atau jenis paku apa yang dapat dijadikan sebagai bahan makanan agar nantinya tidak membahayakan diri sendiri. Paku Azolla pinnata diketahui dapat bersimbiosis dengan ganggang biru, yaitu Anabaena Azollae yang mampu mengikat gas nitrogen bebas yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Tumbuhan paku yang sudah mati akan terdekomposisi kemudian sebagian besar energi yang tersimpan terakumulasi menjadi lapisan karbon di dalam tanah. Lapisan tersebut yang kemudian dapat menjadi batu bara yang dimanfaatkan manusia sebagai sumber energi fosil. Paku Equisetum sp. diketahui dapat dijadikan sebagai penggosok karena memiliki kandungan silika yang terkonsentrasi pada bagian batangnya. Kontributor: Dinda Muthi Selina, S.Si. |