Tujuan dari upacara-upacara keagamaan yang mengorbankan manusia di peradaban aztec adalah ….

Pendahuluan

Religi merupakan bagian terpenting dari berkembangnya sebuah kebudayaan. Salah satu dari 7 culture universal, dan setiap unsur kebudayaan tersebut menjelma dalam 3 wujud kebudayaan.

Religi merupakan  bagian terpenting dalam kehidupan manusia, secara naluri setiap manusia membutuhkan ini sebagai sandaran dalam kehidupannya. Setiap manusia pernah mengalami emosi keagamaan, hal inilah yang mendorong manusia untuk melakukan tindakan yang bersifat religi.

Upacara yang bersifat religi ini terdiri banyak unsur, seperti: (a) bersaji; (b) berkorban; (c) makan makanan bersama, dll.

Berkorban dengan menggunakan nyawa manusia pada suku Aztec merupakan titik sentral dari pembahasan ini dan secara umum apa yang terjadi di Amerika pada ketika itu.

Upacara dengan menggunakan korban manusia, hampir ada di semua bentuk masyarakat yang memiliki kebudayaan, bahkan tidak terlepas dari semua kebudayaan dan peradaban yang telah ada di muka bumi ini.

Ambil saja contoh, pada masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah mengenal istilah mengayau, untuk prosesi betiwah dalam pendirian Phanter. Ini menunjukkan bahwa pada masyarakat di mana saja, bahwa upacara kepercayaan mengenal pengorbanan manusia di dalamnya.

Kebudayaan Material dan Immaterial

Kebudayaan material merupakan kebudayaan yang merupakan hasil karya dari manusia. Bila melirik ke Amerika, maka akan kita jumpai Piramida Matahari di Teotihuacan (Meksiko), atau Piramida Castilo di Yukatan.

Kebudayaan Immaterial merupakan kebudayaan rohaniah manusia yang menghasilkan ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesusilaan, kesopanan, dan hukum. Hal ini menunjukkan kepercayaan masuk dalam ranah immaterial, namun bentuk material dapat kita temui pada tempat upacara di mana kepercayaan ini dilakukan.

Suku-Suku yang Mengenal Pengorbanan Manusia di Amerika

“Umumnya dalam kepercayaan orang Indian Azteca, Maya, dan Inca adalah menyembah patung-patung, mengadakan upacara korban manusia . . . .[1]” Dari pernyataan mengindikasikan bahwa 3 suku yang terkenal dari Amerika ini mengenal upacara dengan mengorbankan manusia.

“. . . kelompok suku yang lebih besar yang dikenal sebagai orang Missippi atau penganut kebudayaan kuil tugu . . . . mereka berkembang menjadi masyarakat yang mengenal sistem hierarki yang memiliki dan mempraktekkan upacara pengorbanan manusia . . .”[2]

Diatas merupakan suku yang menyelenggarakan upacara pengorbanan, walau demikian tidak banyak refrensi yang menggambarkan secara detail bagaimana pengorbanan manusia ini.

Proses Upacara Pengorbanan Manusia

Ada banyak suku di Amerika, namun hanya 4 yang bisa diidentifikasikan menyelenggarakan upacara pengorbanan manusia sesuai refrensi yang digunakan (dapat dilihat pada daftar refrensi). Walau begitu, orang Missipi dan suku Inca tak bisa digambarkan bagaimana pengorbanan manusia ini diselenggarakan. Hanya Azteca yang bisa digambarkan sedikit jelas. Sementara itu suku Maya yang dikenal lemah lembut juga mengenal upacara ini, mereka mendapatkan upacara ini dari orang Toltek (jadi suku Toltek merupakan suku yang juga menyelenggarakan pengorbanan manusia.) yang menjadikannya sebagai bagian terpenting dari upacara keagamaan.

Bangsa Aztec menyembah banyak dewa atau politheisme. Mereka menyembah dewa matahari yaitu Huitzilochti. Mereka mempercayai bahwa matahari adalah sumber kehidupan dan harus terus dipelihara, agar terus beredar pada orbitnya dan berputar terbit dan tenggelam. Untuk itu diperlukan pelumas yang murni yaitu darah manusia. Mereka meyakini bahwa pengorbanan manusia merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa matahari tetap memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara pengorbanan dilakukan di atas altar di puncak piramid dengan cara mengambil jantung korban untuk pendeta. Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan secara masal dengan cara membunuh banyak orang.

Huzlopochtli, khususnya, demikian rakus sehingga pada upacara istimewa ribuan manusia dikorbankan sebagai sesaji untuknya dalam waktu satu hari saja. Monte Zuma II pernah mengorbankan 5100 orang korban dalam satu upacara peringatan tahtanya. Pada waktu Ahuitzolt yang berkuasa pada abad ke-15, paling tidak 20.000 jiwa manusia dijadikan korban dalam upacara. Calon korban digiring ke puncak piramida tempat pendeta saling berebut bagian mereka masing-masing dan memotong jantung si korban dengan pisau batu gelas, lalu mempersembahkannya hangat-hangat dan masih berlumur darah ke batu altar sang dewa.

Kematian Terhormat

Pada puncak kejayaan kekuasaan Aztec, Tenochittlan merupakan pusat upacara berdarah yang semakin menjadi-menjadi. Berbagai jamuan sakramental dan ritus-ritus lainnya, menciptakan suatu kehidupan yang dibayang-bayangi oleh lambang kematian. Bagi bangsa Aztec, darah manusia merupakan bagian upacara untuk mencegah kehancuran dunia, yang menurut mereka ditandai oleh lenyapnya matahari. Upacara kurban bagi bangsa Aztec bukanlah hal yang mengerikan, begitu pula bagi calon korban. Menurut kepercayaan mereka, kematian di tangan para pendeta merupakan suatu kehormatan. Korban itu dipersembahkan kepada dewa-dewa dengan cara membelah dada dan mengambil hatinya, agar tidak marah dan lapar dan mendatangkan bencana alam. Kepercayaan ini mempengaruhi pendangan orang Aztec. Sejak masa kanak-kanak mereka telah dilatih untuk siap dijadikan kurban ritual bila mereka tertawan dalam peperangan. Mati sebagai kurban upacara bagi mereka berarti ikut menyumbangkan hati dan darah untuk dipersembahkan kepada dewa matahari, dan dengan demikian ikut memperkuat matahari dalam peperangan sehari-hari melawan gelap (malam) sehingga mereka menjadi bagian penting dari matahari.

Hipotesis Antropolog tentang Upacara Pengorbanan

1.         Pengorbanan dilakukan untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah tawanan perang meningkat dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.

2.         Untuk memberikan kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber protein dan vitamin. Hipotesis ini sangat lemah, karena bangsa Aztec menghasilkan jagung, kacang, serta memelihara anjing, ayam dan kalkun.

3.         Pendapat yang lebih rasional adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang dan pemberontak, agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap penguasa raja. Para tawanan perang banyak dijadikan korban dan jumlah besar untuk dewa matahari, orang-orang yang bersalah juga yang bersalah juga jadi sasaran untuk jadi korban seperti jenderal yang salah dalam memimpin perang, para koruptor, hakim yang keliru membuat keputusan, serta pejabat negara yang berbuat salah, termasuk orang yang memasuki daerah terlarang istana raja.

Kesimpulan

Hampir semua suku bangsa yang memiliki kebudayaan mengenal pengorbanan manusia pada upacara kepercayaannya. Suku Indian (Aztec, Maya, Inca, Orang Missipi, dan Suku Toltek) mengenal upacara kepercayaan dengan pengorbanan manusia di dalam salah satu ritualnya. Suku Aztec merupakan salah satu suku di dunia yang menggunakan pengorbanan manusia dalam jumlah yang besar dalam upacara kepercayaan. Pengorbanan manusia tidak dapat dipisahkan dalam upacara kepercayaan pada masyarakat saat itu, seiring kemajuan zaman ritual-ritual seperti itu telah bergeser bahkan hilang.

Refrensi

Badrika, I Wayan. 2000. Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Badan Penerangan Amerika. 2004. Garis Besar Sejarah Amerika (Terj). Departemen Luar Negeri AS.

Koentjaraningrat. 2009 (cet.9). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekanto, Sarjono. 2009 (eds baru). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Soenarto dan Rusdi Effendi. 1996. Sekilas Tentang Amerika. Banjarmasin: FKIP Unlam.

Zifana, Mahardika. “Sejarah Peradaban Bangsa Aztec, Inca, dan Maya.” Diperoleh dari: www.mahardhikazifana.com diakses pada: Monday, April 05, 2010, 12:27:34 AM.

[1] Soenarto dan Rusdi Effendi. Sekilas Tentang Amerika. (Banjarmasin: FKIP Unlam. 1996) hal :10.

[2] Badan Penerangan Amerika. Garis Besar Sejarah Amerika (Jakarta: Departemen Luar Negeri AS.2004) hal: 8-9.

Tujuan dari upacara-upacara keagamaan yang mengorbankan manusia di peradaban aztec adalah ….

Tujuan dari upacara-upacara keagamaan yang mengorbankan manusia di peradaban aztec adalah ….
Lihat Foto

britannica.com

Prajurit Aztec yang mempertahankan kuil Tenochtitlán.

KOMPAS.com - Peradaban Aztec adalah salah satu peradaban besar Amerika yang terletak di Meksiko Tengah dan Selatan. Peradaban Aztec berpusat di sekitar danau Texcoko, Chalko dan Xaltokan.

Peradaban Aztec mulai berdiri ketika bangsa Aztec mampu menaklukan bangsa Chichimec pada sekitar awal abad ke-13 Masehi.

Bangsa Aztec mengadopsi budaya Toltec yang terbentuk di daerah dataran tinggi Meksiko. Dalam perkembangannya, bangsa Aztec mampu menaklukan beberapa bagsa lain di Meksiko dan menguasai seluruh daratan Meksiko.

Sistem Pemerintahan

Peradaban Aztec menganut sistem pemerintah feodal dengan kekuatan militer yang tangguh. Kekuasaan tertinggi peradaban Aztec berada ditangan seorang Raja yang berasal dari techutli atau golongan bangsawan.

Raja terkenal dari peradaban Aztek bernama Montezuma II yang memerintah pada 1502-1520 Masehi.

Baca juga: Peradaban Maya Kuno: Kepercayaan dan Seni Bangunan

Peradaban Aztec memiliki struktur sosial yang terdiri dari golongan bangsawan (techutli), golongan militer, golongan rakyat biasa (maceuatli), golongan rakyat tanpa tanah (thalmaitl), dan golongan budak (tlatocotin).

Bangsa Aztec terkenal dengan bangsa yang suka berperang. Mereka memiliki kebiasaan untuk menjadikan bangsa taklukan sebagai budak. Para budak tersebut digunakan unuk membangun kota dan kuil di pusat-pusat peradaban Aztec.

Dalam buku Abad Besar Manusia Sejarah Sebudayaan Dunia : America Kuno (1987) karya Jonathan Norton Leonard, corak ekonomi dari peradaban Aztec adalah pertanian dan perdagangan.

Dalam sektor pertanian, mereka mampu memproduksi tanaman pangan dengan memanfaatkan tanah-tanah di sekitar danau dan rawa. Mereka telah mengadopsi sistem irigasi yang modern dengan membangun saluran air dari danau menuju lahan pertanian.

Baca juga: Peradaban Mesir Kuno: Periodisasi dan Sistem Pemerintahan

Dalam sektor perdagangan, bangsa Aztek menjual barang-barang komoditas seperti katun, kulit dan perhiasan emas. Ibukota Aztec yang terletak di Tenochitilin menjadi pusat perdagangan bangsa-bangsa kawasan Amerika Tengah pada masa itu.