Top 20 toko dingdong Satar Mese Barat Manggarai Nusa Tenggara Timur 2022

Desa Adat Wae Rebo adalah Desa tertinggi di Flores. Untuk sampai ke sini, kalau dari Ruteng menempuh perjalanan 3 - 3.5 jam menggunakan mobil. Sepanjang perjalanan melewati bukit, ketemu sawah, pantai, sawah lagi lalu pantai baru kemudian sampai desa terakhir tempat awal mendaki ke Desa Wae Rebo. Jalanannya aspal yang sudah rusak/ bolong, sesekali melewati jembatan rendah dan jika air naik kemungkinan kita harus menunggu/ tidak bisa lewat. Rusaknya cukup parah jadi jangan menggunakan mobil rendah dan matic. Kalau dari Bajo, setelah lewat dari Trans Flores jalanannya juga rusak, jembatannya juga rendah jadi kalau air naik kita bisa terjebak tidak bisa lewat/ harus menunggu. Selain jalanan cukup parah rusaknya, jika dibandingkan dengan jalanan dari Ruteng, jalan dari Bajo setelah melewati Trans Flores rusaknya lebih parah. Ada jalan bebatuan juga. Sangat tidak disarankan menggunakan mobil rendah dan matic.

Setelah sampai Desa terakhir, kita diminta parkir di Desa tersebut padahal mobil bisa sampai di pos awal pendakian. Jadi, mau gak mau harus bayar ojek Rp50.000/ orang sekali jalan dengan durasi 5-10 menit perjalanan. Pulang pergi Rp100.000. Waktu kami tiba di gerbang sebelum mendaki ke Desa Wae Rebo, kami tidak diminta isi administrasi/ diberikan tiket masuk. Setelah pulang sempat minta dan pemandunya bilang tadi di atas yang ngurusin tiket lagi sibuk ngurusin tamu, anehnya kenapa tiket diurusin oleh orang di Desa Wae Rebo tidak pada saat awal masuk? Kami pun sempat menyarankan tiket masuk sebaiknya diberikan di gerbang saat semua tamu datang. Pengelolaannya masih kurang transparan ke pengunjung. Tidak ada tiket masuk/ administrasi lainnya. Semoga ke depannya pengelolaan simaksi dan administrasi lainnya lebih baik dan transparan.

Pendakian butuh waktu 2 jam jalan cepat, 3 jam jalan santai. 2 KM pertama jalanan bebatuan, 3 KM setelah jalan setapak alami, cukup aman untuk pendaki namun licin kalau hujan, ada pacet juga. Sebaiknya ke sini minimal menggunakan sepatu/ sandal outdoors.

Ohya, setiap tamu harus menggunakan jasa pemandu, harga pemandu 2 hari 1 malam antara Rp150.000 - Rp350.000 jadi sebaiknya cari pemandu yang benar (pemandu kami kurang bisa memberikan informasi soalnya). Ada pemandu tamu lain dengan harga wajar dan bisa memberikan informasi/ cerita adatnya. Kami tidak sempat ngobrol dengan ketua adat/ warga desa karena sampai malam jam 7 kurang dan jam 8 kurang harus turun kembali. Semua tamu menginap di rumah khusus, ada 2 rumah yang disediakan untuk tamu.
Jika hanya datang dan tidak menginap Rp200.000/ orang (dapat konsumsi) , jika bermalam Rp325.000/ orang (dapat konsumsi ala kadarnya). Ketika kami ke sana, makan malam lauk telur, sayur, sambal \u0026 kerupuk. Sarapan nasi goreng, telur gulung, sambal \u0026 kerupuk. Saat makan ada kopi, teh dan air minum.

Pemandangan Desa cukup eksotik karena di tengah gunung, tapi informasi dari pemandu warga Desa sudah punya rumah di bawah. Jadi rumah adat di sini bukan tempat asli mereka lagi, mereka pulang pergi. Acara adat masih dilakukan, semua warga Desa akan berkumpul ketika ada acara adat.

Perkiraan biaya:
1. Guide Rp150.000 - Rp350.000 (2D1N)/ kelompok
2. Ojek PP Rp100.000/ orang (parkir kendaraan di rumah pemandu)
3. Menginap Rp325.000/ orang (termasuk konsumsi ala kadarnya), jika tidak menginap Rp200.000/ orang
4. Prosesi Adat Rp20.000 - Rp50.000/ kelompok (tergantung pemandu)

Note: jujurnya, pengelolaan adminitrasi di sana sangat buruk dan gak transparan. Beda guide bisa beda juga harga masuknya. Parah sih! Orang-orangnya kayak money oriented banget, semuanya diduitin 😫

Waerebo : ± 1.7KM dpl
Naik ojek dari desa terdekat 100k pulang pergi
Perjalanan dari titik jalan kaki: ± 5 Km tanjakan
Ke Pos 1 cukup menanjak dengan track batu rapi
Ke Pos 2 tanjakannya berbatu lepas
Ke Pos 3 mulai rata dan menu run
Ke Finish turunan.
Masuk tidak boleh ambil foto dan video sebelum di terima dengan proses adat.
Proses penerimaan adat berbiaya seiklas nya
Untuk menginap, berbiaya 325k, sudah termasuk makanan traditional yang disiapkan warga setempat.
Untuk tidur, wisatawan Share Room, jd semua pengunjung tidur dalam 1 ruangan yang sama.
Boleh mewawancarai para pemuka adat, tapi juga berbiaya seiklas nya.
Ada juga souvenir berupa Kopi Local (Robusta, Arabika, Columbia dan Kopi Luwak Asli) dan juga Tenunan Local.

Perjalanan dari Labuan bajo 3 jam dng mobil (( Ivan 081337609180 ))jalan kaki 2 smp 4 jam , Alam nya sangat indah... Udara sangat segar dan bersih. .. Lokasi dingin.. Air buat mandi sangat dingin... Masyarakat nya sangat ramah... view nya sangat cantik...byk artis shooting dan wisata.... Sangat sangat Rekomendasi... Usahakan berangkat di pagi hari dari Bajo.. Jgn lupa bawa anti nyamuk, sedikit cemilan dan permen kue untuk anak anak di sana... Hindari musim hujan di November smp februari ....tidak ada jaringan selular , tidak ada toko ,
Biaya nginap 325.000 / malam tidur rame rame.... Including makan malam dan pagi

Rumah kerucut Tradisional. Atap rumbia, penghasil kopi tumbuk yang nikmat... perjalanan sangat menantang dan perlu stamina prima, sangat melelahkan..tapi indah.
Andy, Ning Pater Hendrik dan kawan2...

Salah satu tempat impian,,,mengunjungi desa adat waerebo ini,,perjuangan kesini tidak main main,, berjam jam di mobil menempuh perjalanan dari labuan bajo,,lanjut ojek(50ribu sekali jalan,,jd pp 100 ribu) ,, lanjut trekking sekitar 2 sampai 3 jam,, setelah sampai disini tidak ada kata2 yg bisa diucapkan kecuali kagum dan bersyukur bisa sampai ke tempat ini akhirnya... 😊😊😊😇😇

Seneng banget akhirnya bisa trekking ke desa Waerebo, sayangnya pas berkunjung bukan acara adatnya jadi suasana biasa2 saja..
Makanannya pagi siangalam disajikan hanya telur saja, tapi rasanya enak sekali.
Udara dingin tapi disediakan selimut hangat.

Kesini pas musim hujan, jd jalannya becek banget, mana banyak pacet lagi suka nempel, trus banyak suara ular juga dekat telinga, perjuangan banget pokoknya bisa sampai keatas tuh

Untuk saya yang tidak sering melakukan pendakian gunung, perjalanan menuju desa ini cukup menantang tapi pasti bisa di lalui. Perjalanan trekking pertama sekitar 1.5km dimulai dengan jalur menanjank yang sudah di paping/semen. Kemudian sekitar 1.5km berikutnya jalanan menanjak dengan jalan tanah serta bebatuan. Ini bagi saya sangat seru karena sudah berada di kawasan lebih atas, jadi kiri kanan tebing cukup curam. Sampai di pos ke 3 sudah mulai lebih landai dengan jalan tanah dan memasuki kebun warga desa Wae Rebo. Pastikan kamu bawa sepatu yang cocok untuk trekking ini ya.
Karena sebelumnnya saya sudah ke desa Todo yang sama adatnya, menurut saya Todo mengeman nya dengan lebih informatif.
Overall pengalaman trekking menuju desa dan keindahan alamnya menjadi highlight untuk saya dalam perjalanan ini. Oh ya saya tidak menginap, hanya one day visit. Mulai jam 8 pagi turun sampai di bawah lagi jam 4 sore.

Penduduknya sangat ramah

Akurat

Sdk woa. Kec.Satarmese.kab.Manggarai. Nusa Tenggara Timur

Lumayan....

Ramah lingkungan☺

Primary Health Centre services

(Diterjemahkan oleh Google)
Layanan Pusat Kesehatan Utama

Sekolah