Tradisi pembuatan alat dari perunggu yang berkembang di Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan

Perundagian berasal dari kata undagi yang berarti seseorang yang ahli dalam melakukan pekerjaan tertentu. Masa perundagian ditandai dengan adanya keterampilan untuk membuat alat-alat dari bahan logam. Alat berbahan logam tersebut diproduksi dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti bertani, peralatan upacara dan berburu.

Manusia purba sudah mengenal teknik melebur logam dan mencetaknya menjadi peralatan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Adapun beberapa contoh benda-benda kebudayaan pada masa ini antara lain: kapak corong, nekara, moko, berbagai barang perhiasan. Beberapa benda hasil kebudayaan zaman logam ini juga terkait dengan praktik keagamaan misalnya nekara. Hasil budaya pada zaman Logam ini diperoleh dari pengaruh kebudayaan Dongson, Vietnam sehingga mereka dapat memperoleh kepandaian dalam mengolah logam tersebut. Meskipun pada masa ini telah terdapat hasil kebudayaan zaman Logam seperti alat alat dari logam, namun untuk keperluan sehari hari mereka tetap menggunakan gerabah maupun alat alat batu lainnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka jawaban yang tepat adalah C.

Tradisi pembuatan alat dari perunggu yang berkembang di Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan

Tradisi pembuatan alat dari perunggu yang berkembang di Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan
Lihat Foto

UNIVERSITAS HASANUDDIN via ABC INDONESIA

Tim peneliti Australia, Indonesia, dan Jerman berhasil mengungkap DNA dari fosil manusia purba, diperkirakan wanita remaja yang hidup 7.200 tahun silam, di Leang Panning (Gua Kelelawar) di Mallawa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Fosil ini diberi nama Besse, merujuk pada penyebutan anak perempuan dalam etnis Bugis-Makassar.

KOMPAS.com - Kebudayaan Dongson adalah sebutan bagi kebudayaan pada zaman perunggu yang berada di wilayah Asia Tenggara.

Nama Dongson diambil dari nama sebuah wilayah di lembah Song Hong, Vietnam.

Dong Son adalah sebuah nama tempat penelitian kebudayaan logam prasejarah pertama yang terletak di Lembah Song Hong, Vietnam.

Kebudayaan ini berkembang di Indochina pada masa peralihan dari Mesolitik dan Neolitik.

Kebudayaan ini akhirnya berkembang hingga ke wilayah Nusantara dan dikenal dengan kebudayaan perunggu.

Kebudayaan Dongson sendiri didukung oleh bangsa Deutro Melayu atau Melayu Muda yang pada perkembangannya menyebar hingga ke Indonesia dalam kurun waktu 500 SM hingga 300 SM.

Jalur persebarannya adalah melalui jalur barat yang melintasi Vietnam, Malaysia, Sumatera dan menyebar ke Nusantara.

Baca juga: Perkembangan Teknologi Manusia Purba

Pengaruh Kebudayaan Dongson

Kebudayaan perunggu yang berkembang di wilayah Indonesia mendapat cukup banyak pengaruh dari budaya perunggu di wilayah Indochina atau Asia Tenggara daratan.

Adapaun pengaruh dari persebaran kebudayaan Dongson adalah dalam hal pembuatan barang dari logam, utamanya perunggu.

Akibatnya banyak ditemukan barang logam seperti nekara, bejana, ara, kapak corong dan manik manik yang semuanya terbuat dari perunggu.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal 2.5 1. Kebudayaan Bascon Hoa bin adalah kebudayaan yang berasal dari wilayah Vietnam utara kemudian masuk ke Indonesia. Berikut ini adalah contoh kebudayaan Bascon Hoa bin di Indonesia adalah... Nekara Arca perunggu Alat dari besi Kapak corong Kapak sumetera Kunci Jawaban : D Kebudayaan Bacson-Hoabinh merupakan kebudayaan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan (meramu). Hasil utama kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah peralatan batu. Ciri khas kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada suatu atau dua sisi permukaan batu.kebudayaan Bacson-Hoabinh juga menghasilkan alat-alat serpih, batu giling, dan alaalat dari tulang. Kapak Sumatera atau pebble merupakan kapak genggam yang ditemukan di wilayah sumatera, terbuat dari batu dan belu terasah. nekara,arca perunggu,kapak corong, alat dari besi merupakan kebudayaan masa zaman logam. 2. Tradisi pembuatan alat-alat perunggu yang berkembang di Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan... India Cina Sa Huynh Dongson Bacson-Hoabinh Kunci Jawaban : E Kebudayaan Dong Son adalah kebudayaan yang berkembang di Lembah Song Hong Vietnam. Kebudayaan ini berkembang di Asia Tenggara termasuk Indonesia pada 1000 SM. Kebudayaan Dongson adalah kebudayaan zaman erunggu yang mengenal pembuatan alat-alat dari perunggu.

3. Tradisi pembuatan gerabah dan tembikar i Indonesia serta memiiki berbagai ragam hias berasal dari kebudayaan... India Cina Sa Huynh Dongson Bacson-Hoabinh Kunci Jawaban : C Sa Huyn adalah nama kampung di pesisir selatan Da Nang Vietnam. ebudayaan Sa Huyn menghasilkan peralatan gerabah dan tembikar dari perunggu yang memiliki corak tersendiri. 4. Perhatikan peninggalan berikut! 1. Kapak batu 2. nekara 3. Ling Ling O 4. tempayan kubur 5. Bejana Perunggu Yang termasuk peninggalan hasil pengaruh dari kebudayaan Sa Huyn adalah... 1, 2, dan 3 1, 2, dan 4 2, 3, dan 4 2, 3, dan 5 3, 4, dan 5 Kunci Jawaban : E

Sa Huyn adalah nama kampung di pesisir selatan Da Nang Vietnam. kebudayaan Sa Huyn menghasilkan peralatan gerabah dan tembikar dari perunggu yang memiliki corak tersendiri. contoh kebudayaan Sa Huyn antara lain: 1. Ling Ling O: anting anting aau abndul kalung dengan corak khas kedua ujungnya berhias kepala hewan 2. tempayan kubur: memiliki hiasan-hiasan garis dan bidang yang diisi dengan tera tepian kerang. 3. cincin dan gelang bentuk spiral 5. Dongson merupakan pusat kebudayaan perungu di Asia Tenggara. Berikut ini yang termasuk pendukung kebudayaan Dongson di Indonesia adalah... Proto melayu Deutro Melayu Papua melanosoid Suku Wedoid Pithecanthropus Erectus Kunci Jawaban : B Kebudayaan Dongson diambil dari salah satu nama daerah di Tonkin. Kebudayaan perunggu di Asia biasa dinamakan kebudayaan Dongson. Di daerah iniditemukan bermacam-macam alat yang dibuat dari perunggu. Pengolahan logam menunjukkan taraf kehidupan yang semakin maju, sudah ada pembagian kerja yang baik, masyarakatnya sudah teratur. Teknik peleburan logam merupakan teknik yang tinggi. Kebudayaan Dongson dibawa melalui jalur barat rombongan bangsa melayu muda ke Indonesia. 6. Bascon Hoa Binh adalah sebuah wilayah yang terletak tidak jauhd ari teluk Tonkin. Pengaruh kebudayaan Bascon dan Hoa binh di Indonesia adalah penggunaan alat berupa... Kapak corong Kapak lonjong Kapak Persegi kapak Sumatera

senjata logam Kunci Jawaban : D KUNCI : D Peradaban Bascon Hoa Binh adalah peradaban mesolithikum dengan hasil kebudayaannya berupa alat-alat yang baru diasah bagian tajamnya saja. Alat mereka yang terkenal adalah Peble (kapak sumatera). 7. Salah satu pengaruh kebudayaan Bascon Hoa Binh di indonesia adalah peninggalan yang diitemukan di Smutera berupa tumpukan bukit sampah kerang dengan diameter 100 m dan kedalaman 10 m. Peninggalan ini disebut sebagai... Abris Sous Roche Kjokkenmoddinger Flakes Pebble sumatranlith Kunci Jawaban : B KUNCI : B Kjokkenmoddinger adalah bukit-bukit sampah kerang yang berdiameter sampai 100 meter dengan kedalaman 10 meter. Peninggalan ini ditemukan di Sumatra. Lapisan kerang tersebut diselang-selingi dengan tanah dan abu. Tempat penemuan bukit kerang ini pada daerah dengan ketinggian yang hampir sama dengan permukaan air laut sekarang dan pada kala Holosen daerah tersebut merupakan garis pantai. 8. Tradisi pembuatan alat-alat perunggu yang berkembang di Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan... India Bacson-Hoabinh Cina

Sa Huynh Dongson Kunci Jawaban : E KUNCI : E Dongson adalah nama di daerah Tonkin Indocina. Di sinilah banyak ditemukan benda-benda perunggu seperti nekara, alat dari besi dan bejana. Benda-benda ini dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda. 9. Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Perhatikan alat-alat yang dihasilkan manusia berikut : 1. pebble 2. manik-manik 3. kapak corong 4. nekara 5. kapak persegi 6. moko alat-alat yang dihasilkan karena pengaruh dari kebudayaan Dongson ditunjukkan nomor... 1, 3, 4, 5 1, 2, 4, 6 2, 3, 4, 5 2, 3, 4, 6 3, 4, 5, 6 Kunci Jawaban : D KUNCI : D Pengaruh kebudayaan Dongson di Indonesia adalah dikenalnya pembuatan alat-alat dari logam. Alt-alat tersebut antara lain : nekara, moko, bejana perunggu, manik-manik, kapak corong, mata sabit, mata pisau. 10. Kebudayaan Sa Huyn yang berasal dari wilayah Vietnam Selatan telah membawa pengaruh besar bagi kebudayaan Indonesia. Salah satu kebudayaan Sa Huyn yang berkembang di Indonesia adalah...

Budaya pembuatan alat-alat logam dengan teknik bivalve Budaya pembuatan alat-alat logam dengan teknik a cire perdue budaya penguburan mayat dalam tempayan besar tumpukan sampah kerang di tepi pantai Sumatera penggunaan alat-alat dari batu Kunci Jawaban : C KUNCI : C Kebudayaan Sa Huynh diketahui melalui penemuan kubur tempayan dimana jenazah dimasukkan ke dalam tempayan besar. Penguburan dengan cara ini bukan merupakan budaya Dong Son maupun budaya yang lain.

Kebudayaan Đông Sơn adalah kebudayaan zaman Perunggu yang berkembang di Lembah Sông Hồng, Vietnam. Kebudayaan ini juga berkembang di Asia Tenggara, termasuk di Nusantara dari sekitar 1000 SM sampai 1 SM.

Tradisi pembuatan alat dari perunggu yang berkembang di Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan

Nekara perunggu dari Sông Đà, Vietnam

Tradisi pembuatan alat dari perunggu yang berkembang di Indonesia mendapat pengaruh dari kebudayaan

Patung perunggu kebudayaan Đông Sơn, Dong asal Thailand

Kebudayaan Dongson mulai berkembang di Indochina pada masa peralihan dari periode Mesolitik dan Neolitik yang kemudian periode Megalitik. Pengaruh kebudayaan Dongson ini juga berkembang menuju Nusantara yang kemudian dikenal sebagai masa kebudayaan Perunggu

Kebudayaan Dongson secara keseluruhan dapat dinyatakan sebagai hasil karya kelompok bangsa Austroasiatik yang terutama menetap di pesisir Annam, yang berkembang antara abad ke-5 hingga abad ke-2 Sebelum Masehi. Kebudayaan ini sendiri mengambil nama situs Dongson di Tanh hoa.

Masyarakat Dongson adalah masyarakat petani dan peternak yang handal. Mereka terampil menanam padi, memelihara kerbau dan babi, serta memancing. Mereka agaknya menetap di pematang-pematang pesisir, terlindung dari bahaya banjir, dalam rumah-rumah panggung besar dengan atap yang melengkung lebar dan menjulur menaungi emperannya. Selain bertani, masyarakat Dongson juga dikenal sebagai masyarakat pelaut, bukan nelayan tetapi juga pelaut yang melayari seluruh Laut China dan sebagian laut-laut selatan dengan perahu yang panjang.

Asal mula kebudayaan ini berawal dari evolusi kebudayaan Austroasiatik . Asal usulnya sendiri telah dicar adalah bangsa Yue-tche yang merupakan orang orang barbar yang muncul di barat daya China sekitar abad ke-8 SM. Namun pendapat ini sama halnya dengan pendapat yang mengaitkan Austroasiatik dengan kebudayaan Halstatt yang ternyata masih diragukan kebenarannya.

Asumsi yang digunakan adalah bahwa benda-benda perunggu di Yunnan dengan benda-benda yang ditemukan di Dongson. Meski harus dibuktikan apakah benda-benda tersebut dibuat oleh kelompok-kelompok dari Barat sehingga dari periode pembuatannya, dapat menentukan apakah benda tersebut adalah model untuk Dongson atau hanyalah tiruan-tiruannya. Jika dugaan ini benar maka dapat menjelaskan penyebaran kebudayaan Dongson sampai ke Dataran Tinggi Burma.

Pengaruh China yang berkembang pesat juga ikut memengaruhi Kebudayaan Dongson terlebih lebih adanya ekspansi penjajahan China yang mulai turun ke perbatasan-perbatasan Tonkin. Hal ini dilihat dari motif-motif hiasan Dongson memberikan model benda-benda perunggu China pada masa kerajaan-kerajaan Pendekar. Itulah sumber utama seni Dongson yang berkembang sampai penjajahan Dinasti Han yang merebut Tonkin pada tahun 111 SM. Meski demikian, kebudayaan Dongson kemudian memengaruhi kebudayaan Indochina selatan terutama kesenian Cham.

Ada pula yang berpendapat bahwa kebudayaan ini mendapat pengaruh Hellenisme melalui model-model yang datang dari arah selatan dan Fu-nan yang merupakan kerajaan besar Indochina pertama yang mendapat pengaruh India. Namun pendapat ini tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Benda-benda arkeologi dari Dongson sangat beraneka ragam, karena mendapat berbagai macam pengaruh dan aliran. Hal tersebut tampak dari artefak-artefak kehidupan sehari-hari ataupun peralatan bersifat ritual yang sangat rumit sekali. Perunggu adalah bahan pilihan. Benda-benda seperti kapak dengan selongsong, ujung tombak, pisau belati, mata bajak, topangan berkaki tiga dengan bentuk yang kaya dan indah. Kemudian gerabah dan jambangan rumah tangga, mata timbangan dan kepala pemintal benang, perhiasan-perhiasan termasuk gelang dari tulang dan kerang, manik-manik dari kaca dan lain-lain. Semua benda tersebut atau hampir semuanya diberi hiasan. Bentuk geometri merupakan ciri dasar dari kesenian ini diantaranya berupa jalinan arsir-arsir, segitiga dan spiral yang tepinya dihiasi garis-garis yang bersinggungan.

Karya yang terkenal adalah nekara besar diantaranya nekara Ngoc-lu yang kini disimpan di Museum Hanoi, serta patung-patung perunggu yang sering ditemukan di makam-makam pada tahapan terakhir masa Dongson.

Dari motif-motif yang dijumpai pada nekara yang sering disebut-sebut sebagai nekara hujan, ditampilkan dukun-dukun atau syaman-syaman yang kadang-kadang menyamar sebagai binatang bertanduk, menunjukkan pengaruh China atau lebih jauhnya pengaruh masyarakat kawasan stepa. Jika bentuk ini disimbolkan sebagai perburuan, maka ada lagi simbol yang menunujukkan kegiatan pertanian yakni matahari dan katak (simbol air). Sebenarnya, nekara ini sendiri dikaitkan dengan siklus pertanian. Dengan mengandalkan pengaruh ghaibnya, nekara ini ditabuh untuk menimbulkan bunyi petir yang berkaitan dengan datangnya hujan.

Pada nekara-nekara tersebut, yang sering kali disimpan di dalam makam terlihat motif perahu yang dipenuhi orang yang berpakaian dan bertutup kepala dari bulu burung. Hal tersebut boleh jadi menggambarkan arwah orang yang sudah mati yang berlayar menuju surga yang terletak di suatu tempat di kaki langit sebelah timur lautan luas. Pada masyarakat lampau, jiwa sering disamakan dengan burung dan mungkin sejak periode itu hingga sekarang masih dilakukan kaum syaman yang pada masa kebudayaan Dongson merupakan pendeta-pendeta menyamar seperti burung agar dapat terbang ke kerajaan orang-orang mati untuk mendapatkan pengetahuan mengenai masa depan.

Lagipula nekara-nekara tersebut sendiri didapatkan pada awal abad ke-19 masih digunakan untuk upacara ritual keagamaan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pada nekara tesebut digambarkan kehidupan orang-orang Dongson mulai perburuan, pertanian hingga kematian.

Banyaknya perlengkapan pemakaman tersebut menunjukkan ritual yang dilakukan masyarakat Dongson. Antara lain masalah jenazah yang dikelilingi semua benda-benda sehari-hari miliknya agar dapat hidup secara normal di alam baka. Belakangan sebagai upaya penghematan, yang ikut dikuburkan bersama jenazah adalah benda-benda berukuran kecil saja. Kemudia pada masa akhir kebudayaan Dongson, muncul bentuk ritual baru. Sebelumnya makamnya berbentuk peti mati sederhana dari kayu yang dikubur, sementara pada berikutnya yang dinamakan periode Lach-truong, yang mungkin diawali pada abad pertama sebelum Masehi, telah ditemukan makam dari batu bata yang berbentuk terowongan atau lebih tepatnya gua yang terbagi menjadi tiga kamar oleh tembok-tembok lengkung beratap. Semula perlengkapan ini dikait-kaitkan dengan pengaruh Yunani tentang kehidupan alam baka, meski sebenarnya menunjukkan pengaruh China yang terus-terus bertambah besar yang beranggapan bahwa arwah orang mati bersembunyi dalam gua-gua yang terdapat di lereng-lereng gunung suci, tempat bersemayam para arwah yang abadi.

Makam yang berbentuk terowongan itu boleh dikatakan tiruan dari gua alam gaib tersebut. Peletakan peti mati di kamar tengah, kemudian di ruangan bersebelahan ditumpuk sesajen sebagai makanan untuk arwah dan ruangan ketiga disediakan altar yang terdapat lampu-lampu yang dibawa atau dijaga oleh patung-patung terbuat dari perunggu. Secara sekilas terasa pengaruh Hellenisme yang menandai akhir kebudayaan Dongson.

Kebudayaan Dongson yang berkembang di situs Dongson, ternyata juga ditemukan karya-karya budaya yang diinspirasikan oleh kebudayaan tersebut di bagian selatan Semenanjung Indochina (Samrong, Battambang di Kamboja) hingga Semenanjung Melayu (Sungai Tembeling di Pahang dan Klang di Selangor) hingga Nusantara (Indonesia). dengan pola hidup nomaden, bermata pencaharian berburu manusia ini menghasilkan budaya paleolithikum kemudian terjadilah migrasi melanesoid dari teluk tonkin

  • Indocina Persilangan Kebidayaan, Bernard Philippe Groslier, KPG École française d'Extrême-Orient Pusat penelitian Arkeologi Forum Jakarta-Paris, 2002.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebudayaan_Dongson&oldid=20718693"